OLEH :
2010306042
TINJAUAN PUSTAKA
Dystrophy (DMP) adalah suatu kelompok yang terdiri leboh dari 30 penyakit
genetik yang ditandai dengan kelemahan progresif dan degenerasi pada otot
kondisi genetik yang ditandai oleh kelemahan otot progresif dan wasting
dan otot jantung. Bentuk-bentuk distrofi otot ini terjadi hampir secara
kesulitan berjalan. Fungsi napas berkurang seiring berjalnnya usia begitu pula
penyakit ini diturunkan. Ibu dari laki-laki ini dianggap heterozigot untuk alel
resesif X-linked ini. Kelainan resesif ini sangat jarang terjadi pada wanita
gen yang cacat, tetapi tidak memiliki gejala sendiri) masing-masing memiliki
mewarisi banyak alel mutan dari ibu dan ayah mereka yang terkena
dampaknya. DMD terjadi pada sekitar 1 dari setiap 3.600 bayi lakilaki,
dalam domain batang, distrofin memberikan stabilitas pada sel dan mencegah
kerusakan dari kontraksi otot. Ini juga terlibat dalam pensinyalan melalui
sistein dan C-terminus dan neuronal nitric oxide synthase (nNOS) pada
membran sel. Lebih lanjut, banyak jalur pensinyalan di dalam sel dipengaruhi
sel, di mana sel-sel otot akhirnya digantikan oleh jaringan fibrotic (Jufan, et
all. 2016).
bergantung pada kursi roda pada masa remaja. Dalam kebanyakan kasus,
kelemahan otot menjadi jelas nanti di masa kanakkanak atau di masa remaja
dan memburuk pada tingkat yang jauh lebih lambat (Kamdar, et all 2016).
Tanda dan gejala kardiomiopati dilatasi dapat mencakup detak jantung tidak
teratur (aritmia), sesak napas, kelelahan ekstrem (kelelahan), dan
PROSES FISIOTERAPI
A. Assesment Fisioterapi
1. Anamesis
a) Keluhan Utama
Keluhan terjadi saat anak memasuki usia 1 tahun. Anak belum bisa
Ibu hamil dan melahirkan dengan normal tanpa ada gangguan yang
2. Pemeriksaan Objektif
Berat Badan
b) Inspeksi
Statis :
Dinamis :
c) Palpasi :
d) Kardiopulmonal : -
e) Neuromuskuler : -
f) Integument : -
3. Pengukuran Khusus
a) Pemeriksaan Sensimotor
Sensoris Keterangan
Visual 2
Auditori 2
Touch (hand & foot) 2
Smell 2
Taste 2
Tactile 2
Proprioceptive 1
Vestibullar 1
Kepala dan X
Leher
Trunk X
AGA Dextra X
AGB Dextra T
AGA Sinistra X
AGB Sinistra T
Keterangan :
X= Normal
0= tidak ada gerakan
T= ada kontraksi, tapi tidak ada
gerakan
R= gerakan yang terjadi karena
reflek
B. Diagnosis Fisioterapi
Adanya gangguan respirasi karena anak mudah lelah dan nafas pendek,
2. Functional Limitation
sedikit bantuan
C. Program Fisioterapi
bantuan
dan AGB
D. Rencana Intervensi
1. Breathing exercise
2. Stretching
3. Strengthtening
E. Intervensi
1. Breathing excercise –
pada thoraks. Posisi terapis duduk di samping pasien , posisi pasien tidur
merasakan nafas dan gerakan thoraks . Dilakukan dengan dosis tarik nafas
2. Stretching (penguluran)
LGS. Responnya anak merasa nyaman saat diulur dan target LGS dapat
terpenuhi. Posisi terapis duduk di samping pasien dan posisi pasien tidur
dengan cara menjauhkan origo dan insersio otot dengan cara mengulur
kekuatan otot. Responnya sendi bergerak full ROM dan tidak ada gerakan
otot.
F. Evaluasi
G. Dokumentasi
BAB III
PENUTUP
A. Implikasi Klinis
X-linked yang biasa terjadi pada anak laki-laki karena ibu dari laki-laki ini
dianggap heterozigot untuk alel resesif X-linked ini. Kelainan resesif ini
sangat jarang terjadi pada wanita karena anak perempuan yang merupakan
pembawa penyakit (wanita dengan gen yang cacat, tetapi tidak memiliki
penyakit. DMP terjadi pada sekitar 1 dari setiap 3.600 bayi laki-laki. Gejala
DMP, yaitu mempengaruhi otot-otot pinggul, area panggul, paha dan bahu,
dan kemudian otot rangka (sukarela) di lengan, kaki, dan badan. Betis
semakin membesar. Pada awal remaja, otot jantung dan pernapasan juga