Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Oleh :

NI KETUT ARIASIH 17C10169

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat Beliau dan kerja keras penulis, maka “MAKALAH TREND ISSUE
KEPERAWATAN KOMUNITAS” dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam pembuatan makalah, diantaranya :

1. Bapak I G.P. Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor ITEKES
Bali yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menuntut ilmu
di sini.
2. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep.,MNS selaku dosen pembimbing
mata kuliah Keperawatan Komunitas yang telah membimbing penulis
dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk penulisan makalah yang lebih baik untuk berikutnya.

Denpasar, 30 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................3

2.1 Permasalahan dalam keperawatan komunitas ..................................3

2.2 Trend dan issue keperawatan komunitas ..........................................6

BAB III PENUTUP...............................................................................13


3.1 Kesimpulan .......................................................................................13
3.2 Saran .................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks,
yang saling berkaitan dengan masalah - masalah lain diluar kesehatan sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat
dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi - segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena
adanya kelemahan  fisik dan  mental,  keterbatasan  pengetahuan  serta
kurangnya  kemauan,sehingga  dengan  bantuan  yang  diberikan  tersebut 
diperoleh  kemampuan melaksanakan   kegiatan   hidup   sehari – hari   
secara   mandiri.   Kegiatan   pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
(kuratif), sertya pemeliharaan kesehatan (rehabilitative).
Upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan
primer (Primary Health Care/ PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung
jawab dan etika profesi keperawatan sehingga setiap orang yang menerima
pelayanan kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif. Keperawatan
sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud
kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam
tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan
keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan –
perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Keperawatan komunitas
sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai
perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit
dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi
akan menimbulkan berbagai isu yang menuntut peningkatan pelayanan
asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk

1
membahas isu kecenderungan keperawatan komunitas dan setting praktik
keperawatan komunitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja permasalahan yang ada pada keperawatan komunitas ?
2. Apa saja trend dan issue yang ada pada keperawatan komunitas ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja permasalahan yang ada pada keperawatan
komunitas
2. Untuk mengetahui apa saja trend dan issue yang ada pada keperawatan
komunitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Pada Keperawatan Komunitas


A. Masih cukup tingginya perbedaan status kesehatan antar tingkat
sosial ekonomi
Permasalahan pembangunan sosial dan budaya yang menjadi
perhatian utama antara lain adalah masih rendahnya derajat kesehatan
dan status gizi serta tingkat kesejahteraan sosial masyarakat; masih
rentannya ketahanan budaya dan belum diberdayakannya kesenian dan
pariwisata secara optimal; masih rendahnya kedudukan dan peranan
perempuan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan; masih
rendahnya partisipasi aktif pemuda dalam pembangunan nasional,
belum membudayanya olahraga dan masih rendahnya prestasi
olahraga. Berbagai permasalahan tersebut akan diatasi melalui
pelaksanaan berbagai program pembangunan yang mengacu pada arah
kebijakan sosial dan budaya yang telah diamanatkan dalam GBHN
1999–2004.
Strategi yang digunakan dalam melaksanakan pembangunan
bidang sosial dan budaya adalah desentralisasi; peningkatan peran
masyarakat termasuk dunia usaha; pemberdayaan masyarakat termasuk
pemberdayaan perempuan dan keluarga; penguatan kelembagaan
termasuk peningkatan koordinasi antarsektor dan
antarlembaga. Lingkungan sosial budaya yang erat kaitannya dengan
masalah kesehatan harus dilihat dari segi kehidupan masyarakat secara
luas. Faktor – faktor kemasyarakatan tersebut antara lain struktur
sosial, ekonomi dan budaya. Ini meliputi kecerdasan rakyat, kesadaran
rakyat untuk memlihara kesehatan dirinya sendiri

3
Makin bertambah tinggi tingkat pendidikan masyarakat akan
tercipta perilaku dan sikap yang baik terhadapa hidup sehat yang
menguntungkan upaya kesehatan. Masyarakat agraris pada umumnya
lebih lamban menanggapi perubahan nilai sosila budaya termasuk
ekonomi, hingga sulit mengatasi masalah kemiskinan maupun
pengembangan sosial dan budaya, yang justru berpengaruh pada sikap
dan perilaku hidup sehat.

B. Mobilitas penduduk yang cukup tinggi


Upaya pengendalian pertumbuhan telah berhasil dengan baik
terutama melalui gerakan Keluarga Berencana. Namun pertambahan
jumlah penduduk dan perbandingan penduduk usia muda yang masih
besar, serta penyebaran peduduk yang masih belum merata,
menimbulkan masalah. Perbandingan jumlah penduduk wanita dan
pria, tidak akan banyak berubah dari keadaan sekarang, yaitu 100
orang wanita terhadap 96,8 pria. Jumlah penduduk berusia 40 tahun
keatas, secara relatif akan bertambah. Ini berarti perlunya peningkatan
pelayanan untuk penyakit – penyakit tidak menular seperti kanker,
penyakit jantung, dan penyakit degeneratif lainnya yang biasa diderita
oleh penduduk berusia 40 tahun keatas, yang relatif lebih mahal
pelayanannya dibandingkan dengan penyakit menular.
Dengan demikian ciri kependudukan di Indonesia sampai
sekarang masih cenderung bergerak lamban dari penduduk usia muda
ke arah penduduk usia tua. Karena itu upaya kesehatan masih
ditujukan terutama kepada penyakit-penyakit yang banyak dideriita
oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun, dengan tidak melupakan pula
berbagai penyakit yang lazim diderita oleh golongan umur produktif
yang makin besar jumlahnya serta perubahan ciri-ciri penyakit di masa
akan datang kondisi kesehatan lingkungan masih rendah;  Pencemaran
lingkungan dewasa ini selain terutama disebabkan karena kebiasaan
membuang kotoran yang tidak semestinya juga disebabkan oleh

4
pencemaran air dan tanah serta udara karena bahan buangan industri,
limbah pertanian dan pertambangan serta pencemaran udara karena
kenderaan bermotor. Pencemaran makanan dan minuman dapat terjadi
karena hygiene dan sanitasi yang belum memadai, pemakaian bahan
tambahan, pemakaian pestisida untuk menyelamatkan produksi pangan
dan keadaan lingkungan yang makin tercemar.
Mengenai perumahan, bahwa dewasa ini masih banyak
penduduk menempati rumah dan pemukiman yang tidak layak, yang
merugikan kondisi kesehatan diri sendiri dan lingkungan.

C. Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah


Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka
perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan.
dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Tidak merokok : Merokok adalah kebiasaan jelek yang
mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya kebiasaan
merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-olah sudah
membudaya. Hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa
merokok. bahkan dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja
kita telah merokok. inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.
2. Tidak minum-minuman keras dan narkoba : Kebiasaan minuman
keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan
berbahaya lainnya) juga cenderung meningkat. Sekitar 1%
penduduk Indonesia dewasa diperkirakan sudah mempunyai
kebiasaan minuman keras ini.
3. Istirahat cukup : Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat
tuntutan untuk penyesuaian lingkungan modern, mengharuskan
orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu
istirahat. hal ini dapat juga membahayakan kesehatan.

5
4. Mengendalikan stres : Stres akan terjadi pada siapa saja, dan
akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih sebagai
akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas.
Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. stres
tidak dapat kita hindari, maka yang penting agar stres tidak
menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat
mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan
yang positif. 

D. Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal


Diantara faktor-faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam
pembangunan antara lain adalah kerja sama lintas sektor. Kerja sama
yang dimaksud adalkah kerja sama berbagai sektor pembangunan,
kerjasama pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta. Yang
masih perlu ditingkatkan adalah kerja sama lintas sektor yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, baik dari segi teknis
opersional maupun administratif, ketengaan dan kejelasan mekanisme
kerja bahkan termasuk aspek-aspek hukum yang dapat memantapkan
kerja sama secara luas Kerja sama llintas sektor sering sukar
diwujudkan jika kerja sama tersebut tidak didasari oleh saling
pengertian dan keterbukaan yang mendalam antara komponen yang
terlibat serta tidak ada kejelasan tentang tujuan bersama. Peran yang
harus dilakukan oleh masing-masing komponen dalam kerja sama itu
dan mekanisme kerjanya perlu dirumuskan.

2.2 Trend dan isu yang sedang dibicarakan dalam keperawatan komunitas
A. Trend dan Issue Dalam Keperawatan Komunitas
1. Trend pengaruh politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Organisasi
PPNI telah melakukan pembenahan dan perubahan-perubahan kearah
mekajuan yang sangat mendasar dalam organisasi, organisasi

6
keperawatan di Indonesia telah mendapatkan pengakuan dari
pemerintah seiring dengan adanya keputusan Menkes No.1239
Keputusan Menkes tentang registrasi dan praktik perawat.
Sudah waktunya untuk memahami tentang politik dalam rangka
perlindungan hukum dan sebagai kekuatan dalam menetapkan suatu
keputusan serta pengambilan kebijakan dalam penerapan proses
asuhan keperawatan

2. Trend pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan


Aktifitas dan komitmen politik merupakan bagian dari
profesionalisme dan politik merupakan aspek yang penting dalam
memberikan perawatan kesehatan. Peran perawat kesehatan
masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang. perubahan-
perubahan pada masyarakat secara keseluruhan dapat dilihat pada :
pertambahan penduduk, transisi penyakit, perkembangan
industrialisasi serta perubahan kondisi sosial. meningkatnya
pengetahuan masyarakat.
Keperawatan komunitas dimasa yang akan datang cenderung
semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan
kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat
dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi
di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara
keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada
peran yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan
masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar
dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan
ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.

7
3. Trend puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan
kesehatan bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
serta memberi pelayanan yang sesuai dengan standart operating
procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai
pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan,
oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “
Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat”.

4. Trend perawatan di Rumah (Home Care)


Masalah kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada
transisi epidemiologi. Homecare merupakan pelayanan kesehatan
yang berkesinambungan dengan komprehensif yang diberikan kepada
individu dan keluarga di tempat tinggal mereka untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan penyakit.
Faktor yang mendorong perkembangan home care (Triwibowo 2012)
yaitu :
- Kasus-kasus penyakit terminal yang dianggap tidak efektif dan
tidak efisien apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan
- Banyak orang merasakan bahwa dirawat diinstitusi pelayanan
kesehatan membatasi kehidupan manusia
- Lingkungan dirumah dirasakan lebih nyaman bagi sebagian
klien dibandingkan dengan perawatan dirumah sakit

Hasil penelitian Rini dan Alin (2008) pada pasien pasca stroke
menyatakan mereka membutuhkan program pelayanan home care
yang dilakukan oleh home care agency karena pihak keluarga kurang
mampu melaksanakan perawatan dan rehabilitasi pasca stroke secara

8
mandiri di rumah selain juga karena keterbatasan waktu yang ada.
Adapun penelitian Megawati (2004) pada pasien yang sedang
mengikuti home care di rumah sakit, mereka setuju adanya home care
dengan biaya lebih murah.

Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care


adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif  diberikan kepada individu, keluarga, di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan
sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan,
dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur
berdasarkan perjanjian bersama.

Home health Care sebagai jembatan antara rumah sakit dan


masyarakat dalam sektor kesehatan harus berperan aktif dalam ikut
mendukung program pembangunan di masa yang akan datang,
namun dengan tidak mengabaikan aspek sosial dan menjaga martabat
moral etika sesuai dengan etika ketimuran yang ada dimasyarakat.
Berdasarkan pertimbangan yang ada sudah selayaknya terbentuk
suatu jasa pelayanan yang bersifat sosial sekaligus ekonomis yaitu
dengan adanya jasa pelayanan home health care. Oleh karena itu jasa
pelayanan kesehatan yang bersifat sosial tetapi tetap memperhatikan
nilai ekonomis maka perlu disusun dalam suatu perencanaan baik.

5. Issue Aspek Legal


Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik
keperawatan mengacu pada hukum nasional yang berlaku di suatu
negara. Hukum bermaksud melindungi hak publik, misalnya undang-
undang keperawatan bermaksud melindungi hak publik dan kemudian
melindungi hak perawatan. Dengan demikian seseorang perawat

9
profesional yang dalam memberikan praktik asuhan keperawatan
sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan/ hukum, maka
dapat diartikan bahwa praktik asuhan keperawatan tersebut legal. Jadi,
Issue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa
mendatang dan Sah, sesuai dengan Undang-Undang/Hukum mengenai
tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama dengan klien
baik individu, keluarga atau komunitas dan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya, baik
tanggung jawab medis/kesehatan maupun tanggung jawab hukum

6. Trend dan Issue Telenursing


Trend :
Telenursing dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi
informasi dibidang pelayanan keperawatan untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak jauh. Keuntungan
Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak
perlu, Mempersingkat hari rawat dan mengurangi biaya perawatan
Membantu memenuhi kebutuhan kesehatan Memudahkan akses
petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi Berguna
dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di
rumah dengan jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan, Mendorong
tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses
penyedia layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan
internet (American Nurse Assosiation, 1999). Kekurangan
Kekurangan dari penggunaan Telenursing ini yaitu tidak adanya
interaksi langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi
kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini muncul karena
anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting
terutama untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik.

10
kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi internet
atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan
lain sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang
berjalan, selain itu juga meningkatkan risiko terhadap keamanan dan
kerahasiaann dokumen klien. Prinsip dalam pemberian asuhan
keperawatan salah satunya adalah efektifitas dan efisiensi, sehingga
tujuan pelayanan dapat tercapai. Saat ini telah banyak penelitian yang
mendukung bahwa inovasi telenursing sangat berdampak positif bagi
pelayanan keperawatan.

Issue :

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan


etik dan kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara
keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di
Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat
yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap
resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus
bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antarnegara
bagian.Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dan
sebagainya dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit
pemecahannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak
jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang
mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi
yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan strategi
dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan
pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan
keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis
internet. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya
mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik

11
keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara
fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam
bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah : Jaminan kerahasiaan
dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus
tetap terjaga Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth
harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan
kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan
keuntungannya Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien
(suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent
(pernyataan persetujuan) lewat email Individu yang menyalahgunakan
kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi
dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

12
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
A. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang
saling berkaitan dengan masalah - masalah lain diluar kesehatan sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya
dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi - segi
yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat sakit “ atau kesehatan
tersebut.
B. Permasalahan Pada Keperawatan Komunitas
- Masih cukup tingginya perbedaan status kesehatan antar tingkat
sosial ekonomi
- Mobilitas penduduk yang cukup tinggi
- Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah
- Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal
C. Trend dan isu yang sedang dibicarakan dalam keperawatan komunitas
- Trend pengaruh politik terhadap keperawatan professional
- Trend pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
- Trend puskesmas Idaman
- Trend perawatan di Rumah (Home Care)
- Issue Aspek Legal
- Trend dan Issue Telenursing
2.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
yang kami miliki, materi ulasan yang kami sajikan masih jauh dari
kesempuranaan . Oleh karena itu, kami menghargai dan bahkan
mengharapkan segala bentuk masukan dan kritik dari rekan-rekan ataupun
pihak lain untuk lebih membangun dan menyegarkan wawasan kami sehingga
lebih bijaksana.

13
DAFTAR PUSTAKA

American Nurses Assosiation, Council of Community Health Nurses 1999.


Standars of Community Health Nursing Practice. Kansas city : ANA

Triwibowo, C. 2012. Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini. Yogyakarta:


Nuha Medika

14

Anda mungkin juga menyukai