Anda di halaman 1dari 80

INSIGHTS INTO

NEUROLOGY
dr.Dian Ayu Hamama Pitra,Sp.S, M.Biomed
LEVEL KOMPETENSI
• LEVEL 1 : MENGENALI DAN
MENJELASKAN
• LEVEL 2 : MENDIAGNOSIS DAN
MERUJUK
• LEVEL 3 : MENDIAGNOSIS, MELAKUKAN
PENATALAKSANAAN AWAL DAN MERUJUK
A : BUKAN GAWAT
DARURAT B : GAWAT
DARURAT
• LEVEL 4 : MENDIAGNOSIS, MELAKUKAN
PENATALAKSANAAN SECARA MANDIRI
Berdasarkan onset dan perjalanan penyakit

• Stroke
Akut • Cedera kepala

• Tumor SSP
Kronis • Demensia
WHAT WE NEED TO KNOW?

CARA
DIAGNOSIS :
DEFINISI PEMERIKSAAN TATALAKSANA
FISIK DAN
PENUNJANG

PRIOR
KNOWLEDGE
Bodily distribution of paresis
The distribution of paresis in the body enables a
number of inferences to be made about the nature and
anotomical localization of the responsible lesion
• Monoparesis
• Hemiparesis
• Paraparesis
• Quadriparesis
Monoparesis
Hemiparesis
Para-or quadriparesis
Clinical Skills, Physical Signs and Anatomy
DIAGNOSIS NEUROLOGIS

DIAGNOSI
DIAGNOSI
DIAGNOSI DIAGNOSI S
S
S KLINIS S TOPIK SEKUNDE
ETIOLOGI
R
ANAMNESIS
Tahap awal pemeriksaan terhadap pasien
Merupakan seni tersendiri
Tujuan :
1. Mendapatkan informasi menyeluruh
mengenai pasien.
2. Membina hubungan dokter dan pasien yang
profesional  pengelolaan lebih optimal.
Anamnesis yang baik :
Identitas (Nama,Umur,Jenis
Kelamin,Alamat,Pendidikan,Pekerjaan,Suku,dll)
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan, Kebiasaan
Pemeriksaan Fisik Neurologi

Perlu
 ketelitian dan sistematika dapat
menentukan diagnosi klinis dan topik.

Pemeriksaan fisik neurologi mencakup :


pemeriksaan tingkat kesadaran

pemeriksaan tanda rangsangan meningeal

pemeriksaan saraf kranial

pemeriksaan sistem motorik

 
Sambungan…
Pemeriksaan sistem sensorik

pemeriksaan sistem otonom

pemeriksaan reflek fisiologis

pemeriksaan reflek patologis

Pemeriksaan koordinasi dan keseimbangan

Pemeriksaan fungsi luhur


Keluhan Sistim Saraf
 Nyeri kepala
 Mual dan muntah
 Sinkop/pingsan
 Pusing
 Nyeri
 Ggn sensasi (parastesi, disestesi atau anastesi)
 Ggn motorik (berjalan, atropi, ataksia, kaku, gerakan
involunter, bradikinesia)
 Ggn visual (diplopia, pandangan kabur, skotoma)
 Ggn pendengaran (hilang pendengaran, tinitus)
 Ggn menelan (disfagia)
 Ggn bicara dan bahasa (disartria, disfasia, disfonia, disnomia,
kesulitan memahami)
 Keadaan mental (ggn memori, disorientasi, terbelakang
mental, ggn tingkah laku, in-atensi dan ggn konsentrasi,
letargi, ansietas, depresi, halusinasi, waham)
 Disfungsi otonom
Kritalisasi RPS
• Onset keluhan
• Lokasi
• Kronologis
• Severitas
• Kualitas
• Faktor yang berhubungan/Associated factors
• Faktor yang memberatkan dan meringankan/Modifying
factors
Migrain Cluster Tension
Lokasi Unilateral, Selalu unilateral, bilateral
bilateral orbita
Kualitas nyeri berdenyut Ditusuk, disayat terikat
Severitas (VAS) Sedang-berat Sedang-berat ringan
Durasi 4-72 jam 15-180 menit 30 menit-
uncertain
Pencetus Makanan; coklat, Alkohol Stres, ansietas
keju
Associated factors Muntah, fotofobia, Lakrimasi, Pericranial
aura pd migrain rhinorea, injeksi tenderness
dgn aura konjungtiva
ipsilateral
Riwayat Penyakit Dahulu
 Hipertensi
 Sakit jantung
 Stroke
 Diabetes
 Penyakit endokrin
 Gangguan neurologis lain
 Kanker
 Trauma
 Keracunan
 Riwayat pengobatan sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
• Hipertensi
• Sakit jantung
• Stroke
• Diabetes
Riwayat Pribadi dan Sosial
• Riwayat pendidikan dan pekerjaan
• Alkoholisme, narkoba dan kebiasaan lain (merokok,
minum kopi)
• Gaya dan kebiasaan hidup
• Lingkungan tempat tinggal dan pekerjaan
• Lingkungan pergaulan
Pemeriksaan Fisik Neurologis
• Sistem fungsi saraf
• Dipandu oleh data dari anamnesis
• Didapatkan kesan fokal, multifokal dan diagnosis yang logis
• Dimungkinkan diferensial diagnosis
Pemeriksaan Tingkat Kesadaran

Hasil penilaian 3-15


Tanda Rangsangan Meningeal

Kaku kuduk

Rang
sang
Brudzinsky an Brudzinsky I
II Meni
ngeal

Kernig’s
sign
PEMERIKSAAN TANDA RANGSANG
MENINGEAL
Kaku kuduk
Pasien tidur telentang,tempatkan tangan kiri di belakang kepala
pasien,lakukan fleksi leher.
Abnormal  Terdapat tahanan saat fleksi
Brudzinski I
Tangan kanan dibawah kepala, fleksikan kepala secara pasif 
(+) didapatkan gerakan sendi lutut dan pangguk kedua tungkai
Sambungan…
Brudzinski II
Pasien tidur telentang, salah satu tungkai diangkat  respon
ekstensi sendi panggul dan sendi lutut kontralateral
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Nervus I (Olfaktorius)
- Fungsi utama : penciuman –anosmia
- Test : tutup mata dan tutup satu hidung –
ciumkan bau spesifik, tidak boleh yg
menyengat

Nervus II (Optikus)
- Fungsi utama : penglihatan
- Test 1. Ketajaman penglihatan/visus
2. Lapang pandang
3. Funduskopi
4. Refleks cahaya
Nervus Olfaktorius (N.III, Nervus Trokhlearis
(N.IV) dan Nervus Abdusen (N.VI)
- Fungsi utama :
- Menggerakan otot bola mata
- N. III (untuk m.rektus medial superior dan inferior)
- N.IV untuk m. obliquus
- N.VI untuk m. rektus lateralis
- Test :
- Abduksi untuk m. rektus lateralis (N.VI)
- Melihat keatas, kebawah dan adduksi (N.III)
- Melihat kebawah lateral (N.IV)
- Retraksi penutupan palpebra (N.III)
- Pemeriksaan pupil
- Test konvergensi
Nervus V (Trigeminus)
Fungsi utama : Motorik dan sensorik
Test - Motorik  mengunyah
- Sensorik  3 divisi (oftalmik, maksilaris
dan mandibularis)
- Reflek kornea (cabang aferen)
Nervus VII (Facialis)
- Fungsi utama : kontrol otot ekspresi wajah
- Test : pasien diminta menggerakkan otot wajahnya
dengan tersenyum, tutup mata
N.VIII (Akustikus)
Fungsi utama : pendengaran dan keseimbangan
Test :
Pendengaran :
- Rhinne
- Membandingkan konduksi tulang telinga dengan test weber
(garputala pada puncak kepala)
- Schwabach
Keseimbangan :
- Test Romberg
- Romberg test dipertajam
- Tandem gait
- Stepping test
N. XI (Asesorius)
Fungsi Utama : Memutar kepala dan
Mengangkat bahu
Test :
1. Letakkan tangan di bahu pasien dan suruh
mengangkat bahu
2. Letakkan tangan di sisi dagu dan suruh
memutar kepala

Kedua test diatas untuk memeriksa fungsi


m. sternokleidomastoideus
N. IX (Glosofaringeus)
Fungsi utama : Sensorik faring, fosa tonsiler daerah 1/3
posterior lidah
Test : fungsi berhubungan dengan N.X
- Disentuh dengan ‘tounge spatel’ bandingkan ki / ka
- Diperhatikan ada / tidaknya a-simetri

N.X (Vagus)
Fungsi Utama : Motorik faring, palatum dan laring.
Parasimpatis viseral torak / abdomen.
Test :
- Perhatikan simetris palatum (gerakan dengan bersuara)
- Respon motorik berupa refleks muntah
- Disfonia tanda parese pita suara
- Refleks menelan terganggu (tanda kelemahan faring dan
palatum)
N. XII (Hipoglosus)

Fungsi Utama : persarafan otot intrinstik lidah


Test :
1. Buka mulut perhatikan relaksasi lidah, atrofi
dan fasikulasi
2. Julurkan lidah dengan gerakan kedua sisi,
perhatikan ada tidaknya deviasi
3. Jika dicurigai kelemahan, suruh pasien
menahan lidah dengan bantuan tangan
pemeriksa atau pasien
Pemeriksaan Sistem Mencakup :
- Pemeriksaan Sistem Motorik
- Pemeriksaan Sistem Sensorik
- Pemeriksaan Sistem Otonom
- Pemeriksaan Refleks
• Refleks Otot
• Refleks Superfisial
• Refleks Patologis
Pemeriksaan Motorik
Gaya berjalan (kelemahan dan koordinasi)
Keseimbangan (sistim proprioseptif, serebelum,
ganglia basalis dan sistim vestibular)
Gerakan involunter (lengan, bahu dan kaki dalam
keadaan istirahat, dan menulis) seperti tremor,
athetoid, mioklonus, distonia, hemibalismus dan
fasikulasi)
Tonus ektremitas (fleksi, ekstensi lengan secara
pasif, spastisitas, berkurangnya tonus)
Kekuatan dengan melakukan gerakan sendiri dan
provokasi (test spesifik). Tanda kelemahan umum
dan fokal, sentral dan perifer
Konsistensi otot (atrofi, hipertrofi)
PEMERIKSAAN FUNGSI MOTORIK

Skala Skala Kekuatan Otot


MRC 5 Normal

(Medical 4+ Kekuatan/pergerakan sendi penuh & resistensi sub


maksimal
Research
4 Kekuatan/pergerakan sendi sedang/kelemahan
Council) ringan
4- Kelamahan ringan
3 Gerakan sendi/melawan gravitasi/(-)tahanan
2 Gerakan sendi tanpa gravitasi
1 Sedikit/tanpa pergerakan sendi
0 Tidak ada Kontraksi
PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORIK

• Dapat disebabkan oleh gangguan di :


• - Medulla Spinalis
• - Otak
• - Syaraf tepi
Perasaan baal (parestesia), kebas atau hiperestesia
Beberapa hal yang harus diperhatikan
Kesadaran pasien harus CMC
Pasien tidak boleh dalam keadaan lelah
Cara & Tujuan pemeriksaan harus dijelaskan ke pasien
Cara Memeriksa Sensasi :

Mata pasien harus ditutup


1. Gunakan jarum peniti
2. Perabaan ditest dengan usapan kapas
3. ‘Sense of position’ untuk memeriksa sistem
proprioseptif
4. ‘Sense of vibration’ dilakukan dengan garpu
tala pada tonjolan tulang
5. Stereognosis, dengan meletakan benda
ditangan, pasien diminta mengenalinya dan
bandingkan kiri dan kanan
6. Graphesthesia, menulis diatas kulit
Pemeriksaan Sistem Sensorik
- Pasien harus kooperatif dan patuh
- Harus dipahami dermatom
- Bandingkan sensasi dermatom kiri dan kanan
- Mata dalam keadaan tertutup
Informasi untuk evaluasi dapat berupa :
1. Defisit sensorik unilateral
2. Defisit sensorik distal ekstermitas
3. Defisit sensorik spesifik dermatom pada radiks
4. Defisit perifer spesifik pada lesi perifer

Ada 3 bentuk pemeriksaan sensorik


5. Sensasi tusukan melalui jalur spinotalamikus
6. Sensasi getaran malalui jalur sensasi lemniskal (kolumna
posterior)
7. Sensasi lokalisasi (stereognosis dan graphesthesi)
Pemeriksaan Sensasi Taktil

• Peralatan : Kuas halus, kapas, bulu, tissue, ujung jari


• Cara : Stimulasi seringan mungkin
• Beberapa Istilah
 Kelainan sensasi (anesthesia,hipestesia,hiperestesi)
 Trimagnestesia  sensasi raba ringan (-)
 Trikoanestesia  sensasi gerakan rambut (-)
 Topoanestesi  sensasi lokalisasi (-)
 Grafanestesi  (-) mengenal angka/huruf
Pemeriksaan Sensasi Nyeri Superfisial

• Peralatan : Jarum biasa, peniti, jarum pentul


pangkal palu reflek
• Istilah
 Analgesia  Tdk sensitif terhadap nyeri
 Hipoalgesia  sensitivitas menurun
 Hiperalgesia  peningkatan sensitivitas
Sambungan…Pemeriksaan Sensasi Nyeri Superfisial

Alat  Jarum biasa, peniti, jarum pentul atau jarum yang


terdapat pada pangkal palu refleks,

Beberapa istilah yang berhubungan :


• analgesia : menunjukkan daerah yang tidak sensitif terhadap
rasa nyeri.
• Hipoalgesia menunjukkan sensitivitas yang menurun.
• Hiperalgesia menunjukkan peningkatan sensitivitas.
Pemeriksaan Sensasi Suhu

Alat : Tabung yang diisi air dingin atau air panas. Lebih dipilih
tabung metal daripada tabung gelas karena bahan gelas
merupakan konduktor yang buruk,

Istilah perubahan sensibilitas suhu :


Termanestesia, Termihipestesia, dan Termihiperestia, baik
terhadap rangsang dingin maupun panas.
Pemeriksaan Sensasi Gerak dan Posisi

Tujuan pemeriksaan: Memperoleh


kesan penderita terhadap gerakan dan pengenalan terhadap arah
gerakan, kekuatan, lebar atau luas gerakan (range of movement)
sudut minimal yang penderita sudah mengenali adanya gerakan
pasif, dan kemampuan penderita untuk menentukan posisi jari
di dalam ruangan.
 
Pemeriksaan Sensasi Getar / Vibrasi
Garpu tala yang telah digetarkan diletakkan pada bagian tulang
tertentu yang menonjol.(garpu tala dengan frekuensi 128 Hz.
 Hasil normal  bila penderita merasakan getaran maksimal.
PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF OTONOM

Tes perspirasi
Menentukan letak atau tinggi lesi di medulla spinalis  D/
Topik
Mudah & Aman

Prosedur
Alat & Bahan : Penutup badan khusus, Solusio yodium
2%, Paracetamol tablet 500 mg
Ruangan 37 C & kelembaban 40-50 0c
Sambungan.. PEMERIKSAAN FUNGSI SARAF OTONOM

Seluruh tubuh pasien diolesi yodium 2%


Taburi tepung amilum
Masukan ke ruangan yg disediakan

Interpretasi :
Gangguan  (-) perubahan warna tepung amilum
Perbatasan perubahan warna  Topik lesi
PEMERIKSAAN FUNGSI KESEIMBANGAN

1. Romberg test
2. Romberg test dipertajam
3. Tandem gait
4. Stepping test
Sambungan…PEMERIKSAAN FUNGSI
KOORDINASI
1. Finger to finger test
2. Nose to finger test
3. Tes tumit lutut
4. Pronasi dan supinasi
PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS

akibat rangsangan terhadap tendon atau periosteum


Dasar pemeriksaan reflex
1. Menggunakan reflex hammer
2. Penderita berada dalam posisi rileks dan santai.
3. Rangsangan harus diberikan secara cepat dan
langsung
4. Oleh karena sifat reaksi tergantung pada tonus otot 
otot yang diperiksa harus dalam keadaan sedikit
kontraksi
Penilaian hasil reflex

0 = Negatif
+= menurun
++ = normal
+++= meningkat
++++ = hiperaktif, sering disertai klonus, sering merupakan
indikator suatu penyakit.
Jenis-jenis pemeriksaan reflex

Pemeriksaan reflex pada lengan


• Reflex biseps
• Cara pemeriksaan
• (+) meningggi  Zona refleks meluas sampai klavikula
• Reflex triseps
• Reflek Brachioradialis
Pemeriksaan refleks pada tungkai
Refleks patela/quadriceps
Pasien dalam posisi duduk /tungkai menjuntai
Tentukan lokasi yang tepat
Tangan pemeriksa yang satu memegang paha bagian
distal, yang lain memukul tendon  reflex hammer
Kontraksi otot kuadriseps
Tungkai bawah yang bergerak menyentak & berayun
sejenak.

Refleks Achiles
Tendi Achilles dipukul ringan &cepat
Gerakan fleksi kaki yang menyentak 
PEMERIKSAAN REFLEKS
PATOLOGIS
• Tidak ada pada individu normal
• Refleks patologis pada ekstremitas bawah lebih konstan, lebih
mudah muncul, lebih reliable

Dasar pemeriksaan reflex


• Menggunakan reflex hammer
• Pasien dalam posisi nyaman & santai
• Rangsangan cepat dan langsung
Jenis-jenis pemeriksaan reflex patologis

Babinsky sign
Menggores bagian lateral telapak kaki dengan ujung palu reflex.
Reaksi : Dorsofleksi ibu jari kaki disertai plantarfleksi dan
gerakan melebar jari-jari lainnya.
 
 Chaddock’s sign
Cara : Pemeriksa menggores dibawah dan sekitar maleolus
eksterna ke arah lateral dengan palu reflex ujung tumpul.
Reaksi = babinski

Gordon’s sign
Cara : Pemeriksa menekan oto-otot betis dengan kuat
Reaksi = babinski
Sambungan…Jenis-jenis pemeriksaan reflex patologis

Schaffer’s sign
Cara : Tekan tendo Achilles dengan kuat
Reaksi = Babinski’s

Oppenhein’s sign
Cara : Beri tekanan kuat dengan ibu jari & telunjuk pada
permukaan anterior tibia & geser ke arah distal
Reaksi = Babinski’s sign

Rossolimo’s sign
Cara :dorsofleksi ringan jari-jari kaki/tidak ada gerakan
Reaksi:plantar fleksi jari dengan cepat.
Terima Kasih
Arteri Karotis

- Palpasi dengan hati hati denyut arteri karotis


bandingkan pulsasinya kiri dan kanan
- Perhatikan arteri karotis eksterna (temporal,
wajah, hidung dan infra orbita)  lakukan
palpasi
- Raba arteri karotis interna dan bandingkan
- Dapat dilakukan auskultasi
- Bila ada ‘bruit’ bandingkan dengan denyut
jantung
UMN LMN
Hiperreflek Hiporeflek

Hipertonus Hipotonus

Spastik Flaccid

Reflek patologis (+) Tidak ada reflek patologis


LOW BACK PAIN
Special Tests

• Tests to stretch spinal cord or sciatic


nerve
• Tests to increase intrathecal
pressure
• Tests to stress the sacroiliac joint
Tests to Stretch the Spinal Cord or Sciatic Nerve

• Straight Leg Raising test/ Lasseque


Test to increase intrathecal pressure
• Valsalva Maneuver
• Reproduction of pain suggestive of
lesion pressing on thecal sac
Tests to stress the Sacroiliac Joint

• Pelvic Rock Test


• FABER Test
Flexion
A-
Bduction
External
Rotation

Anda mungkin juga menyukai