OLEH :
DWI FEBRYANTO, S.Kep., Ns., M.Kep
Proses Keperawatan
Pengkajian
Dignosis Keperawatan
Dokumentasi
Rencana Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Evaluasi
Pengkajian
Anamnesa (auto dan
alo)
Kuantitatif Kualitatif
Skor 14-15 :
Sadar penuh 1. Kompos Mentis
Respon membuka mata (E) skor
Apatis : 12-13 2. Apatis
max : 4
Delirium ; 10-11 3. Somnolent
Respon verbal skor max : 5
Somnolen : 7-9 4. Sopor
Respon Motorik : 6
Sopor : 4-6 5. Soporkomatus
TOTAL SKOR GCS 15
Coma : 3 6. Coma
Pemeriksaan 12 nervus saraf kranial
Olfaktorius (N.1) Menghidu/membaui
Optikus (N.II) Melihat (Ketajaman
penglihatan dan lapang
pandang
Okulomotorius (N.III)
Glosofaringeus (N.IX)
Menelan
Vagus (N.X)
Pemeriksaan otot sterno
Aksesoris (N.XI) keidomastoideus dan
trapezius
FISIOLOGIS PATOLOGIS
Tanda Laseque
Tanda Kernig
RUMUS : PROBLEM
RUMUS : RESIKO POTENSIAL
B.D ETILOGI DITANDAI
PROBLEM B.D ETILOGI PENINGKATAN
DENGAN SYMPTOM
Masalah Keperawatan
Muskuloskeletal Saraf Indra
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen 1. Gangguan perfusi jaringan Gangguan persepsi
cidera fisik yang ditandai dengan : cerebral berhubungan dengan gg sensorik motorik b.d
Ds : Pasien mengeluh nyeri (OPQRST) aliran darah otak yang ditandai penurunan penglihatan
Do : TTV, wajah meringis, melindungi dengan : Ditandai dengan DS
daerah nyeri DS : Pasien mengeluh sakit kepala dan DO (visus, lapang
2. Gangguan mobilitas fisik b.d Do : TTV, CT Scan infark pandang)
terputusnya kontiunitas jaringan tulang 2. Hambatan mobilitas fisik b.d
ditandai dengan (DS dan DO) penurunan neuromuskular ditandai
3. Resiko gangguan citra diri b.d......... dengan (DS dan DO)
BACA SDKI, SLKI, SIKI
INTERVENSI
No Hari/Tanggal Masalah Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan Dan Kriteria Hasil
1 Rabu/09/2020 1. Nyeri akut bd Setelah dilakukan tindakan RUMUS (ONEK)
agen cedera fisik keperawatan selama 1x 24 jam Observasi, Nursing,
yang ditandai diharapkan nyeri berkurang Edukasi, Kolaborasi
dengan : yang ditandai dengan (PRINSIP 1. Observasi Nadi
Dikaitkan
Ds : Pasien SMART): tiap 4 jam
mengeluh nyeri Spesifik, Meassurable (terukur), 2. latih pasien dengan anatomi
(OPQRST) Acttainable (dapat dicapai), latihan relaksasi fisiologi dan
Do : TTV, wajah Rasionabel, dan Time napas dalam patofisiologi
meringis, klien melaporkan nyeri 3. edukasi
melindungi daerah berkurang, wajah klien rileks, pentingnya
nyeri skala nyeri 0-3, Nadi 60- miring kiri,
100x/menit miring kanan,
4. Kolaborasi
pemberian
analgesik (Jika
belum mendapat
terapi, jika sudah
mendapat terapi
maka berikan
analgesik
(Asamefenamat
1x500 mg/oral).