Anda di halaman 1dari 17

Tumor Otak

Nama : Siti Soniya


NIM : 1018031118
Tumor Otak

Tumor otak adalah lesi intrakranial terlokalisasi


yang menempati ruang di dalam tengkorak.
Tumor biasanya tumbuh sebagai massa asferis,
tetapi juga dapat tumbuh secara difus dan
jaringan infiltrat. Efek neoplasma disebabkan
oleh kompresi dan infiltrasi jaringan.
Perubahan Fisiologis

Beberapa perubahan fisiologis terjadi yang


disebabkan oleh tumor otak :
• Peningkatan tekanan intrakranial (ICP) dan
serebral edema
• Aktivitas kejang dan tanda neurologis fokal
• Hidrosefalus
• Perubahan fungsi hipofisis
Faktor Risiko
 Paparan radiasi pengion
 Genetik
 Usia
 Gaya hidup berisiko : merokok / konsumsi
alkohol
 Penyebaran kanker di organ lain
 Tumor dari organ lain yang menyebar ke otak
 Substansi-substansi karsinogenik
Klasifikasi Tumor Otak
I. Tumor Intracerebral
A. Gliomas — menyusup ke sembarang bagian otak; jenis tumor otak yang paling umum
1. Astrositoma (derajat I dan II)
2. Glioblastoma multiforme (astrositoma derajat III dan IV)
3. Oligodendrositoma (derajat rendah dan tinggi)
4. Ependimoma (derajat I sampai IV)
5. Medulloblastoma
II. Tumor Yang Muncul Dari Struktur Pendukung
A. Meningioma
B. Neuroma (neuroma akustik, schwannoma)
C. Adenoma hipofisis
III. Tumor Perkembangan
A. Angioma
B. Dermoid, epidermoid, teroma, kraniofaringioma
IV. Lesi Metastasis
Jenis-jenis Tumor Otak
 Glioma (tumor yang berasal dari sel-sel glial/ penyokong
susunan saraf pusat)
 Meningioma (tumor jinak membran sel arachnoid yang terletak
di meninges)
 Akustik Neuroma (tumor jinak yang tumbuh di meatus
auditorius internal, dari syaraf kranial ke-8, saraf kranial yang
berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan)
 Pituary Adenoma/hipofisis (tumor pada kelenjear pituary bagian
otak yang bertanggung jawab untuk keseimbangan hormon)
 Angioma (massa yang sebagian besar terdiri dari pembuluh
darah abnormal yang ditemukan baik di dalam atau di
permukaan otak)
Manifestasi Klinis

Gejala Umum :
 Kejang
 Perubahan kepribadian
 Gangguan memori
 Peningkatan tekanan intrakranial

Gejala : sakit kepala, mual/muntah, gangguan


peglihatan/pendengaran, perubahan ttv, afasia
 Gejala lokal

a. Tumor korteks motorik -> kejang


b. Tumor lobus oksipital -> gangguan visual, kejang
c. Tumor serebelar -> pusing, ataksia, inkoordinasi otot
ditandai nistagmus (gerakan ritmik mata yang tidak
disengaja)
d. Tumor lobus frontal -> gangguan kepribadian,
perubahan perilaku dan emosi, sikap apatis)
e. Tumor sudut serebellopontine -> vertigo, tuli saraf,
mati rasa pada lidah, kesemutan wajah, kelumpuhan
wajah, kelainan fungsi motorik.
Patofisiologi

Faktor presipitasi -> perumbuhan sel abnormal


di otak -> Massa -> Peningkatan TIK ->
mengganggu sirkulasi otak
Pemeriksaan Penunjang & Diagnostik

 CT Scan -> mengetahui gambaran bagian otak secara jelas dengan


bantuan sinar-X.
 MRI -> untuk mendeteksi tumor otakterutama lesi ynag lebih kecil dan
tumor di batang otak dan hipofisis dengan bantuan resonansi magnetik.
 PET (Positron Emmision Tomography) -> untuk melengkapi
pemindaian MRI
 Tumor tingkat rendah ; hipometabolisme
 Tumor tingkat tinggi ; hipermetabolisme
 EEG (Elektroensefalogram) -> mendeteksi gelombemg otak abnormal
ditempat tumor
 Angiografi serebral -> memberikan visualisasi pembuluh darah di otak
menggunakan bantuan sinar-X
 Pemeriksaan sitologi CSF -> mendeteksi sel-sel ganas untuk diagnosis
penyakit SSP
Penatalaksanaan Medis

 Kemoterapi & terapi radiasi eksternal


 Pembedahan
Asuhan Keperawatan
Anamnesa

 Data Biografi dan Demografi


 Keluhan utama -> nyeri, pusing, keluhan sensori,keluhan motorik,
kehilangan/perubahan kesdaran, status mental
 RPS -> pengkajian menggunakan metode PQRST
 RPD -> riwayat pembedahan, alergi, medikasi, riwayat merokok &
minuman beralkohol dll.
 RPK -> penyakit keturunan keluarga atau penyakit neurologi lainnya
 Kebiasaan makan -> apakah sering makan junk food dan tinggi msg
 Riwayat psikososial -> kaji pekerjaan apakah sering terpapar zat-zat
karsinogenik, aktivitas harian dll.
PEMERIKSAAN FISIK

GCS

Inspeksi adanya luka pada kepala, wajah, cephal hematome, racoon eye, perdarahan telinga

hidung dan mulut

Inspeksi kesimetrisan penciuman (indikator fungsi nervus I)

Inspeksi kesimetrisan refleks pupil terhadap cahaya, pemeriksaan lapang pandang (indikator

fungsi nervus II)

Inspeksi simetrisitas pergerakan bola mata dan kemampuan menggerakkan bola mata (indikator

fungsi nervus III, IV dan VI)

Inspeksi wajah, apakah terdapat simetrisitas (jika ya terdapat gangguan nervus VII fasialis)

Inspeksi mulut apakah mencong atau tidak (jika ya terdapat gangguan nervus VII fasialis)
 Minta pasien menjulurkan lidahnya, lihat apakah lidah tertarik ke satu sisi (jika ya,

mengindikasikan gangguan nervus XII)

 Minta pasien menjulurkan lidah, beri sensasi rasa pahit, manis, dan asin (jika ada

gangguan N VII maka sensasi di anterior lidah bermasalah, jika gangguan nervus X maka

gangguan di posterior lidah)

 Inspeksi kemampuan mengangkat bahu dan menggerakkan leher (jika ada masalah,

indikasi gangguan nervus XI)

 Inspeksi kemampuan bergerak secara mandiri dan rentang gerak lengan kanan dan kiri

 Inspeksi adanya luka pada ekstremitas atas, luka bisa disebabkan fraktur atau trauma

yang menyebabkan gangguan persarafan

 Kaji kekuatan otot lengan

 lakukan general inspeksi pada area ekstremitas untuk mengidentifikasi adanya scar,

kehilangan massa otot (wasting of muscle), gerakan yang tidak disadari pada ekstremitas,

fasikulasi (fasciculation), dan tremor pada ekstremitas atas


Diagnosa Keperawatan
SDKI SIKI SLKI

Nausea Manajemen mual Tingkat nausea

Defisit nutrisi Manajemen Nutrisi Status nutrisi

Risiko perfusi serebral Pemantauan tekanan Perfusi serebral


tidak efektif intrakranial
Nyeri akut Manajemen nyeri Tingkat nyeri
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai