Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

FOKUS MASALAH KESEHATAN AGGREGAT USIA PRODUKTIF


PADA MASYARAKAT DI DAERAH RW 20 KELURAHAN MILLENIAL

Dosen Pengampu :
Ros Endah Happy P.SKp.Ns.Mkep

Disusun oleh kelompok 5:

Novy Kusuma Dewi (P27220018071)


Pebriana Esti Cahyani (P27220018072)
Ria Dwi Utami (P27220018073)
Ria Fadhla (P27220018074)
Saharista Munjayanah Pratiwi (P27220018076)
Shofin Nur’aini (P27220018077)
Silvia Damana (P27220018078)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan
Keperawatan Komunitas dengan sebaik-baiknya. Tugas ini disusun untuk
memenuhi tugas Keperawatan Komunitas di Poltekkes Kemenkkes Surakarta
Program Studi DIII Keperawatan semester 5.
Akhirnya penyusun meminta maaf apabila terdapat kesalahan selama
penyusunan makalah ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak karena penyusun menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam makalah ini.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat dalam bidang kesehatan dan dapat
menjadi pertimbangan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan Komunitas.

Surakarta, 04 Agustus 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................1
B. Tujuan....................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................2
D. Sistematika Penulisan............................................................3
BAB II : ISI.............................................................................................4

A. Kasus.....................................................................................4
B. Pengkajian.............................................................................8
C. Analisis Data.........................................................................17
D. Intervensi Keperawatan.........................................................21
BAB III : PENUTUP...............................................................................25

A. Simpulan................................................................................25
B. Saran......................................................................................25
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan IPTEK menuntut adanya
perkembangan dan perubahan di segala bidang kehidupan. Salah satu
diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi dan
perbaikan yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup
warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya
bidang kesehatan Angka Harapan Hidup menggambarkan umur rata-rata yang
dicapai seseorang dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Untuk Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah
menunjukkan pembangunan kesehatan belum berhasil, dan semakin tinggi
AHH semakin menunjukkan keberhasil pembangun kesehatan di daerah
tersebut (Dan et al., 2019).
Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi
pergeseran, antara upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan
segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan
kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam
upaya peningkatan status kesehatannya. Masyarakat atau komunitas sebagai
bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses
perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha
peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan
komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok
dalam masyarakat.

1
Melalui program ini mahasiswa bukan hanya melakukan Asuhan
Keperawatan saja namun juga memperbaiki lingkungan dan fasilitas keluarga,
serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di daerah RW 20 Kampung
Milenial.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat RW
20 Kampung Milenial sehingga pencegahan, deteksi dini dan penanganan
yang tepat dapat dilakukan demi membantu meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui masalah yang dapat memicu kesehatan masyarakat
b. Mengetahui faktor pemicu / stressor yang dapat mempengaruhi
kesehatan masyarakat
c. Mengetahui determinan perilaku dan kondisi lingkungan masyarakat
d. Mengetahui dan mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas
e. Membantu masyarakat menangani masalah yang dapat memicu
masalah kesehatan
f. Membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

C. Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika masyarakat
d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal
2. Untuk Mayarakat

2
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang di alami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

D. Sistematika Penulisan
Penulisan Asuhan Keperawatan ini berdasarkan litelature konsep dan
sistematika penulisan Asuhan Keperawatan Komunitas. Bahan tulisan di
ambil dari sari berbagai telaah jurnal maupun buku kesehatan dan buku
keperawatan komunitas. Data yang diperoleh berdasarkan observasi dan
wawancara langsung kepada masyarakat RW 20 Kampung Milenial.

3
BAB II
ISI

A. Kasus
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa
Jurusan Keperawatan Poltekkes Surakarta di RW 20, Kelurahan Millenial,
didapatkan data bahwa RW 20, merupakan salah satu RW yang memiliki
penduduk yang padat, jumlah penduduk 600 jiwa.  Data demografi yang
didapatkan: Komposisi penduduk: 30% balita, 20% anak usia sekolah dan
remaja, 30% usia dewasa produktif, sedangkan 20% lansia. Lima puluh
enam persen (56%) adalah laki-laki, 44 persen perempuan. Mayoritas
(54%) penduduk memiliki pekerjaan yang bervariasi antara lain: sebagai
buruh pabrik, sopir, wiraswasta, pegawai negeri, pegawai swasta,
pedagang, pemilik rumah kontrakan dan tukang ojek. 
Namun 46% penduduk tidak memiliki pekerjaan. Sebagian besar
kepala keluarga (KK) memiliki penghasilan lebih dari UMR kota Depok,
yaitu Rp: 1.157.000. Sedangkan sisanya memiliki penghasilan dibawah
UMR. Adapun gambaran tingkat pendidikan masyarakat adalah: 52 %
lulusan SMA, 18,3% lulusan SD, 17,2% berpendidikan SMP, 10,3%
berpendidikan Perguruan Tinggi, sementara itu masih terdapat 2,2 %
penduduk yang tidak pernah sekolah. 
Pada saat winshield survey didapatkan data: di beberapa lokasi
banyak didapatkan pangkalan ojek, yang sekaligus menjadi tempat
berkumpul laki-laki usia dewasa yang tidak bekerja, mereka tampak
ngobrol, sambil merokok dan minum kopi. Jarak antara RW 20 dengan
pasar sangat dekat yaitu 0,5 KM sehingga orang dan kendaraan yang
menuju ke pasar harus melewati wilayah RW 20. Di sekitar pasar banyak
terdapat pedagang makanan seperti gorengan, bakso, mie ayam, makanan
warteg, gado-gado dan pedagang es keliling. Jumlah pedagang makanan
ini sangat banyak sampai masuk ke dalam gang-gang kecil RW.
Tampak banyak ibu-ibu yang membeli makanan jadi tersebut. Para
ibu yang kebanyakan tidak bekerja, bercerita bahwa membeli makanan

4
lebih hemat dibandingkan memasak, karena jika memasak harus membeli
minyak tanah, minyak goreng, serta bahan makanan, namun ketika telah
dimasak kadang-kadang makanan tersebut tidak dimakan oleh anggota
keluarga dengan alasan selera yang beda, kurang sedap, ataupun tidak
sempat dimakan. Sehingga menurut ibu lebih praktis membeli
dibandingkan memasak. 
Lansia yang berada di RW 20 sebanyak 120 lansia atau 20% dari
total penduduk RW 20. Hasil pengkajian didapatkan data: 87% lansia
memiliki riwayat hipertensi; 90% jarang berolahraga; 65% lansia tidak
rutin memeriksakan kesehatannya. Keluarga mengatakan lansia tersebut
tidak ke Posyandu lansia karena jauh dari tempat tinggalnya, tidak ada
yang mengantarkan, dan mahal ongkosnya. Keluarga mengatakan lansia
sering makan ikan asin dan minum kopi. Pengetahuan keluarga tentang
hipertensi 57% kurang baik. Keluarga mengatakan sering membeli
makanan matang karena praktis dan lebih murah serta tidak ada waktu
untuk memasak.
Sebagian besar remaja yang ada di RW 20 adalah pelajar, namun
banyak remaja yang putus sekolah dengan alasan tidak punya dana yang
cukup, malas belajar, serta merasa tidak mampu menerima pelajaran di
sekolah. Remaja ini sehari-hari menonton TV, bergadang sampai malam,
memiliki kebiasaan merokok, banyak diantara mereka yang telah memiliki
pacar atau teman dekat. Ada 5-6 orang remaja yang mengatakan pernah
melakukan hubungan seksual dengan pacar mereka, dengan alasan ingin
coba-coba, mendapatkan pengalaman baru, ataupun ingin menguji kadar
cinta pasangannya. Mereka menyatakan melakukan hubungan seksual
setelah mencoba-coba narkotika. Terdapat 2 remaja perempuan yang
hamil, namun keduanya menggugurkan kandungan dengan alasan takut
dikucilkan masyarakat, malu, dan tidak memiliki dana yang cukup untuk
menghidupi bayi mereka nanti. Terdapat ada 1 remaja putri yang sedang
hamil, badannya tampak sangat kurus, masih menggunakan baju ketat
dengan alasan malas makan dan malu terlihat hamil. Remaja tersebut
bercerita bahwa pada saat dinyatakan hamil dia langsung melakukan

5
tindakan obortus dengan oknum petugas kesehatan, namun usaha tersebut
gagal dan remaja ini akhirnya dinikahi pacarnya. 
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa
Jurusan Keperawatan Poltekkes Surakarta, didapatkan data bahwa
mayoritas anak usia sekolah bersekolah di SD setempat yang ada di
lingkungan RW 20 juga. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa di
sekitar sekolah juga banyak ditemukan pedagang makanan di pinggir
jalan. Makanan terlihat berwarna sangat menarik, ada juga jenis makanan
mie instant yang tidak memiliki izin Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), anak-anak juga menyantap makanan tersebut tanpa terlihat
mencuci tangan. Terlihat banyak anak sekolah yang berlalu lalang diantara
arus kendaraan ramai yang lewat di depan sekolah. Hasil wawancara
dengan orang tua yang memiliki anak usia SD, 80 % anaknya tidak pernah
sarapan dengan buru-buru dan tidak menyukai makanan di rumah, lebih
enak jajan. Anak SD juga menyatakan bahwa orang tua tidak pernah
mengontrol jenis jajanan yang dibeli mereka. Hasil wawancara dengan
orang tua yang memiliki anak sekolah SD mengatakan bahwa keluhan
kesehatan yang sering dialami anaknya adalah diare, batuk pilek, demam
dan jatuh saat bermain bersama teman-temannya.
Hasil pengkajian terhadap kelompok usia dewasa produktif yang
ada di RW 20 sebagian besar adalah buruh pabrik dan pekerja swasta.
Hasil pengkajian didapatkan data bahwa jumlah pekerja 50 orang; jam
kerja pekerja rata-rata 8 – 10 jam per hari, belum termasuk lembur, jika
banyak pesanan.  Dengan jam kerja yang padat, sebagian besar dari
pekerja menyatakan tidak pernah berolah raga dan makan seadanya sesuai
penghasilan mereka yang mereka anggap pas-pas an. Sistem gaji
dibayarkan mingguan. Pekerja mengatakan jarang melakukan rekreasi
karena harus berhemat, dikarenakan sebagain besar pekerja memili
tanggungan membayar cicilan minimal sebesar 500 ribu per bulan.
Sebagian besar pekerja menyatakan sering mengeluh pegal-pegal, nyeri
otot dan sendi, batuk-batuk yang hilang timbul bahkan ada pekerja yang
mengatakan sering mengalami nyeri dada. Mayoritas pekerja menyatakan

6
memiliki kebiasaan merokok lebih dari 3 batang per hari. Merokok juga
dilakukan pekerja saat mereka merasa stress. Makanan yang paling disukai
kelompok ini adalah makanan berminyak, bersantan, gulai, dan jeroan
termasuk sop kambing dan nasi goreng, yang banyak ditemukan
pedagangnya di sekitar pabrik. Pekerja mengatakan tidak menggunakan
masker dan saat bekerja.
Hasil pengkajian yang dilakukan pada orang tua yang memiliki
anak balita, didapatkan data bahwa: 57% ibu mengeluhkan balita susah
makan; 5% balita mengalami gizi kurang; 76% ibu tidak rutin membawa
balitanya ke Posyandu dengan alasan jauh dan mahal di ongkos. Hasil
wawancara didapatkan data bahwa orang tua cenderung memilih
memberikan makanan pendamping instan atau membeli makanan matang
dikarenakan lebih murah dan tidak repot. Keluhan kesehatan yang
dkeluhkan orang tua terhadap balitanya adalah batuk pilek, demam, diare,
dan susah makan.

7
B. Pengkajian
1. Winshield survey
a. Tipe pedesaan
Di daerah RW 20, Kelurahan Millenial berbentuk
perumahan dengan berbagai macam pekerjaan. Di daerah ini
terdapat pangkalan ojek, warung makan, pasar. Masyarakatnya
mayoritas bekerja sebagai buruh pabrik, sopir, wiraswasta, pegawai
negeri, pegawai swasta, pedagang, pemilik rumah kontrakan dan
tukang ojek. 
b. Lingkungan tempat tinggal
Di lingkungan ini bangunannya merupakan rumah tunggal,
karena terpisah antara rumah satu dengan yang lainnya.
c. Umur area perumahan
Mayoritas merupakan bangunan baru, terdapat bangunan
lama tapi terpelihara dengan baik, serta terdapat bangunan rusak
yang ditinggal pemiliknya.
d. Karakteristik sosial-kultural
Di sekitar pasar banyak terdapat pedagang makanan seperti
gorengan, bakso, mie ayam, makanan warteg, gado-gado dan
pedagang es keliling. Jumlah pedagang makanan ini sangat banyak
sampai masuk ke dalam gang-gang kecil yang ada di RW. Tampak
banyak ibu-ibu yang membeli makanan jadi tersebut. Para ibu yang
kebanyakan tidak bekerja, bercerita bahwa membeli makanan lebih
hemat dibandingkan memasak, karena jika memasak harus
membeli minyak tanah, minyak goreng, serta bahan makanan,
namun ketika telah dimasak kadang-kadang makanan tersebut
tidak dimakan oleh anggota keluarga dengan alasan selera yang
beda, kurang sedap, ataupun tidak sempat dimakan. Sehingga
menurut ibu lebih praktis membeli dibandingkan memasak. Di
beberapa lokasi banyak didapatkan pangkalan ojek, yang sekaligus
menjadi tempat berkumpul laki-laki usia dewasa yang tidak
bekerja, mereka tampak ngobrol, sambil merokok dan minum kopi.

8
e. Lingkungan
1) Tampakan umum
Halaman di setiap rumah terlihat bersih dan tertata rapi.
Beberapa rumah tidak memiliki pekarangan, sebagian besar
pekarangan rumah ditanami tanaman berbuah. Setiap gang
terdapat gapura yang dibangun warga dengan gotong royong.
2) Bahaya lingkungan
- Tidak terdapat polusi udara
- Sampah diambil setiap pagi. Petugas pengambil sampah
mengambil sampah-sampah dan setiap bulan warga harus
membayar iuran.
- Pelayanan keamanan yang terdapat di RW 20 kelurahan
milenial ini adalah poskampling. Sedangkan kantor polsek,
pos polisi terdapat di luar kelurahan sekitar 2 km.
- Lingkungan ini memiliki gang-gang sempit yang banyak
toko.
- Penerangan jalan terdapat di setiap sisi jalan sehingga jika
malam hari jalan-jalan di RW 20 selalu terang.
- Di RW 20 tidak terdapat pemadam kebakaran.
- Lalu lintas di RW 20 sangat lancar, karena lingkungan
terletak di gang sehingga kendaraan besar jarang lewat.
- Di RW 20 tidak terdapat polisi untuk keamanan, tetapi
setiap malam ada bapak-bapak yang bertugas untuk ronda
malam.
3) Stresor lingkungan
- Kawasan RW 20 cukup tenang.
- Tidak ada tanda-tanda ditemukan kejadian kriminal,
terdapat poskampling yang masih aktif.
- Beberapa remaja menyatakan pernah melakukan hubungan
seksual setelah mencoba-coba narkotika dan memiliki
kebiasaan merokok. Beberapa remaja putri mencoba untuk
menggugurkan kandungan.

9
- Mayoritas masyarakat bekerja sebagai buruh pabrik, sopir,
wiraswasta, pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang,
pemilik rumah kontrakan dan tukang ojek. 
f. Sumber-sumber (yang ada dan yang tidak ada)
- Fasilitas kesehatan, posyandu jauh dan biaya perjalanan mahal.
Sedangkan bidan praktek, puskesmas terdapat kecamatan dan
rumah sakit terdekat terdapat di kabupaten yang berjarak
sekitar 10 km dari RW 20 kelurahan milenial.
- Fasilitas transportasi kehari-hari adalah sepeda motor.
Transportasi umum berupa bus yang dapat dijangkau
diterminal atau jalan raya lintas kota dan angkot yang dapat
dijangkau diluar pedesaan.
- Fasilitas belanja, pasar dapat dijangkau dengan kendaraan
bermotor yang berjarak 0,5 KM dan warung-warung kecil yang
menyediakan makanan siap saji.
- Fasilitas rekreasi, terdapat lapangan dipinggir desa untuk
bermain anak-anak.
- Fasilitas pendidikan, terdapat PAUD, TK, SD, universitas maju
bangsa.
- Fasilitas beribadah, terdapat 2 masjid. Sedangkan fasilitas
beribadah lain terdapat diluar kelurahan milenial.
- Fasilitas pelayanan keamanan yang terdapat di RW 20
kelurahan milenial ini adalah poskampling. Sedangkan kantor
polsek, pos polisi terdapat di luar kelurahan sekitar 2 km.
- Fasilitas farmasi di daerah RW 20 yaitu apotek uiversitas maju
bangsa. Sedangkan apotek besar terdapat diluar kelurahan.
- Fasilitas kegawat-daruratan tidak terdapat di wilayah RW 20
ini, namun ada di luar wilayah yaitu di wilayah kecamatan
terdapat pos pemadam kebakaran.
- Fasilitas umum tidak terdapat di wilayah RW 20, namun ada di
luar wilayah yaitu tepatnya di kecamatan terdapat beberapa
bank dan kantor pos.

10
- Fasilitas pengambil sampah ada di wilayah RW 20 dilakukan
setiap pagi. Petugas pengambil sampah mengambil sampah-
sampah dan setiap bulan warga harus membayar iuran.
- Fasilitas lapangan untuk berolahraga adalah tempat yang sama
untuk bermain anak-anak.
g. Pelayanan kesehatan
1) Fasilitas kesehatan
Rumah sakit terdekat terdapat di kabupaten yang berjarak
sekitar 10 km dari RW 20 kelurahan milenial.
2) Sumber pelayanan kesehatan pertama
Posyandu jauh dan biaya perjalanan mahal. Sedangkan bidan
praktek, puskesmas terdapat di kecamatan

2. Pengkajian inti komunitas


a. Riwayat
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sukoco selaku
ketua RW 20 didapatkan data bahwa dulunya RW 20 adalah
perkebunan. Semenjak bapak Sukoco pindah ke wilayah dusun ini
pada tahun 1988, bapak Sukoco menyatakan kira-kira dusun ini
didirikan pada tahun 1978, yang dulunya merupakan satu dusun
besar dan dibagi menjadi beberapa blok dan dipimpin oleh satu
kepala dusun. Belum pernah ada pemekaran wilayah, tetapi satu
dusun ini dibagi menjadi tiga wilayah RT, yaitu RT 01, RT 02, dan
RT 03.
b. Demografi
RW 20, merupakan salah satu RW yang memiliki
penduduk yang padat, jumlah penduduk 600 jiwa.  Data demografi
yang didapatkan: Komposisi penduduk: 30% balita, 20% anak usia
sekolah dan remaja, 30% usia dewasa produktif, sedangkan 20%
lansia. Lima puluh enam persen (56%) adalah laki-laki, 44 persen
perempuan. Mayoritas (54%) penduduk memiliki pekerjaan yang
bervariasi antara lain: sebagai buruh pabrik, sopir, wiraswasta,

11
pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang, pemilik rumah
kontrakan dan tukang ojek.  Namun 46% penduduk tidak memiliki
pekerjaan. Sebagian besar kepala keluarga (KK) memiliki
penghasilan lebih dari UMR kota Depok, yaitu Rp: 1.157.000.
Sedangkan sisanya memiliki penghasilan dibawah UMR.
c. Statistik vital
57% ibu mengeluhkan balita susah makan; 5% balita
mengalami gizi kurang; 76% ibu tidak rutin membawa balitanya ke
Posyandu. Keluhan kesehatan yang dkeluhkan orang tua terhadap
balitanya adalah batuk pilek, demam, diare, dan susah makan.
Keluhan kesehatan yang dkeluhkan orang tua terhadap balitanya
adalah batuk pilek, demam, diare, dan susah makan.
Hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak sekolah SD
mengatakan bahwa keluhan kesehatan yang sering dialami anaknya
adalah diare, batuk pilek, demam dan jatuh saat bermain bersama
teman-temannya.
Sebagian besar pekerja menyatakan sering mengeluh pegal-
pegal, nyeri otot dan sendi, batuk-batuk yang hilang timbul bahkan
ada pekerja yang mengatakan sering mengalami nyeri dada.Ada 5-
6 orang remaja yang mengatakan pernah melakukan hubungan
seksual dengan pacar mereka. Mereka menyatakan melakukan
hubungan seksual setelah mencoba-coba narkotika. Terdapat 2
remaja perempuan yang hamil, namun keduanya menggugurkan
Terdapat ada 1 remaja putri yang sedang hamil, badannya tampak
sangat kurus.
Lansia yang berada di RW 20 sebanyak 120 lansia atau
20% dari total penduduk RW 20. Hasil pengkajian didapatkan data:
87% lansia memiliki riwayat hipertensi; 90% jarang berolahraga;
65% lansia tidak rutin memeriksakan kesehatannya
d. Nilai dan kepercayaan

12
Sebagian masyarakat masih menganut kepercayaan nenek
moyang. Pemahaman tentang kesehatan dan tata laksana penyakit
minim.
Terdapat 2 masjid di wilayah ini, falisitas beribadah yang lain
berada di luar wilayah. Terdapat acara pengajian untuk bapak-
bapak maupun ibu-ibu.

3. Pengkajian sub sistem


a. Lingkungan fisik
1) Inspeksi
a) Tampakan umum
Halaman di setiap rumah terlihat bersih dan tertata
rapi. Beberapa rumah tidak memiliki pekarangan, sebagian
besar pekarangan rumah ditanami tanaman berbuah. Setiap
gang terdapat gapura yang dibangun warga dengan gotong
royong.
b) Bahaya lingkungan
- Tidak terdapat polusi udara
- Sampah diambil setiap pagi. Petugas pengambil sampah
mengambil sampah-sampah dan setiap bulan warga
harus membayar iuran.
- Pelayanan keamanan yang terdapat di RW 20 kelurahan
milenial ini adalah poskampling. Sedangkan kantor
polsek, pos polisi terdapat di luar kelurahan sekitar 2 km.
- Lingkungan ini memiliki gang-gang sempit yang banyak
toko.
- Penerangan jalan terdapat di setiap sisi jalan sehingga
jika malam hari jalan-jalan di RW 20 selalu terang.
- Di RW 20 tidak terdapat pemadam kebakaran.
- Lalu lintas di RW 20 sangat lancar, karena lingkungan
terletak di gang sehingga kendaraan besar jarang lewat.

13
- Di RW 20 tidak terdapat polisi untuk keamanan, tetapi
setiap malam ada bapak-bapak yang bertugas untuk
ronda malam.

c) Stresor lingkungan
- Kawasan RW 20 cukup tenang.
- Tidak ada tanda-tanda ditemukan kejadian kriminal,
terdapat poskampling yang masih aktif.
- Beberapa remaja menyatakan pernah melakukan
hubungan seksual setelah mencoba-coba narkotika dan
memiliki kebiasaan merokok. Beberapa remaja putri
mencoba untuk menggugurkan kandungan.
- Mayoritas masyarakat bekerja sebagai buruh pabrik,
sopir, wiraswasta, pegawai negeri, pegawai swasta,
pedagang, pemilik rumah kontrakan dan tukang ojek. 
2) Tanda vital
57% ibu mengeluhkan balita susah makan; 5% balita
mengalami gizi kurang; 76% ibu tidak rutin membawa
balitanya ke Posyandu. Keluhan kesehatan yang dkeluhkan
orang tua terhadap balitanya adalah batuk pilek, demam, diare,
dan susah makan. Keluhan kesehatan yang dkeluhkan orang tua
terhadap balitanya adalah batuk pilek, demam, diare, dan susah
makan.
Hasil wawancara dengan orang tua yang memiliki anak
sekolah SD mengatakan bahwa keluhan kesehatan yang sering
dialami anaknya adalah diare, batuk pilek, demam dan jatuh
saat bermain bersama teman-temannya. Sebagian besar pekerja
menyatakan sering mengeluh pegal-pegal, nyeri otot dan sendi,
batuk-batuk yang hilang timbul bahkan ada pekerja yang
mengatakan sering mengalami nyeri dada.
Ada 5-6 orang remaja yang mengatakan pernah melakukan
hubungan seksual dengan pacar mereka. Mereka menyatakan

14
melakukan hubungan seksual setelah mencoba-coba narkotika.
Terdapat 2 remaja perempuan yang hamil, namun keduanya
menggugurkan Terdapat ada 1 remaja putri yang sedang hamil,
badannya tampak sangat kurus.
Lansia yang berada di RW 20 sebanyak 120 lansia atau
20% dari total penduduk RW 20. Hasil pengkajian didapatkan
data: 87% lansia memiliki riwayat hipertensi; 90% jarang
berolahraga; 65% lansia tidak rutin memeriksakan
kesehatannya
3) Sistem review
Tingkat pendidikan masyarakat adalah: 52 % lulusan SMA,
18,3% lulusan SD, 17,2% berpendidikan SMP, 10,3%
berpendidikan Perguruan Tinggi, sementara itu masih terdapat
2,2 % penduduk yang tidak pernah sekolah. Dengan ini
sebagian masyarakat masih menganut kepercayaan nenek
moyang. Pemahaman tentang kesehatan dan tata laksana
penyakit minim. Terdapat 2 masjid di wilayah ini, falisitas
beribadah yang lain berada di luar wilayah.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
- Fasilitas Posyandu jauh, biaya perjalanan mahal.
- Fasilitas farmasi di daerah RW 20 yaitu apotek uiversitas maju
bangsa. Sedangkan apotek besar terdapat diluar kelurahan.
c. Ekonomi
Sebagian besar kepala keluarga (KK) memiliki penghasilan
lebih dari UMR kota Depok, yaitu Rp: 1.157.000. Sedangkan
sisanya memiliki penghasilan dibawah UMR.
d. Keamanan dan transportasi
1) Keamanan
Fasilitas pelayanan keamanan yang terdapat di RW 20
kelurahan milenial ini adalah poskampling. Sedangkan kantor
polsek, pos polisi terdapay di luar kelurahan sekitar 2 km.
2) Transportasi

15
Jarak antara RW 20 dengan pasar sangat dekat yaitu 0,5 KM
sehingga orang dan kendaraan yang menuju ke pasar harus
melewati wilayah RW 20

e. Politik dan pemerintahan


Kebijakan pemerintah setempat dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada pada masyarakat, yaitu dengan bantuan dana
berupa uang yang diberi oleh kelurahan untuk melaksanakan
program-progam kesehatan. Kemitraan yang yang dilakukan dalam
menanggulangi masalah kesehatan adalah dengan cara bekerja
sama dengan pihak Puskesmas setempat dalam melakukan
penyuluhan dan skrining pada masyarakat, serta Dinas Kebersihan
dalam pengambilan sampah setiap harinya.
f. Komunikasi
Sebagian warga memiliki televisi dan telepon. Terdapat
arisan dan pengajian untuk bapak-bapak maupun ibu-ibu.
g. Pendidikan
Gambaran tingkat pendidikan masyarakat adalah: 52 % lulusan
SMA, 18,3% lulusan SD, 17,2% berpendidikan SMP, 10,3%
berpendidikan Perguruan Tinggi, sementara itu masih terdapat 2,2
% penduduk yang tidak pernah sekolah. 
h. Rekreasi
Fasilitas rekreasi, terdapat lapangan di pinggir desa untuk
bermain anak-anak. Kelompok usia produktif mengatakan jarang
melakukan rekreasi karena harus berhemat.

4. Persepsi
a. Residen
Sebagian besar kelompok usia produktif adalah buruh
pabrik dan pekerja swasta. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa
jumlah pekerja 50 orang; jam kerja pekerja rata-rata 8 – 10 jam per
hari, belum termasuk lembur, jika banyak pesanan.

16
b. Persepsi
Sebagian besar pekerja menyatakan sering mengeluh pegal-
pegal, nyeri otot dan sendi, batuk-batuk yang hilang timbul bahkan
ada pekerja yang mengatakan sering mengalami nyeri dada.
Mayoritas pekerja menyatakan memiliki kebiasaan
merokok lebih dari 3 batang per hari. Merokok juga dilakukan
pekerja saat mereka merasa stress. Makanan yang paling disukai
kelompok ini adalah makanan berminyak, bersantan, gulai, dan
jeroan termasuk sop kambing dan nasi goreng, yang banyak
ditemukan pedagangnya di sekitar pabrik. Pekerja mengatakan
tidak menggunakan masker dan saat bekerja.

C. ANALISIS DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan
1. Hasil wawancara Perilaku kesehatan
a. Ketua RW mengatakan di sekitar pasar cenderung berisiko pada
banyak terdapat pedagang makanan seperti masyarakat RW 20
gorengan, bakso, mie ayam, makanan Kelurahan Millenial
warteg, gado-gado dan pedagang es (00188)
keliling.
b. Ibu-ibu mengatakan lebih suka membeli
makanan jadi karena lebih hemat.
c. Mayoritas pekerja menyatakan memiliki
kebiasaan merokok lebih dari 3 batang per
hari.
d. Dengan jam kerja yang padat, sebagian
besar dari pekerja menyatakan tidak pernah
berolah raga dan makan seadanya sesuai
penghasilan mereka yang mereka anggap
pas-pasan.
e. Sebagian besar pekerja menyatakan sering
mengeluh pegal-pegal, nyeri otot dan
sendi, batuk-batuk yang hilang timbul

17
bahkan ada pekerja yang mengatakan
sering mengalami nyeri dada.
f. Pekerja mengatakan tidak menggunakan
masker dan saat bekerja.

Hasil Survey
a. Komposisi penduduk: 30% balita, 20%
anak usia sekolah dan remaja, 30% usia
dewasa produktif, sedangkan 20% lansia.
b. Mayoritas (54%) penduduk memiliki
pekerjaan yang bervariasi antara lain:
sebagai buruh pabrik, sopir, wiraswasta,
pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang,
pemilik rumah kontrakan dan tukang ojek. 
Namun 46% penduduk tidak memiliki
pekerjaan.
c. Sebagian besar kepala keluarga (KK)
memiliki penghasilan lebih dari UMR kota
Depok, yaitu Rp: 1.157.000. Sedangkan
sisanya memiliki penghasilan dibawah
UMR.

Hasil observasi
a. Makanan yang paling disukai kelompok ini
adalah makanan berminyak, bersantan,
gulai, dan jeroan termasuk sop kambing
dan nasi goreng, yang banyak ditemukan
pedagangnya di sekitar pabrik.
b. Pekerja tampak tidak menggunakan masker
saat bekerja.
c. Ibu-ibu tampak membeli makanan jadi di
warung makanan yang ada di setiap gang.

18
d. Di beberapa lokasi banyak didapatkan
pangkalan ojek, yang sekaligus menjadi
tempat berkumpul laki-laki usia dewasa
yang tidak bekerja, mereka tampak
ngobrol, sambil merokok dan minum kopi
2. Hasil wawancara Ketidakefektifan
a. Ketua RW mengatakan Sebagian pemeliharaan kesehatan
masyarakat masih menganut kepercayaan pada masyarakat RW 20
nenek moyang. Pemahaman tentang Kelurahan Millenial
kesehatan dan tata laksana penyakit minim. (00099)
b. Ibu-ibu mengatakan anaknya jarang
dibawa ke posyandu karena jaraknya yang
jauh dan biaya perjalanan yang mahal.
c. Mayoritas orang mengatakan tidak pernah
ke fasilitas pelayanan kesehatan jika tidak
benar-benar sakit parah.
d. Mayoritas orang mengatakan mereka
menggunakan cara tradisional peninggalan
sesepuh untuk menyembuhkan penyakit
yang diderita.

Hasil survei
a. Gambaran tingkat pendidikan masyarakat
adalah: 52 % lulusan SMA, 18,3% lulusan
SD, 17,2% berpendidikan SMP, 10,3%
berpendidikan Perguruan Tinggi,
sementara itu masih terdapat 2,2 %
penduduk yang tidak pernah sekolah. 
b. Mayoritas (54%) penduduk memiliki
pekerjaan yang bervariasi antara lain:
sebagai buruh pabrik, sopir, wiraswasta,
pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang,
pemilik rumah kontrakan dan tukang ojek. 

19
Namun 46% penduduk tidak memiliki
pekerjaan.
c. Sebagian besar kepala keluarga (KK)
memiliki penghasilan lebih dari UMR kota
Depok, yaitu Rp: 1.157.000. Sedangkan
sisanya memiliki penghasilan dibawah
UMR.
d. Komposisi penduduk: 30% balita, 20%
anak usia sekolah dan remaja, 30% usia
dewasa produktif, sedangkan 20% lansia.

Hasil observasi
a. Fasilitas Posyandu jauh, biaya perjalanan
mahal.
b. Fasilitas farmasi di daerah RW 20 yaitu
apotek uiversitas maju bangsa. Sedangkan
apotek besar terdapat diluar kelurahan.
c. Fasilitas lapangan untuk berolahraga
adalah tempat yang sama untuk bermain
anak-anak.
d. Rumah sakit terdekat terdapat di kabupaten
yang berjarak sekitar 10 km dari RW 20
kelurahan milenial.
e. Posyandu jauh dan biaya perjalanan mahal.
Sedangkan bidan praktek, puskesmas
terdapat di kecamatan
3. Data wawancara Gaya hidup kurang gerak
a. Pekerja mengatakan jarang melakukan pada masyarakat RW 20
rekreasi karena harus berhemat, Kelurahan Millenial
dikarenakan sebagain besar pekerja (00168)
memiliki tanggungan membayar cicilan
minimal sebesar 500 ribu per bulan.
b. Pekerja mengatakan sepulang kerja lelah

20
dan langsung beristirahat dirumah. Mereka
yang memiliki pekerjaan selain pegawai
negeri di akhir pekan tetap bekerja.
Sedangkan mereka yang tidak memiliki
pekerjaan mengatakan malas untuk
berolahraga dan leih memilih nongkrong
atau hanya sekedar tidur dirumah.
c. Secara umum mayoritas orang memilih
untuk beristirahat dari pada menggerakkan
tubuh mereka.

Data Survey
a. Mayoritas (54%) penduduk memiliki
pekerjaan yang bervariasi antara lain
sebagai buruh pabrik, sopir, wiraswasta,
pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang,
pemilik rumah kontrakan dan tukang ojek. 
Namun 46% penduduk tidak memiliki
pekerjaan.
b. Kelompok usia dewasa produktif yang ada
di RW 20 sebagian besar adalah buruh
pabrik dan pekerja swasta. Jumlah pekerja
50 orang; jam kerja pekerja rata-rata 8 – 10
jam per hari, belum termasuk lembur, jika
banyak pesanan. 

Data observasi
a. Lapangan yang biasa digunakan olahraga
tampak sepi.
b. Fasilitas transportasi kehari-hari adalah
sepeda motor. Transportasi umum berupa
bus yang dapat dijangkau diterminal atau

21
jalan raya lintas kota dan angkot yang
dapat dijangkau diluar pedesaan.
c. Masyarakat tampak jarang bersepeda atau
berjalan kaki. Dalam tujuan jarak dekat
pun mereka lebih suka menggunakan
sepeda motor.

Skoring Masalah (Ervin, 2002)


Diagnosa keperawatan berdasarkan skoring masalah adalah sebagai berikut:
No. Kriteria Penilaian Skor
1 2 3
1. Pentingnya masalah untuk 1: rendah 3 2 2
diatasi 2: sedang
3: tinggi
2. Perubahan positif pada 0: tidak ada 3 2 2
komunitas jka masalah 1: rendah
diatasi 2: sedang
3: tinggi
3. Peningkatan kualitas hidup 0: tidak ada 3 2 2
jika masalah diatasi 1: rendah
2: sedang
3: tinggi
4. Rangking dari semua 1: paling tidak 6 4 3
masalah penting
6: sangat penting
Total skor 15 10 9

Berdasarkan skoring masalah, urutan prioritas masalah adalah sebagai berikut


1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada masyarakat RW 20 Kelurahan
Millenial (00188)
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada masyarakat RW 20
Kelurahan Millenial (00099)
3. Gaya hidup kurang gerak pada masyarakat RW 20 Kelurahan Millenial
(00168)

22
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Data Pendukung Masalah Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi
(NANDA) (NIC) (NOC)
1. Hasil wawancara Perilaku kesehatan Prevensi primer Prevensi primer
a. Ketua RW mengatakan di sekitar cenderung berisiko Knowledge: Health Health Education
pasar banyak terdapat pedagang pada masyarakat RW Behaviour a. Mengidentifikasi faktor
makanan seperti gorengan, bakso, 20 Kelurahan Health Promoting eksternal dan internal yang
mie ayam, makanan warteg, gado- Millenial (00188) Behavior meningkatkan motivasi
gado dan pedagang es keliling. Lifestyle Balance b. Menggunakan media dan
b. Ibu-ibu mengatakan lebih suka metode edukasi yang sesuai
membeli makanan jadi karena lebih c. Melakukan edukasi
hemat. kesehatan mengenai
c. Mayoritas pekerja menyatakan perubahan perilaku
memiliki kebiasaan merokok lebih Behavior Modification
dari 3 batang per hari. a. Tentukan motivasi untuk
d. Dengan jam kerja yang padat, berubah
sebagian besar dari pekerja b. Bantu untuk
menyatakan tidak pernah berolah mengidentifikasi kekuatan
raga dan makan seadanya sesuai c. Gantikan perilaku yang

1
penghasilan mereka yang mereka tidak diinginkan dengan
anggap pas-pasan. perilaku yang diinginkan
e. Sebagian besar pekerja menyatakan d. Berikan dukungan
sering mengeluh pegal-pegal, nyeri e. Identifikasi target perilaku
otot dan sendi, batuk-batuk yang f. Gunakan jangka waktu
hilang timbul bahkan ada pekerja untuk mengukur perubahan
yang mengatakan sering mengalami perilaku
nyeri dada. g. Kembangkan program
f. Pekerja mengatakan tidak perilaku
menggunakan masker dan saat
bekerja. Prevensi sekunder Prevensi sekunder
Health Seeking Managemen informasi:
Hasil Survey Behavior pelayanan kesehatan
a. Komposisi penduduk: 30% balita, Knowledge: Health a. Menjelaskan sistem
20% anak usia sekolah dan remaja, Resources pelayanan kesehatan,
30% usia dewasa produktif, bagaimana layanan
sedangkan 20% lansia. kesehatan dan apa yang
b. Mayoritas (54%) penduduk memiliki mampu diharapkan
pekerjaan yang bervariasi antara lain: b. Kaji dalam pemilihan

2
sebagai buruh pabrik, sopir, pelayanan kesehatan yang
wiraswasta, pegawai negeri, pegawai sesuai
swasta, pedagang, pemilik rumah c. Memberitahu sumber daya
kontrakan dan tukang ojek.  Namun komunitas yang sesuai dan
46% penduduk tidak memiliki kontak layanan
pekerjaan. kesehatan/perorangan
c. Sebagian besar kepala keluarga (KK) d. Mendorong konsultasi
memiliki penghasilan lebih dari dengan tenaga kesehatan
UMR kota Depok, yaitu Rp: professional yang lain
1.157.000. Sedangkan sisanya
memiliki penghasilan dibawah UMR. Prevensi tersier Prevensi tersier
Risk Control Environmental Management
Hasil observasi Decision-Making a. Modifikasi lingkungan yang
a. Makanan yang paling disukai aman dan nyaman
kelompok ini adalah makanan b. Identifikasi kebutuhan
berminyak, bersantan, gulai, dan keamanan berdasarkan
jeroan termasuk sop kambing dan kemampuan fisik dan
nasi goreng, yang banyak ditemukan fungsi kognitif dan
pedagangnya di sekitar pabrik. kebiasaan terdahulu

3
b. Pekerja tampak tidak menggunakan Decision Making-Support
masker saat bekerja. a. Menentukan perbedaan
c. Ibu-ibu tampak membeli makanan pandangan klien dan
jadi di warung makanan yang ada di petugas kesehatan
setiap gang. mengetahui kondisi saat ini
d. Di beberapa lokasi banyak b. Damping klien untuk
didapatkan pangkalan ojek, yang mengenal nilai dan
sekaligus menjadi tempat berkumpul
laki-laki usia dewasa yang tidak ekspektasi yang mungkin
bekerja, mereka tampak ngobrol, berpengaruh dalam
sambil merokok dan minum kopi
mengambil keputusan
c. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
keuntungan dan kerugian
setiap alternative
2. Hasil wawancara Ketidakefektifan Prevensi primer Prevensi primer
a. Ketua RW mengatakan Sebagian pemeliharaan Pengetahuan proses Pendidikan kesehatan
masyarakat masih menganut kesehatan pada penyakit Pengajaran proses  penyakit
kepercayaan nenek moyang. masyarakat RW 20 Pengetahuan manajemen Pengajaran  prosedur/perawatan
Pemahaman tentang kesehatan dan Kelurahan Millenial penyakit akut

4
tata laksana penyakit minim. (00099) Pengetahuan sumber
b. Ibu-ibu mengatakan anaknya jarang sumber kesehatan
dibawa ke posyandu karena jaraknya Pengetahuan gaya hidup
yang jauh dan biaya perjalanan yang sehat
mahal.
c. Mayoritas orang mengatakan tidak Prevensi sekunder
pernah ke fasilitas pelayanan Partisipasi dalam Prevensi sekunder
kesehatan jika tidak benar-benar sakit keputusan  perawatan Manajemen perilaku
parah. kesehatan Modifikasi perilaku
d. Mayoritas orang mengatakan mereka Perilaku patuh : Perlindungan lingkungan yang
menggunakan cara tradisional pengobatan yang beresiko
peninggalan sesepuh untuk disarankan
menyembuhkan penyakit yang Perilaku skrining
diderita. kesehatan  pribadi
Pengarahan perawatan
Hasil survei mandiri
a. Gambaran tingkat pendidikan Perilaku patuh : diet
masyarakat adalah: 52 % lulusan yang disarankan
SMA, 18,3% lulusan SD, 17,2%

5
berpendidikan SMP, 10,3% Prevensi tersier
berpendidikan Perguruan Tinggi, Partisipasi keluarga Prevensi tersier
sementara itu masih terdapat 2,2 % dalam Perawatan Konsultasi
penduduk yang tidak pernah sekolah.  profesional Persiapan Pertukaran data
b. Mayoritas (54%) penduduk memiliki perawatan di rumah bagi informasi kesehatan rujukan
pekerjaan yang bervariasi antara lain: caregiver
sebagai buruh pabrik, sopir,
wiraswasta, pegawai negeri, pegawai
swasta, pedagang, pemilik rumah
kontrakan dan tukang ojek.  Namun
46% penduduk tidak memiliki
pekerjaan.
c. Sebagian besar kepala keluarga (KK)
memiliki penghasilan lebih dari
UMR kota Depok, yaitu Rp:
1.157.000. Sedangkan sisanya
memiliki penghasilan dibawah UMR.
d. Komposisi penduduk: 30% balita,
20% anak usia sekolah dan remaja,

6
30% usia dewasa produktif,
sedangkan 20% lansia.

Hasil observasi
a. Fasilitas Posyandu jauh, biaya
perjalanan mahal.
b. Fasilitas farmasi di daerah RW 20
yaitu apotek uiversitas maju bangsa.
Sedangkan apotek besar terdapat
diluar kelurahan.
c. Fasilitas lapangan untuk berolahraga
adalah tempat yang sama untuk
bermain anak-anak.
d. Rumah sakit terdekat terdapat di
kabupaten yang berjarak sekitar 10
km dari RW 20 kelurahan milenial.
e. Posyandu jauh dan biaya perjalanan
mahal. Sedangkan bidan praktek,
puskesmas terdapat di kecamatan

7
3. Data wawancara Gaya hidup kurang Prevensi primer Prevensi primer
a. Pekerja mengatakan jarang gerak pada masyarakat Pengetahuan tentang Health education
melakukan rekreasi karena harus RW 20 Kelurahan manfaat dan efek a. Informasikan individu
mengenai manfaat
berhemat, dikarenakan sebagain Millenial (00168) fisiologis latihan. kesehatan dan efek
besar pekerja memiliki tanggungan fisiologis latihan
Pengetahuan tentang b. Instruksikan individu
membayar cicilan minimal sebesar
mengenali tanda dan terkait frekuensi, durasi
500 ribu per bulan. dan intensitas program
gejala kelelahan yang
b. Pekerja mengatakan sepulang kerja latihan yang diinginkan
memerlukan penurunan c. Instruksikan individu
lelah dan langsung beristirahat
aktivitas. mengenai kondisi yang
dirumah. Mereka yang memiliki mengharuskan berhenti
pekerjaan selain pegawai negeri di atau mengubah program
latihan
akhir pekan tetap bekerja. Sedangkan d. Instruksikan individu
mereka yang tidak memiliki untuk melakukan
pemanasan dan dan
pekerjaan mengatakan malas untuk
pendinginan dengan
berolahraga dan leih memilih cukup pada saat latihan
nongkrong atau hanya sekedar tidur e. Instruksikan individu
terkait teknik pernapasan
dirumah. yang baik untuk
c. Secara umum mayoritas orang memaksimalkan
penggunaan oksigen
memilih untuk beristirahat dari pada

8
menggerakkan tubuh mereka. selama latihan
Prevensi sekunder
Data Survey Prevensi sekunder
Pengaturan energy
a. Mayoritas (54%) penduduk memiliki dalam melakukan Manajemen energy
pekerjaan yang bervariasi antara lain aktivitas dan latihan Bantuan modifikasi diri
sebagai buruh pabrik, sopir,
Prevensi tersier
wiraswasta, pegawai negeri, pegawai Prevensi tersier
Partisipasi masyarakat
swasta, pedagang, pemilik rumah
Terapy mobiliras fisik
dala melakukan terapi
kontrakan dan tukang ojek.  Namun
mobilitas fisik Peningkatan latihan fisik
46% penduduk tidak memiliki
pekerjaan.
b. Kelompok usia dewasa produktif
yang ada di RW 20 sebagian besar
adalah buruh pabrik dan pekerja
swasta. Jumlah pekerja 50 orang; jam
kerja pekerja rata-rata 8 – 10 jam per
hari, belum termasuk lembur, jika
banyak pesanan. 

9
Data observasi
a. Lapangan yang biasa digunakan
olahraga tampak sepi.
b. Fasilitas transportasi kehari-hari
adalah sepeda motor. Transportasi
umum berupa bus yang dapat
dijangkau diterminal atau jalan raya
lintas kota dan angkot yang dapat
dijangkau diluar pedesaan.
c. Masyarakat tampak jarang bersepeda
atau berjalan kaki. Dalam tujuan
jarak dekat pun mereka lebih suka
menggunakan sepeda motor.

10
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi
pergeseran, antara upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan
segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan
kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam
upaya peningkatan status kesehatannya. Masyarakat atau komunitas sebagai
bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses
perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha
peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan
komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok
dalam masyarakat

B. SARAN
1. Perawat kesehatan komunitas agar bisa bekerja sama dengan
komunitas masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan
kesehatan
2. Perawat kesehatan komunitas dapat terlibat dalam koordinasi dan
organisasi dalam merespons isu yang berhubungan dengan
kesehatan

1
DAFTAR PUSTAKA

Dan, P., Perkapita, P., Muda, R., Koleangan, R., Kalangi, J. B., Pembangunan, J.
E., & Ekonomi, F. (2019). Pengaruh Angka Harapan Hidup, Tingkat
Pendidikan Dan Pengeluaran Perkapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di
Sulawesi Utara Pada Tahun 2003-2017. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi,
19(01), 44–55.
NANDA International. (2012). Nursing Diagnoses Definition & Classification
2012-2014. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction
Publishing Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai