Anda di halaman 1dari 23

NAMA : FADILLA KHAIRNNISYA SIREGAR

NIM : 0502203109

JURUSAN : AKUNTANSI SYARIAH 3D

M.KULIAH : SEJARAH PERADABAN ISLAM

“ RESUME “

Bab 1. Dunia Arab Sebelum Islam

Islam dan dunia arab,merupakan dua hal tak terceraikan dalam sejarah kelahiran dan
perkembangan awal agama yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw.ditengah komunitas
orang-orang yang mendiami Jazirah Arabiah dengan kondisi alamnya yang tandus
inilah,wahyu ilahi diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril dan seorang manusia
pilihan.Dengan demikian,membentang duniaArab sebelum Islam baik menyangkut struktur
spasial,kondisi penduduk,dan sistem kepercayaan,merupakan prawacana penting sebelum
masuk kemedan inti kajian tentang proses kelahiran dan perkembangan Islam.

A.STRUKTUR SPASIAL

Keanekaragaman dan keadaan alam seperti ini,mendorong para ahli geografi


membuat pembagian wilayah berdasarkan kondisi yang dimiliki. karena itu,Jazirah Arab
dapat dibagi menjadi 3 bagian :

1.Arab Petrix (Petraea), yaitu daerah yang terletak disebelah barat daya gurun suriah, dengan
petra sebagai ibu kotanya.

2.Arab Deserta, sebuah nama yang diberikan kepada gurun suriah itu sendiri (kemudian
digunakan untuk menyebut seluruh Jazirah Arab dikarenakan ketidak suburan daerah itu).

3.Arab Felix, yaitu daerah Yaman. disebut juga daerah hijau (Green land) atau juga daerah
yang berbahagia (Happy land), satu daerah yang dikenal dengan nama Saba’ dan Ma’in yang
mempunyai peradaban yang telah maju dan berkembang.

B.STRUKTUR SOSIAL

Penduduk Jazirah Arab (bangsa Arab) merupakan turunan samiah (samiten), yang
berpusat pada 2 cabang keturunan (keluarga), yakni Qahthaniyun (keturunan Qahtan) dan
Ad-naniyun (Keturunan Ismail bin Ibrahim). Keluarga Kahthan konon telah mengenal tata
cara mengelola air yang mengalir dan mendirikan sebuah bendungan bernama Ma’rib.ditanah
yaman ini berdiri beberapa kerajaan yang termasuk dengan kota-kota yang besar dan di
antaranya yang teristimewa adalah kerajaan Saba yang riwayatnya diabadikan dalam dua
kitab suci yakni Taurat dan Al-Qur’an.
Penduduk Jazirah Arabia dapat dikelompokkan atas dua komponen utama,sebagai berikut:

1.Arab Baidah, yakni bangsa Arab yang telah lama punah dan jejak keberadaannya sangat
sulit diketahui kecuali menemukenalinya lewat kita-kitab suci.penduduk Arab yang dimaksud
antara lain: kaum Ad dan Samud,Thasam,Jadis,dan Jurham.

2.Arab Baqiyah, yakni bangsa Arab yang masih lestari dan mereka masih terbagi atas dua
kelompok: (a).Arab Arabiyah, yakni kelompok Qhathan,dan Tanah air mereka yang terkenal
yakni Jurham. kelompok ini memiliki kabilah-kabilah terkenal,yakni Jurham dan Ya’rab.dari
kabilah Ya’rab melahirkan suku-suku kahlan dan himyar; (b). Adab Musta’rabah,yakni
mayoritas penduduk Arabia dari wilayah pedalaman hingga kota. penduduk ini mendiami
bagian tengah Jazirah Arab dan negeri Hijaz hingga Suriah.

C.AGAMA DAN KEPERCAYAAN

Sebagaimana kepercayaan masyarakat pada umumnya diberbagai tempat yang


dikonstruksi oleh kondisi lingkungan geografis, agama masyarakat Arab pra-islam pun
dibentuk antara lain oleh kondisi lingkungan masing-masing.setelah konsep dewa
terbentuk,benda-benda alam seperti pohon,sumur,gua,batu,tetap dipandang sebagai objek
yang sacral karena mereka menjadi media bagi para pemujanya untuk berhubungan dengan
dewa.sumur digurun pasir dengan airnya yang membersihkan,menyembuhkan,dan
menghidupkan,sejak lama telah menjadi objek penyembahan.

Al-Lat (Lata,pen) merupakan perwujudan dewi atau Tuhan perempuan. Di Thaif dewi ini
disembah dengan nama Ar-Rabag. sementara itu,Al-Uzza merupakan wujud tuhan maha
kuasa. Adapun Al-Manat merupakan perwujudan tuhan yang banyak dipuja orang Arab
Baduwi yang berasal dari suku pengembara Huzail.Masing-masing Tuhan itu divisualisasikan
dalam wujud patung sembahan atau berhala.

sebelum wahyu diturunkan melalui perantaraan malaikat Jibril dan Nabi Muhammad
saw,kepercayaan masyarakat arab termasuk kategori pemuja berkala dan benda-benda baik
dibumi maupun dilangit. sistem kepercayaan seperti ini,demikian kentalnya melekat dalam
hati dan sanubari mereka sehingga proses persesuaian islam secara adaptif terhadapnya,pada
periode awal mengalami tantangan yang cukup serius.hal ini sekaligus menjadi kendala
mendasar yang dijumpai Nabi Muhammad saw.saat dakwah Islamiah dilakukan untuk
pertama kalinya.

Bab 2. Kelahiran Dan Perkembangan Islam Periode Awal

A.NABI MUHAMMAD DAN KELAHIRAN ISLAM

Muhammad merupakan sosok manusia pilihan Allah, yang sengaja diutus dengan
misi kenabian ditengah masyarakat jahiliah pemuja berhala.dilahirkan pada 570 M dikota
Mekkah, yang terletak dibagian agak selata Jazirah Arabia. Kelahiran beliau dikenal sebagai
“Tahun Gajah”, karena bertepatan dengan peristiwa kedatangan pasukan gajah Abrahah
menyerang Mekkah, kira-kira 12 Rabiul Awal 570 M. Tujuan mereka adalah untuk
menghancurkan Ka’bah, meski akhirnya justru mereka yang mengalami kehancuran.
Ayahnya bernama Abdullah anak dari Abdul Muttalib (kepala suku Quraisy yang sangat
berpengaruh) dan ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Bani Zuhrah. Meskipun
demikian,saat ibunya bermaksud menziarahi makam suaminya di Madinah, ditengan
perjalanan yakni di abwa, Aminah menderita sakit dan menghembuskan napas
terakhirnyadisana. sejak saat itu, Muhammad menjadi yatim piatu dan selanjutnya dipelihara
oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun (hingga kekenya meninggal).

B.ISLAM PERIODE MEKAH

Islam periode Mekkah merupakan fase awal dari rangkaian dinamika perkembangan
ajaran yang diterima Nabi Muhammad saw.sejarah mencatat bahwa selama tiga tahun Nabi
Muhammad saw, hanya menyebarkan agama terbatas pada kawan-kawan dekatbbdan
kerabatnya. hal ini terjadi karena ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad sangat
kontradiktif dangan tradisi dan kondisi sosial budaya masyarakat Arab yang terkenal sebagai
penyembah berhala.

Setelah perselisihan yang panjang, Muhammad bertambah yakin atas misinyayang


suci.orang-orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dann sahabatnya.
pertama adalah istrinya Khadijah, kemudian saudara sepupunya Ali bin Abi Thalib yang baru
berusia 10 tahun. setelah itu, sahabat karibnya masakanak-kanak yakni Abu Bakar. selain itu,
Zaid adalah salah seorang bekas budak serta Ummu Aiman yakni pengasuh Nabi saat ibunya
(Aminah) masih hidup.

C.PERISTIWA HIJRAH DAN ISLAM PERIODE MADINAH

Pada musim tahun haji orang-orang Yatsrib yang telah masuk islam datang ke
Mekkah untuk mengundang Nabi ke kota mereka dan mereka mengambil sumpah bahwa
akan melindunginya dan agamanya dari bahaya apapun.proses hijrah dilakukan dengan
menjadikan Habsyah (Ethiopia) sebagai negeri tempat pengungsian pertama.

Gambaran kisah singkat Nabi Muhammad ang meninggalkan tanah kelahiran Mekkah
menuju daerah baru (Madinah) sebagai peristiwa hijrah tersebut, model pemerintahan
berlandaskan ajaran Islam yang berhasil dibangun di Madinah, merupakan “pilot project”
bagi sistem pemerintahan Islam selanjutnya.

D.DETIK-DETIK KEPERGIAN NABI MUHAMMAD SAW

Hingga menjelang akhir hayatnya Nabi Muhammad saw. tak henti-hentinya


menyampaikan dakwah. hal ini dengan nyata teraba dalam suatu momentum penting yakni
saat ia menunaikan ibadah haji yang terakhir (haji wada’) pada 10 H/631 M. Sungguh sebuah
rencana dari Allah saw.yang mengakhiri masa turunnya wahyu (ayat-ayatb al Qur’an)
bersamaan dengan akhir riwayat dari manusia pilihannya (Muhammad). kemudian mulai
sakit panas. para istri memintanya untuk merawat suaminya dirumah Aisyah.
Bab 3. Islam Masa Khulafaur-Rasyidin

Perihal Islam periode 4 sahabat Rasulullah SAW. Yang akrab disebut dengan istilah
Khulafaur Rasyidin, merupakan fase sejarah yang menarik ditelusuri. Betapa tidak, kepergian
sang pemimpin umat (tokoh spiritual) di saat pondasi bangunan agama Islam baru saja
diletakkan merupakan problema baru dalam proses perjalanan perkembangannya. Riak protes
dari pihak-pihak yang tidak senang terhadap kehadiran ajaran Islam merupakan ancaman
pundamental bagi proses kelangsungan hidup kehidupan masyarakat yang telah berasaskan
Islam ini.Dengan kata lain kekosongan pemimpin Islam akan mengundang gerakan kelompok
oposisi dan bukan tidak mungkin situasi ini akan menjadi sumber konflik internal di kalangan
umat Islam.

Situasi Sosio-politik pasca wafatnya Rasulullah SAW. Ini, sering disebut sebagai
akhir dari periode unik dalam sejarah Islam betapa tidak, kehadiran sosok pemimpin tunggal
yang memiliki otoritas spritual dan temporal (duniawi) berdasarkan kenabian dan
bersumberkan Wahyu telah berakhir. Sementara itu, beliau tidak meninggalkan wasiat atau
pesan tentang siapa di antara para sahabat yang harus menggantikan sebagai pemimpin umat .
demikian pula dalam Al-Qur'an maupun al-hadits, tidak terdapat petunjuk mengenai cara
menentukan pemimpin (kecuali hanya modele musyawarah).

Perdebatan alot yang terjadi sebelum jenazah Rasulullah dimakamkan ini berlangsung
di balaikota Bani Saidah, Madinah. Meski perdebatan sempat menghampiri tepi jurang
perselisihan, namun dengan semangat ukhuwah islamiyah akhirnya abu bakar terpilih sebagai
khalifah Rasulullah (pengganti Rasul). Meski begitu, dalam perkembangannya sebutan yang
populer adalah khalifah saja. Resmilah kini abu bakar menjadi pengganti nabi Muhammad
SAW. untuk menjalankan tugas sebagai pemimpin agama dan negara (pemerintahan) di
Madinah.

A.MASA KEPEMIMPINAN KHALIFAH ABU BAKAR AS SIDDIQ(11-13 H/632-


634M)

Abu bakar menjadi khalifah (pengganti) yang pertama, merupakan hasil kesepakatan
dari 1 pertemuan di balai Bani Saidah yang dihadiri oleh sebuah kelompok kecil. Adapun
pihak yang hadir antara lain: Umar bin Khattab, abu Ubaidah bin jarrah, Basyir bin Saad, asid
bin hudair, dan Salim (seorang budak abu hudzaifah yang telah dimerdekakan). 2 dari peserta
yang hadir berasal dari kelompok Muhajirin (Quraisy) dan 2 orang lainnya dari kelompok
Anshar, masing-masing unsur khazraj dan aus.

Terpilihnya abu bakar as Siddiq sebagai pengganti nabi Muhammad pasca wafatnya,
memang merupakan lembaran baru bagi sejarah Islam. Namun di sisi lain harus diakui pula
bahwa peristiwa ini malah menyisakan kekecewaan terutama dari keluarga almarhum. Sebut
saja Fatimah sempat marah, karena tindakan pemilihan pemimpin yang dianggapnya sangat
terburu-buru sebelum jasad ayahnya dimakamkan. Selain itu, ia kecewa karena keluarga
dekat nabi SAW. Seperti Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan (dua menantu nabi
Muhammad) tidak dilibatkan.
Sejarah mencatat bahwa setelah abu bakar menduduki jabatan sebagai khalifah,
pertama yang menjadi prioritas adalah mewujudkan sebuah keinginan nabi yang nyaris tak
terlaksana. Keinginan yang dimaksud adalah mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan
Usamah ke perbatasan Suriah untuk membalas pembunuhan ayah Usamah yakni Zaid dan
kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam perang mu'tah. Meskipun demikian, situasi di
negara Islam itu justru memburuk karena kabar kematian nabi justru memicu lahirnya
keinginan beberapa suku Arab melepaskan diri dari kekuasaan Madinah. meski begitu, sikap
keras yang ditunjukkan oleh abu bakar, kemudian berbuah sukses sekaligus kebijakan ini
merupakan cara meyakinkan orang-orang badui akan kekuatannya dalam negeri.

Hanya 2 tahun Khalifah abu bakar menjalankan amanah sebagai pemimpin umat
Islam dan masa singkat ini, dihabiskan dengan menyelesaikan persoalan-persoalan dalam
negeri terutama yang datang dari kaum yang tidak lagi bersedia tunduk pada pemerintahan
Islam di Madinah. Khalifah abu bakar meninggal dunia pada senin 23 Agustus 624 M dalam
usianya yang ke 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung selama 2 tahun 3 bulan dan 11
hari.

B. MASA KEPEMIMPINAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB (13-25 H/634-644


M)

Berbeda dengan proses pengangkatan Khalifah pendahulunya (abu bakar) yang


dilakukan melalui forum musyawarah, Umar bin Khattab justru dipilih melalui pemberian
wasiat. Saat Khalifah abu bakar menderita sakit, ia sudah mengamanahkan kepada Umar
untuk menggantikannya sebagai imam di masjid. Hari demi hari ketika sakitnya makin parah,
maka terbayang dalam benaknya akan petentengan di balai Saidah 2 tahun lalu. Karena itu,
adanya kekhawatiran akan timbulnya pertentangan di kalangan umat Islam yang lebih hebat
lagi daripada ketika nabi wafat, maka ia segera menunjuk Umar bin Khattab sebagai
penggantinya.

Dalam catatan sejarah lainnya dijelaskan bahwa sebelum wafat, abu bakar sempat
mendiktekan sebuah pesan yang berintikan petunjuk kan abu bakar sebagai khalifah kedua
dan wasiat ini dicatat dengan seksama oleh Utsman bin Affan. Setelah itu, Umar bin Khattab
pun dikukuhkan sebagai khalifah kedua dalam suatu bait umum dan terbuka di masjid
Nabawi.

Rangkaian proses penaklukan terus dilakukan pada masa Khalifah Umar di mana
setelah Suriah berhasil ditaklukan, maka pasukan muslim kemudian melakukan agresi ke
Mesir dan membuat kemenangan-kemenangan di wilayah Afrika bagian utara titik bangsa
Romawi yang telah menguasai Mesir sejak 30 tahun SM, dan menjadikan wilayah subur itu
sebagai sumber pemasok gandum terpenting titik berbagai macam pajak naik sehingga
menimbulkan kekacauan di negeri yang pernah diperintah oleh Fir'aun itu. Amr bin Ash
meminta izin kepada Khalifah Umar untuk menyerang wilayah itu, tetapi khalifah masih
ragu-ragu karena pasukan Islam masih terpencar-pencar di beberapa front pertempuran.
Akhirnya permintaan itu dikabulkan juga oleh khalifah dalam mengirim 4000 tentara ke
Mesir untuk membantu ekspedisi tersebut. Tahun 18 H pasukan muslim mencapai kota Aris
dan mendudukinya tanpa perlawanan. setelah itu, menaklukkan felusium (Al-farama),
pelabuhan di pantai laut tengah yang merupakan pintu gerbang ke Mesir. Selama 1 bulan kota
ini dikepung oleh pasukan muslimin dan dapat ditaklukan pada 19 H.

C. MASA KEPEMIMPINAN KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN ( 24-36 H /644-656


M)

Utsman bin Affan terpilih menjadi khalifah, antara lain karena pertimbangan ia adalah
salah seorang yang pertama masuk Islam saat itu ia telah berusia lebih dari 70 tahun dan
perihal pengangkatannya menuai protes banyak orang. Hal ini disebabkan karena ia adalah
keturunan dari keluarga Umayyah yakni keluarga yang sejak semula menentang nabi
Muhammad SAW. Pertentangan kemudian berpusat pada kedua golongan, yakni golongan
para Ashab dan golongan Ali sekeluarga.

Sumber lain menjelaskan bahwa sebelum Khalifah Umar meninggal, ia telah


memanggil 3 calon penggantinya, yaitu Usman, Ali, dan Sa'ad bin Abi waqqash. Dalam
pertemuan secara bergantian, Umar berpesan agar penggantinya tidak mengangkat kerabat
sebagai pejabat. Selain itu, Umar telah membentuk dewan formatur yang bertugas memilih
penggantinya kelak. Adapun dewan formatur yang dimaksud berjumlah 6 orang, antara lain:
Ali, Utsman, Sa'ad bin Abi waqqash, Abd. Ar Rahman bin auf, Zubair bin awwam, dan
talhah bin Ubaidillah. Disamping itu, Abdullah bin Umar dijadikan sebagai anggota, tetapi
tidak memiliki hak suara.

Selain ekspansi kekuasaan, khalifah Utsman juga telah mempersembahkan kepada


umat Islam sebuah karya monumental yakni penyusunan kitab suci Al-qur'an. Selama
kekuasaannya didapati bahwa terdapat berbagai bacaan dan versi kitab suci Al-qur'an di
berbagai wilayah imperium. Usman memutuskan untuk menghilangkan perbedaan dan
menghimpun versi yang benar dari kitab suci Al-qur'an. Maka dia menyusun suatu dewan
yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit titik dewan ini menghimpun kitab suci yang autentik, dan
salinan yang terdapat pada hafsah, salah seorang istri nabi banyak memberikan pertolongan
dalam penghimpunannya. Mereka membuat beberapa salinan dari kitab suci yang sudah
disusun itu. Salinan salinan ini dikirimkan ke berbagai wilayah interium, dan sisanya dibakar
sehingga keautentikan kitab suci Al-qur'an dapat dipelihara.

Prestasi gemilang dari kepemimpinan Khalifah Usman, bukankah proses mulus yang
tanpa diwarnai oleh gejolak. Jika beberapa tahun pertama masa kekuasaannya dicirikan oleh
kemakmuran dan kesuksesan, pada penghujung masa kekuasaannya justru ditimpa cobaan
berupa hasutan dan fitnah yang dialamatkan kepadanya. Dengan demikian, reputasi sang
khalifah ini, menjadi rusak di mata orang-orang Islam. Tak pelak lagi, Khalifah Usman
menjadi sasaran bidik kritikkan dan bahkan prasangka serta cap negatif atasnya terus
mengalir tak terbendung.

Hal ini dapat dilihat pada kecenderungan orang-orang yang menuduhnya melakukan
praktik nepotisme dan favoritisme. mereka berkata bahwa dia menguntungkan sanak
saudaranya, Bani Umayyah dengan jabatan tinggi dan harta kekayaan. Selain itu, kaum
penghasut juga menuduh Khalifah Usman pemboros dan membantu sanak saudaranya dengan
uang pembendaharaan negara. Padahal, khalifah sama sekali tidak mengambil uang yang
menjadi haknya dari pembendaharaan negara. Dia memiliki kekayaan yang besar dan
membantu sanak saudaranya dari harta pribadi.

Di kufah dan Basrah rakyat bangkit menentang gubernur-gubernur yang diangkat oleh
Khalifah Usman. lebih keras lagi di Mesir, tempat Abdullah bin Saba mendakwahkan hak Ali
yang sah bagi kekhalifahan. Abdullah bahkan memperkenalkan pemikiran Yahudi tentang
mesiah yang mengatakan bahwa Ali akan datang sebagai seorang Mahdi, seorang penebus
dosa bagi dunia setelah kematiannya. Ali mempunyai pengikut paling banyak di Mesir, dan
talkhah dan jubair mempunyai pengaruh yang besar di kufah dan Basrah daya dorong bagi
pemberontakan datang dari Mesir dan kaum pemberontak berhasil mengusir gubernur. Ali
bin Abi Thalib berusaha meredam gejolak dan aksi ini, namun pembangkang tidak bersedia
diajak bicara. Dalam suatu kesempatan, rumah khalifah dikepung dan pada saat berbahaya itu
sahabat-sahabat dan para kerabat khalifah meninggalkannya. Pada 17 Juni 656 M (35 H),
para pemberontak menyerbu rumah Khalifah, dan 2 orang bangsa Mesir membunuh khalifah
yang telah lanjut usia itu ketika sedang membaca kitab suci Al-qur'an.

D. MASA KEPEMIMPINAN KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB (36-41 H/ 656-661


M)

Proses pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, berbeda suasananya dengan
ketiga Khalifah pendahulunya. Betapa tidak, harapan akan lahirnya pemimpin Islam di masa
mendatang ketika umat diselimuti kabut duka oleh kepergian Khalifah Usman menghadap
sang khalik dengan kondisi yang mengenaskan. Madinah menangis saat kepemimpinan umat
muslim sedang menanti sosok figur yang dianggap mampu mengemban amanah.

Setelah peristiwa pembunuhan Khalifah Usman, kebingungan dan kekacauan terjadi


di Madinah selama kira-kira 5 hari. Pada waktu itu Abdullah bin Saba, pemimpin partai
Mesir, mengusulkan bahwa Ali, sebagai pengganti nabi yang sah, meneruskan kekhalifahan.
Semua menyetujuinya. Ali mula-mula tidak mau menerima kekhalifahan itu pada saat dan
keadaan seperti itu. Akan tetapi, mengingat kepentingan kepentingan Islam, akhirnya dia
setuju untuk menerima tanggung jawab kekhalifahan. Oleh karena itu, pada 23 Juni 656 M
setiap orang memberikan sumpah setia kepadanya, dan dia dinyatakan sebagai khalifah
Islam.

Tantangan fundamental yang dihadapi oleh kepemimpinan khalifah Ali bin Abi
Thalib, pertama-tama datang dari para pemberontak yakni talhah, Zubair dan Aisyah. Alasan
mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Utsman, dan mereka menuntut bela
terhadap darah Utsman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali
menghindari perang. Dia mengirim surat kepada talhah dan Zubair agar keduanya mau
berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun ajakan tersebut ditolak.
Akhirnya, pertempuran dahsyat pun berkobar. Perang ini dikenal dengan nama "perang Jamal
(unta)", karena aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan
lawannya. Zubair dan talhah terbunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah
ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Sepeninggal Ali bin Abi Thalib, jabatan khalifah dipegang oleh anaknya yang
bernama Hasan selama beberapa bulan. Meskipun demikian, Hasan ternyata pemimpin yang
lemah, sementara muawiyah semakin kuat. Dengan demikian, Hasan lalu membuat perjanjian
damai, sehingga dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik,
dibawah muawiyah bin Abi Sufyan. Di sisi lain, perjanjian itu juga menyebabkan muawiyah
menjadi penguasa absolut dalam Islam. Pada 41 H (661 M), tahun persatuan itu, dikenal
dalam sejarah sebagai tahun jemaah ('am jama'ah). Dengan demikian, berakhirlah apa yang
disebut masa Khulafaur Rasyidin, dan mulailah kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah
politik Islam.

BAB 4 DINASTI UMAYYAH (661-750 M)

A. PROSES BERDIRINYA

Perihal berdirinya dinasti Umayyah secara historis, tidak dapat dipisahkan dengan
prakondisi sebelumnya yakni situasi politik pada masa Khulafaur Rasyidin periode akhir.
Beberapa peristiwa penting masa Ali bin Abi Thalib, upaya mendatangkan keuntungan bagi
pihak muawiyah. Dengan demikian, impian muawiyah untuk tampil menjadi pemimpin
kekuasaan Islam pun menemukan wujud konkret nya.

Sejarah mencatat bahwa muawiyah bin abu Sufyan (gubernur Suriah), mengharapkan
kekhalifahan, dan memanfaatkan keadaan yang ditimbulkan oleh pembunuhan Utsman untuk
kepentingannya sendiri. Setelah Pembunuhan Utsman, banyak orang Bani Umayyah yang
pergi ke Suriah dan bergabung dengan muawiyah sehingga pada waktu penobatan Ali sebagai
khalifah, muawiyah telah memimpin perhimpunan keluarga keluarga Umayyah yang
berjumlah beribu-ribu. Hal ini sangat memperkuat kekuasaan ketua Umayyah dalam
menentang khalifah Ali. Akhirnya, muawiyah yang cerdik itu memanfaatkan pembunuhan
khalifah Utsman untuk menjatuhkan nama khalifah Ali di mata umat Islam.

Sumber lain menjelaskan bahwa muawiyah berhasil mendirikan dinasti Umayyah


bukan hanya dikarenakan kemenangan diplomasi disiffin dan terbunuhnya khalifah Ali.
Melainkan sejak semula gubernur Suriah itu memiliki "basis rasional "yang solid bagi
landasan pembangunan politik yang di masa depan. Pertama, dukungan yang kuat dari rakyat
Suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Penduduk Suriah yang lama diperintah oleh
muawiyah mempunyai pasukan kukuh, terlatih, dan disiplin di garis depan dalam peperangan
melawan Romawi. Kedua, muawiyah adalah seorang administrator negara yang sangat
bijaksana dalam mendapatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting. 3 orang patut
mendapat perhatian khusus, yakni: 'Amr bin Ash, Muqirah bin Syu'bah, dan Ziyad bin Abi.
Ketiga, keempat pembantu muawiyah merupakan politikus yang sangat mengagumkan di
kalangan muslim Arab. Akses mereka sangat kuat dalam bina perpolitikan muawiyah.

Tampilan muawiyah menjadi pemimpin Bani Umayyah, sekaligus menandai


perubahan pemerintahan yang sebelumnya bersifat demokratis menjadi monarchiheridetis
(kerajaan turun-temurun). Berbeda dengan pemimpin Islam sebelumnya, kekhalifahan
muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipudaya, tidak melalui pemilihan
atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun-menurun dimulai ketika muawiyah
mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah
bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan
istilah Khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu untuk
mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya "khalifah Allah "dalam pengertian
"penguasa "yang diangkat oleh Allah.

B. KIPRAH PARA KHALIFAH

Bani Umayyah memegang kekuasaan Islam selama 90 tahun dengan pusat


pemerintahan di damaskus. Selama kurun waktu tersebut pemerintahan di pegang oleh 14
orang Khalifah. Diantara khalifah-khalifah itu, terdapat beberapa khalifah yang menonjol dan
memberikan sumbangan terhadap perkembangan agama serta kebudayaan umat Islam.
Khalifah-khalifah yang telah menjadi motor penggerak kemajuan peradaban dan popularitas
dinasti Umayyah diuraikan berikut ini.

1. Muawiyah Bin Abu Sufyan Bin Harb (661-680 M)

Muawiyah adalah khalifah pertama Bani Umayyah yang dilahirkan 15 tahun sebelum
Hijriyah. Ia masuk Islam ketika terjadi penaklukan kota Mekah pada usia 23 tahun.
Muawiyah memiliki kemampuan di bidang politik administrasi dan bakat sebagai penguasa.
Di masa Khalifah Umar dan Utsman, ia menjadi gubernur Syam selama 20 tahun. Menjadi
khalifah dalam dinasti nya juga selama 20 tahun. Dia adalah khalifah pertama yang membuat
anjungan dalam masjid sebagai tempat sholatnya, yang dimaksudkan untuk menjaga
keamanan dirinya dari serangan musuh musuhnya.

2. Abdul Malik Bin Marwan (685-705 M)

Abdul Malik bin Marwan dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya pada
685 M. Di bawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan provinsi Umayyah mencapai puncak
kekuasaan dan kemuliaan-nya. Dia menunjukkan suatu semangat baru dan mencerminkan
keharuman dinasti itu. pada masa pemerintahannya, Afrika ditaklukan oleh uqbah. Selain itu,
seorang tokoh utama hajjaj bin Yusuf diangkat sebagai gubernur di Irak dan berhasil
menghancurkan kekuatan kaum khawarij. Ia juga menumpas kerusuhan-kerusuhan di negeri
dan memulihkan ketertiban di Irak titik perdamaian merupakan ganjaran bagi mereka yang
selamat dari pembunuhan besar-besaran, dengan syarat bahwa mereka harus menyediakan
baginya 20.000 orang kavaleri.

3. Al-Walid Bin Abdul Malik (705-715 M)

Khalifah Al Walid memerintah selama 10 tahun pada masa pemerintahannya,


kekayaan dan kemakmuran melimpah ruah. Kekuasaan Islam melangkah ke Spanyol di
bawah pimpinan Thariq bin ziyad ketika Afrika Utara dipegang oleh gubernur Musa bin
nushair titik karena kekayaan melimpah maka ia sempurnakan pembangunan gedung-gedung,
pabrik-pabrik, dan jalan-jalan yang dilengkapi dengan sumur untuk para khalifah yang lalu-
lalang di jalur tersebut. Ia membangun masjid Al Mawi yang terkenal hingga kini di
damaskus.
4. Umar Bin Abdul Aziz ( 717-720 M)

Masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz merupakan " lembaran putih "Bani
Umayyah dan sebuah periode yang berdiri sendiri, mempunyai karakter yang tidak
terpengaruh oleh berbagai kebijakan daulah Bani Umayyah yang banyak disesali. Ia
merupakan personifikasi seorang khalifah yang taqwa dan bersih, sesuatu sikap yang jarang
sekali ditemukan pada sebagian besar pemimpin Bani Umayyah. Khalifah yang kayak itu
menguasai tanah-tanah perkebunan di hijaz, Suriah, Mesir, Yaman, dan Bahrain yang
menghasilkan kekayaan 40000 Dinar per tahun. Namun setelah menduduki jabatan barunya,
Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengembalikan tanah tanah yang dihibahkan kepadanya dan
meninggalkan kebiasaan kebiasaan lamanya serta menjual barang-barang mewahnya untuk
diserahkan hasil penjualannya ke Baitul mal. Disamping itu, ia mengadakan perdamaian
antara amawiyah dan Syiah serta khawarij menghentikan peperangan dan mencegah caci-
maki terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib.

5. Hisyam Bin Abdul Malik ( 724-743 M)

Hisyam Juga perlu dicatat sebagai khalifah yang sukses. Ia memerintah dalam waktu
yang panjang yakni 20 tahun. Ia tergolong khalifah terbaik karena kebersihan pribadinya,
pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia dan tergolong teliti terutama dalam soal
keuangan, disamping itu bertakwa dan berbuat adil.

C. EKSPANSI KEKUASAAN

Pada masa kekuasaan dinasti Bani Umayyah, tetap melanjutkan ekspansi yang
terhenti pada zaman kedua khalifah terakhir. Di zaman muawiyah, ubah Ibn nafi menguasai
Tunis dan di sana ia dirikan kota qairawan pada 670 M yang kemudian menjadi salah satu
pusat kebudayaan Islam. Di sebelah timur, muawiyah dapat memperoleh daerah khurasan
sampai ke sungai oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya mengadakan
serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, konstantinopel. Ekspansi ke timur diteruskan di
zaman Abdul al-malik di bawah pimpinan al-hajjaj Ibn Yusuf. Para tentara yang dikirim
menyeberangi sungai oxus, dapat menguasai Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferhana, dan
Samarhand. Bahkan balatentaranya juga sampai ke Hindia dan menguasai
bulukhistan,sind,dan daerah Punjab sampai ke Multan.

D. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN

Kejatuhan dinasti Umayyah sesungguhnya disebabkan oleh banyak faktor. Terkait


dengan hal ini, menarik dihubung kaitan dengan pandangan Ibnu Khaldun tentang usia ideal
sebuah masa pemerintahan. menurutnya, mundurnya suatu dinasti adalah suatu gejala
alamiah sejarah . Usia efektif suatu imperium dinasti, tidak bisa lebih daripada jangka usia
manusia. Dan masa 100 tahun pada umumnya merupakan waktu yang paling lama yang dapat
diharapkan bagi usia seseorang. Bentuk alamiah ini hanya dapat dihindari dengan
pembaharuan yang saksama. Karena itu, dinasti Umayyah telah berusia kira-kira 90 tahun,
dan keluarga itu telah memperburuknya sehingga sama sekali tidak mungkin diperbaiki.
Bab 5. Islam Masa Dinasti Abbasiyah (750-1258 M)

A.PROSES BERDIRINYA

Daulah Abbasiyah mulai berkuasa pada 1332 H (750 M), Setelah berhasil
menumbangkan Dulah Bani Umayyah di Damaskus pada masa kekuasaan Khalifahan
Marwan II. Tempat ini mulanya tenang dan tenteram, tapi akhirnya berubah ketika
Muhammad (putra ali), memiliki obsesi untuk meletakkan dasar-dasar kekuasaan dengan cara
propaganda perebutan kekuasaan dari Bani Umayyah. Kekuasaan Dinasti Bani Abbas atau
Khalifah Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti Bani Umayyah, kekuasaannya
berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari 132-656 H (750-1258 M).

Hal ini terjadi tidak sebagai akibat komplotan istana atau perebutan kekuasaan,tetapi
sebagai hasil propaganda dan organisasi yang luas dan revolusioner,yang mencerminkan
dang mengungkapkan ketidakpuasan unsur-unsur penting dikalangan penduduk terhadap
rezim yang terdahulu, dan menumpuk dalam suatu jangka waktu yang panjang.

Abul al-Abbas menjadi khalifah pertama Bani Abbas di Masjid Kufah pada 750 M. Beliau
menanamkan dirinya as-Saffah atau si haus darah pada khotbah pelantikannya. Pada saat
menjabat sebagai khalifah belai menerapkan kebijakan pemusnahan anggota-anggota
Khalifah Umayyah. Menurut Ajid Thohir, berdirinya Dinasti Abbasiyah dilatar belakangi
oleh beberapa hal yang sekaligus menjadi penyebab lemahnya dinasti sebelumnya yakni:

1.Timbulnya pertentangan politik antara Mu'awiyah dan pengikut Ali bin Abi Thalif

2.Munculnya golongan Khawarij akibat pertentangan politik Muawiyah dengan Syi'ah dan
kebijakan land reform yang kurang adil

3.Timbulnya politik penyelesaian khalifah dan konflik dengan cara damai

4.Adanya penafsiran bahwa keputusan politik harus didasarkan Al-Qur'an oleh golongan
Khawarij non Arab

5.Adanya konsep hijrah yang mengharuskan bergbung dengan Khawarij

6.Bertambanya perlawanan pengikut Syi'ah terhadap Umayyah

7.Munculnya paham Mawah yakni faham tentang perbedaan Islam Arab dengan non Arab.

B.PERIODE KEKUASAAN DAN KIPRAH PARA KHALIFAH

Perbedaan periode ini paling tidak menjadi kerangka konsep untuk melakukan
penelusuran spesifik tentang masa tertentu dari kekuasaan Abbasiyah dari sudut pandang
lingkup periodisasi tersebut dan masa pemerintahan Bani Abbas menjadi 5 periode,dan
periode kekuasaan Dinasti Abbasiyah atas 5 masa.

Berdasarkan sudut pandang perubahan pola pemerintahan dan politik, Bojena Gajane
Stryzewka, sang penulis buku Tarikh al-Daulat al-Islamiyah membagi masa pemerintahan
Bani Abbas menjadi lima periode, yaitu:
1.Periode I (132 H/750M-272 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia I

2.Periode II (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki I.

3.Periode III (334 H/945 M-447 H/1055 M), periode ini disebut juga masa pengaruh Persia
II.

4.Periode IV (447 H/1055 M-590 H/1194 M), masa kekuasa an Dinasti Bani Seljuk dalam
pemerintahan Khilafah Abba siyah. Biasanya disebut juga masa pengaruh Turki II.

5.Periode V (590 H/1194M-656 H/1258 M), masa Khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain

Pandangan lainnya yang menarik dikutip, yakni al-Khudri (Guru Besar Ilmu Sejarah
Universitas Mesir), yang membagi periode kekuasaan Dinasti Abbasiyah atas lima masa,
sebagai berikut

1. Masa kuat-kuasa dan bekerja membangun, berjalan 100 tahun lamanya (132-232 H);

2. Masa berkuasanya panglima-panglima Turki, berjalan 100 tahun lamanya (232-334 H);

3. Masa berkuasanya Bani Buyah (Buwayhid), berjalan 100 tahun lamanya (334-447 H); 4.
Masa berkuasanya Bani Saljuk (Saljuqiyah), berjalan 100 tahun lamanya (447-530 H);

5. Masa gerak balik kekuasaan politik khalifah-khalifah Abba siyah dengan merajalelanya
para panglima perang, selama 125 tahun (530 sampai musnahnya Abbasiyah di bawah
serbuan Jengis Khan dan putranya Hulagu Khan dari tartar pada 656 H.

Sumber lain menjelaskan bahwa Bani Abbasiyah berlangsung selama 4 periode yakni:

1.Masa Abbasiyah I, semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah 132 H sampai meninggalnya


Khalifah Al-Watsiq 232 H

2.Masa Abbasiyah II, yaitu Khalifah Al-Mutawakkil 232 H sampai berdirnya Daulah
Buwaihiyah tahun 334 H

3.Masa Abbasiyah III, berdirinya Daulah Buwaiyah 334 H sampai masuknya kaum Saljuk ke
Baghdad 447 H

4.Masa Abbasiyah IV, masuknya orang-orang Saljuk

Jika merujuk pada pandangan Harun Nasution, maka beberapa tokoh yang menjadi
motor penggerak peradaban pada masa Dinasti Abbasiyah,diuraikan berikut ini :

1.Abu Ja’far al-Manshur (754-755 M)

2.Al-Mahdi (755-785 M)

3.Harun al-Rasyid (785-809)

4.Al-Ma’mun (813-833 M)
5.Al-Mu’tasim (833-842 M)

6.Al-Wathiq (842-847 M)

7.Al-Mutawakkil (847-861 H)

8.Al-Musta’sim (870-1258 M)

C.REVOLUSI INTELEKTUAL DAN KEMAJUAN PERADABAN

Dalam sejarah Islam,bahwa Daulat Abbasiah mencapai puncak kejayaannya dizaman


Khalifah harun al-rasyid (786-809 M) putranya Al-ma’mun (813-833 M) MASA
KEPEMIMPINAN 2 KHALIFAH II,sungguh telah berhasil secara spektakuler mengubah
kondisi banyak hal.tidak hanya politik,pemerintahan,dan ekonomi yang di perioritaskan
pengembangannya,juga dalam ilmu pengetahuan.meskipun demikian,bukan berarti bahwa
khalifah lainnya tidak berkontribusi penting dalam proses terwujudnya repolusi intelektual.

Satu perubahan mendasar yang patut dicatat pada periode kekuasaan Dinasti
Abbasiah,yakni pusat kegiatan islam yang bermuara sebagai pusat pendidikan,lalu berubah
semakin luas lapangan pendidikannya. usaha pengadaan madrasah yang di pelopori oleh
Nizhamun muluk,bukti kemajuan intelektual dinasti ini.madrasah tersebut dapat ditemukan di
Baghdad,Balkan,nais habur,hara,Isfahan,basrah,mausil,dan kota lainnya.

Masa pemerintahan khalifah harun al-rasyid,berkembang ilmu pengetahuan


agama,seperti: ilmu al-qur’an,qira’at,hadis,fiqih,ilmu kalam,bahasa dan sastra.pada masa
abbasiah,4 mazhab fiqih berkembang,yakni: mazhab hanafi yang didirikan oleh imam hanifa
(wafar di Baghdad 150 H/677 M), Mazhab maliki oleh imam malik bin anas (wafat di
madinah 179 H/795 M), Mazhab syafi’I oleh Muhammad bin idris ash-syafii (wfat dimesir
204 H/81 M), da mazhab hambali oleh ahmad bin hambal (wafat di 241 H/855 ). berkembang
pula ilmu filsafat,logika,meta fisika,mamematika,ilmu alam,geografi,al jabar, arit
metika,mekanika,astronomi,music,kedokteran,dan kimia.

D.DISINTEGRASI POLITIK DAN SEPARASI KEKUASAAN

luasnya wilayah kekuasaan serta tangguhnya kekuatan militer suatu negeri,bukan


menjadi garansi dan kemutlakan bagi tegak eksisnya sebuah pemerintahan politik.masa
kekuasaan bukanlah indikator sebuah kematangan politik yang permanen. pada kekuasaan
dinasti abbasiah,masa kejayaan dengan sejumlah perestasi gemilang yang diraihnya,
mengalami gerak menurun.wilayah kekuasaan menyebabkan sistem control antara masing-
masing elemen sulit dilakukan hingga akhirnya menuai masalah.pada masa umayyah tidak
sepenuhnya dikuasai khalifah.hanya merupakan wilayah berstatus ekonomi yang dibebankan
membayar upeti.

Pilihan khalifah al-mu’tashim terhadap unsure turki dalam ketentaraan


umpamanya,dilator belakangi oleh adanya persaingan antara golongan arab dan Persia pada
masa al-makmun perebutan kekuasaan al-amin dan al-ma’mun dilatar belakangi oleh
persaingan antara golongan arab yang mendukung al-amin.
E.KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN

1.Persaingan antar bangsa

2.kemerosotan ekonomi

3.konflik keagamaan

4.ancaman dari luar

Bab 6. Islam Di Andalusia (Spanyol)

A.MERINTIS JALAN KE SPANYOL

Sejarah masuknya Islam di Spanyol tidak dapat dipisahkan dari kesuksesan yang telah
diraih oleh pemimpin pemerintah Islam masa Dinasti Umayyah.Kemenangan dan
keberhasilan pasukan Islam dibawah kekuasaan Dinasti Amawiyah I, Dmaskus berhasil
merebut dan mengintervensi kekuatan politik di Afrika Utara, Spanyol turut
menyempurnakan keberhasilan mereka.Berkembangnya Islam di Spanyol telah memainkan
peran yang cukup besar dalam membangun citra budaya dan peradaban kemanusiaan
diwilayah ini yang berlangsung selama 8 abad (711-1429 M).

Proses masuknya Islam di Spanyol ini berkaitan demngan aktivitas politik


pemerintahan masa Dinasti Umayyah yakni kebijakan ekspansi kekuasaan. Maka periode
awal masuknya Islam di Spanyol dilakukan dengan cara penaklukan dan termasuk kategori
Islamisasi yang menerapkan saluran politik. 3 tokoh yang berjasa dalam penaklukan ini
adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair.

B.KEKUASAAN ISLAM DI SPANYOL

1.periode pertama (711-755 M)

Spanyol berada dibawah pemerintahan wali yang diangkat Khalifah Bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus. Masa ini stabilitas politik Spanyol belum tercapai secara sempurna
dan banyak gangguan yang terjadi seperti perselisihan antar pengyuasa akibat perbedaan etnis
dan pandangan

2.periode kedua (755-912 M)

Spanyol berada dibawah pemerintahan Amir namun tidak tunduk pada pemerintahan pusat
Islam yang saat itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah
bdurrahman I yang memasuki Spanyol 138 H/755 M dan diberi gelar Al-DAKHIL

3.periode ketiga (912-1013 M)

Berlangsung mulai dari pemerintahan Abd al-Rahman III yang bergelar An-Nasir sampai
munculnya raja-raja yang dikenal dengan Muluk al Thawaif. Khalifah-khalifah besar yang
memerintah pada periode ini adalah Abd al-Rahman an-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-
976 M), dan Hisyam II (976-1009 M). Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai
puncak kejaya an menyaingi Daulat Abbasiyah di Baghdad.

4.periode keempat (1013-1086 M)

Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja
go longan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat suatu kota seperti: Selville, Cordova,
Toledo, dan sebagainya. Pada periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki masa
pertikaian intern dan ada di antara pihak yang berti kai meminta bantuan pada raja-raja
Kristen.

5.periode kelima (1086-1248 M)

Spanyol masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang domi
yaitu Dinasti Murabitun (1086-1143 M) dan Dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Murabitun
mulanya adalah gerakan keagamaan yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin Afrika Utara dan
masuk ke Spanyol pada 1086 atas undangan penguasa Islam yang tengah berjuang memper
Kristen.

6.periode keenam (1248-1492 M)

Islam hanya berkuasa di Granada bawah Dinasti Bani Ahmar (1232-1492).Pada zaman
Abdurrahman An-Nasir peradaban mengalami kemajuan meski hanya berkuasa diwilayah
kecil.Kekuasaan Islam berakhir pada 1492 M.

C.KEMAJUAN PERADABAAN ISLAM

1. Kemajuan Intelektual

- Filsafat

Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak abad ke 8 hungga abad ke 10.Filsuf


Muslim terbesar pengaruhnya terhadap dunia Ba rat adalah antronom Spanyol-Arab, yang
juga terkenal sebagai dokter dan komentator Aristoteles, yaitu Abu al-Walid Muham mad ibn
Ahmad ibn Rusyd (Averoes).

-Sains

Dalam bidang sains mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama dalam ilmu-ilmu
kedokteran, musik, matematika, astronomi, dan lain-lain.Abbas ibn Farnas adalah ilmuwan
termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi yang berhasil.

-Fikih

Spanyol Islam dikenal sebagai peng anut Mazhab Maliki, yang diperkenalkan oleh Ziyad ibn
Abd al Rahman.Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi
pada masa Hisyam ibn Abd al-Rahman.Ahli fikih lainnya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah,
Munzir ibn Sa'id al-Baluthi, dan Ibn Hazm.
-Bahasa dan sastra

Para ahli bahasa Arab yang lahir pada masa kekuasaan Islam di Spanyol, di antaranya: Ibnu
Sayyidih, Muhammad bin Malik, pengarang Alfiyah (tata bahasa Arab), Ibnu Khuruf, Ibnu
Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan bin Usfur dan Abu Hayyan Al-Gharnathi.

2. Pembangunan Fisik

-Cordova

Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam, yang ke mudian diambil alih oleh Bani
Umayyah, kemudian dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang
mengalir di tengah kota. Sejumlah taman dibangun untuk menghiasi ibukota Spanyol. Di
sekitar ibukota dibangun istana istana yang megah dan semakin mempercantik pemandangan.

-Granada

Granada merupakan tempat pertahanan Islam terakhir di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-
sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam.

-Selvilla

Kota ini dibangun pada masa pemerintahan Al-Muwahhi din dan pernah menjadi kota
bersejarah. Semula kota ini ada lah rawa-rawa. Pada masa Romawi kota ini bernama Romula
Agusta, kemudian diubah menjadi Asyibiliah (Selvilla). Kota ini berada di bawah kekuasaan
Islam selama lebih kurang 500 tahun.

-Toledo

Toledo merupakan kota penting di Andalusia sebelum di kuasai Islam. Ketika Romawi
menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaan. Ketika Thariq bin Ziyad
menguasai Toledo pada 712 M, kota ini dijadikan sebagai pusat kegiatan Islam, terutama di
bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan.

D.KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN

1.Konflik islam dengan Kristen

Para penguasa Muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna dimana mereka
menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen dan membeiarkan mereka.Kehadiran Arab
Islam memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen.Hal ini menyebakan
kehidupan Negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan
Kristen. Abad ke 11 M umat Kristen mengalami perkembangan yang cukup pesat sedangkan
umat Islam mengalami kemunduran

2.Tidak adanya ideologi pemersatu

Banyak orang-orang Arab yang tidak mau menerima orang pribumi.sampai abad ke-
10 M, mereka masih memberi istilah ibad dan muwalladun kepada para mualaf itu, hal ini
dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering
menggorogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap
sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut ditambah tidak adanya ideologi yang dapat memberi
makna persatuan serta kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu

3.Kesulitanekonomi

Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnya, timbul kesulitan ekonomi yang sangat mem beratkan dan
memengaruhi kondisi politik dan militer.

4.Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan

Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris.Bahkan, karena inilah
kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Granada yang merupakan
pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ke ta ngan Ferdinand dan Isabella

5.Keterpencilan

Spanyol Islam ini sangat terpencil dari dunia Islam sehingga berujung sendirian tanpa
bantuan sehingga tidak ada kekuatan alternatif yang dapt membendung kebangkitan Kristen
disana

Bab 7. Islam Di Afrika Utara

A.PROSES MASUKNYA ISLAM DI AFRIKA UTARA

Sejarah mencatat bahwa invasi pertama kenegri afrika utara,terjadi pada masa
pemerintahan khalifah umar.dibawah hazrat utsman,arab telah maju sampai ke barea.pada
masa kekuasaan muawiyah,uqbah bin naïf berhasil menakhlukkan tunis pada 670 M.

B.DINASTI MURABITUN (1086-1143 M)

Dinasti murabitun merupakan gerakan keagamaan yang di dirikan oleh yusuf ibn
tasyifin di afrika utara kekuasaannya berlangsung dalam kurun waktu 1086-1143 M. menurut
didin saifuddin bukhori para amir yang berkuasa pada masa daulah al-murabitiah:

1.Abu bakar bin umar (448 H/1056 M)

2.Yusuf bin tasifin (480 H/1087 M)

3.Ali bin yusuf (500 H/1106 M)

4.Tasyifin bin ali (541 H/1143 M)

5.Ibrahim bin tasyifin (541 H/1146 M)

6.Ishaq bin ali (541 H/1147 M)


C.DINASTI AL- MUWAHHIDUN

Menurut tulisan adzid tohir al muwahidah memiliki garis politik sebagai berikut:

1.rakyat muwahiddun merupakan satu kesatuan sosial yang beriman secara benar

2.kesatuan sosial dalam muwahiddun dituntun oleh imam pertama adalah al-mahdi dan
selanjutnya khalifah-khalifah

3.al mahdi di bantu oleh dewan 10 yang anggotanya di pilih secara selektif dan berfungsi
sebagai cabinet pemerintahan

4.dewan 10 yang anggotanya terdiri dari perwakilan cabang suku bar-bar merupakan bagian
dari masyarakat al muwahhidun.

D.DINASTI FATINIAH

Khalifah yang pernah berkuasa pada masa dinasti fatiniah :

1.al-mahdi (909-934 M)

2.al-qai’im (934-946 M)

3.al-mansyur (946-952 M)

4.al-mu’izz (952-975 M)

5.al-aziz (975-996 M)

6.al-hakim (996-1021 M)

7.al-zhahir (1021-1035 M)

8.al-mustanshir (1035-1094 M)

E.DINASTI MAMBLUK (648-923 H/1250-1917 M)

Beberapa pemimpin yang berkuasa pada dinasti mambluk :

1.aybak (1250-1257 M)

2.nur aldin ali (1257-1259 M)

Dalam konteks tersebut,fhilip k.hitti juga menulis sebagai berikut :menjelang akhir
periode mambluki, faktor internasional memberikan kontribusi terhadap meluasnya
kemiskinan dan kesensaraan negeri itu.pada 1498,pelaut vascodagama dari portudis
menemukan rute pelayaran di sekitar tanjung harapan,tidak hanya serangan armada portugis
negara eropa lain semakin sering menimpa kapal muslim di laut merah dan perairan hindia.
Selain faktor penyebab kehancuran dinasti mambluk tersebut,adzid tohir juga
menuliskan penyebab langsung peruntungan dinasti ini yakni terjadinya peperangan dengan
pasukan turki utsman yang terjadi 2 kali pada 1516 M.

Bab 8. Islam Masa Kerajaan Turki Utsmani

A.ASAL MULA BANGSA TURKI UTSMANI

Bangsa Turki utsmani berasal dari keluarga Qabey, salah satu kabilah al-Ghaz al-
Turky yang mendiami daerah Turkistan.pemimpinnya yang terkenal adalah Sulaiman yang
membawa kabilahnya mengembara ke Asia kecil seusai perang Milaz Kurd. Ditengah
perjalanan (diperbatasan Halb), Sulaiman meninggal dunia.kelompok yang melanjutkan
perjalanan, memilih putra Sulaiman, Arthogrol sebagai pemimpin mereka.

Sejak saat itu, mereka membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai
ibukotanya. pada 1258 M, Arthogrol dikaruniai seorang putra yang diberi nama Utsman. anak
tersebut mendapat pendidikan dan latihan militer langsung dari ayahnya. Kelahiran putra
Arthogrol, Utsman ini, sekaligus menandai awal pemberian nama bagi imperium ini, yakni
Turki Utsmani.

B.EKSPANSI KEKUASAAN

Ekspansi Turki Utsmani yang semakin giat ke Eropa, merupakan ancaman serius
bagi penguasa dikawasan itu. sebagai mana ditulis Badri Yatim, paus mengobarkan semangat
perang dan sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki
Utsmani. peristiwa ini merupakan catatan sejarah yang sangat gemilang bagi umat Islam.

Ekspansi kekuasaan Turki Utsmani sempat berhenti beberapa saat, yakni 14402 M
disebabkan oleh invasi timur.pasukan timur yang mengklaim diri sebagai pelindung beberapa
wilayah kesultanan muslim di Anatolia, berhasil mengalahkan Bayazid 1. kekalahan Bayazid
membawa akibat buruk bagi Turki Utsmani. dalam perkembangan selanjutnya, setelah sultan
meninggal dunia perebutan kekuasaan diantara putra-putranya juga terjadi hingga
menyebabkan kerajaan Turki Utsmani mundur.

Kerajaan Turki Utsmani mencapai puncaknya pada masapemerintahan Sulayman al-


Qanuni atau “sang pwmbuat hukum” (1520-1566 M), yang dibarat dikenal dengan sebutan
“Suleiman the Magnificent” (Sulaiman Agung).karya arsitek istana sinan pasya. selain itu,
pada masa Sulayman Syariah menerima status mulia dibanding negara islam sebelumnya.

C.PARA SULTAN TURKI UTSMANI

Selama Turki Utsmani berdiri menjadi sebuah pusat kekuasaan islam sejak abad ke-
13, tercatat beberapa sultan yang pernah memerintah. diantara 37 penguasa yang memimpin
Turki Utsamani, Sultan Muhammad II pantas untuk menyandang gelar al-fatih (sang
penakluk). hal ini didasarkan atas keberhasilannya, menakhlukkan kekuatan terakhir
imperium romawi timur yang berpusat di konstantinopel. setelah berlangsung pengepungan
selama 53 hari, konstantinopel jatuh ketangan kekuasaan Sultan Muhammad II pada 1453 M.

D.PERKEMBANGAN PERADABAN

Sejarah panjang Turki Utsmani senantiasa diwarnai oleh kegiatan ekspansi kekuasaan
dan dihiasi oleh aneka peristiwa perang.hal ini sangat nyata teraba ketika menelah unsur-
unsur pembentuk kebudayaan Turki, yang merupakan kolaborasi integrative dari kebudayaan
Persia, bizantium, dan arab.

Pada masa kekuasaan Turki Utsmani, dibidang tarekat juga mengalami


perkembangan, seperti tarekat bektasyi dan tarekat maulawi.kedua tarekat ini banyak di anut
oleh kalangan sipil dan militer. tarekat baktasyi mempunyai pengaruh yang amat dominan
dikalangan tentara jenissari, sehingga mereka sering di sebut tentara bektasyi. semetara itu,
tarekat maulawi mendapat dukungan dari para penguasa yang mengimbangi Jenissari
Bektasyi.

E.MASA KEMUNDURAN DAN KEJATUHAN

Kejatuhan Turki Utsmani merupakan proses sejarah panjang dan tidak terjadi secara
tiba-tiba. dengan demikian kejatuhan imperium besar ini merupakan akumulasi dari sejumlah
kondisi sebelumnya. Jenissary, nama yang diberikan kepada tentara Utsmani juga berontak
dan sultan-sultan berada dibawah kekuasaan harem. dalam peperangan dengan negara-negara
ini, kerajaan Utsmani mengalami kekalahan demi kekalahan dan daerahnya di Eropa mulai
diperkecil sedikit demi sedikit. hingga paruh pertama abad ke-19 M tidak ada tanda-tanda
membaik. satu per satu negeri-negeri di eropa yang pernah dikuasai Turki Utsmani
memerdekakan diri.

Bab 9. Islam Di Persia

A.DINASTI BUWAIHI

Dinasti Buwaihi merupakan salah satu dari limadinasti berbangsa Persia yang lahir da
memerdekakan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa Abbasiyah.setelah pamor makan ibn
kali memudar, maka mereka kemudian bergabung dengan panglima mardawij ibn zayyar al-
Dailam. karena prestasi mereka, mardawij mengangkat ali manjadi gubernur al-karaj dan dua
saudaranya diberi kedudukan penting. dari al-karaj itulah, ekspansi kekuasaan Bani Buwaihi
bermula. Dlam sumber lain disebutkan bahwa keluarga Buwaihi berasal dari keturunan raja-
raja Persia, yang kelak akan menjadi penguasa irak yang gigih. dari mereka inilah, dimulai
nama dinasti buwaihi, pemegang kekuasaan dan penguasa tertinggi Baghdad dari 945-1055
M. pemerintahan ketiga bersaudara ini di koordinasikan oleh ali imad al-daulah sebagai
saudara tertua dan dikendalikan dari pusat pemerintahannya.

Kekuasaan buwaihi mencapai puncaknya dibawah kepemimpinan adud al-dawlah


(949-983 M), putra rukn al-dawlah. adud bukan hanya seorang penguasa buwaihi yang paling
unggul, tetapi juga yang paling termasyhur pada zamannya. konflik internal yang terjadi
dikalangan keluarga, membawa dinasti buwaihi pada kemunduran. faktor eksternal adalah
semakin gencarnya serangan-serangan Byzantium ke dunia islam, dan semakin banyaknya
dinasti kecil yang memerdekakan diri dari banghdad. pada 1055 M, Raja saljuk bernama
Thughril beg memasuki Baghdad dan mengakhiri riwayat kekuasaan buwaihi.

B.DINASTI SAFAWI

Dinasti Safawi di Persia,berasal dari seorang sufi syeikh saifuddin (1252-1334 M),
dari Ardabil di azarbaijan. safawiyah yang diambil dari nama pendirinya, safi al-din (atau
safiuddin, pen.), terus dipertahankan hingga tarekat ini berhasil mendirikan kerajaan. ia
mendirikan tarekat safawiyah setelah menggantikan gurunya dan sekaligus mertuanya yang
wafat 1301 M. Awalnya gerakan tasawuf safawiyah bertujuan memerangi orang-orang
ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “ahli-ahli bid’ah”. tarekat ini
semakin penting kedudukannya setelah ia berubah dari pengajian tasawuf murni lokal
menjadi gerakan keagamaan. dibawah komando ismail, pasukan Qililbash (baret merah)
menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu di shahur dekat Nakhchivan. mereka berusaha
memasuki menaklukkan Tabriz, ibukota AK Koyunlu dan berhasil merebutnya. bahwasyi’ah
dua belas akan menjadi agama resmi kerajaannya.

Jihad Syah Ismail melawan islam sunni tidak berakhir di iran. pada 1510 M, ia
mengusir kaum sunni uzbek dari khurasan dan terus mendesak mereka ke utara
oxus.penyebab kekalahan ini adalah kegagalan menandingi ketangguhan organisasi militer
kerajaan sultan utsmani.pada akhir abad ke-17 sebagian besar orang iran adalah penganut
syi’ah yang solid dan tetap demikian hingga sekarang, kondisi dinasti safawi kemudian
melemah sejak kekalahan ismail 1 melawan pasuka turki. bahkan peristiwa kekalahan ini
telah meruntuhkan kebanggaan dan kepercayaan diri ismail. para pengganti ismail 1 yakni
tahmasp, ismail II dan Khudabanda, ternyata tidak mampu mengembalikan kebesaran
kerajaannya.

Bab 10. Islam Di Asia Selatan

A.EKSPEDISI MUSLIM DAN MASUKNYA ISLAM DI INDIA

Sejarah masuknya Islam di india,tidak dapat dipisahkan secara dikotomis dengan


rangkaian proses ekspansi wilayah kekuasaan ke wilayah ini. penaklukan di lakukan pada
masa Khalifah al-walid bin malik, yang menutus Muhammad binQasim 92 H/711 M. Dengan
demikian, kontak masyarakat india dengan orang-orang islam sudah terjadi sejak masa
ini,meski diawali oleh kontak senjata melalui proses penaklukan. akan tetapi, ekspedisi
penghukuman itu gagal dan jenderal arab terbunuh. dia menyerang kerajaan raja dahir.
kemampuannya mengelola wilayah, akhirnya mendapatkan simpati para penduduk setempat
sehingga banyak yang memeluk islam.

Karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah pusat, bangsa arab disana
mengalami kehidupan yang sangat penting. para penduduk arab saat itu, mendirikan dinasti-
dinasti kecil. semua ini berlangsung kira-kira selama tiga abad.ekspedisi militer muslim
sebagai wujud tegaknya kekuasaan islam masa dinasti umayyah dan abbasiyah, merupakan
media atau jalan utama bagi memasyarakatnya ajaran Nabi Muhammad saw. dikawasan asia
selatan.

B.KESULTANAN DELHI (1192-1525 M)

Kesultanan ini di dirikan oleh Quthbuddin Aybak, seorang panglima utama


kesultanan Ghuri yang diberi amanah untuk melanjutkan penaklukan.kesultanan yang berisi
para budak militer ini, juga menandai adanya periode tunggal dalam sejarah muslim india.
kaum eksterimis hindu yang masih panatik dengan keyakinan agamanya tidak di usik, mereka
membawa dasar-dasar karekter turki. kesadaran sejarah politik sunni pada periode
pertengahan, ternyata terus tumbuh dan dipelihara oleh proses dan tradisi ini. secara
keseluruhan, periode pembentukan pemerintahan muslim di india saat ini, didominasi oleh
turki yang sepak terjangnya bertujuan mempertahankan kekuasaan (jabatan yang dimiliki)
dari serangan orang-orang non-turki, lodi digulingkan kepemimpinannya ketika kalah
pertempuran dengan zahiruddin babur yang didukung oleh timur lenk (1526 M). sejak saat
itu, kesultanan delhi hancur dan diganti dengan kesultanan mughal.

C.KESULTANAN MUGHAL (1526-1748 M)

Kerajaan ini didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India dengan Delhi
sebagai ibukotanya, Babur adalah salah satu cucu Timur Lenk dan ayahnya bernama Umar
Mirza, dan ibunya adalah keturunan Jengis Khan, Babur mewarisi daerah ferghana dari
orangtuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan
Samarkand yg menjadi ibukota penting di Asia tengah masa itu. Awalnya ia mengalami
kekalahan, tetapi karna mendapat bantuan dari raja Safawi akhirnya ia berhasil menaklukkan
Samarkand 1494 M,Babur meneruskan ekspansinya ke India,yg saat itu Ibrahim lode
penguasa India dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alamkhan
bersama daulat Khan meminta bantuan kepada Babur untuk menjatuhkan pemerintahan
Ibrahim di Delhi. Dan pada 1525 M,Babur berhasil menguasai punjab dengan ibukotanya
Lahore. Setelah itu terjadi pertempuran dahsyat di panipat yang membuat Ibrahim dan
tentaranya terbunuh. Babur akhirnya memasuki Delhi sebagai pemenang dan ia menegakkan
pemerintahannya disana,dan sejak saat itu, berdirilah kerajaan Mughal di India.

Sewaktu Babur memimpin kerajaan Mughal, sederet prestasi telah di ukirnya.dan membawa
harum nama dinasti. Babur tidak lama menikmati hasil kemenangan nya, lalu ia meninggal
26 Desember 1530 M.Kemudian Babur digantikan oleh anak tertuanya humayyun,selama
masa pemerintahan nya humayyun banyak mengalami tantangan dari musuh-musuh nya,
salah satunya adalah munculnya pemberontakan bahadursyah, setelah itu terjadi lah
pertempuran dengan sherkhan dan akhirnya humayyun mengalami kekalahan.setelah itu
humayyun menyerang musuhnya dengan bantuan raja Persia yakni tahmaps.dan akhirnya ia
berhasil mengalahkan sherkhan. Kemudian ia kembali menduduki tahta kerajaan Mughal,
hanya setahun ia menikmati kekuasaan nya kembali di India,ia meninggal dan digantikan
oleh anaknya yg bernama Akbar. Saat memimpin kerajaan Mughal,ia menerapkan politik
sulakhul,dengan politik ini semua rakyat di India di pandang sama. Kemajuan yang dicapai
Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya,yaitu jehangkr (1605-1628 M),
Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). Kemudian kerajaan Mughal
tidak dapat dipertahankan oleh raja raja berikutnya. Sampai akhirnya mereka tidak mampu
lagi mengendalikan wilaya yang cukup luas dan kekuatan lokal Hindu yg cukup dinamis. Ada
beberapa faktor yg menyebabkan kekuasaan Mughal mundur pada setengah abad terakhir dan
membawa keruntuhan yaitu ;

1). Terjadinya stagnasi dalam membina kekuatan

2). Kemerosotan moral di kalangan istana

3). Ide ide Aurangzeb menjadi bumerang bagi sultan sultan yang lemah

4). Semua sultan pada periode ini mengalami krisis kepemimpinan

Anda mungkin juga menyukai