n. ulnaris n. peroneus
Pemeriksaan fungsi motorik n. peroneus
Pemeriksaan kecacatan pada kusta
1. Kontraktur kaku sendi tidak dapat diluruskan baik
secara aktif maupun pasif.
2. Drop hand
5. Drop foot
Pemeriksaan kecacatan pada kusta
6. Mutilasi putusnya ujung jari, kuku hilang
8. Ulkus
Parese nervus fasialis
Bedah
- Opponent Replacement (OR) koreksi cacat jempol
kiting.
- Lumbricalis Replacement koreksi jari kiting.
- Release kontraktur jari
- Transfer tibialis posterior
- Claw toes correction
- Temporalis Muscle Transfer koreksi lagophthalmus
REHABILITASI MEDIK
Falsafah rehabilitasi medik :
Adalah
proses mengembalikan
Sekarang
Rehabilitasi medik :
- restorasi fisik dan mental sebaik mungkin penderita dapat
kembali pada fungsinya di rumah, masyarakat, sekolah,
dan pekerjaannya.
- edukasi pada pasien, keluarga, dan masyarakat
masyarakat dapat menerima dan mendukung penderita untuk
kembali ke lingkungannya & menyelesaikan rehabilitasinya.
Edukasi
Pada penderita
Diajarkan bagaimana menggunakan tangan dan kaki
secara aman (misalnya dengan memakai alat
pelindung, alat bantu).
Fisioterapi :
1. Perendaman air, menggosok kulit yang tebal, mengoleskan
minyak.
2. Memelihara lingkup gerak sendi.
3. Melatih otot-otot yang mengalami kelemahan.
Perendaman kaki
Perawatan dan perlindungan kaki insensitif
Alat latihan jari tangan
Alat-alat bantu (assistive device)
Alat bantu untuk pelindung mata
1. Kacamata.
Latihan vokasional.
Latihan dengan kerucut
Latihan dengan pin
Alat-alat bantu (assistive device)
Alat bantu untuk tangan
1. Pemegang gelas.
2. Pemegang sendok.
3. Pemegang sisir.
4. Pemegang sikat gigi.
5. Splint
6. Sarung tangan pelindung.
Grip aid untuk penderita kusta
Grip aid untuk penderita kusta
Pemegang gelas
Pemegang sendok dan gelas
Pemegang sendok, gelas, sikat gigi, sisir
Splint & sendok untuk drop hand
Pemegang pena, gelas
Latihan vokasional
Diusahakan agar penderita dapat kembali pada
pekerjaan semula.
Jika harus ganti pekerjaan perlu dibicarakan dengan
penderita maupun keluarganya latihan untuk jenis
pekerjaan yang baru.
Beberapa contoh :
- percetakan - bengkel sepeda
- menjahit - menenun
- membuat sepatu
- tukang kayu
Latihan vokasional
Latihan vokasional
Latihan vokasional
Ortotik-prostetik
Alat bantu untuk tungkai dan kaki
1. Sepatu.
2. Splint untuk kaki.
3. Tongkat ketiak (crutches)
4. Kain pembungkus pergelangan kaki saat duduk
di tanah.
Sepatu sandal dari karet
Splint untuk drop foot
Splint untuk drop foot
Crutches (tongkat ketiak)
Sosial Medik
Kunjungan rumah untuk evaluasi lingkungan rumah,
dan masyarakat sekitar tempat tinggal penderita.
Evaluasi sosial ekonomi penderita.
Kunjungan dan evaluasi ke tempat kerja/sekolah
penderita.
Bila penderita harus ganti pekerjaan mencari
kemungkinan pekerjaan baru mencari tempat latihan
kerja yang sesuai (dapat bekerja sama dengan DinSos)
penyaluran kerja.
Psikologi
Evaluasi status psikologi penderita.
77
DEFINISI LUKA BAKAR
78
INSIDENSI
79
ANATOMI KULIT
80
FISIOLOGI KULIT
Barier dari invasi
mikroorganisme Sensasi
patogen
Melindungi dari
kehilangan cairan dari
Ekskresi elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet
Mengontrol suhu
tubuh Metabolisme
(termoregulasi)
81
PATOFISIOLOGI
AIR BAHAN
API
PANAS KIMIA
LISTRIK LEDAKAN
SINAR
PETIR
MAHARI
RADIASI
UDARA
PANAS
84
KEDALAMAN LUKA BAKAR
85
KEDALAMAN LUKA BAKAR
DERAJAT SATU
KEDALAMAN LUKA BAKAR
DERAJAT DUA
DERAJAT II A
SUPERFICIAL DERAJAT II B
PARTIAL DEEP PARTIAL
TICKNESS TICKNESS
KEDALAMAN LUKA BAKAR
DERAJAT TIGA
89
ANAK-ANAK
Lund and
Browder
90
AMERICAN BOARD CLASSIFICATION
Type of injury Major burn Moderate Minor burn
burn
Full thickness burn > 10% TBSA 2-10% TBSA < 2% TBSA
Injury to face,eyes,ears,feet, or + - -
perineum
Electrical injury + - -
91
Tingkat Keparahan Luka Bakar
Minor /Ringan
<15% BSA partial thickness (10% in child)
<2% BSA full thickness (not involving eyes, ears, face, or
perineum)
Moderate/Sedang
15% to 20% BSA (10% to 20% in child)
2% to 10% BSA full thickness (not involving eyes, ears,
face, or perineum)
Major/Berat
>25% BSA partial thickness (20% in child); 10% BSA full
thickness
All burns to eyes, ears, face, and perineum
All electrical
All inhalation
All burns with fracture or major tissue trauma
92
FASE PENYEMBUHAN LUKA
94
KOMPLIKASI
Syok hipovolemik
Edema laring
SIRS (systemic inflammatory response syndrome)
Multi organ failure
Hypertrofic scar & keloid
Kontraktur
Amputasi
Komplikasi neuromuskuler(misalnya neuropati perifer)
Komplikasi muskuloskeletal( misalnya kiposis)
Dispagia
Ossifikasi hipertropi
95
PENANGANAN REHABILITASI MEDIK
LUKA BAKAR
TUJUAN
Mencegah disabilitas
Meminimalkan derajat disabilitas
Memaksimalkan fungsi yang ada
Mencapai kapasitas kemandirian maksimal
PENANGANAN REHABILITASI MEDIK LUKA BAKAR
2. Mengatasi nyeri
Misalnya dengan aplikasi Trans Cutaneus Nerve Stimulator
(TENS) dan hipnosis dapat digunakan
PENANGANAN REHABILITASI MEDIK LUKA BAKAR
(TAHAP AWAL)
Tujuan:
3. Pengaturan Posisi mencegah kontraktur, kontrol edema,
mencegah pneumonia & ulkus dekubitus
4. Orthosis (Splint)
Volar manus Kontraktur telapak tangan Bebat ekstensi telapak tangan, sendi MCP
membentuk seperti mangkuk hiperekstensi ringan
5. Terapi Latihan
Latihan ROM : Pasif, Aktif dibantu, Aktif
Latihan peningkatan kekuatan
Latihan meningkatkan kapasitas kardiovaskular
Latihan koordinasi
Latihan transfer dan Ambulasi
Program Latihan :
Latihan ROM dilakukan pada semua bagian tubuh sampai sendi
di proksimal dan distal tempat graft.
Ekstremitas inferior pasca tandur belum boleh ditempatkan
dalam posisi tergantung selama 5 - 10 hari.
Latihan ambulasi bertahap baru boleh dimulai setelah sirkulasi
pada lokasi graft baik dan risiko bendungan vena yang dapat
menyebabkan gagalnya graft sudah berkurang.
PENANGANAN REHABILITASI MEDIK LUKA BAKAR
(IMOBILISASI POST GRAFT)
Ortosis :
membantu mobilisasi dan positioning bagian tubuh setelah
graft.
Ortosis tangan postoperatif ekstensi pergelangan tangan
20o, fleksi metakarpofalangeal 65o, ekstensi interfalang 0o
dan rotasi serta abduksi ibu jari.
dielevasikan lebih tinggi dari jantung..
105
PENANGANAN REHABILITASI MEDIK LUKA BAKAR
(TAHAP LANJUT)
1. Penanganan Jaringan parut
a) Pemijatan dan pelembaban parut
2. Orthosis
* untuk peregangan dan pemanjangan kontraksi jaringan parut.
dilanjutkan sampai 6 bulan hingga 2 tahun setelah
penyembuhan luka.
* untuk mencegah atau memperbaiki deformitas
107