Anda di halaman 1dari 9

MOTOR CONTROL

• Korteks Serebri : memberikan dorongan untuk motoric dan menetapkan gerakan manusia
• Basal Ganglia dan Thalamus : menyediakan pogram motoric kasar
• Korteks Motorik, Batang Otak dan Sumsum Tulang Belakang (saling bersamaan) :
mempertahankan postur dan gerakan normal
• Cerebellum : mempertahankan posisi seimbang dan gerakan halus

➢ MOTOR CONTROL adalah proses mengaktifkan dan mengkoordinaikan otot dan anggota tubuh
lainnya dalam keterampilan motoric menggunakan otak (manusia/hewan)
➢ PENGEMBANGAN MOTOR CONTROL : Kemampuan mempertahankan dan mengubah
postur&gerakan tubuh
PROSES → MOTOR LEARNING (di ajarin lagi) → HASIL : perubahan permanent ada Motor
Performance

TEORI MOTOR CONTROL


1. HIRARKI MOTOR CONTROL
SPINAL CORD → BRAIN STREAM → CEREBRAL CORTEX
LEVEL PRIMITIF
o HIGH : strategi
o MIDDLE : taktik
o LOW : eksekusi

❖ Note : kerusakan otak level bawah akan mengakibatkan Kaku & Stress.

2. TEORI REFLEKS : di level Spinal


OBJEK → NYERI → IMPULS (DENDRIT SARAF SENSORIK (afferent) → BADAN S.S.SENSORIK →
AKSON (afferent)) → STB (BADAN SEL INTERNEURON → BADAN S.S.MOTORIK → AKSON
(efferent)) → OTOT KONTRAKSI (NARIK)

DESCENDING MOTOR CONTROL

•Pusat fungsi luhur :

- Inisiasi gerakan volunter


- Regulasi gerakan yang terukur, bertujuan dan terkoordinasi dengan baik

•Descending tracts – kontrol fungsi motorik

•Ascending tracts – fungsi sensorik dan feedback


DUA KELOMPOK JALUR DESCENDEN

• Lateral Pathways – mengatur gerakan volunter pada otot distal (dibawah kontrol volunter korteks)
serebri

• Ventromedial Pathways – mengatur kontrol postur dan lokomotor (dibawahkontrol brain stream)

DESCENDING TRACTS IN SPINAL CORD

• Lateral pathways — Corticospinal T & Rubrospinal T.

• Ventromedial pathways — Medullary RT, Pontine RT, Vestibulosp T, Tectospinal T.

CENTRAL MOTOR CONTROL SYSTEMS

•Sistem Piramidalis : (corticospinal tract) [lateral pathways]


•Sistem ekstrapiramidal : basal ganglia, cerebellum, brain stem) [ventromedial pathways]

KORTEK SEREBRI

•Kortek motorik primer – gerakan bertujuan berlainan

•Area premotorik – pola pergerakan

•Supplemental motor area – gerakan bilateral & fiksasi

Human area 4 = M1 = primary motor cortex

Human area 6 = premotor area (PMA) and supplemental motor area (SMA) = premotor cortex

TRAKTUS KORTICOSPINAL = TRAKTUS PIRAMIDALIS

•Berasal dari kortek motorik primer, premotor dan suplementari motorik area

•Akson berjalan dari kortek motorik → spinal cord tanpa terputus

•Di medula spinalis akan bersinap dengan

•Alfa dan gamma motor neuron → mengatur geakan motorik

•interneurons controlling motor neurons


PATHWAY AXON PIRAMIDALIS

•Akson yang tidak menyilang di decussasio pyramidalis, akan menyilang di level servikal dan torakal

- mengontrol otot — otot di daerah servikal dan thorakal


- mengontrol otot aksial (trunk muscles) dan otot proksimal tungkai

TARGET TRAKTUS KORTIKOSPINAL

• Memberikan sinyal lain ke traktus lainnya : ke basal gangglia, traktus rubrospinal, traktur
vestibulospinal, rubrospinal , serebro pontin, dll

• Inhibitory signal ke medula spinalis terhadap reflek setingkat spinal

• Arousal effek → sinyal ke talamus

•Korpus callosus → aktivasi pada kontralateral korteks

KERUSAKAN SALURAN KORTIKOSPINALIS

• saluran piramidal bilateral lengkap

• masih dapat melakukan berbagai kegiatan menggunakan tubuh dan anggota badan dan dapat berjalan
dan memanjat dengan cara normal.

• kekurangan paling dramatis adalah melakukan tugas manipulatif terampil dengan jari dan tangan
khususnya koordinasi dua tangan
Gangguan pada CST

•Adanya lesi pada kortek motorik → mempengaruhi kontrol motorik anggota gerak yang kontralateral

•Contoh :

- Stroke
- Tumor pada otak
- Trauma kepala (kena di daerah korteks motorik)

•Gejala yang ditimbulkan berupa tanda – tanda dengan Upper motor neuron (UMN)

1. CST Lesions – Positive Signs


•Adanya respon abnormal terhadap stimulus → hiperrefleks
•Gangguan motorik sebagai akibat tidak adanya inhibisi dari kortek motorik. Penyebab :
- Hipertonus
- Spastisitas
- Tinbulnya reflek patologis : babinski dkk

2. CST Lesions – Negative Signs


•Paralisis
•Ketidakmampuan untuk menginisiasi gerakan volunter, jadi ada gerakan involunter
contoh : klonus
•Hilang efek inhibisi dari korteks serebri → hilang koneksi dari korteks ke alfa motor neuron →
weaknes, dan paresis

PUSAT MOTOR BATANG OTAK

1. Saluran retikulospinalis nuklei reticular — di pontine


Eksitasi antigravitasi otot (otot2 tulang belakang/kolom dan ekstensor ekstremitas otot)

2. Nuklei reticular meduler — di medula retikulospinalis


Menghambat antigravitasi otot
3. Pons & Sistem dan vestibular
Saling bekerja sama untuk mengintegrasikan seluruh stimulus yang berasal dari traktus
vestibular

BASAL GANGLIA DAN CEREBELLUM

Merupakan bagian otak yang bertugas :

- memodifikasi gerakan tubuh

Sinyal dari korteks motorik → Ganglia basal → talamus → kortek → Inhibisi gerakan → Cerebelum
→ talamus → korteks → inhibisi dan eksitatory

Gerakan yang halus dan terkoordinasi.


Kalo Gangguan → berarti movement disorder.
BASAL GANGLIA (BASAL NUCLEI)

• Bagian dari sub kortikal


• Berperan penting u/ kontrol postural dan perencanaan satu gerakan yang terkoordinasi
melalui neurotransmitter (dopamine)
•Gangguan pada ganglia basal → PARKINSON

NEUROTRANSMITER

• Dopamin (-): substantia nigra untuk membekukan nukleus


• ACh (+): dari korteks ke putamen dan berekor
• GABA (-): dari caudate dan putamen ke globus pallidus dan substantia nigra
• Norepinefrin, serotonin, enkephalin, glutamat juga berfungsi sebagai pemancar

DISEASE (penyakit)

• Penyakit Parkinson (paralisis agitan) — penghancuran substantia nigra dan atau globus pallidus yang
meluas. Ditandai dengan kekakuan, tremor saat istirahat, dan akinesia.

• Hilangnya neuron yang mensekresi dopamin di substantia nigra; aktivitas ACh yang berlebihan di
striatum dari korteks. Obati dengan mengganti dopamin (L-DOPA) dan / atau dengan memblokir ACh
dari korteks.

• Chorea (penyakit Huntington) — terkait dengan degenerasi striatum. Pola gerakan kelompok otot
yang tidak teratur (koreografi = menari). Kemajuan menuju kekakuan dan demensia, kematian.

• Pelepasan DA tanpa lawan oleh substantia nigra.

• Hasil dari hilangnya GABA yang mengandung neuron dan menjadi hilangnya input penghambatan
untuk globus pallidus.

• Ballismus - gerakan memukul-mukul dengan kekerasan. Disebabkan oleh penghancuran inti


subthalamic atau koneksinya.
• Hemi-ballism — unilateral

• Athetosis — gerakan menggeliat pada tangan, lengan, leher, atau wajah. Disebabkan oleh lesi pada
globus pallidus.

CEREBELLUM

Fungsi utama : koordinasi aktifitas motorik, keseimbangan dan tonus otot.

Gangguan : gambaran khas berupa inkoordinasi, gangguan keseimbangan dan penurunan


tonus otot.

Gambaran klinis gangguan cerebellum

1. Hipotonia adalah penurunan tonus otot, ditandai dengan menurunnya tahanan terhadap gerakan
pasif, dan pada perabaan otot lunak / lembut serta flaccid.

2. Tremor adalah gerakan involunter yang terjadi karena kontraksi grup antagonis yang berubah – ubah.

2 jenis tremor yang berhubungan dengan lesi di cerebellum :

• Intention atau kinetik : gerakan volunteer dari ektermitas dan cenderung meningkat menjelang akhir
dari tujuan gerakan.

•Postural atau static : gerakan tubuh mengayun ke depan – belakang saat pasien mempertahankan
posisi / postur berdiri.

1. Gangguan gait : ditandai dengan pola ambulasi yang khas dimana ‘ base of support’ melebar.

2.Dekomposisi gerakan : gerakan yang ditampilkan tidak halus dan lancar.


3.Ataxia : menggambarkan kombinasi gangguan disfungsi cerebellum (terutama dismetri & dekomposisi
gerakan) pada gait, postur dan pola gerakan.

KESIMPULAN

• Motor cortex – sebagai inisiasi gerakan yang bertujuan

• Brain stem centers – untuk modulasi atau keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi otot – otot
gravitasi, bekerja sama dengan sistem vestibular

• Basal ganglia – posture dan planning serta koordinasi terhadap seluruh gerakan motorik

• Cerebellum – equilibrium; sebagai pusat koordinasi seluruh gerakan motorik dan sensorik pusat
keseimbangan

Anda mungkin juga menyukai