adalah infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala awalnya mirip dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat. • Etiologi SARS pertama kali ditemukan di Guangdong, China, pada tahun 2002 dan baru teridentifikasi di awal tahun 2003, Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya : • Pneumonia • Tekanan darah yang sangat rendah (syok) • Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari lambung) • Beberapa transfusi darah • Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi • Emboli paru • Cedera pada dada • Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin • Trauma hebat • Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak). – Patofisiologi • SARS secara klinis lebih banyak melihatkan bagian bawah. Dibandingkan dengan saluran napas bagian atas. Pada saluran napas bawah, sel-sel asinus adalah sasaran yang lebih banyak terkena dari pada trakea ataupun bronkus PATOFISIOLOGI PERJALANAN PENYAKIT GEJALAH ATAU CIRI-CIRI PENYAKITNYA Gejala SARS biasanya muncul 2–10 hari setelah seseorang terinfeksi virus SARS- CoV, tapi bisa juga baru muncul 14 hari setelahnya. Gejala infeksi virus ini bisa bervariasi pada tiap orang, namun secara umum akan muncul gejala berupa: • Demam • Batuk • Sesak napas • Nafsu makan menurun • Tubuh mudah lelah • Menggigil • Sakit kepala • Nyeri otot • Diare • Mual • Muntah • Gejala SARS mirip dengan gejala flu, tapi dapat memburuk dengan cepat. Pada sebagian besar kasus, SARS akan berkembang menjadi pneumonia – Pemeriksaan Penunjang – Pemeriksaan radiologis – Pada pemeriksaan fisik – Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS : • Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yang seharusnya terisi udara) • Gas darah arteri • Hitung jenis darah dan kimia darah • Bronkoskopi. – Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit. – Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy. • Test DNA sequencing bagi coronavirus – Penatalaksanaan • Terapi Supportif Umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain. – Terapi oksigen – Humidifikasi dengan nebulizer – Fisioterapi dada – Pengaturan cairan – Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat – Obat inotropik – Ventilasi mekanis – Drainase empiema – Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup • Terapi Antibiotik • ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian • Identitas pasien • Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, keyakinan, pekerjaan, status perkawinan, dan alamat. • Keluhan utama, biasanya keluhan utama pasie, contoh: pasien mengeluh, baruk,sesak nafas, demam • Riwayat Kesehatan Sekarang • Sejak kapan, semakin memburuknya kondisi / kelumpuhan, upaya yang dilakukan selama menderita penyakit. • Pengkajian fisik CONTOH DIAGNOSA Diagnosa Keperawatan – Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas. – Hipetermi b.d peningkatan laju metabolisme RENCANA KEPERAWATAN • Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas • Tujuannya: Respiratory status : Ventilation Respiratory status : Airway patency • Kriteria hasil: Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu Menunjukkan jalan nafas yang paten Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas intervensi • Pastikan kebutuhan oral atau tracheal suctioning • Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. • Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning • Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan. • Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal • Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan • Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal • Monitor status oksigen pasien implementasi • memasastikan kebutuhan oral atau tracheal suctioning • mengauskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. • mengInformasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning • meminta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan. • memberikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal • menggunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan • menganjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal • memonitori status oksigen pasien. kesimpulan • SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus. • SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru). TERIMAKASIH