AUTISM
MAKALAH PEDIATRI
Disusun Oleh :
(1910306004)
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak penulis sangat harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................3
A. Definisi.............................................................................................................................................3
B. Epidemiologi..........................................................................................................................................4
C. Patofisiologi......................................................................................................................................4
D. Gejala Klinis....................................................................................................................................6
E. Etiologi.............................................................................................................................................7
F. Kriteria............................................................................................................................................9
G. Klasifikasi......................................................................................................................................10
H. Diagnosa Banding..........................................................................................................................11
BAB III....................................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penatalaksanaan
fisioterapi pada kasus autisme ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus autisme.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui definisi, anatomi, patologi, etiologi, tes spesifik,
pemeriksaan penunjang, diagnose banding, gejala klinis, dan
penatalaksaan fisioterapi pada TOS.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat memahami dan
mengerti penyakit autisme dan peran fisioterapis di dalamnya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi fisioterapis
Manfaat penulisan makalah ini bagi fisioterapis yaitu fisioterapis
dapat memahami dan menentukan intervensi yang tepat untuk
autisme.
b. Bagi instansi akademik
Manfaat bagi instansi akademik yaitu dapat dipakai sebagai referensi
bagi institusi pendidikan dalam hal mengembangkan peran
fisioterapis autisme.
c. Bagi pembaca
Manfaat penulisan makalah ini bagi pembaca yaitu menjadi sumber
informasi serta referensi supaya dapat mengetahui autism dan
penatalaksanaan fisioterapi di dalamnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Autis berasal dari bahasa Yunani yaitu “auto” yang artinya sendiri.
Penyandang autisme seakan-akan hidup di dunianya sendiri. Autis
diartikan sebagai keadaan yang dikuasai oleh kecenderungan pikiran atau
perilaku yang berpusat pada diri sendiri. Sedangkan Early infantile
diartikan sebagai berat dalam komunikasi dan tingkah laku dan biasanya
dimulai sejak lahir, khas dengan keasyikan pada diri sendiri, penolakan
berat dari diri hubungan dengan orang lain, termasuk tokoh ibu. Keinginan
untuk hal – hal yang sama preokupasi dengan obyek – obyek yang tidak
bersenyawa dan gangguan perkembangan bahasa (Susanti & Arifadhi,
2019).
Autis adalah gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat
komplek/berat dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan
pada aspek perilaku, interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, serta
gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya.
Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun. Pada anak autis secara
pertumbuhan fisik terlihat tidak seperti mengalami gangguan, namun
melihat kondisi perkembangan mental dan intelegensi yang tertinggal pada
anak autis dibandingkan dengan anak normal pada umunya, ternyata hal
tersebut membawa dampak pada kemampuan motorik anak autis
(Permadi, 2019).
3
4
Gambar 1. Autisme
B. Epidemiologi
Center for Diseases Control and Prevention (CDC) di Amerika
Serikat pada Maret 2013 melaporkan prevalensi autisme yang meningkat
hingga 1:50 dalam kurun waktu setahun terakhir. Hal tersebut bukan
hanya terjadi di negara-negara maju seperti Inggris, Australia, Jerman dan
Amerika namun juga terjadi di negara berkembang seperti Indonesia.
Prevalensi autisme di dunia saat ini mencapai 15-20 kasus per 10.000 anak
atau berkisar 0,15-0,20%. Jika angka kelahiran di Indonesia 6 juta per
tahun maka jumlah penyandang autisme di Indonesia akan bertambah
0,15% atau 6.900 anak per tahunnya.5 Sumber lain menyatakan,
prevalensi rata-rata secara global adalah 62:10.000 atau ada 1 dari 160
anak dengan ASD.6 Kasus ASD pada anak laki-laki ditemukan lebih
tinggi empat sampai lima kali dibanding pada anak perempuan. Namun,
anak perempuan dengan ASD sering disertai dengan keterbelakangan
mental yang berat (Lubis & Suwandi, 2016).
C. Patofisiologi
Autis merupakan penyakit yang bersifat multifactor. Teori mengenai
patofisiologi dari autis diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Faktor genetika
Faktor genetik diperkirakan menjadi penyebab utama dari kelainan
autisme, walaupun bukti kongkrit masih sulit ditemukan. Hal
tersebut diduga karena adanya kelainan kromosom pada anak
autisme, namun kelainan itu tidak selalu berada pada kromosom
yang sama. Penelitian masih terus dilakukan sampai saat ini.
Jumlah anak berjenis kelamin laki-laki yang menderita autis lebih
banyak dibandingkan perempuan, hal ini diduga karena adanya gen
pada kromosom X yang terlibat dengan autis. Perempuan memiliki
dua kromosom X, sementara laki-laki hanya memiliki satu
kromosom X. Kegagalan fungsi pada gen yang terdapat di salah
satu kromosom X pada anak perempuan dapat digantikan oleh gen
pada kromosom lainnya. Sementara pada anak laki-laki tidak
5
G. Klasifikasi
Menurut Cohen & Bolton (1994) dalam Hadrian J (2008), autism
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian berdasarkan gejalanya.
Klasifikasi ini dapat diberikan melalui Childhood Autism Rating Scale
(CARS). Skala ini menilai derajat kemampuan anak untuk berinteraksi
dengan orang lain, melakukan imitasi, memberi respon emosi, penggunaan
tubuh dan objek, adaptasi terhadap perubahan, memberikan respon visual,
pendengaran, pengecap, penciuman dan sentuhan. Selain itu, Childhood
Autism Rating Scale juga menilai derajat kemampuan anak dalam perilaku
takut/gelisah melakukan komunikasi verbal dannon verbal, aktivitas,
konsistensi respon intelektual serta penampilan menyeluruh.
Pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut :
1. Autis ringan
Pada kondisi ini, anak autis masih menunjukkan adanya kontak mata
walaupun tidak berlangsung lama. Anak autis ini dapat memberikan
sedikit respon ketika dipanggil namanya, menunjukkan ekspresi-
ekspresi muka, dan dalam berkomunikasi secara dua arah meskipun
terjadinya hanya sesekali. Tindakan-tindakan yang dilakukan masih
bisa dikendalikan dan dikontrol dengan mudah. Karena biasanya
perilaku ini dilakukan masih sesekali saja, sehingga masih bisa
dengan mudah untuk mengendalikannya.
2. Autis sedang
Pada kondisi ini, anak autis masih menunjukkan sedikit kontak mata,
namun tidak memberikan respon ketika namanya dipanggil.
Tindakan agresif atau hiperaktif, menyakiti diri sendiri, acuh, dan
gangguan motorik yang stereotipik cenderung agak sulit untuk
dikendalikan tetapi masih bisa dikendalikan.
3. Autis berat
Anak autis yang berada pada kategori ini menunjukkan tindakan-
tindakan yang sangat tidak terkendali. Biasanya anak autis memukul-
11
H. Diagnosa Banding
Berikut adalah diagosa banding autism.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Autis adalah gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat
komplek/berat dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan
pada aspek perilaku, interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, serta
gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya.
Gejala autis muncul pada usia sebelum 3 tahun. Beberapa modalitas
fisioterapi yang bisa diaplikasikan pada pasien autisme diantaranya
neurosenso stimulasi, massage, brain gym, oral function stimulation, dan
exercise atau latihan
B. Saran
Fisioterapis disarankan untuk menguasai berbagai program
penatalaksanaan dan latihan pada kondisi autisme agar intervensi yang
diberikan kepada pasien maksimal. Program terapi dilakukan oleh
fisioterapis yang terlatih untuk memastikan kenyamanan pasien.
Hendaknya fisioterapis benar-benar melakukan tugasnya
professional, yaitu melakukan melakukan pemeriksaan dengan teliti
sehingga dapat menegakkan diagnose dan problem fisioterapi yang
tepat. Penegakan diagnosis adalah awal dari keberhasilan
intervensi fisioterapi.
Hendaknya fisioterapis meningkatkan ilmu pengetahuan serta
pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan studi kasus
karena tidak menutup kemungkinan adanya terobosan baru dalam
suatu pengobatan yang membutuhkan pemahaman lebih lanjut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Griadhi, Ratep, N. & Westa, W., 2016. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Autisme.
Jurnal UNUD, pp. 1-14.
Lubis, F. & Suwandi, F. J., 2016. Paparan Prenatal Valproat dan Autism Spectrum
Disorder (ASD) pada Anak. Jurnal Majority, 5(3), pp. 85-90.