Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ISSUE DAN TREND DALAM PENELITIAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS
Dosen: Sri Setyowati, S. Kep, Ns., M. Kes

Di susun oleh :
Kelompok 2

1. Ajeng Pratiwi: 04194779


2. An indah Nur izzati 04194781
3. Lindah kurniasari 04194791
4. Naurah N Nur hasanah 04194796
5. Nur fazila lopuo 04194799
6. Sarah ohoirat 04194806
7. Sholehah 04194808

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat waktu. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah
SAW. Berkat rahmat- Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan komunitas 1 Tidak lupa kami
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
kaitannya dengan Wawasan Nusantara, yang penulis sajikan dari berbagai sumber
informasi dan referensi. Makalah ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami menerima berbagai
saran maupun kritik yang bersifat membangun. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih, semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 24 November 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. konsep isu kecenderungan pada tempat area dan setting praktik keperawatan komunitas.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hannya di lihat dari kesehatan sendiri
tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “Sehat
sakit“ Atau kesehatan tersebut. Tujuan utama pembangunan nasional adalah
peningkatan kualitas SDM yangdilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi
pembangunan nasional melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk
mewujudkan Indonesia sehat 2025. Gambaran masyarakat di masa depan yang ingin
di capai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa, Negara yang
ditandai oleh penduduknya, hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi. Pelayanan keperawatan
berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang
diberikan tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan kegiatan hidup Sehari-Hari
Secara mandiri. Kegiatan pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit(preventif), penyembuhan (kuratif), serta
pemeliharaan kesehatan(rehabilitative). Perubahan yang terjadi di lingkungannya
setiap saat. Keperawatan komunitas sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak
terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan,
variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan
yang terjadi akan menimbulkan berbagai isu yang menuntut peningkatan pelayanan
asuhan Keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, kami tertarik untuk membahas
isu kecenderungan keperawatan komunitas dan setting praktik keperawatan
komunitas.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan isu kecenderungan pada tempat area?


2.Jelaskan setting praktik keperawatan komunitas?

C. TUJUAN PENULISAN

1.Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep isu kecenderungan dan setting praktik
keperawatan komunitas

2. Tujuan Khusus
a.Menjelaskan isu kecenderungan pada tempat area.
b. Menjelaskan setting praktik keperawatan komunitas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. ISSUE KECENDERUNGAN PADA TEMPAT KERJA


1. Pengertian issue keperawatan komunitas
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun
tentang krisis. Secara sederhana isu dapat diartikan sebagai sebuah persoalan,
atau isudapat juga dikatakan sebagai sebuah masalah, sesuatu yang sedang
menjadi perhatian, yang terlintas, desas desus atau banyak lagi peristilahan lain.
Isu berarti sebuah pokok persoalan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tahun 1997, isu adalah “Masalah yang dikedepankan”. Sedangkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia tahun 1993, isu adalah :
a.Masalah yang dikedepankan untuk ditangani;
b.Kabar angin yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya.
c.Kabar, desas-desus.
Dalam praktiknya, aktual memiliki beberapa makna antara lain: benarterjadi atau
akan terjadi, sedang menjadi perhatian orang banyak dan merupakan berita
hangat. Jadi, isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang
dikedepankan untuk ditangani atau desas – desus dalam ruang lingkup
keperawatan komunitas Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat
pesat, hal ini disebabkan oleh:
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga
informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi
dengan cepat diketahui oleh masyarakat
2) Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di
Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di
negara yang telah berkembang.
3) Sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat
menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak
bagi masyarakat ekonomi lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang
murah dan terjangkau

2. Trend dan issue yang sedang di bicarakan dalam keperawatan komunitas


A. Pengaruh politik terhadap keperawatan profesional Keterlibatan perawat
dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa
nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger,dan Lavinia
Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang
nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita
telah memberikan inspirasi pada perawat mengenai masalah keperawatan
komunitas.
B. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan Prospek
keperawatan komunitas dimasa yang akan datang cenderung semakin
berkembang dan dibutuhkan dalam sistem pelayanan kesehatan
pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan
dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang
akan datang karena mengikuti perubahan secara keseluruhan. Dampak
perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilakukan
perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masyarakat di berbagai
tingkat pelayanan akan semakin besar dikarenakan adanya kelalaian,
ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
C. Puskesmas IdamanPuskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan
pelayanan kesehatan bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan standart
operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman”
sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan,
oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “
Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat”.
D. Masalah bidang kesehatan di Indonesia.
Keadaan lain di Negara Indonesia yang masih merupakan masalah yang
harus dihadapi dalam permasalahan Bidang Kesehatan meliputi :

a.Masih cukup tingginya perbedaan status kesehatan antar tingkat sosial


ekonomi.
Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi perhatian
utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan dan status
gizi serta tingkat kesejahteraan sosial masyarakat; masih rentannya
ketahanan budaya dan belum diberdayakannya kesenian dan pariwisata
secara optimal; masih rendahnya kedudukan dan peranan perempuan di
berbagai bidang kehidupan dan pembangunan; masih rendahnya
partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan nasional, belum
membudayanya olahraga dan masih rendahnya prestasi olahraga.
Berbagai permasalahan tersebutkan diatasi melalui pelaksanaan berbagai
program pembangunan yang mengacu pada arah kebijakan sosial dan
budaya yang telah diamanatkan dalam GBHN 1999–2004. Strategi yang
digunakan dalam melaksanakan pembangunan bidang sosial dan budaya
adalah desentralisasi; peningkatan peran masyarakat termasuk dunia
usaha; pemberdayaan masyarakat termasuk pemberdayaan perempuan
dan keluarga; penguatan kelembagaan termasuk peningkatan koordinasi
antar sektor dan antar lembaga. Lingkungan sosial budaya yang erat
kaitannya dengan masalah kesehatan harus dilihat dari segi kehidupan
masyarakat secara luas. Faktor–Faktor kemasyarakatan tersebut antara
lain struktur sosial, ekonomi dan budaya. Ini meliputi kecerdasan rakyat,
kesadaran rakyat untuk memelihara kesehatan dirinya sendiri. Makin
bertambah tinggi tingkat pendidikan masyarakat akan tercipta perilaku
dan sikap yang baik terhadap hidup sehat yang menguntungkan upaya
kesehatan. Masyarakat agraris pada umumnya lebih lamban menanggapi
perubahan nilai sosial budaya termasuk ekonomi, hingga sulit mengatasi
masalah kemiskinan maupun pengembangan sosial dan budaya, yang
justru berpengaruh pada sikap dan perilaku hidup sehat.

b. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi Upaya pengendalian


pertumbuhan telah berhasil dengan baik terutama melalui gerakan
Keluarga Berencana. Namun pertambahan jumlah penduduk dan
perbandingan penduduk usia muda yang masih besar, serta penyebaran
penduduk yang masih belum merata, menimbulkan masalah.
Perbandingan jumlah penduduk wanita dan pria, tidak akan banyak
berubah dari keadaan sekarang, yaitu 100 orang wanita terhadap96,8 pria.
Jumlah penduduk berusia 40 tahun kertas, secara relatif akan bertambah.
Ini berarti perlunya peningkatan pelayanan untuk penyakit–penyakit
tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit degeneratif
lainnya yang biasa diderita oleh penduduk berusia 40 tahun keatas, yang
relatif lebih mahal pelayanannya dibandingkan dengan penyakit menular
Dengan demikian ciri kependudukan di Indonesia sampai sekarang masih
cenderung bergerak lamban dari penduduk usia muda ke arah penduduk
usia tua. Karena itu upaya kesehatan masih ditujukan terutama kepada
penyakit-penyakit yang banyak diderita oleh anak-anak di bawah usia 5
tahun, dengan tidak melupakan pula berbagai penyakit yang lazim
diderita oleh golongan umur produktif yang makin besar jumlahnya serta
perubahan ciri-ciri penyakit di masa akan datang kondisi kesehatan
lingkungan masih rendah; Pencemaran lingkungan dewasa ini selain
terutama disebabkan karena kebiasaan membuang kotoran yang tidak
semestanya juga disebabkan oleh pencemaran air dan tanah serta udara
karena bahan buangan industri, limbah pertanian dan pertambangan serta
pencemaran udara karena kendaraan bermotor. Pencemaran makanan dan
minuman dapat terjadi karena higiene dan sanitasi yang belum memadai,
pemakaian bahan tambahan, pemakaian pestisida untuk menyelamatkan
produksi pangan dan keadaan lingkungan yang makin tercemar.
Mengenai perumahan, bahwa dewasa ini masih banyak penduduk
menempati rumah dan pemukiman yang tidak layak, yang merugikan
kondisi kesehatan diri sendiri dan lingkungan.

C. Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah


Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku
kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. dari batasan ini,
perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Tidak merokok.
Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan berbagai
macam penyakit. Ironisnya kebiasaan merokok ini, khususnya di
Indonesia seolah-olah sudah membudaya. Hampir 50% penduduk
Indonesia usia dewasa merokok. bahkan dari Hasil suatu penelitian,
sekitar 15% remaja kita telah merokok. inilah tantangan pendidikan
kesehatan kita.
2) Tidak minum-minuman keras dan narkoba.
Kebiasaan minuman keras dan mengonsumsi narkoba (narkotik dan
bahan-bahan berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar
1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai
kebiasaan minuman keras ini
3) Istirahat cukup
Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk
penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja
keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat. hal ini dapat
juga membahayakan kesehatan.
4) mengendalikan stres
5) Stres akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam
bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang
keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres akan meningkat
pada setiap orang. stres tidak dapat kita hindari, maka yang penting
agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat
mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang
positif. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan,
misalnya : tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks,
penyesuaian diri kita dengan lingkungan, dan sebagainya Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu Upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan
pimpinan (advocacy), bina suasana (sosial support) dan
pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya
untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya
sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-
cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.

D. Keterbatasan pelayanan kesehatan


Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan kesehatan
masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah, telah dibangun
Pusat-Pusat Kesehatan Masyarakat. Dewasa ini seluruh kecamatan
sudah mempunyai sekurang-kurangnya sebuah Puskesmas serta
beberapa Puskesmas Pembantu. Jangkauan upaya pelayanan
Puskesmas dan Puskesmas pembantu masih belum memadai
terutama di daerah pedesaanyang sulit perhubungannya atau daerah
terpencil. Untuk mengatasi itu diadakan Puskesmas Keliling dan
Polindes untuk membantu memberaikan pelayanan kepada
penduduk. Namun belum semua desa bisa terjangkau. Upaya
pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu hanya mungkin
diwujudkan jika sistem rujukan dikembangkan dengan meningkatkan
sarana dalam arti luas, yakni pengembangan rumah sakit yang
memenuhi syarat medis teknis serta kejelasan tanggung jawab antara
Puskesmas dan Rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta.

E. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata


Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya, masih rendahnya kinerja SDM Kesehatan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa baik tenaga medis maupun tenaga paramedis
jumlah dan mutunya serta pemerataannya masih belum memadai.
Hampir seluruh dokter dan sebagian besar tenaga paramedis adalah
pegawai negeri, sedangkan banyak tenaga medis merangkap
melayani usaha kesehatan swasta. Hal ini dapat mengurangi mutu
pelayanan kesehatan-kesehatan pemerintah. Perbandingan jumlah
dokter dan paramedis serta tenaga kesehatan lainnya terhadap jumlah
penduduk masih jauh dari memuaskan. Pola ketenagaan untuk unit-
unit pelayanan kesehatan serta pendidikan dan latihannya masih
perlu dimantapkan. Sistem pengelolaan tenaga kesehatan yang baru
dirintis belum sepenuhnya memungkinkan pembinaan tenaga
kesehatan berdasarkan sistem karier dan prestasi kerja. Dengan
meningkatnya kecepatan pembangunan bidang kesehatan sebagi
bagiandari pembangunan nasional, kiranya masalah ketenagaan
tersebut juga akan cenderung meningkat pula. Karena itu masalah
ketenagaan perlu mendapatkan prioritas penggarapan baik untuk
jangka pendek maupun menengah dan jangka panjang.

F. pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada belum optimal


Pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan,
atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking
behavior).Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self
treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. Fasilitas
kesehatan sebagai salah satu sumber daya kesehatan sampai dewasa
ini telah dikembangkan tahap demi tahap sesuai dengan keperluan.
Jumlah dan fungsi rumah sakit baik pemerintah maupun swasta telah
pula ditingkatkan. Peningkatan rumah sakit ini merupakan salah satu
kegiatan dari peningkatan upaya kesehatan rujukan, yang
dimaksudkan untuk lebih menunjang upaya kesehatan Puskesmas.
Demikian pula fasilitas kesehatan lainnya seperti laboratorium,
kantor, perumahan dinas, fasilitas pendidikan dan latihan dan yang
lainnya telah pula ditingkatkan. Namun pemanfaatan terhadap
fasilitas tersebut masih belum optimal, hal ini dapat kita lihat dari
sedikitnya jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas dibandingkan
dengan kunjungan ke praktik pribadi medis maupun paramedis.
Selain itu masih adanya pemanfaatan pengobatan pada praktik
perdukunan pada sebagian masyarakat di pedesaan.
G. akses masyarakat untuk mencapai fasilitas kesehatan yang ada belum
optimal
Akses yang dimaksud adalah sarana pendukung seperti sarana jalan
dan transportasi yang masih belum baik dan kurang. Di daerah
terbelakang dan terpencil sampai saat ini untuk sarana jalan dan
transportasi dapat dikatakan kurang mendukung. Untuk mencapai
fasilitas kesehatan terkadang membutuhkan waktu berhari-hari hanya
untuk mengobati sakit sanak keluarga masyarakat di desa terpencil
tersebut. Permasanlah ini tidak lepas juga dengan letak geografis
darah tersebut. Selain itu tidak semua desa tertinggal atau terpencil
ditempatkan petugas kesehatan dikarenakan masih Kurangnya tenaga
kesehatan.
H. peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal.
I. Diantara faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam
pembangunan antara lain adalah kerja sama lintas sektor. Kerja sama
yang dimaksud adalah kerja sama berbagai sektor pembangunan,
kerja sama pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta. Yang
masih perlu ditingkatkan adalah kerja sama lintas sektor yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, baik dari segi teknis
operasional maupun administratif, ketenagaan dan kejelasan
mekanisme kerja bahkan termasuk aspek-aspek hukum yang dapat
memantapkan kerja sama secara luas Kerja sama lintas sektor sering
sukar diwujudkan jika kerja sama tersebut tidak didasari oleh saling
pengertian dan keterbukaan yang mendalam antara komponen yang
terlibat serta tidak ada kejelasan tentang tujuan bersama. Peran yang
harus dilakukan oleh masing-masing komponen dalam kerja sama itu
dan mekanisme kerjanya perlu dirumuskan.

B.SETTING PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNTAS


1. Kegiatan praktik keperawatan komunitas
Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahanyang luas dan
tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum
kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
A. tahap persiapan
1)Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program praktek.
2) Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan kesehatan utama.
3)Penyusunan instrumen data.
4) Uji coba instrumen pengumpulan data.
5) Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan program praktek dan
mengadakan kontrak dengan komunitas.
6) Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan setempat.
7) Melakukan tabulasi data, menganalisis data dengan pendekatan demografi, epidemiologi dan
statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
8)Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan dan melatih
masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
9)Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
a) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat.
b) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar rencana
kegiatan.
c) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan.
d) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari instansi terkait.
B. Tahap Pelaksanaan :
1) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersamadengan kelompok kerja kesehatan.
2) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompokkerja kesehatan:
a) Pelatihan kader kesehatan
b) Penyuluhan kesehatan
c) Simulasi/demonstrasi
d) Pembuatan model/percontohan
e) Kunjungan rumah (home health care)
f) Kerja bakti, daan lain-lain
3) Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan.
C. Tahap evaluasi
1) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian, keefektifan dan
keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.
2) Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan, keberhasilan pemecahan
masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.
2.Area praktik keperawatan kesehatan komunitas
Menurut Depkes RI (2006), pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat diterapkan langsung
pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti:
a. Unit pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas rawat inap dan rawat jalan(rumah sakit,
puskesmas, dan sebagainya).
b. Rumah. Perawat home care memberikan pelayanan keperawatan pada keluarga dirumah yang
menderita penyakit akut dan kronis. Peran home care adalah untuk meningkatkan fungsi
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang beresiko tinggi mengalami masalah
kesehatan
c. Sekolah. Area praktik perawat komunitas juga mencakup seluruh warga dilingkungan institusi
pendidikan seperti siswa, guru dan karyawan baik di TK, SD,SMP, SMA maupun perguruan
tinggi. Perawat sekolah dapat memberikan pelayanan sesaat (day care), screening (proses
mengidentifikasi penyakit- penyakit yang tidak diketahui/tidak terdeteksi dengan
menggunakan berbagai test/uji), maupun memberikan pendidikan kesehatan
d. Tempat kerja atau industri. Perawat melakukan kegiatan perawatan langsung terhadap
kejadian kesakitan maupun kecelakaan minimal yang terjadi di tempat kerja, industri rumah
tangga, pabrik dan lainnya. Selain itu perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang
keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang, penurunan stres, olahraga, penanganan
perokok, serta pengawasan makanan.
e. Barak penampungan. Perawat memberikan perawatan langsung terhadap kasus akut, penyakit
kronis, serta kecacatan fisik ganda dan mental.
f. Kegiatan Puskesmas keliling. Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan
kepada individu, kelompok masyarakat di pedesaan, dan kelompok terlantar. Pelayanan
keperawatan yang diberikan meliputi pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan
kasus penyakit akut dan kronis, serta pengelolaan dan rujukan penyakit.
g. Panti atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti wreda, pantisosial lain,
rumah tahanan serta lembaga pemasyarakatan.
h. Pelayanan pada kelompok risiko tinggi. Kelompok risiko tinggi seperti (1)kelompok wanita,
anak-anak, dan lansia yang mendapat perlakuan kekerasan, (2) pusat pelayanan kesehatan
jiwa dan penyalahgunaan obat, (3) tempat penampungan kelompok lansia, gelandangan,
pengemis, kelompok orang denganHIV/AIDS (ODHA), dan wanita tuna susila (WTS).

3.Sasaran keperawatan kesehatan komunitas


Menurut DEPKES tahun 2006, sasaran keperawatan kesehatan komunitas antara lain:
a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usiaIanjut, penderita
penyakit menular (tuberkulosis pare, kusta, malaria, demam berdarah, diare, dan ISPA atau
pneumonia), dan penderita penyakit degenerative
b. Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan teridap masalah kesehatan(vulnerable group)
atau risiko tinggl (high risk group) dengan prioritas sebagai berikut :
1) Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
2) Keluarga yang sudah memanfaatkan sarana kesehatan serta mempunyai masalah
kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan
reproduksi, dan penyakit menular
3) Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan prioritas
serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.

c. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok khusus yang rentan terhadap masalahkesehatan baik yang terikat
maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
1) Kelompok tidak terikat dalam suatu institusi seperti posyandu,
kelompok balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita penyakit tertentu, dan pekerja
informal.
2) Kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi seperti sekolah,
pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan, dan lapas
d. Masyarakat
 Sasaran masyarakat adalah yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadaptimbulnya masalah
kesehatan seperti berikut :
1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, kelurahan, desa) yang mempunyai:
a)Bayi meninggal tinggi dibandingkan daerah lain;
b)Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkandaerah lain;
c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain.

2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah,


dan lainnya).
3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya.
4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil dan
perbatasan.
5) Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperi daerah
transmigrasi
4.Prinsip dasar dalam praktik perawatan kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b.  sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat.
d. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif
dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative.
e. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
f.  kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah dimasyarakat dan bukan dirumah
sakit
g. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
h. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat
masyarakat.
i.  Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. 
j.  Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secarateam.
k.  Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk kegiatan
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang
sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah
sakit.
l.  Home visite sangat penting.
m. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan
yang ada.
o.  Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagaiunit
pelayanan

5.Pendekatan praktik keperawatan komunitas

 Contoh pendekatan yang dapat digunakan:

a. Problem solving approach


 Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan menggunakan proseskeperawatanf. 
b. Family approach
 Pendekatan terhadap keluarga binaan.
c.  Case Approach
Pembinaan dilakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai memerlukan
tindak lanjut
d. Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survei wawas diri dengan
melibatkan partisipasi masyarakat.

6.Faktor yang mempengaruhi praktik keperawatan komunitas


a. Ilmu pengetahuan dan teknologi baru
Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti
oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan
jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit dapat digunakan penggunaan alat seperti
laser, terapi perubahan gen dan lain-lain. Berdasarkan itu maka pelayanan kesehatan
membutuhkan biaya yang cukup mahal dan pelayanan akan lebih profesional dan butuh
tenaga-tenaga yang ahli dalam bidang tertentu.

b. pergeseran nilai masyarakat


Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh nilai yang ada di
masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan, dimana dengan beragamnya masyarakat, maka
dapat menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda. Masyarakat yang
sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih
dalam penggunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada
masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi sistem
pelayanan kesehatan.

c. Aspek legal dan etik


Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan jasa
pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntutan hukum dan etikdalam
pelayanan kesehatan, sehingga pelaku pemberi pelayanan kesehatan harusdituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional denganmemperhatikan nilai-nilai hukum
dan etika yang ada di masyarakat

d. Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dimasyarakat.
Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan akan lebihdiperhatikan dan mudah
dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkatekonomi seseorang rendah, maka sangat
sulit menjangkau pelayanan kesehatanmengingat biaya dalam jasa pelayanan kesehatan
membutuhkan biaya yang cukupmahal. Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi
dalam sistem pelayanan kesehatan.

e.Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruhsekali dalam
sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yangada dapat memberikan pola
dalam sistem pelayanan.
BAB III
PENUTUP

A. Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau
desas – desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Tren dan isu yang sedang
dibicarakan dalam keperawatan komunitas :
1. Pengaruh politik terhadap keperawatan Professional
2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
3. Puskesmas Idaman
Adapun Masalah bidang kesehatan di Indonesia salah satunya yaitu masih cukup
tingginya perbedaan status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi dan mobilitas
penduduk yang cukup tinggi. Untuk keperawatan kesehatan komunitas di masa
mendatang diprediksi bahwa kebutuhan akan pelayanan keperawatan kesehatan
komunitas yang berkualitas akan semakin meningkat. Kegiatan praktik
keperawatan komunitas meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Area
praktik keperawatan kesehatan komunitas yaitu unit pelayanan kesehatan, rumah,
sekolah, tempat kerja atau industri, barak penampungan, kegiatan puskesmas
keliling, panti atau kelompok khusus lain serta pelayanan pada kelompok risiko
tinggi. Sasaran keperawatan kesehatan komunitas antara lain individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Prinsip dasar dalam praktik perawatan kesehatan
komunitas :
a) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
b) Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c) Perawat Kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat.
Pendekatan praktik keperawatan komunitas meliputi Problem solving
approach, Family approach, case Approach, dan Community approach.
Faktor yang mempengaruhi praktik keperawatan komunitas antar lain
IPTEK yang baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik,
ekonomi serta politik.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry dan Makhfudli.(2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktikdalam


Keperawatan.Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai