Anda di halaman 1dari 30

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI

PARKINSON MENGGUNAKAN NON EQUILIBRIUM EXERCISE


DAN BALANCE EXERCISE FOR ELDERLY UNTUK
MENINGKATKAN KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN PADA
LANSIA DENGAN ALAT UKUR
EXTRAPYRAMIDAL SYMPTOM RATING SCALE
DI SASANA TRESNA WERDHA KARYA BHAKTI CIBUBUR

Disusun Oleh: Kelompok III


Maria Victoria M. A Kaize
(1462030002)
Eka Agus Peribadi (1562030009)
Wilfrida Elma Franiroslina
(1562030016)
Febby Arianti (1562030017)
Maria Sofia Somi Beren (1562030024)
Maina Kobak (1562030031)
Latar Belakang
Lansia Menurut WHO adalah seseorang yang telah memasuki umur 60
tahun

Terjadinya penurunan fungsi organ tubuh seiring proses degeneratif

Menyebabkan terjadinya penurunan koordinasi dan keseimbangan


yang menjadi salah satu gejala penyakit parkinson

Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif tersering


ke-dua setelah penyakit Alzheimer. Penyakit Parkinson menyerang
jutaan penduduk di dunia atau sekitar 1% dari total populasi didunia.
Diperlukan tindakan fisioterapi untuk mengatasi masalah-masalah
yang tombul akibat barkinson, yang meliputi gangguan koordinasi,
gangguan keseimbangan serta gangguan pola berjalan. Untuk
meningkatkan kualotas hidup penderita
Rumusan • Bagaimana Penatalaksanaan Fisioterapi pada
kondisi Parkinson pada lansia di Sasana Tresna
masalah Wherda Karya Bhakti.

• Memahami dan meningkatkan keterampiral

Tujuan tentang penatalaksanaan Fisioterapi pada kondisi


Parkinson pada lansia

penulisan • Untuk mengetahui manfaat intervensi fisioterapi


untuk meningkatkan keseimbangan dan
• Penulis:
koordinasiSebagai
pada sarana pembelajaran
penderita parkinson. dan
pengaplikasian Fisioterapi Geriatri

Manfaat • Pasien: agar mendapatkan intervensi yang sesuai


kondisi

penulisan • Institusi Akfis: Meningkatkan skill dalam


penanganan kondisi parkonson
• Lahan STW: Untuk dikemudian hari dapat
menambah tenaga fisioterapi
Lansia...

 Menurut WHO lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan.
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut World
Health Organitation (WHO) lansia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
Perubahan Fisiologi Pada Lansia

Muskuloskeletal: perubahan postur, penurunan rentanggerak dan


gerakan melambat serta terjadi penurunan masa tulang

Neurologi: jumlah neuron menyebabkan penurunan fungsi neuro


transmitter

Pernafasan: penurunan kekuatan otot pernapasan, penurunan


elastisitas paru, ukuran alveoli melebar dan jumlah berkurang, serta
SaO2 menurun menjadi 75 mmHG
Sensori: penurunan dayaakomodasi mata, adaptasi terang gelap,
kehilangan pendengaran untuk frekuensi nada tinggi, penurunan
fungsi sensasi
Kardiovaskular: Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung
menebal dan menjadi
kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun,
Parkinson’s Disease

Parkinson’s Disease (Penyakit Parkinson) adalah


suatu kondisi degeneratif yang terutama
mengenai jaras ekstrapiramidal yang
mengandung neurotransmiter dopamin,dan
karakteristiknya adalah trias yang terdiri dari
:akinesia (hambatan gerak),rigiditis dan tremor
(gerakan gementar atas dan bawah ,biasanya
mengenai anggota gerak atas (Ginsberg 2008)
Prevalensi Parkinson’s Disease

Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita


Parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk
210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000
penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun
dengan rentang usia sesuai dengan penelitian yang
dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa;
18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di luar
negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak
terkena dibanding perempuan, dengan perbandingan
3:2, dengan alasan yang belum diketahui.
Klasifikasi Parkinson

Primer atau idiopatik : Penyakit Parkinson, Juvenile


Parkinsonism

Sekunder atau simtomatik : berhubungan dengan infeksi, obat,


toksin, penyakit vaskuler, trauma, dan tumor otak.

Parkinson plus (disebut juga sebagai paraparkinson) : progressive


supranuclear palsy, degenerasi kortikobasal ganglionik, kelainan
herediter seperti penyakit Wilson, penyakit Huntington, dan lain-
lain.
Etiologi

 Usia
 Genetik
 Faktor lingkungan
 Xenobiotik (paparan pestisida)
 Pekerjaan (paparan metal yang lebih tinggi dan lama )
 Infeksi ( nacordia astroides, virus influenza intrautero
 Ras (parkinson lebih tinggi padakulit putih)
 Trauma (cedera kranio cerebral)
Patofisiologi

 Substansia Nigra dr Basal ganglia


kehilangan fungsi memproduksi
dopamine (dopaminergic)
 imbalance mutually antagonistic
system pd basal ganglia.
 Terjadi peningkatan acethyl choline
 Degenerasi pada ganglia basal
 Inhibisi gamma m.n. dan meningkat
aktifitas alpha m.n. sehingga
menimbulkan gejala regiditas dan
gerakan lamban.
Gejala klinis
Gejala non
Gejala motorik motorik

 Tremor  Disfungsi otonom


 Rigiditas  Gangguan
suasana hati
 Akinesia /
Bradikinesia  Gangguan
kognitif
 Freezing
 Gangguan
 Mikrografia
sensasi
 Marche a petit pas
 Bicara monoton
 Gangguan
behavioral
Laporan kasus
A. Data - Data Medis Rumah Sakit

 Diagnosa medis : Parkinson Diseases


 Catatan klinis : tidak ada
B. Segi Fisioterapi

I. ASESSMEN FISIOTERAPI
a. Anamnesis (Autoanamnesis)
1. Identitas
Nama :Tn. MN
Umur : 69 Tahun
Jenis Kelamin :L
Agama : islam
Status Perkawinan : kawin (cerai secara agama)
Pekerjaan : pensiunan bongkar muat
Alamat : Sasana Tresna Wedha Karya Bhakti
2. Riwayat penyakit
2.1. Keluhan Utama :
Pasien tidak mengeluhkan terkait penyakit yang ia derita
2.2. Riwayat Penyakit Sekarang
RPS pasien tidak dapat dikaji melalui tanya jawab, karena keterangan yang
diberikan pasien berubah-ubah, seperti pasien yang menyatakan bahwa pasien
baru 2 bulan berada di STW.
2.3 Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi dan Diabetes Mellitus terkontrol
2.4 Riwayat Pribadi
Pasien mengkonsumsi Amlodipin, Metformin, Glikuidone,
2.5. Riwayat Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit serupa
3. Anamnesis sistem

3.1. Kepala dan Leher : Pasien mengeluhkan Pusing / vertigo


3.2. Cardiovascular : Tidak ada keluhan
3.3. Respirasi : Tidak ada keluhan
3.4. Gastrointestinalis : Tidak ada keluhan
3.5. Urogenitalis : Tidak ada keluhan
3.6. Musculoskeletal : Osteoarthritis genu bilateral
3.7. Nervorum : tidak ada keluhan
b. Pemeriksaan fisik

1. Tanda – tanda vital dan keadaan umum


 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Denyut nadi : 72 kali/menit
 Pernapasan : 21 kali/menit
 Temperatur : 36,4℃
 Tingkat kesadaran : Compos Mentis
2. Inspkesi
2.1. Inspeksi statis
Jempol tangan kanan dan kiri pasien tremor saat diam, tubuh condong
ke depan jika hendak berdiri cenderung seperti jatuh kedepan, head forward,
siku fleksi, hip dan lutut semifleksi. Berdiri menggunakan tongkat
2.2. Inspeksi dinamis
Berjalan menggunaan tongkat, tidak ada fase berjalan, kaki cenderung
diseret saat berjalan, langkah kecil.

3. Palpasi
Adanya peningkatan tonus otot-otot fleksor ekstremitas atas dan bawah

4. Perkusi
Tidak Dilakukan

5. Auskultasi
tidak dilakukan
6. Pemeriksaan fungsi motorik

Kelompok otot Nilai Kekuatan Otot (MMT)

Kanan Kiri

Shoulder 4 4

Elbow 4 4

Wrist 4 4

Hip 3 3

Knee 3 3

Ankle 3 3
7. Pemeriksaan fungsi sensori
7.1 Sensasi dan Refleks
Sensasi:
1) Two point descrimination : dapat membedakan jumlah titik
2) Tajam tumpul : dapat merasakan dan membedakan tajam
tumpul
3) Halus kasar : dapat merasakan dan membedakan halus kasar
Refleks:
Jaw: Normal
Biceps: Normal
Triceps: Normal
Patella: Normal
Achilles: Normal
7.2 Perasaan sikap
Setelah dilakukan tes perasaan sikap pada gerakan flexi
dan ekstensi sendi siku pasien hanya 2 kali menjawab
benar dari 5 kali gerakan yang harus di jawab

7.3 Perasaan Gerak


Pasien mampu mensinergikan gerakan antara sendi siku
kanan dan kiri.
7.4 Koordinasi dan keseimbangan
Tes Koordinasi Non-Equilibrium

Nila Tes Koordinasi Nilai Ket


i kiri kanan
4 Jari ke hidung 4
4 Jari lansia ke jari terapis 4
4 Jari ke jari yang lain 4
4 Menyentuh hidung dan jari 4
tangan bergantian
4 Gerak aposisi jari tangan 4
4 Menggenggam 4
4 Pronasi-supinasi 4
4 Rebound test 4
4 Tepuk tangan 4
3 Tepuk kaki 3
4 Menunjuk 4
2 Tumit ke lutut 2
2 Tumit ke jari-jari kaki 2
3 Jari kaki menunjuk jari tangan 3
terapis
1 Tumit menyentuh bawah lutut 1
4 Menggambar lingkaran 4 Lingkaran
dengan tangan kecil
4 Menggambar lingkaran 4 Lingkaran
dengan kaki kecil
Balance Test For Elderly
Tes Keseimbangan Score Ket
Feet Closely Together, 3 ( able to stand 10 base seedikit
unsupported, eyes open seconds with lebar
supervision)
Feet Closely Together, 2 ( able to stand 3 base sedikit
unsupported, eyes closed second) lebar

Semitandem, eyes open 0 (need help to keep -


from falling)
Semitandem, eyes closed 0 (need help to keep -
from falling)
Full tandem, eyes open 0 (need help to keep -
Total score : 5 ( gangguan berat ) from falling)
Full tandem, eyes closed 0 (need help to keep -
7.5 Postur
Head forward, lengan dan tungkai fleksi

7.6 Analisa Pola jalan


Tidak ada gait phase yang terjadi saat pasien berjalan. Pasien melangkah
dengan kaki diseret serta dengan langkah yang kecil.
8. Pemeriksaan fungsi otonom
8.1. Kontrol bladder-bowel: Normal
8.2. Kontrol fungsi seksual: -
9. Pemeriksaan khusus
9.1 Tremor sign : +/+
9.2 Extrapyramidalis Symptom Rating Scale

Gejala Parkinson Skor


Bradikinesia lengan 1 (gerak supinasi-pronasi lebih lambat, sulit
termasuk gerakan menulis memegang benda, mengenakan kancing baju,
dan menulis)
Rigiditas 1 (nampak ada rigiditas pada sendi bahu dan
leher, tingkat ringan, berjalan tampak saat lengan
aktif tp saat rest tidak nampak)
Postur 2 (lengan mulai fleksi, kepala fleksi sampai 6 inci,
satu atau dua tangan naik tapi masih dibawah
pinggang)
Lengan 3 (kedua lengan gagal melenggang)
Wajah Normal
Seborrhea 1 (berlemak tipis)
Bicara 1 (mulai serak dan langsang tapi masih keras dan
Total Skor = 10 (Parkinson dengan dapat dipahami
ketidakmapuan dini)
c. Pemeriksaan Kemampuan Kognitif,
Intrapersonal dan Interpersonal
1. Pemeriksaan kemampuan kognitif
Pasien tidak mampu menceritakan kronologis yang dialaminya sampai
sekarang kepada terapis
2. Pemeriksaan kemampuan intrapersonal
Pasien mampu menerima keadaan yang dialaminya
3. Pemeriksaan kemampuan interpersonal
Pasien dapat bekerjasama dan berkomunikasi baik dengan terapis
d. Pemeriksaan Kemampuan
fungsional dan lingkungan aktivitas
1. Kemampuan fungsional dasar
Barthel index Activity Score
Feeding 10
Bathing 5
Grooming 5
Dressing 10
Bowels 0
Bladder 5
Toilet Use 5
Transfer 10
Mobility 5
Total score: 55/100 Stairs 0
(ketergantungan Sedang)
2. Aktivitas fungsional
 Naik turun tempat tidur : Mandiri
 Berbaring ke duduk : mandiri
 Duduk ke berdiri : mandiri dengan tongkat
 Naik turun tangga/tempat miring : tidak bisa
 Transfer : mampu berjalan sekitar 5 meter dengan
tongkat

3. Lingkungan aktivitas
 Pasien tidak dapat melakukan berbagai aktifitas yang ada di
Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti
e. Problematik fisioterapi

1. Body Structure and Body Impairment:


 adanya gangguan koordinasi (b760)
 adanya gangguan keseimbangan, (b755)
2. Functional Limitation:
 tidak mampu berdiri lama (d4104)
 tidak mampu berjalan jauh (d4501)
3. Disability :
 tidak mampu mengikuti kegiatan yang ada di STW secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai