OLEH :
PO714241181044
KELAS B TK.III
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan ini.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah di buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Definisi Parkinson.................................................................................................................6
B. Klasifikasi Parkinson............................................................................................................6
C. Etiologi Parkinson.................................................................................................................6
D. Patofisiologi Parkinson.........................................................................................................8
BAB III.........................................................................................................................................19
PENUTUP....................................................................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Parkinson (PD) adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf
(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan
pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai
pergerakan, dan kekakuan otot.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Parkinson?
4
5. Bagaimana gejala klinis penyakit Parkinson ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Parkinson
Parkinson disease adalah gangguan neurodegeneratif daerah ganglia basalis
(terutama di substantia nigra pars kompakta) yang bersifat progresif yang mengenai
gerakan atau kontrol terhadap gerakan termasuk bicara dan memiliki onset yang bersifat
insidious (tidak diketahui dengan pasti kapan mulai sakit) (Waters, 1999). Penyakit
ditandai dengan tremor, rigiditas, bradykinesia, dan instabilitas postural (Scharg, et al.,
2000). Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling
banyak dialami pada umur lanjut dan jarang dibawah umur 30 tahun. Biasanya mulai
timbul pada usia 40-70 tahun.
Penyakit ini lebih banyak terjadi pada pria dibanding wanita (3:2). Prevalensinya
160 per 100.000 penduduk (Waters, 1999; Victor & Ropper, 2001). Penyebab pasti
munculnya penyakit parkinson sampai saat ini belum diketahui (idiopatik), akan tetapi
ada beberapa faktor resiko yang telah diidentifikasi seperti usia, ras, genetik, lingkungan,
sekunder akibat cedera atau infeksi kranioserebral, dan status emosional. Tipe idiopatik
merupakan jenis Penyakit Parkinson yang paling banyak dijumpai (Waters, 1999;
Perdossi, 2008).
6
C. Etiologi Parkinson
Etiologi penyakit parkinson belum diketahui, atau idiopatik. Terdapat beberapa
dugaan, di antaranya ialah : infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum diketahui),
reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang
belum diketahui, serta terjadinya penuaan yang prematur atau dipercepat.2 Penyakit
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansia nigra. Suatu
kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki (involuntary).
Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak
disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas benar. Beberapa hal yang
diduga bisa menyebabkan timbulnya penyakit parkinson adalah sebagai berikut:
1. Usia Penyakit
2. Genetik
7
kurang dari 70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang,
jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonism tampak pada usia relatif muda.
Kasus-kasus genetik di USA sangat sedikit, belum ditemukan kasus genetika pada 100
penderita yang diperiksa. Di Eropa pun demikian. Penelitian di Jerman menemukan hasil
nol pada 70 penderita. Contoh klasik dari penyebab genetika ditemukan pada keluarga-
keluarga di Italia karena kasus penyakit itu terjadi pada usia 46 tahun.
3. Faktor Lingkungan.
a. Xenobiotik
b. Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
c. Infeksi
d. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah satu
mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya, kopi merupakan
neuroprotektif.
e. Angka kejadian
Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan kulit hitam.
f. Trauma kepala
8
g. Stress dan Depresi
D. Patofisiologi Parkinson
Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit parkinson terjadi karena penurunan
kadar dopamin akibat kematian neuron di substansia nigra pars compacta (SNc) sebesar
40-50% yang disertai dengan inklusi sitoplamik eosinofilik (Lewy bodies) dengan
penyebab multifactor.
Substansia nigra (sering disebut black substance), adalah suatu region kecil di
otak (brain stem) yang terletak sedikit di atas medulla spinalis. Bagian ini menjadi pusat
kontrol/koordinasi dari seluruh pergerakan. Sel-selnya menghasilkan neurotransmitter
yang disebut dopamine, yang berfungsi untuk mengatur seluruh gerakan otot dan
keseimbangan tubuh yang dilakukan oleh sistem saraf pusat. Dopamine diperlukan untuk
komunikasi elektrokimia antara sel-sel neuron di otak terutama dalam mengatur
pergerakan, keseimbangan dan refleks postural, serta kelancaran komunikasi (bicara).
Dopamin diproyeksikan ke striatum dan seterusnya ke ganglion basalis. Reduksi ini
menyebabkan aktivitas neuron di striatum dan ganglion basalis menurun, menyebabkan
gangguan keseimbangan antara inhibitorik dan eksitatorik. Akibatnya kehilangan kontrol
sirkuit neuron di ganglion basalis untuk mengatur jenis gerak dalam hal inhibisi terhadap
jaras langsung dan eksitasi terhadap jaras yang tidak langsung baik dalam jenis motorik
ataupun non-motorik. Hal tersebut mengakibatkansemua fungsi neuron di sistem saraf
pusat (SSP) menurun dan menghasilkan kelambatan gerak (bradikinesia), tremor,
kekakuan (rigiditas) dan hilangnya refleks postural.
Lewy bodies adalah inklusi sitoplasmik eosinofilik konsentrik dengan halo perifer
dan dense cores . Adanya Lewy bodies dengan neuron pigmen dari substansia nigra
adalah khas, akan tetapi tidak patognomonik untuk penyakit parkinson, karena terdapat
juga pada beberapa kasus parkinsonism atipikal. Untuk lebih memahami patofisiologi
9
yang terjadi perlu diketahui lebih dahulu tentang ganglia basalis dan sistem
ekstrapiramidal.
10
mengerti perannya dalam patofisiologi kelainan ganglia basalis. Patofisiologi GB
dijelaskan lewat dua pendekatan, yaitu berdasarkan cara kerja obat menimbulkan
perubahan keseimbangan saraf dopaminergik dengan saraf kolinergik, dan perubahan
keseimbangan jalur direk (inhibisi) dan jalur indirek (eksitasi). Hipotesis terbaru proses
patologi yang mendasari proses degenerasi neuron SNc adalah stres oksidatif. Stres
oksidatif menyebabkan terbentuknya formasioksiradikal, seperti dopamin quinon yang
dapat bereaksi dengan α-sinuklein (disebut protofibrils). Formasi ini menumpuk, tidak
dapat di gradasi oleh ubiquitinproteasomal pathway, sehingga menyebabkan kematian
sel-sel SNc. Mekanisme patogenik lain yang perlu dipertimbangkan antara lain :
Efek lain dari stres oksidatif adalah terjadinya reaksi antara oksiradikal dengan nitric-
oxide (NO) yang menghasilkan peroxynitric-radical.
Perubahan akibat proses inflamasi di sel nigra, memproduksi sitokin yang memicu
apoptosis sel-sel SNc.
Dua hipotesis yang disebut juga mekanisme degenerasi neuronal pada penyakit Parkinson
ialahhipotesis radikal bebas dan hipotesis neurotoksin.
1. Hipotesis Radikal
Bebas Diduga bahwa oksidasi enzimatik dari dopamine dapat merusak neuron
nigrostriatal, karena proses ini menghasilkan hidrogren peroksid dan radikal oksi lainnya.
Walaupun ada mekanisme pelindung untuk mencegah kerusakan dari stress oksidatif,
namun pada usia lanjut mungkin mekanisme ini gagal.
2. Hipotesis Neurotoksin
Diduga satu atau lebih macam zat neurotoksik berperan pada proses
neurodegenerasi pada Parkinson. Pandangan saat ini menekankan pentingnya ganglia
basal dalam menyusun rencana neurofisiologi yang dibutuhkan dalam melakukan
11
gerakan, dan bagian yang diperankan oleh serebelum ialah mengevaluasi informasi yang
didapat sebagai umpan balik mengenai pelaksanaan gerakan. Ganglia basal tugas
primernya adalah mengumpulkan program untuk gerakan, sedangkan serebelum
memonitor dan melakukan pembetulan kesalahan yang terjadi sewaktu program gerakan
diimplementasikan. Salah satu gambaran dari gangguan ekstrapiramidal adalah gerakan
involunter.
Tremor/bergetar
Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap
sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit
parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu
diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting
tremor, yang hilang juga sewaktu tidur.Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar
pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam
atau memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-
supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut
membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan
menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor). Tremor tidak hanya
terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak mata dan bola mata,
bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat
istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang
melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremor tersebut bisa berhenti.
Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor
bisa terjadi pada kedua belah sisi.
Rigiditas/kekakuan
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan difleksi dan ekstensi
pasif dan pronasi serta supinasi lengan bawah secara pasif. Pada stadium lanjut rigiditas
12
menjadi menyeluruh dan berat sehingga memberikan tahanan bila persendianpersendian
digerakkan secara pasif. Rigiditas merupakan peningkatan terhadap regangan otot pada
otot antagonis dan agonis. Salah satu gejala dini dari rigiditas ialah hilangnya gerak
asosiasi lengan bila berjalan. Peningkatan tonus otot pada sindrom prakinson disebabkan
oleh meningkatnya aktifitas neuron motorik alfa. Kombinasi dengan resting tremor
mengakibatkan bunyi seperti gigi roda yang disebut dengan cogwheel phenomenon
muncul jika pada gerakan pasif.
Akinesia/bradikinesia
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi pada impuls optik,
labirin, propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan
berubahan aktivitas refleks yang mempengaruhi motorneuron gamma dan alfa. Kedua
gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda
akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam pekerjaan
sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit
mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik
sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa
ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan
berkurang, sehingga sering keluar air liur.
Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah,
sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai
melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat
berpikir dan depresi. Keadaan tersebut juga berimplikasi pada hilangnya refleks postural
13
disebabkan kegagalan integrasi dari saraf proprioseptif dan labirin dan sebagian kecil
impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan mengganggu
kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penderita mudah jatuh.
Mikrografia
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal
ini merupakan gejala dini.
Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a
petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan,
punggung melengkung bila berjalan.
Bicara Monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring,
sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara
halus ( suara bisikan ) yang lambat.
Demensia
Gejala lain
1. Gejala Non-Motorik
Disfungsi otonom
14
Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia
dan hipotensi ortostat
Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat seksual,
perilaku orgasme.
Gangguan sensasi
b. Meningkatkan nilai otot secara general dengan fasilitas gerak yang dimulai dari
sendi proximal, misalnya dengan menggunakan PNF, NDT atau konvensional
15
Tatalaksana dari Penyakit Parkinson dapat dilakukan secara farmakologis maupun
non farmakologis, terapi non farmakologis seperti tindakan Deep Brain Stimulation
(DBS) yang merupakan salah satu bentuk dari pembedahan stereotaktik, saat ini telah
menjadi pilihan utama dari prosedur operasi pada Penyakit Parkinson.
a. Terapi fisik
a) Terapi ROM
Pola otot yang abnormal ditekan sebelum pola otot yang normal
muncul
16
terbatas. Hal ini terintegrasi dan efisien tanpa mempengaruhi aksi
motorik, aktivitas reflex dan reaksi lainnya.
d) Latihan koordinasi
Posisi awal: tidur terlentang pada tempat tidur dengan permukaan yang
lembut sehingga lengan dan tungkai mudah digerakkan dan kepala lebih
tinggi dengan disangga bantal supaya pasien dapat melihat dengan jelas
setiap gerakan yang dilakukan. Adapun gerakan yang dilakukan sebagai
berikut:
17
a) Tekuk satu lutut dan panggul dan geser tumit sepanjang tempat tidur,
luruskan kembali keposisi awal ulangi gerakan pada tungkai yang lain
b) Tekuk satu tungkai pada lutut dan panggul seperti pada posisi 1, geser
ke samping, kembali ketengah kemudian luruskan tungkai kembali
keposisi awal dan ulangi pada tungkai yang lainnya.
c) Tekuk satu tungkai pada lutut dan panggul dengan tumit terangkat dari
tempat tidur, luruskan kembali keposisi awal dan ulangi pada tungkai
lainnya.
d) Tekuk dan luruskan satu tungkai pada lutut dan panggul dengan tumit
digeser pada tempat tidur kemudian berhenti jika diberi aba – aba
ulangi pada tungkai lainnya.
e) Tekuk satu tungkai pada lutut dan panggul dan letakkan tumit pada
lutut tungkai yang lain kemudian geser kebawah sepanjang tulang
kering kearah pergelangan kaki dan kembali keatas kearah lutut,
kemudian ke posisi awal ulangi pada tungkai yang lain
f) Tekuk kedua lutut dan panggul rapatkan kedua pergelangan kaki dan
geser kedua tumit sepanjang tempat tidur dengan kedua pergelangan
18
kaki tetap rapat luruskan kedua pergelangan kaki tepat rapat
meluruskan kedua tungkai dan kembali ke posisi awal
2. Posisi duduk
Posisi awal duduk tegak pada kursi dengan kedua kaki menempel dilantai.
Gerakannya:
19
f) Ulangi proses ini untuk posisi duduk kembali
3. Posisi berjalan
Posisi awal berdiri tegak dengan jarak kedua kaki 46 inci gerakannya
e) Berputar ke kanan dengan hitungan pertama angkat jari jari kaki kanan
dan putar keluar pivot pada tumit. hitungan kedua angkat tumit kiri
dan pivot pada jari-jari kaki putar ke dalam hitungan ketiga berputar
penuh ulangi gerakan untuk berjalan ke kiri
20
f) Berjalan naik dan turun tangga berjalan 1 langkah letakkan kaki kanan
ditambah kemudian angkat kaki kiri letakkan di samping kaki kanan
kemudian lanjutkan ke anak tangga selanjutnya dengan pola sama
kemudian lanjutkan latihan dengan melangkah bergantian dengan
langkah biasa setiap anak tangga awal latihan gunakan pegangan
kemudian keseimbangan ditingkatkan tanpa pegangan
4. Senam parkinson
21
sebab mereka yang sudah terbiasa melatih keseimbangan secara refleks
dapat menahan jika akan terjatuh sebagai permulaan sebelum melakukan
senam tetap harus ada pemanasan tujuannya meminimalkan cedera dan
mempersiapkan rasa gerak otot
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Parkinson disease adalah gangguan neurodegeneratif daerah ganglia basalis
(terutama di substantia nigra pars kompakta) yang bersifat progresif yang mengenai
gerakan atau kontrol terhadap gerakan termasuk bicara dan memiliki onset yang bersifat
insidious (tidak diketahui dengan pasti kapan mulai sakit) (Waters, 1999). Penyakit
ditandai dengan tremor, rigiditas, bradykinesia, dan instabilitas postural (Scharg, et al.,
2000). Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit neurodegeneratif yang paling
banyak dialami pada umur lanjut dan jarang dibawah umur 30 tahun. Biasanya mulai
timbul pada usia 40-70 tahun.
b. Meningkatkan nilai otot secara general dengan fasilitas gerak yang dimulai dari
sendi proximal, misalnya dengan menggunakan PNF, NDT atau konvensional
B. Saran
Saya menyadari bahwa tulisan diatas banyak sekali kesalahan dn jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami mengharap kritik
dan saran yang bersifat mebangun agar tercapainya makalah yang sempurna.
23
DAFTAR PUSTAKA
Oktariza, Yasinda dkk. 2019. Evaluasi Kualitas Hidup Pasien Parkinson Berdasarkan Terapi
Berbasis Levodopa. Jurnal Farmasi Klinik Insonesia. 8(4): 247
Putu Gede Sudira. 2015. Stroke Lacunar Infract pada Pasien Parkinson. Universitas Gaja Mada
Yokyakarta. Hal 5 – 7
Muawanah, Siti. 2018. Pengaruh Metode Senam Parkinson untuk Meningkatkan Keseimbangan
pada Penderita Parkinson Deaseas. Jurnal Ilmiah Fisioterapi. 1(1): 39
24