Anda di halaman 1dari 33

Laporan Kasus

Psikotik Epilepsi
Anugerah Pasca Gohong
FAB 116 026

Dokter Pembimbing
dr. Hygea Talita Patrisia Toemon, Sp.S

Kepanitraan Klinik Bagian/ SMF Neurologi


RSUD dr. Doris Sylvanus
Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya
Palangkaraya
April 2017
Pendahuluan
Epilepsi merupakan penyakit kronik
neurologis
Sekitar 50% dari pasien epilepsi memiliki
komplikasi psikiatrik
Proporsi terkena berbagai gangguan psikotik
pada pasien epilepsi adalah 7-12%
Laporan Kasus
Identitas :
Nama : Ny. ES
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Alamat : Mendawai, Sukamara
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : IRT
MRS : 28 Maret 2017
Autoanamnesis (29 Maret 2017)
KU: Tampak lemah
RPS: Datang dengan keluhan kejang-kejang sejak tadi
malam dan terakhir jam 11:00 WIB Kejang sudah 6x
sejak tadi malam habis kejang pasien tidak sadar.
Sebelumnya 3 hari yang lalu pasien dibawa ke RS
kalawa atei disana pasien sempat mengamuk saat
kejang, lebih agresif dan kemudian menyendiri. Saat
dirumah sebelum dibawa ke rumah sakit pasien suka
membawa benda tajam dan selalu ingin bunuh diri
ataupun mencelakakakan orang lain. Pasien sempat
tinggal bersama suami tetapi kemudian pulang sendiri
ke kampung halaman sejak 3 tahun yang lalu. Selama
di Rumah sakit pasien tidak ada kejang, keluhan
muntah, nyeri kepala maupun penurunan kesadaran
tidak ada. Makan dan minum lancar, tidak ada
mengamuk ataupun mencelakakan orang lain
RPD :
1. Riwayat Kejang saat tahun 2013, tapi tidak
berobat maksimal
2. Pasien sering mengamuk dan menyendiri sejak
tahun 2013
RPK : -
RMO : -
Pemeriksaan Fisik
KU : Tampak lemas, CM
TTV :
o TD : 110/80 mmHg
o N : 80x/ m, reg, isi cukup, kuat angkat
o t : 36,9o C
o RR : 20x/ menit
Kepala CA -/-, SI -/-, pupil isokor, refleks cahaya direk
+/+ indirek +/+ 3mm/3/mm, parese -/-, deviasi
lidah (-),
Leher KGB tidak teraba membesar, JVP (-), kaku
kuduk (-)
Paru-paru Simetris, Retraksi -/-
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rh -/-, Wh-/-

Jantung Bunyi jantung S1-S2 tunggal, Murmur (-),


Gallop (-)

Abdomen Datar, Bising Usus (n), perkusi timpani, h/l ttb

Ekstremitas Akral hangat, CRT <2 dtk, pitting edem (-)


dikeempat ekstremitas, tremor (-)
Status Neurulogis
Rangsang meningens :
kaku kuduk :-
brudzinski I :-
brudzinski II : -/-
kernig : -/-
lasaque : <70o / < 70o
Rangsang fisiologis :
biceps : +/+
triceps : +/+
patella : +/+
sensibilitas : +/+
Nervus cranialis
N.I
cavum nasi : tidak diperiksa
Test penghidu : tidak diperiksa
N.II
Lapang pandang : Normal
Visus kasar : (-)
Test buta warna : tidak dilakukan
Funduskopi : tidak dilakukan
N.III, IV, VI
Pergerakan bola mata : simetris +/+
Sikap bola mata : simetris +/+
Ptosis : -/-
Strabismus : -/-
Enoftalmus : -/-
Eksoftalmus : -/-
Diplopia : -/-
Deviasi konjungae : -/-
Pupil : isokor +/+
RCL : +/+ RCTL : +/+
N.V
Sensorik rasa raba : +/+
rasa nyeri : +/+
Motorik ger.rahang : normal
buka tutup mulut : normal
Reflek maseter : tidak dievaluasi
kornea : tidak dievaluasi
N.VII
Mimik : simetris
Sikap wajah : normal
Kerut dahi : normal
Angkat alis : normal
Menyeringai :-
Kembung pipi : normal
Chovstek : tidak dievaluasi
Rasa kecap 2/3 dpn lidah: tidak dievaluasi
N. VIII
Nistagmus : -/-
Vertigo : -/-
Gesekan jari : tidak dilakukan
Test berbisik : normal
Test rhine : tidak dilakukan
Test weber : tidak dilakukan
Test swabach : tidak dilakukan
N. IX, X
Arcus faring : normal
Uvula : normal
Pallatum mole : normal
Disfoni : normal
Disfagia : normal
Disatria : tidak dilakukan
R. Occulocardiac : tidak dilakukan
R. Sinus carotikus : tidak dilakukan
R. Faring : tidak dilakukan
N. XI
Menoleh : normal
Angkat bahu : kanan-kiri normal
N. XII
Sikap lidah : normal
Julur lidah : normal
Tremor lidah : (-)
Fasikulasi : normal
Kekuatan otot lidah : normal
KOORDINASI
Duduk : normal
Berdiri : normal
Berjalan : tidak mau berjalan
Test romberg : normal
MOTORIK
Derajat kekuatan otot : 5 semua
Tonus otos : baik
Trofi otot : (-)
Gerakan spontan abnormal : (-)
SENSIBILITAS
Rasa raba : normal +/+
Rasa nyeri : +/+
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : normal
Defekasi : normal
FUNGSI LUHUR
Bahasa : normal
Afek & emosi : iritabel
Memori : transient amnesia
Kognitif : normal
Problem
1. Psikosis
2. Kejang
3. Transient Amnesiac Epileptik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (28/03/2017)
o GDS : 81 mg/dL
o Ureum : 21 mg/dL
o Creat : 0,98 mg/dL
Laboratorium (28/03/2017)
o Asam urat : 5,4 mg/dL
o Kol. Total : 187 mg/dL
o Trigliserida : 108 mg/dL
...Pemeriksaan Penunjang
Elektrolit (28/03/2017)
o Natrium : 137 mmol/L
o Kalium : 3,7 mmol/L
o Calcium : 1,26 mmol/L
Diagnosis
Kejang
Klinis Psikotik
Hipokalsemia

Etiologi Idiopatik Epilepsi Psikotik

Topis Parenkhim Otak

Assesment Kejang e.c. Epilepsi Psikotik


Tatalaksana
IVFD : Tutofusin: Kalbamin: D10 = 20 tpm
Inj :
o Ceftriaxone 2x 1 amp (IV)
o Lansoprazole 1x1 mcg (IV)
o Citicolin 2x1 amp (IV)
o Mecobalamin 2x1 mg (IV)
o Sohobion 2x1 (IV)
PO :
o Dilantin 3x100 mg
o Lorazepam 2 mg ( -0-1) tab P.O.
o Risperidone 2 mg (1-0-1) tab P.O.
o THD 2 mg (1-0-1) tab P.O.
Definisi
Epilepsi Psikotik merupakan penyakit epilepsi
yang disertai dengan komplikasi psikotik.
Gambaran yang sering ditemukan adalah
gambaran paranoid dan schizophrenia-like.
Penderita mengalami gejala psikotik pada saat
kejang terkontrol dan justru gejala psikotik
menghilang bila terjadi kejang
Klasifikasi Gangguan Perilaku pada Epilepsi

Epilepsi Psikotik

Iktal Preiktal Interiktal

Psikosis
Gejala psikis Gejala prodormal
Skizofreniform

Status non Gangguan


Delirium pasca iktal
konvulsif Kepribadian

Sindrom Gestaut-
Psikosis preiktal
Geschwind
Faktor Predisposisi
Awitan usia muda (pubertas)
Kejang berlanjut menahun
Perempuan
Tipe kejang parsial kompleks, automatisme
Frekuensi kejang
Lokus fokus epilepsi (temporal)
Abnormalitas neurologik
Gangliogliomas, hamartomas
Psikosis Iktal
Iritabilitas
Keagresifan
Otomatisme
Mutisme
Psikosis Interiktal
Waham kejar dan keagamaan (onset yang
tersembunyi)
Halusinasi audiotorik
Gangguan moral dan etika
Kurang inisiatif
Pemikiran yang tidak terorganisasi dengan baik
Perilaku agresif
Ide bunuh diri
Psikosis Postiktal
Halusinasi (auditorik, visual, taktil)
Perubahan perilaku seksual
Waham (keagamaan, kebesaran, kejar)
Tatalaksana
Dalam pengobatan epilepsi dengan gangguan
psikiatri, yang harus diperhatikan adalah:
Atasi epilepsinya dengan antikonvulsan
(karbamazepin, asam valproat, gabapentin,
dan lamotigine).
Berikan obat antipsikosis
Potensi terjadinya interaksi obat
Medikamentosa
Antagonis NMDA : Amantadin 100 300mg / hr
Anti kholinergik ; Trihexyphenidil
Dopaminergik :
- levodopa + carbidova ( Madopar ) 3x 100mg
Dopamin agonis :
- bromokriptin dimulai 2,5 mg/hari dinaikkan sp
40-45 mg perhari tergantung respon
- Selegiline (inhibitor MAO B) : dosis 10 mg/hari
Prognosis
Jika kejang dapat dikontrol dengan baik dan
dapat menjaga gejala psikosis pasien tersebut
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka
1. Sunaryati T. Penyakit Parkinson. Artikel. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas
Wijaya Kusuma: Surabaya. 2011. Dari:
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol1.no2.Juli2011/PENYAKIT%20P
ARKINSON_old.pdf
2. Hanifah M. Pengaruh Ekstrak Biji Korobenguk Hasil Soxhletasi Terhadap Gejala
Penyakit Parkinson. 2013.
3. Ginsberg L. Lecture Notes: Neurologi. 8 ed. Jakarta: Erlangga; 2008.
4. Silitonga R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup Penderita
penyakit parkinson di poliklinik saraf rs dr kariadi. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2007.
5. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
6. P. Laksono SQea. Persentase Distribusi Penyakit Genetik dan Penyakit Yang Dapat
Disebabkan Oleh Faktor Genetik Di RSUD Serang. 2011;3:5.
7. Baehr MF, Michael. Duu,s Topical Diagnosis in Neurology. 4th ed. United States
of America: Thieme; 2005.
8. A B. Manajemen dari Penyakit Parkinson yang Lanjut.1-3.
9. Purba JS. Penyakit Parkinson. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2012.

Anda mungkin juga menyukai