BEDAH CRANIAL
KELOMPOK 2
ESTY SEKARYANTI (R011181004)
TRIXI RAHMAYANTY(R011181306)
FARADILA DJAFAR (R011181308)
NASRAWATI (R01118I330)
NUR NANINGSI (R01118I340)
TUMOR OTAK
Tumor otak adalah lesi intrakranial lokal yang menempati
ruang di dalam tengkorak.
JENIS-JENIS 02
Meningioma
Tumor berkapsul benigna/jinak yang sering
TUMOR muncul pada sel-sel araknoid di meninges.
Meningioma tumbuh secara lambat dan paling
TUMOR
OTAK 05
Angioma
Massa yang sebagian besar terdiri atas
pembuluh darah abnormal dan ditemukan di
dalam otak atau di permukaannya; angioma
Brunner & Suddarth, 2013 mungkin tidak pernah menimbulkan gejala,
atau justru dapat memunculkan gejala tumor
otak. Dinding pembuluh darah pada angioma
tipis sehingga meningkatkan risiko stroke
hemoragik
ETIOLOGI
Tidak ada faktor etiologi yang jelas yang ditemukan untuk tumor otak primer. Mekanisme yang
menyebabkan sel bertindak abnormal tetap belum diketahui, meskipun tipe sel yang
berkembang menjadi tumor sering kali dapat diidentifikasi. Kecenderungan dalam keluarga,
imunosupresi, dan faktor-faktor lingkungan sedang dilakukan penelitian
04 05
Lobus frontalis Status mental yang terganggu, apatis, perilaku menyimpang, demensia,
depresi, emosi labil, tidak mampu memusatkan perhatian dan
berkonsentrasi, bingung, kehilangan kontrol diri dan perilaku sosial,
gangguan ingatan jangka panjang, kesulitan dengan hal abstrak, gangguan
bicara pada hemisfer dominan, gangguan kontrol spinkter dengan
inkontenensia usus dan kandung kemih, gangguan motorik, gangguan cara
jalan, paralisis, kejang
Lobus temporalis Afasia reseptif, kejang psikomotor menyeluruh, gangguan lapang dada,
perubahan kepribadian, ataksia, sakit kepala, manifestasi peningkatan
TIK, gangguan memori singkat
Lobus parietalis Defisit sensoris, kejang fokal motorik dan sensoris, sakit kepala, apraksia,
gangguan taktil, disorientasi kanan/kiri
Serebral Langkah tidak stabil, ataksia, koordinasi buruk, tremor, kepala terangkat,
nistagmus, obstruksi CSS/hidrosefalus
Batang otak Vertigo, pusing, muntah, palsi/disfungsi saraf kranial III-XII, nistagmus,
penurunan refleks kornea, gangguan jalan, defisit motorik dan sensoris,
ketulian, oftalmoplegia intranuklear, kematian mendadak karena henti
jantung atau gagal napas
Hipofisis dan hipotalamus Gangguan penglihatan, sakit kepala, disfungsi hormonal, gangguan tidur,
ketidakseimbangan air, fluktuasi temperatur, ketidakseimbangan
metabolisme lemak dan karbohidrat, cushing syndrom
Ariyani (2012)
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Biopsi bedah
Craniotomy
PATHWAY
PATHWAY
ASUHAN
KEPERAWATAN
TUMOR OTAK
PENGKAJIAN
Anamnesa
● Biodata klien
● Riwayat Penyakit Sekarang: sakit kepala yang hebat yang disertai muntah
proyektil, penglihatan yang buram atau double vision, kelemahan pada
bagian tubuh.
● Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita kanker, pengobatan yang
pernah dijalani
● Riwayat Penyakit dalam Keluarga.
● Pengkajian fungsional: pola persepsi kesehatan, nutrisi, eliminasi,
aktivitas/istirahat, konsep diri, peran hubungan, kepercayaan.
PENGKAJIAN
Pemeriksaan Fisik
● Pemeriksaan status generalis dan neurologis
● Saraf: kejang, tingkah laku aneh, penurunan memori, afek tidak sesuai
● Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
● Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
● Jantung : bradikardi, hipertensi
● Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dyspnea, potensial obstruksi
jalan napas, disfungsi neuromuskuler
● Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok,
● Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi
PENGKAJIAN
Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan laboratorium
● Pemeriksaan radiologi (CT scan, MRI, MRS, DWI)
● Pemeriksaan cairan serebrospinal
INTERVENSI
KEPERAWATAN
TUMOR OTAK
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI
Fraktur terbuka
● Breathing
Pada pasien post op biasanya terpasang ventilator.
● Circulation
Pasien dengan post op craniotomy tekanan darahnya tidak menentu.
akralnya dingin, warna kulit akan terlihat pucat karena banyak
menghabiskan darah saat proses operasi dan menyebabkan Hb
menurun.
● Disability
Kesadaran akan menurun karena faktor anastesi maupun
pembedahan pada otak
PENGKAJIAN
Secondary Survey
● Riwayat Kesehatan Sekarang
Penurunan kesadaran atau masih dibawah pengaruh obat (GCS < 15), lemah,
terdapat luka didaerah kepala, dan kadang kejang.
Pemeriksaan Penunjang
● Sinar X, CT Scan, MRI
● Angiografi serebral
● EEG (Elekctroencephalogram)
● Rontgen
● PET (Positron Emission Tomograph)
● Skrining toksikologi
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRE-OPERATIF
- Evaluasi tingkat kesadaran dan responsivitas terhadap rangsangan dan identifikasi
setiap kekurangan neurologis, seperti kelumpuhan, disfungsi visual, perubahan dalam
kepribadian atau ucapan, dan gangguan kandung kemih dan usus.
- Kekuatan motorik distal dan proksimal di kedua ekstremitas atas dan bawah dicatat
dengan menggunakan skala 5 poin.
- Pemahaman pasien dan keluarga serta reaksi terhadap prosedur pembedahan
diantisipasi dan kemungkinan sequela dinilai, seperti juga ketersediaan sistem
pendukung untuk pasien dan keluarga.
- Persiapan pembedahan yang memadai, dengan memperhatikan status fisik dan emosi
pasien, dapat mengurangi risiko kecemasan, ketakutan, dan komplikasi pasca operasi.
- Jika ada defisit motorik atau kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai, trokanter
roll diaplikasikan pada ekstremitas dan kaki ditempatkan pada footboard.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRE-OPERATIF
- Jika pasien afasia, tulis atau gambar dan kartu kata yang menunjukkan pispot,
gelas air, selimut, dan barang lain yang sering digunakan dapat membantu
meningkatkan komunikasi.
- Bagian yang akan dibedah dicukur segera sebelum pembedahan (biasanya di
ruang operasi) sehingga lecet superfisial yang terjadi tidak memiliki waktu untuk
terinfeksi.
- Kateter urin yang menetap dimasukkan ke dalam ruang operasi untuk
mengeringkan kandung kemih selama pemberian diuretik dan untuk memonitor
keluaran urin.
- Jika trakeostomi atau pipa endotrakeal dipasang, pasien tidak akan dapat berbicara
sampai pipa dilepaskan, jadi metode komunikasi alternatif harus dibuat.
MANAJEMEN POST-OPERATIF
● Mengurangi edema serebral
Pengobatan untuk mengurangi edema serebral termasuk manitol, yang meningkatkan osmolalitas serum
dan menarik air bebas dari area otak (dengan sawar darah-otak yang utuh). Cairan tersebut kemudian
diekskresikan dengan diuresis osmotik. Dexamethasone (Decadron) dapat diberikan secara intravena setiap
6 jam selama 24 sampai 72 jam; rute dialihkan ke oral sesegera mungkin dan dosis diturunkan selama 5
sampai 7 hari.