Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok bahasan
: Hipertensi
2. Sub pokok bahasan :
a) Menjelaskan pengertian hipertensi
b) Peningkatan pemahaman terhadap hipertensi
c) Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d) Menjelaskan cara pencegahan agar tidak terjadi hipertensi
e) Menjelaskan makanan yang boleh dikonsumsi untuk
3.
4.
5.
6.

mencegah penyakit hipertensi .


Sasaran
: Masyarakat
Waktu
: 25 menit
Tempat
:
Metode
: - Ceramah
- Tanya jawab

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Hipertensi sering di temukan pada usia lanjut. Adapun
besarnya angka dari perkembangan penyakit Hipertensi ini merupakan
faktor resiko dari penyakit jantung dan stroke, dimana menurut para ahli
angka kematian akibat penyakit jantung pada usia lanjut dengan Hipertensi
adalah Tiga kali lebih sering dibandingkan usia lanjut tanpa Hipertensi
pada usia yang sama.
Berdasarkan hal diatas maka kami merasakan perlu kiranya
memberikan suatu informasi atau pengetahuan kepada masyarakat
mengenai penyekit hipertensi. Diharapkan dengan adanya informasi yang
diberikan masyarakat mengerti tentang penyakit Hipertensi sehingga
sehingga dapat mengurangi timbulnya penyakit hipertensi serta dapat
mencegah meningkatnya angka kesakitan dari penderita Hipertensi .

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan lansia dapat
memahami arti dari hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, cara
pencegahan agar tidak terjadi hipertensi, dan Menjelaskan makanan
yang boleh di konsumsi untuk mencegah penyakit hipertensi.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapakan masyarakat dapat :
a. Menyebutkan arti dari hipertensi.
b. Menyebutkan tanda dan gejala
c. Mengidentifikasi cara mencegah hipertensi

C. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


NO.
1.

WAKTU
5 Menit

KEGIATAN PENYULUHAN
Pembukaan
a. a. Membuka acara dengan mengucapkan salam
kepada keluarga
b. b. Perkenalan diri kepada keluarga
c. c. Menyampaikan topik penyuluhan kepada
keluarga
d. d. Menjelaskan Tujuan
e. Apersepsi
f. e. Kontrak Waktu
2

2.

15 Menit

Pelaksanaaan
Penyampaian materi mengenai :
a. Menjelaskan

tentang

pengertian

penyakit

hipertensi
b. Menjelaskan tentang hal-hal baik penyebab,
tanda-tanda dan gejala penyakit hipertensi
c. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya
d. Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan
pencegahan terjadinya hipertensi dan pada saja
respon sakit
e. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
bertanya

3.

5 Menit

Penutup
a. Menyimpulkan hasil penyuluhan
b. Melakukan
evaluasi
penyuluhan

dengan

menanyakan kembali kepada masyarakat .


c. Mengakhiri dengan salam

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan pelaksana memberikan materi penyuluhan
b. Media dan alat memadai
c. Waktu dan tempat penyuluhan sesuai dengan rencana kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan lokasi waktu
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
c. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang dianjurkan
oleh penyuluh pada saat evaluasi
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh
pelaksana saat evaluasi.

E. MATERI PENYULUHAN
A. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
sistem peredaran darah yang sering terjadi pada usia setengah umur atau
lebih di mana terjadi peningkatan dari tekanan sistolik di atas standard
dihubungkan dengan usia dan merupakan penyebab utama jantung
koroner, cidera cerebro vaskuler.
Menurut

Departemen

Kesehatan

RI

(1990)

Hypertensi

didefinisikan sebagai suatu peninggian yang menetap daripada tekanan


darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Peninggian tekanan darah yang terus menerus yang merupakan gejala
klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti hypertensi
heart disease arteriole nefrosclerosis.
a. Rendah
:90/60 mmHg
b. Normal
: 90/60 mmHg - 140/90 mmHg
c. Hypertensi perbatasan:TD sistolik normal kadang-kadang 90 100
mmHg
d. Hypertensi ringan
e. Hypertensi sedang
f. Hypertensi berat

: tekanan darah diastolik 90 100 mmHg


: tekanan darah diastolik 105 114 mmHg
:tekanan darah diastolik lebih dari 115

mmHg, Kadang-kadang disertai kelainan jantung atau otak.


g. Hypertensi maligna :tekanan darah diastolik lebih dari 120
mmHg disertai dengan gangguan fungsi target organ.
h. Hypertensi sistolik : tekanan darah sistolik lebih dari 160
mmHg.
B. Tanda dan Gejala Hipertensi

a.
b.
c.
d.
e.

Kepala terasa pusing


Rasa berkunang-kunang
Rasa pegal di bahu dan perasaan panas / gelisah
Kurang tidur
Gangguan penglihatan

C. Klasifikasi Hipertensi
a. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII
Klasifikasi Tekanan

Tekanan Darah

Tekanan Darah

Darah
Normal
Prehipertensi
Hipertensi derajat I
Hipertensi derajat II

Sistolik (mmHg)
< 120
120 139
140 159
160

Diastolik (mmHg)
< 80
80 89
90 99
100

b. klasifikasi tekanan darah menurut WHO / ISH


Klasifikasi Tekanan

Tekanan Darah

Tekanan Darah

Darah
Hipertensi berat
Hipertensi sedang
Hipertensi ringan
Hipertensi perbatasan
Hipertensi
sistolik

Sistolik (mmHg)
180
160 179
140 159
120 149
120 149

Diastolik (mmHg)
110
100 109
90 99
90 94
< 90

perbatasan
Hipertensi

sistolik > 140

< 90

< 140
< 120

< 90
< 80

terisolasi
Normotensi
Optimal

D. Factor Resiko Hipertensi


Faktor resiko terjadinya hipertensi antara lain:
1) Usia
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada lakilaki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.

2) Ras/etnik

Hipertensi bisa mengenai siapa saja.Bagaimanapun, biasa sering muncul pada


etnik Afrika Amerika dewasa daripada Kaukasia atau Amerika Hispanik.
3) Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada
wanita.
4) Kebiasaan Gaya Hidup tidak Sehat
Gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara lain
minum minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok.
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi,
sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok menyebabkan nikotin
terserap oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan
diedarkan hingga ke otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada
kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih
berat karena tekanan darah yang lebih tinggi.
Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah
karena dapatmenyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan
kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah
Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen
dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena
jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam
organ dan jaringan tubuh lainnya.40
b. Kurangnya aktifitas fisik
Aktivitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang
yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai frekuensi
denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras usaha otot jantung
dalam memompa darah, makin besar pula tekanan yang dibebankan pada
dinding arteri sehingga meningkatkan tahanan perifer yang menyebabkan
6

kenaikkan tekanan darah. Kurangnya aktifitas fisik juga dapat meningkatkan


risiko kelebihan berat badan yang akan menyebabkan risiko hipertensi
meningkat.

E. Cara Mencegah HIpertensi


Pencegahan penyakit hypertensi ada 2, yaitu:
a. Pencegahan Primer
- Mengatur diet agar berat badan tetap ideal, juga untuk menjaga
-

agar tidak terjadi hypertensi kolesterolemia, DM, dsb.


Dilarang merokok.
Mengubah kebiasaan makan sehari-hari dan mengkonsumsi rendah

garam.
Melakukan exercise untuk mengendalikan dari perasaan well

being.
b. Pencegahan Lain
- Menurunkan berat badan pada penderita gemuk.
- Diet rendah garam dan diet lunak.
- Mengubah kebiasaan hidup.
- Olahraga secara teratur.
- Kontrol tekanan darah secara teratur.
- Obat-obatan anti hypertensi.
F. Komplikasi Hipertensi
Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui
pada pasien hipertensi adalah:
1) Jantung
- hipertrofi ventrikel kiri
- angina atau infark miokardium
- gagal jantung
2) Otak
- stroke atau transient ishemic attack
3) Penyakit ginjal kronis
4) Penyakit arteri perifer
5) Retinopati

G. Pengobatan Hipertensi
Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah
adalah :
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan
diuresis.Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV)
berhubungan dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac
Output, CO) dan tekanan darah pada akhirnya.Penurunan curah
jantung yang utama menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik
pada hipertensi kronik volume cairan ekstraseluler dan volume plasma
hampir kembali kondisi pretreatment.
a. Thiazide
Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi,
golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah.
Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi
Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide merupakan agen
diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan
terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk
mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal
ini akan mempengaruhi tekanan darah arteri. Thiazide menurunkan
tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari
dinding arteriolar yang berperan dalam penurunan resistensi
vascular perifer.
b. Diuretik Hemat Kalium
Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika
digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik
dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat
Henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium
dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya.
c. Antagonis Aldosteron
Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi
lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang
lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton).
2. Beta Blocker

Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat


melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan
efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal.
a. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan
kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor 1
daripada reseptor 2. Hasilnya agen tersebut kurang merangsang
bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non
selektif bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi
pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer.
Kardioselektivitas merupakan fenomena dosis ketergantungan dan
efek akan hilang jika dosis tinggi.
b. Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas
intrinsik simpatomimetik (ISA) atau sebagian aktivitas agonis
reseptor .
3. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor)
ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam
regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa
jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada
prinsipnya merupakan sel endothelial. Kemudian, tempat utama
produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Pada
kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada
penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan
produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.
4. Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin
(termasuk ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain
seperti chymases. Inhibitor ACE hanya menutup jalur reninangiotensin, ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I,
reseptor yang memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti
inhibitor ACE, ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin.
5. Antagonis Kalsium
CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan
menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan sehingga
mengurangi masuknya kalsium ekstra selluler ke dalam sel. Relaksasai
otot polos vasjular menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan dengan

reduksi tekanan darah.Antagonis kanal kalsium dihidropiridini dapat


menyebbakan aktibasi refleks simpatetik dan semua golongan ini
(kecuali amilodipin) memberikan efek inotropik negative.
Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi
nodus AV, dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat
memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah.
Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut jantung dalam level
yang lebih rendah daripada verapamil.
6. Alpha blocker
Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat
reseptor 1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular
perifer yang memberikan efek vasodilatasi.Kelompok ini tidak
mengubah aktivitas reseptor 2 sehingga tidak menimbulkan efek
takikardia.
7. VASO-dilator langsung
Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot
polos arteriol.Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan
aliran simpatetik dari pusat fasomotor, meningkatnya denyut jantung,
curah jantung, dan pelepasan renin.Oleh karena itu efek hipotensi dari
vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga mendapatkan
pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik.
8. Inhibitor Simpatetik Postganglion
Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari
terminal simpatetik postganglionik dan inhibisi pelepasan norepinefrin
terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah
jantung dan resistensi vaskular perifer .
9. Agen-agen obat yang beraksi secara sentral
10. VASO-dilator langsung

10

1.
2.
3.
4.

PERTANYAAN
Apakah hipertensi dapat dipengaruhi oleh umur ?
Bagaimana mencegah terjadinya hipertensi?
Mengapa jantung membesar pada penderita hipertensi?
Apakah obat pada penderita hipertensi itu semua sama?
JAWABAN

1. Bisa, hipertensi terutama terjadi pada usia lanjut akibat dari kompensasi tubuh
yang mulai menurun namun tidak menutup kemungkinan hipertensi juga
mengenai umur muda akibat dari gaya hidup yang tidak sehat dan factor lain
seperti stress,keturunan,dll.
2. Cara mencegah terjadi hipertensi
- Perbaiki pola hidup, contoh : kurangi makanan mengadung garam, santan ,
berlemak, olahraga yang cukup, hindari merokok dan minuman berakohol.
3. Pada penderita hipertensi kerja jantung meningkat sehingga terjadi pembesaran
otot-otot jantung yang memberikan kesan jantung membesar.
4. Tidak, karena pemberian obat antihipertensi mempertimbangkan kondisi dan
factor penyulit (umur,penyakit lain) pada pasien tersebut.

11

12

Anda mungkin juga menyukai