Anda di halaman 1dari 19

Makalah Fisioterapi Stase Muskuloskletal

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada


Kasus Bedah Umum

Disusun Oleh :
Nama : Fajriyatul Munawarah
Nim : 1910306012

PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH MUSKULOSKLETAL

BEDAH UMUM
Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Nilai

Pada Stase Muskuloskletal

Prodi Profesi Fisioterapi

di Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta

DI SUSUN OLEH :
Fajriyatul Munawarah (1910306012)
Pada Tanggal:

18 September 2020

Mengesahkan

Clinical Educator Fisioterapi

Klinik Mulyosari Surabaya

Yasin Galih Ardi, S.Tr. Kes

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat, rahmat, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini penulis membahas
tentang “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Bedah Umum”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mungkin terdapat kesalahan
penulisan yang tidak disadari, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk lebih menyempurnakan makalah ini.
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Surabaya, 18 September 2020

Fajriyatul Munawarah,

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................4
A. Definisi.........................................................................................................................4
B. Klasifikasi Bedah Umum...........................................................................................4
C. Komplikasi Post Bedah Umum.................................................................................5
D. Intervensi Fisioterapi.................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................10
KESIMPULAN....................................................................................................................10
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bedah umum adalah spesialisasi bedah yang berfokus pada bagian abdominal termasuk

kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, hati, pankreas, kantong empedu, usus buntu

dan saluran empedu, dan sering kelenjar tiroid (tergantung pada pola rujukan lokal) (Farlex,

2020).

Bedah abdominal adalah operasi yang paling sering dilakukan di Australia dan

Selandia Baru. Setidaknya 130.000 operasi dilakukan pada tahun 2012-2013 di 246 rumah

sakit di Australia dan ini meningkat 2-5% per tahun (AIHW, 2013). Di seluruh dunia,

sekitar 500 hingga 1.000 prosedur per 100.000 populasi dilakukan setiap tahun di negara

maju (Patman, et al., 2017).

Beberapa komplikasi pasca bedah umum dapat terjadi setelah operasi abdominal pada

sepertiga hingga setengah dari semua pasien yang melakukan operasi dengan berbagai

komplikasi yang berbeda (Aahlin, et al., 2015). Beberapa komplikasi yang dapat terjadi

pasca bedah umum adalah komplikasi pulmonal dan permasalahan gerak dan fungsi seperti

kekakuan sendi, kelemahan otot, dll. Komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dengan

manajemen fisioterapi (Patman, et al., 2017). Sesuai dengan definisi tentang fisioterapi itu

1
sendiri menurut PERMENKES No.80 Tahun 2013. “Fisioterapi adalah bentuk pelayanan

kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,

memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan

menggunakan penanganan secara manual, penungkatan gerak, peralatan (fisik,

electroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi.”

Adapun intervensi yang dapat diberikan oleh fisioterapi pada kasus bedah umum

dimulai pada tahap pre operative dan dilanjutkan ke tahap post operative.

B. Rumusan Masalah

1 Apakah definisi Bedah Umum?

2 Bagaimana Klasifikasi Klinis Bedah Umum?

3 Bagaimana Komplikasi Bedah Umum?

4 Bagaimana Penatalaksanaan Fisioterapi Bedah Umum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Bedah Umum

2. Untuk mengetahui Klasifikasi Bedah Umum

3. Untuk mengetahui Komplikasi Bedah Umum

4. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi Bedah Umum

D. Manfaat

1. Bagi Profesi Fisioterapi

2
Untuk menambah pengetahuan untuk teman sejawat fisioterapi dalam pemberian

penanganan fisioterapi pada pasien Bedah Umum

2. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pendalaman penulis tentang Bedah Umum

3. Bagi institusi

Bisa menjadi bahan masukan kegiatan belajar mengajar terutama pada penanganan

Bedah Umum juga sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa

fisioterapi universitas Aisyiyah Yogyakarta.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Bedah umum adalah spesialisasi bedah yang berfokus pada bagian abdominal termasuk

kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, hati, pankreas, kantong empedu, usus buntu

dan saluran empedu, dan sering kelenjar tiroid (tergantung pada pola rujukan lokal) (Farlex,

2020).

Bedah umum dapat melibatkan berbagai organ utama dan struktur seperti hati,

pankreas, lambung, oesophagus atau ginjal (Reeve & Boden, 2016). Selain itu bedah umum

juga melibatkan kulit, payudara, jaringan lunak, trauma, penyakit arteri perifer, hernia serta

prosedur endoskopi, gastroskopi dan kolonoskopi (Reeve, et al., 2019).

B. Klasifikasi Bedah Umum

Berikut adalah beberapa jenis bedah umum menurut (American Medical

Association, 2020) :

1. Kolecystectomy, merupakan bedah pengangkatan kantong empedu, adalah salah

satu prosedur bedah paling umum yang dilakukan di seluruh dunia. Ini paling sering

4
dilakukan secara elektif, tetapi kantong empedu dapat menjadi meradang secara

akut dan membutuhkan operasi darurat. Infeksi dan pecahnya usus buntu dan

penghalang usus kecil adalah keadaan darurat umum lainnya.

2. Laparoscopic, merupakan spesialisasi yang relatif baru dengan teknik akses minimal

menggunakan kamera dan instrumen kecil yang dimasukkan melalui sayatan 3

hingga 15mm. Beberapa kondisi yang dapat di atasi dengan laparoscopic yaitu

gangguan kantong empedu, appendices, dan dan gangguan usus besar.

3. Colorectal Surgery, merupakan berbagai macam penyakit usus besar dan kecil dan

termasuk penyakit radang usus (seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn),

diverticulitis, kanker usus besar, pendarahan gastrointestinal dan wasir.

4. Breast Surgery, merupakan semua operasi payudara non-kosmetik dari lumpektomi

hingga mastektomi, terutama berkaitan dengan evaluasi, diagnosis dan pengobatan

kanker payudara.

5. Vascular Surgery, merupakan operasi pada gangguan pembuluh darah, baik

gangguan pembuluh darah kecil maupun gangguan pembuluh darah lainnya.

6. Endocrine Surgery, merupakan operasi untuk menghilangkan semua atau sebagian

kelenjar tiroid dan paratisroid di leher dan kelenjar adrenal tepat di atas ginjal.

7. Transplant Surgery, merupakan transplantasi organ perut. Organ yang

ditransplantasikan termasuk hati, ginjal, pankreas, dan usus kecil.

5
C. Komplikasi Post Bedah Umum

Berikut adalah beberapa komplikasi pada post bedah umum menurut (Reeve, et al.,

2019) :

1. Deep Vein Trombosis, merupakan penggumpalan darah pada satu atau lebih

pembuluh darah vena dalam. Pada sebagian besar kasus, DVT terbentuk di

pembuluh darah paha atau betis, tetapi bisa juga terbentuk di pembuluh darah

bagian tubuh lain.

2. Kelumpuhan Ileus Pasca Operasi, Ileus adalah kondisi yang umumnya terjadi

setelah operasi karena orang sering diberi resep obat yang dapat memperlambat

pergerakan usus atau terjadi penyumbatan usus.

3. Komplikasi Kardiovascular dan Muskuloskeletal, kedua komplikasi ini biasanya

berkaitan dengan bedrest berkepanjangan. Contoh komplikasi kardiovascular adalah

penumpukan sputum, gangguan pernapasan, dll., sedangkan contoh komplikasi

musculoskeletal adalah kekakuan sendi, kelemahan otot, dll. Oleh karena itu

dibutuhkan mobilisasi awal pasca operasi untuk mencegah komplikasi

Kardiovascular dan Muskuloskeletal.

D. Intervensi Fisioterapi

6
1. Pre Operative

Pada tahap preoperative penting bagi fisioterapis untuk melakukan edukasi

kepada pasien untuk melakukan latihan sebagai persiapan sebelum operasi. Latihan

yang dapat diberikan diantaranya breathing exercise dan mobilisasi (aktif exercise)

(Reeve, et al., 2019).

a. Breathing Exercise

Breathing Exercise dapat mencegah keluhan sesak nafas, mencegah spasme pada

otot-otot bantu pernafasan dan mencegah penurunan ekspansi thorax pada pasien.

Beberapa teknik breathing exercise yang dapat diberikan adalah Pursed Lips

Breathing, Deep Breathing Exercise, dan Diafraghmatik Breathing (Samosir & Sari,

2018).

b. Mobilisasi (Aktif Exercise)

Aktif Exercise bertujuan untuk mencegah kekakuan sendi, mencegah penurunan

lingkup gerak sendi pada setiap regio persendian, selain itu aktif exercise juga

bertujuan untuk mencegah kelemahan otot pada ekstremitas atas maupun ekstremitas

bawah (Reeve, et al., 2019).

2. Post Operative

a. Breathing Exercise

Pada tahap preoperative, breathing exercise pada tahap post operative bertujuan

untuk mengurangi keluhan sesak nafas, mengurangi penumpukan sputum, mengurangi

spasme pada otot-otot bantu pernafasan dan meningkatkan ekspansi thorax pada

pasien. Namun teknik breathing exercise yang dapat diberikan menyesuaikan dengan

7
kondisi pasien, misalnya jika ada luka incise pada bagian dada maka tidak diberikan

deep breathing exercise, melainkan diberikan pursed lip breathing exercise untuk

menghindari peningkatan nyeri pada luka incisie (Reeve, et al., 2019).

b. Mobilisasi/ Ambulasi Dini

Mobilisasi dini merupakan intervensi fisioterapi yang sangat penting pasca operasi,

untuk mencegah terjadinya komplikasi pada gerak dan fungsi pasien, namun dengan

tetap memperhatikan kondisi umum/ vital sign pasien (Reeve, et al., 2019).

Mobilisasi dini merupakan bentuk terapi latihan yang diberikan lebih awal pasca

operasi. Terapi latihan adalah salah satu modalitas fisioterapi dengan menggunakan

gerak tubuh secara aktif maupun pasif untuk pemerliharaan dan perbaikan kekuatan,

ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler, mobilitas dan fleksibilitas, stailitas,

rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional. Pemberian terapi

latihan baik secara aktif maupun pasif, baik menggunakan alat maupun tanpa

menggunakan alat dapat memberikanefek naiknya adaptasi pemulihan kekuatan

tendon, ligament serta dapat menambah kekuatan otot, sehingga dapat

mempertahankan stabilitas sendi dan menambah lingkup ruang sendi (Kisner, 2017).

Berikut adalah beberapa terapi latihan yang dapat diberikan :

1) Pumping Ankle Exercise merupakan suatu bentuk ambulansi dini yang dilakukan

dengan mengintervensi pergelangan kaki dengan gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi

(Yudha, 2017).

8
2) Statik kontraksi merupakan bentuk latihan statik dimana otot yang dilatih tidak

mengalami perubahan panjang dan tanpa ada pergerakan dari sendi. Sehingga latihan

akan menyebabkan ketegangan otot bertambah dan panjang otot tetap (Kisner, 2017).

3) Active Asissted ROM Exercise adalah bentuk dimana gerakan yang terjadi akibat

kontraksi otot yang bersangkutan dan mendapat bantuan dari luar. Apabila kerja otot

tidak cukup kuat untuk melakuan suatu gerakan maka diperlukan kekuatan dari luar.

Kekuatan tersebut harus diberikan dengan arah yang sesuai dengan kerja otot (Bandy,

2013).

4) Active ROM Exercise adalah suatu gerakan aktif tanpa bantuan dan pasien

mengkontraksikan secara sadar (Bandy, 2013).

c. Transfer Ambulasi

Transfer dan ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan

berpindah posisi dan jalan atau berpindah tempat. Manfaat transfer dan ambulasi

adalah mencegah dampak imobilisasi seperti penurunan massa otot dan pemendekan

massa otot, mencegah thrombosis dan memperlancar sirkulasi. Ambulasi sangat

penting dilakukan pada pasien pasca operasi karena jika pasien membatasi gerakannya

di tempat tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit

untuk memulai berjalan (Kozier, 2010). Latihan transfer dan ambulasi yang dapat

dilakukan yaitu berpindah dari posisi duduk dengan kaki di atas bed ke posisi duduk

dengan kaki menggantung (ongkang-ongkang) dan dari posisi duduk ongkang-ongkang

ke posisi berdiri. Latihan berjalan merupakan salah satu kemampuan fungsional

9
penting. Latihan jalan dilakukan apabila pasien telah mampu berdiri dan

keseimbangannya sudah baik (Amin, et al., 2017).

10
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Bedah umum adalah spesialisasi bedah yang berfokus pada bagian abdominal termasuk

kerongkongan, lambung, usus kecil, usus besar, hati, pankreas, kantong empedu, usus buntu

dan saluran empedu, dan sering kelenjar tiroid (tergantung pada pola rujukan lokal).

Intervensi yang dapat diberikan oleh fisioterapi pada kasus bedah umum dimulai pada tahap

pre operative dan dilanjutkan ke tahap post operative.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang

macam-macam penyakit terutama pada Bedah Umum dan juga meningkatkan

kemampuan pembuatan diagnosa fisioterapi terkait kasus.

2. Bagi Fisioterapis

Diharapkan bagi fisioterapis agar dapat meningkatkan keterampilan serta

pengetahuannya sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal terkhususnya

pada pasien dengan Bedah Umum.

Meningkatkan profesionalitas sebagai seorang terapis sehingga diharapkan

dapat terus diperbaiki kekurangannya dan dapat menambah pengetahuan yang lebih

11
baik serta dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam bidang

fisioterapi.

DAFTAR PUSTAKA

Aahlin E. Et al.(2015) Risk factors, complications and survival after upper

abdominal surgery: a prospective cohort study. BMC Surgery. 15(1): 83

AIHW. (2013). Procedures Cubes 2011-2012: National Hospital Morbidity Database.

Di akses dari http://www.aihw.gov.au/hospitals-data/procedures

datacubes/#ardrglink

American Medical Association.(2020).  "Surgery — General Specialty Description.

Diakses dari General surgery - Wikipedia.

Amin, A. et al. (2017). Pengaruh Terapi Latihan Pada Post Operasi Pemasangan

12
Ilizarov Pada Fraktur Tibia. Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi (JFR). 1 (2).

Bandy, W. & Barbara, S. (2013). Therapeutic Exercise for Physical Therapist

Assistants. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia.

Farlex. (2020). General Surgery. Diakses dari

General Surgery | definition of General Surgery by Medical dictionary

(thefreedictionary.com).

Kisner C, et al. (2017). Therapeutic Exercise: Foundations and Technique. F.A Davis

Company. Philadelphia.

Kozier, et al. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7. EGC. Jakarta.

Patman, S. et al. (2017). Physiotherapy in upper abdominal surgery – what is current

practice in Australia?. Archives of Physiotherapy. 7:11

13
Reeve, J & Boden, I.(2016). The Physiotherapy Management of Patients undergoing

Abdominal Surgery New Zealand. Journal of Physiotherapy. 44(1): 33-49.

Reeve, J.,et al. (2019). The physiotherapy management of patients undergoing

abdominal surgery: A survey of current practice. New Zealand Journal of

Physiotherapy. 47(2), 66-75.

Samosir & Sari. (2018). Pengaruh Pemberian Pursed Lips Breathing dan Six

Minutewalking Test dengan Infra Red dan Six Minute Walking Test dapat

Meningkatkan Kualitas Hidup pada Kondisi Penyakit Paru Obstruktif

Kronik (Ppok). Jurnal Ilmiah Fisioterapi (JIF). 1 (02).

Yudha, W. (2017). Ankle Pumping Exercise di Ruang Poli Orthopedi RSD dr.

Soebandi Jember. Makalah. Universitas Jember.

14
,

15

Anda mungkin juga menyukai