ٍ ِضاَل ٍل ُمب
ين َ ث فِي اُأْل ِّميِّينَ َر ُسواًل ِم ْنهُ ْم يَ ْتلُو َعلَ ْي ِه ْم َآيَاتِ ِه َويُزَ ِّكي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْال ِكت
َ َاب َو ْال ِح ْك َمةَ َوِإ ْن كَانُوا ِم ْن قَ ْب ُل لَفِي َ ه َُو الَّ ِذي بَ َع
“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan
Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang
nyata” (QS. Al Jumu’ah: 2)
Kondisi Sosial Masyarakat
Sebelum Rasulullah diutus, terdapat beberapa kelas masyarakat di Arab, khususnya Makkah. Yang
paling dihormati adalah kelas bangsawan. Wanita bangsawan bisa mengumpulkan kabilah untuk
perdamaian atau peperangan. Namun kepemimpinan tetap di tangan laki-laki.
Hubungan laki-laki dan perempuan mencapai kerusakan yang sangat parah. Pada masa jahiliyah itu,
di Arab dikenal empat model pernikahan: Pernikahan spontan, Nikah istibdha’, Poliandri, Pelacuran.
Kondisi Ekonomi Arab Sebelum Islam
Kemiskinan, kelaparan dan orang-orang yang tidak punya pakaian merupakan pemandangan yang
biasa di masyarakat Arab jahiliyah. Kesenjangan ekonomi sangat tinggi, karena bangsawan sangat
kaya dengan perdagangan, Riba menguasai seluruh kehidupan orang-orang Arab.
Akhlak Masyarakat Arab Sebelum Islam
1. Kedermawanan
2. Memenuhi janji
3. Harga diri
4. Pantang mundur
5. Menolong orang lain
6. Kesederhanaan Arab Badui
Agama dan Keyakinan Arab Sebelum Islam
Awalnya masyarakat Arab bertauhid pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Sejak Nabi Ismail,
tidak ada lagi Nabi yang turun dari kalangan mereka hingga 20 generasi. Semakin lama semakin
banyak penyimpangan. Terutama ketika Amr bin Luhay membawa berhala Hubal dari Syam dan
diletakkan di dalam Ka’bah. Sebelum Rasulullah diutus, mayoritas penduduk Makkah menyembah
berhala. Demikian pula penduduk Yatsrib, meskipun di sana juga ada Yahudi dan Nasrani.
Orang-orang Arab jahiliyah memiliki sejumlah ritual penyembahan berhala, antara lain:
• Mendatangi berhala, berkomat-kamit berdoa dan minta pertolongan
• Thawaf di sekeliling berhala dan sujud di hadapannya
• Menyembelih qurban untuk berhala
Namun masih ada pula sisa-sisa ajaran Ibrahim yang tidak hilang, di antaranya:
• Memuliakan ka’bah
• Thawaf mengelilingi ka’bah
• Haji dan umrah
• Wuquf di arafah
Kelahiran Nabi Muhammad
Rasulullah Muhammad lahir di Mekkah pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah.
Bertepatan 20 April 571 M. Ayahnya adalah Abdullah dan ibunya adalah Aminah. Rasulullah biasa
puasa Senin Kamis. Ketika ditanya tentang hari senin, beliau menjelaskan bahwa itu adalah hari
lahirnya. Rasulullah ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau bersabda: “Hari tersebut adalah hari aku
dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim)
Nasab Nabi Muhammad
Dari segi nasab (keturunan), Rasulullah adalah orang pilihan. Ia terlahir dari keturunan pilihan
sebagaimana sabda beliau: Sesungguhnya Allah memilih Kinanah di antara keturunan Ismail, dan
memilih Quraisy di antara keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim di antara suku Quraisy. Dan
Allah memilihku di antara Bani Hasyim. (HR. Muslim dan Ahmad)
Peristiwa yang Mengiringi Kelahiran Nabi Muhammad : Hancurnya Pasukan Gajah, Keluar
cahaya saat kelahiran Nabi Muhammad, Runtuhnya 14 balkon istana Kisra, Padamnya api yang biasa
disembah majusi, Runtuhnya gereja di Buhairah,
Materi 5 dan 6
Kehidupan Masa Kecil Nabi Muhammad hingga Menikah dengan Khadijah
Ketika dikabari bahwa cucunya lahir, Abdul Muthalib sangat gembira. Ia kemudian membawa
cucunya ke Ka’bah dan memberi nama Muhammad. Nama yang belum familiar di kalangan orang
Arab karena belum ada yang memakainya. Pada hari ketujuh, Rasulullah dikhitan oleh kakeknya.
Inilah pendapat yang dikuatkan Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Sedangkan pendapat yang menyebutkan
Rasulullah lahir dalam kondisi dikhitan tidak memiliki dalil yang kuat. Selain disusui oleh ibunya
sendiri, Rasulullah disusui oleh dua ibu susuan. Pertama, Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Tsuwaibah
juga menyusui Masruh, Hamzah dan Abu Salamah bin Abdul Asad Al Makhzumi. Sehingga mereka
semua menjadi saudara sepersusuan Rasulullah.
Nabi Muhammad di Bani Sa’d
Wanita ketiga yang menyusui Rasulullah adalah Halimah binti Abu Dzu’aib. Darinya Rasulullah
memiliki saudara sepersusuan: Abdullah bin Al Harits, Unaisah binti Al Harits, Hadzafah binti Al
Harits, Abu Sufyan Al Harits bin Abdul Muthalib, dan Hamzah.
Semua menolak membawa Rasulullah karena yatim. Tapi Halimah tak punya pilihan. Semua
temannya sudah dapat bayi. Akhirnya dibawalah Nabi Mmuhammad Keberkahan langsung terasa.
Menggendong Nabi Muhammad bayi tidak terasa terbebani. Saat menyusuinya, ASI Halimah
langsung lancar. Bayinya juga kenyang hingga tidur pulas. Keledainya menjadi kuat dan cepat hingga
teman-temannya heran. Untanya mengeluarkan susu hingga dia dan suami kenyang meminumnya.
Setiba di Bani Sa’ad, tanah keluarga Halimah menjadi subur. Domba-dombanya pulang dengan
kenyang dan air susunya penuh. Sampai-sampai warga Bani Sa’ad mengatakan, “Tirulah Halimah
dengan melepaskan domba agar mencari rumput sendiri.” Namun domba mereka pulang dalam
kondisi lapar, tidak seperti domba Halimah. Dua tahun menyusui Muhammad, keluarga Halimah
dipenuhi keberkahan. Saat waktunya mengembalikan ke pangkuan ibu, Halimah minta diperpanjang.
Dalam perjalanan pulang, Aminah meninggal di Abwa, antara Makkah dan Madinah. Mendengar
Aminah wafat, Abdul Muthalib menjemput Muhammad lalu diasuhnya. Ia sangat menyayangi beliau
melebihi anak-anaknya, hingga dibolehkan duduk di dipannya dekat kabah. Pada saat Muhammad
berusia 8 tahun, Abdul Muthalib wafat. Sepeninggal Abdul Muthalib, Abu Thalib mengambil
tanggung jawab mengasuh Rasulullah. Disayang melebihi anak-anaknya. Pada usia 12 tahun, diajak
berdagang ke Syam hingga bertemu Buhaira. Semasa remaja, Rasulullah menggembalakan kambing
di Bani Sa’ad bin Ba’kar dan Makkah. Pada usia 15 tahun, beliau ikut perang Fijar. Beliau bertugas
mengumpulkan anak panah untuk diberikan kepada Abu Thalib. Pasca Perang Fijar, terjadi perjanjian
pada bulan Dzulqa’dah yang dinamakan Hilful Fudul. Orang-orang Quraisy sepakat untuk tidak
membiarkan orang dizalimi di Makkah. Pada usia 25 tahun, beliau berdagang ke Syam dengan modal
dari Khadijah. Maysarah, pembantu Khadijah yang menemaninya, begitu kagum dengan kejujuran,
amanah dan akhlak Muhammad. Kepiawaian bisnis beliau juga membawa keuntungan besar bagi
Khadijah. Saat mengetahui kejujuran dan kemuliaannya, Khadijah meminta Nafisah binti Munayyah
menanyakan kepada Muhammad apakah mau menikah dengan Khadijah. Rasulullah pun menikah
dengan Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda. Pernikahan itu terjadi dua bulan sepulang dari
Syam. Usia Rasulullah saat itu 25 tahun, sedangkan Khadijah 40 tahun. Dari pernikahan itu lahir
putra-putri beliau: Al Qasim, Abdullah (Ath Tahyyib, Ath Thahir), Zainab, Ruqayyah, Ummu
Kultsum, Fatimah. Rasulullah mendapat gelar al amin dari masyarakat Quraiys karena kejujurannya.
Karenanya ketika ada renovasi Ka’bah saat usia beliau 35 tahun, tokoh-tokoh Quraisy sangat senang
mendapatkan hakim Muhammad. Ketika mendekati usia 40 tahun, Rasulullah sering uzlah, khalwat
atau tahannuts di gua hira. Dalam setahun, beliau biasa ber-tahannuts satu bulan, merenungkan
kondisi Makkah yang penuh kemusyrikan dan kejahiliyahan. (Kondisi Makkah bisa dibaca di Arab
Sebelum Islam).
Pada bulan Ramadhan saat beliau ber-tahannuts untuk ketiga kalinya, datanglah Malaikat Jibril seraya
mengatakan, “iqra’ (bacalah).” Rasulullah menjawab, “aku tidak bisa membaca.” Lalu Jibril
mendekap Rasulullah hingga beliau kehabisan tenaga. Lalu diulangi lagi hingga tiga kali dan
Rasulullah juga mengulangi jawaban yang sama.
Lalu Jibril pun menyampaikan wahyu pertama:
Sedangkan Syaikh Mahmud Al Misri dalam Sirah Rasulullah dan Syaikh Said Ramadhan Al Buthi
dalam Fiqhus Sirah membagi dakwah Rasulullah dalam empat tahap:
1.Dakwah sembunyi-sembunyi
2.Dakwah terang-terangan hanya dengan lisan
3.Dakwah terang-terangan disertai peperangan untuk membela diri
4.Dakwah terang-terangan disertai peperangan untuk memerangi pihak yang
Menghalangi dakwah
Ada pula ulama lain yang membagi tahapan dakwah Rasulullah menjadi tiga bagian:
1.Sirriyatud da’wah wa sirriyatut tanzhim (Dakwahnya rahasia, strukturnya juga rahasia)
2.Jahriyatud da’wah wa sirriyatut tanzhim (Dakwahnya terbuka, strukturnya rahasia)
3.Jahriyatud da’wah wa jahriyatut tanzhim (Dakwahnya terbuka, strukturnya juga terbuka)
Setelah turunnya Surat Al Muddatsir, Rasulullah segera memulai dakwah Islam secara sembunyi-
sembunyi. Beliau mengajak orang-orang terdekat untuk masuk Islam. Mereka yang didakwahi
Rasulullah langsung menyambut seruan beliau karena telah mengenal dengan baik betapa tingginya
reputasi beliau dan betapa agungnya akhlak beliau.
Orang-orang pertama yang masuk Islam setelah didakwahi Rasulullah adalah:
1.Khadijah (55 tahun), istri Rasulullah
2.Ali bin Abu Thalib (8 tahun), keponakan Rasulullah yang diasuh dan tinggal di rumah beliau
3.Zaid bin Haritsah (20 tahun), pembantu Rasulullah
4.Abu Bakar Ash Shiddiq (37 tahun), sahabat karib Rasulullah
5.Anak-anak Rasulullah; Zainab, Ummu Kultsum, Fatimah dan Ruqayyah
Hikmah Dakwah Sembunyi-Sembunyi
Jika dakwah langsung terang-terangan dan terbuka, orang-orang kafir Quraisy akan langsung
memusuhi dakwah secara frontal dan menghancurkannya sebelum sempat berkembang. Dakwah
sembunyi-sembunyi membuat mereka tidak tahu siapa saja yang sudah Rasulullah dakwahi. Bahkan
mereka tidak tahu secara jelas apa yang Rasulullah dakwahkan. Strategi dakwah ini bukti kecerdasan
Rasulullah yang dibimbing Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah tidak takut resiko dakwah karena
sejak awal beliau sudah diperintah untuk sabar. Beliau tahu resiko dakwah dan beliau tidak takut mati.
Dakwah sembunyi-sembunyi bukan karena Rasulullah takut tetapi karena Rasulullah menginginkan
dakwah ini bersemi. Beliau tidak ingin dakwah yang baru disemai ini lalu dicerabut hinga mati. Di
samping beliau juga ingin orang-orang dhuafa yang mengikutinya terlindungi. Setidaknya di tahun-
tahun awal rintisan dakwah ini.
Materi 7 dan 8
Dakwah secara terang terangan
Setelah mendapat dukungan dari Abu Thalib, Rasulullah mulai memperluas seruan dakwahnya.
Beliau naik ne bukit Shafa dan memanggil orang-orang Quraisy secara terbuka. “Wahai Bani Fihr,
Wahai Bani Adi!” Rasulullah menyeru suku-suku Quraisy hingga mereka berdatangan. “Bagaimana
menurut pendapat kalian bila kuberitahukan bahwa di balik bukit ini ada segerombolan pasukan
berkuda yang akan menyerang kalian? Apakah kalian mempercayaiku?” “Ya, kami tidak pernah tahu
dari dirimu selain kejujuran,” jawab mereka. Demikianlah kecerdasan Rasulullah. Beliau memulai
dengan menguji tingkat kepercayaan mereka atas integritas beliau. Selama ini tak ada satu pun cacat
yang mereka dapati. Bahkan mereka memberikan julukan al amin kepada beliau karena tak pernah
berdusta, senantiasa jujur dan paling dipercaya.
Mendengar seruan Rasulullah, Abu Lahab menimpali. “Celaka engkau Muhammad. Apakah hanya
untuk ini engkau mengumpulkan kami?” Maka Allah menurunkan Surat Al Lahab yang menegaskan
kecelakaan baginya.
َ ُض َّل ع َْن َسبِي ِل هَّللا ِ بِ َغي ِْر ِع ْل ٍم َويَتَّ ِخ َذهَا هُ ُز ًوا ۚ ُأو ٰلَِئ
ٌ ك لَهُ ْم َع َذابٌ ُم ِه
ين ِ اس َم ْن يَ ْشت َِري لَ ْه َو ْال َح ِدي
ِ ث لِي ِ ََّو ِمنَ الن
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-
olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. (QS. Luqman: 6)
4.Tekanan dan Penyiksaan
Ketika empat cara di atas tidak berpengaruh, orang-orang musyrik mengambil langkah baru yang
lebih brutal. Mereka membentuk panitia khusus beranggotakan 25 pemuka Quraisy dipimpin Abu
Lahab. Keputusannya, memerangi Islam dengan berbagai cara termasuk menyiksa orang-orang yang
masuk Islam. Tak hanya kepada muslim yang lemah, mereka juga menyakiti Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Abu Lahab membuang kotoran unta di depan rumah Rasulullah dan Ummu Jamil
memasang duri di jalan yang beliau lewati. Setelah turun surat Al Lahab ia mencari Rasulullah
dengan membawa batu, ingin menimpuk beliau. Abu Jahal hendak menginjak kepala Rasulullah yang
sedang sujud namun dihalangi oleh malaikat. Ubai bin Khalaf meremukkan tulang hingga halus lalu
menaburkannya ke arah Rasulullah. Uqbah bin Abi Muith meletakkan kotoran unta di punggung
beliau saat sedang sholat. Al Akhnas bin Syariq tak kalah dalam menyakiti Rasulullah. Hingga Allah
memberinya sembilan sifat.