Anda di halaman 1dari 45

TUMOR OTAK DAN

BEDAH CRANIAL
KELOMPOK 2
ESTY SEKARYANTI (R011181004)
TRIXI RAHMAYANTY(R011181306)
FARADILA DJAFAR (R011181308)
NASRAWATI (R01118I330)
NUR NANINGSI (R01118I340)
TUMOR OTAK
Tumor otak adalah lesi intrakranial lokal yang menempati
ruang di dalam tengkorak.

Tumor otak primer berasal dari sel dan struktur di dalam


otak.  

Tumor otak sekunder, atau metastatik, terbentuk dari


struktur-struktur di luar otak (paru, payudara, saluran
gastrointestinal bawah, pankreas, ginjal, dan kulit
[melanoma]) dan terjadi pada 10% sampai 20% dari
seluruh pasien kanker.
Glioma
Neoplasma otak yang paling sering dijumpai,
01 tidak dapat diangkat seluruhnya tanpa
menyebabkan. kerusakan, karena neoplasma ini
menyebar dengan menginfiltrasi jaringan neural
di sekitarnya

JENIS-JENIS 02
Meningioma
Tumor berkapsul benigna/jinak yang sering
TUMOR muncul pada sel-sel araknoid di meninges.
Meningioma tumbuh secara lambat dan paling

OTAK sering terjadi pada wanita usia dewasa


menengah
Neuroma akustik
03 Tumor pada saraf kranial kedelapan
Brunner & Suddarth, 2013 (pendengaan dan keseimbangan). Neuroma
akustik dapat tumbuh secara perlahan dan
menjadi sangat besar sebelum dapat
didiagnosis secara tepat
Adenoma hipofisis
Dapat memunculkan sejumlah gejala akibat
04 tekanan pada struktur di dekatnya atau akibat
JENIS-JENIS perubahan hormonal, seperti hiperfungsi atau
hipofungsi hipofisis

TUMOR
OTAK 05
Angioma
Massa yang sebagian besar terdiri atas
pembuluh darah abnormal dan ditemukan di
dalam otak atau di permukaannya; angioma
Brunner & Suddarth, 2013 mungkin tidak pernah menimbulkan gejala,
atau justru dapat memunculkan gejala tumor
otak. Dinding pembuluh darah pada angioma
tipis sehingga meningkatkan risiko stroke
hemoragik
ETIOLOGI

Tidak ada faktor etiologi yang jelas yang ditemukan untuk tumor otak primer. Mekanisme yang
menyebabkan sel bertindak abnormal tetap belum diketahui, meskipun tipe sel yang
berkembang menjadi tumor sering kali dapat diidentifikasi. Kecenderungan dalam keluarga,
imunosupresi, dan faktor-faktor lingkungan sedang dilakukan penelitian

(Black & Hawks, 2014)


FAKTOR RISIKO
01 02 03

Hereditas Radiasi Karsinogenik

04 05

Virus Gaya Hidup


MANIFESTASI KLINIS

Lobus frontalis Status mental yang terganggu, apatis, perilaku menyimpang, demensia,
depresi, emosi labil, tidak mampu memusatkan perhatian dan
berkonsentrasi, bingung, kehilangan kontrol diri dan perilaku sosial,
gangguan ingatan jangka panjang, kesulitan dengan hal abstrak, gangguan
bicara pada hemisfer dominan, gangguan kontrol spinkter dengan
inkontenensia usus dan kandung kemih, gangguan motorik, gangguan cara
jalan, paralisis, kejang

Lobus temporalis Afasia reseptif, kejang psikomotor menyeluruh, gangguan lapang dada,
perubahan kepribadian, ataksia, sakit kepala, manifestasi peningkatan
TIK, gangguan memori singkat

Lobus parietalis Defisit sensoris, kejang fokal motorik dan sensoris, sakit kepala, apraksia,
gangguan taktil, disorientasi kanan/kiri

Lobus oksipitalis Sakit kepala, tanda-tanda peningkatan TIK, gangguan penglihatan


(homonim hemianopsia), agnosia visual, kebutaan kortikal, halusinasi,
kejang
MANIFESTASI KLINIS

Serebral Langkah tidak stabil, ataksia, koordinasi buruk, tremor, kepala terangkat,
nistagmus, obstruksi CSS/hidrosefalus
Batang otak Vertigo, pusing, muntah, palsi/disfungsi saraf kranial III-XII, nistagmus,
penurunan refleks kornea, gangguan jalan, defisit motorik dan sensoris,
ketulian, oftalmoplegia intranuklear, kematian mendadak karena henti
jantung atau gagal napas

Hipofisis dan hipotalamus Gangguan penglihatan, sakit kepala, disfungsi hormonal, gangguan tidur,
ketidakseimbangan air, fluktuasi temperatur, ketidakseimbangan
metabolisme lemak dan karbohidrat, cushing syndrom

Ventrikel Obstruksi pada sirkulasi CSS, hidrosefalus, peningkatan TIK dengan


cepat, sakit kepala postural
KOMPLIKASI
1) Edema serebral
2) Hidrosefalus
3) Herniasi otak 
4) Epilepsi
5) Metastase ketempat lain

Ariyani (2012)
PENATALAKSANAAN
MEDIS

Biopsi bedah
Craniotomy
PATHWAY
PATHWAY
ASUHAN
KEPERAWATAN
TUMOR OTAK
PENGKAJIAN
Anamnesa 

● Biodata klien
● Riwayat Penyakit Sekarang: sakit kepala yang hebat yang disertai muntah
proyektil, penglihatan yang buram atau double vision, kelemahan pada
bagian tubuh.
● Riwayat Penyakit Dahulu: pernah menderita kanker, pengobatan yang
pernah dijalani
● Riwayat Penyakit dalam Keluarga.
● Pengkajian fungsional: pola persepsi kesehatan, nutrisi, eliminasi,
aktivitas/istirahat, konsep diri, peran hubungan, kepercayaan.
PENGKAJIAN
Pemeriksaan Fisik 
● Pemeriksaan status generalis dan neurologis
● Saraf: kejang, tingkah laku aneh, penurunan memori, afek tidak sesuai
● Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
● Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
● Jantung : bradikardi, hipertensi
● Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dyspnea, potensial obstruksi
jalan napas, disfungsi neuromuskuler
● Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok,
● Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi
PENGKAJIAN

Pemeriksaan Penunjang 
● Pemeriksaan laboratorium
● Pemeriksaan radiologi (CT scan, MRI, MRS, DWI)
● Pemeriksaan cairan serebrospinal
INTERVENSI
KEPERAWATAN
TUMOR OTAK
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI

Risiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan perfusi serebral :


perfusi jaringan serebral selama ... x 24 jam diharapkan masalah 1. Monitor status neurologi
b.d neoplasma otak keperawatan risiko ketidakefektifan perfusi 2. Monitor status pernapasan
mengganggu suplai jaringan serebral dapat teratasi dengan 3. Monitor parameter pengiriman
oksigen kriteria hasil: oksigen jaringan
Perfusi jaringan : serebral 4. Hindari fleksi leher atau fleksi
1.Mempertahankan atau meningkatkan panggul atau lutut dan ajarkan
tingkat kesadaran, fungsi motorik, dan keluarga mengontrol
sensorik
2.Tekanan intrakranial normal (Manajemen edema serebral)
3.Tekanan darah sistolik normal (Monitor Tekanan Intra Kranial
4.Tekanan darah diastolik normal (TIK))
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI

Penurunan kapasitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen peningkatan tekanan intrakranial


adaptif intrakranial keperawatan selama ... x 24 jam Observasi :
b.d peningkatan diharapkan masalah -Monitor tanda/gejala peningkatan tekanan
tekanan intrakranial keperawatan penurunan kaasitas intrakranial (tekanan darah meningkat, tekanan
akibat tumor otak adaptif intrakranial dapat teratasi nadi melebar, bradikardi, pola napas ireguler,
dengan kriteria hasil: kesadaran menurun)
Batasan karakteristik : Status Neurologi - Monitor MAP
1. Tekanan darah 1.Kesadaran tidak terganggu - Monitor ICP
meningkat 2.Fungsi sensorik dan motorik - Monitor CCP
2. Tekanan nadi kranial tidak terganggu - Monitor intake/output cairan
melebar 3.Tidak ada tekanan intrakranial Terapeutik / Tindakan mandiri :
3. Bradikardi 4.Denyut nadi radial normal -Berikan posisi semifowler
4. Pola napas 5.Orientasi kognitif tidak - Hindari maneuver valsava
ireguler terganggu Edukasi :
5. Kesadaran -
menurun Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
jika perlu
-Kolaborasi pemberian diuretik osmosis
(manitol), jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Nyeri akut b.d agens Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
cedera biologis pd otak keperawatan selama ... x 24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri
diharapkan masalah keperawatan komprehensif yang meliputi lokasi,
nyeri aku dapat teratasi dengan karakteristik, onset/durasi, frekuesi,
kriteria hasil: kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
Tingkat Nyeri dan faktor pencetus.
1.Tidak ada nyeri yang dilaporkan. 2. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam
2.Tidak ada panjangnya episode dan teknik non farmakologi lainnya
nyeri. 3. Berikan informasi mengenai nyeri,
3.Tidak ada ekspresi wajah nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama
4.Fokus tidak menyempit nyeri akan dirasakan, dan antisipasi
dari ketidaknyamanan dari prosedur
4. Kolaborasi pemberian individu penurun
nyeri yang optimal dengan peresepan
analgesic
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
nutrisi: kurang dari selama ... x 24 jam diharapkan masalah 1. Monitor kalori dan asupan
kebutuhan tubuh b.d keperawatan ketidakseimbangan nutrisi: makan
asupan diet kurang kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi 2. Monitor kecenderungan
dengan kriteria hasil: terjadinya penurunan dan
Status Nutrisi kenaikan berat badan
1.Asupan gizi dalam rentang normal 3. Atur diet yang diperlukan
2.Asupan makanan dan cairan dalam rentang 4. Bantu pasien dengan
normal perawatan mulut sebelum
3.Rasio berat badan/tinggi badan berada makan
pada rentang yang normal 5. Informasikan keluarga
4.Energi berada dalam rentang normal mengenai diet yang disarankan
5.Hidrasi dalam rentang normal 6. Berikan obat-obatan sebelum
makan (misalnya: penghilang
rasa sakit, entiemetik) jika
diperlukan
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Hambatan komunikasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan komunikasi : kurang
verbal b.d gangguan selama ... x 24 jam diharapkan masalah bicara
saraf pusat keperawatan hambatan komunikasi verbal 1. Monitor proses kognitif,
dapat teratasi dengan kriteria hasil: anatomis, dan fisiologi terkait
Komunikasi dengan kemampuan bicara
1.Menggunakan bahasa lisan 2. Monitor pasien terkait dengan
2.Mengenali pesan yang diterima perasaan frustasi, kemarahan,
3.Interpretasi akurat terhadap pesan yang depresi, atau respon-respon
diterima  lain disebabkan karena adanya
4.Pertukaran pesan yang akurat dengan gangguan kemampuan bicara
orang lain 3. Sediakan metode alternatif
untuk berkomunikasi dengan
berbicara
4. Ajarkan keluarga perlunya
dukungan ke pasien
5. Kolaborasi bersama keluarga
dan ahli/ terapis bahasa
patologis untuk
mengembangkan rencana agar
bisa berkomunikasi secara
efektif
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Hambatan rasa nyaman Hasil yang diharapkan setelah Terapi relaksasi
b.d adanya nyeri dilakukan tindakan keperawatan ...x24 1. Monitor ketegangan otot secara
jam diharapkan masalah keperawatan periodik, denyut nadi, tekanan darah,
hambatan rasa nyaman dapat teratasi dan suhu tubuh dengan tepat.
dengan kriteria hasil: 2. Gunakan relaksasi sebagai strategi
Status Kenyamanan Fisik tambahan dengan penggunaan obat-
obatan nyeri atau sejalan dengan
1.Tidak adanya nyeri terapi lainnya dengan tepat.
2.Tidak terganggunya kontrol terhadap 3. Dorong pasien untuk mengambil
gejala. posisi yang nyaman
3.Tidak terganggunya kesejahteraan 4. Kolaborasi pemberian analgesik jika
fisik nyeri skala tinggi 
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Risiko cedera b.d Hasil yang diharapkan setelah dilakukan Manajemen Lingkungan:
gangguan penglihatan tindakan keperawatan ...x24 jam diharapkan Keselamatan
masalah keperawatan risiko cedera dapat 1. Identifikasi kebutuhan
teratasi dengan kriteria hasil: keaaman pasien berdasarkan
Kejadian Jatuh  fisik dan kognitif serta riwayat
perilaku di masa lalau
1.Tidak jatuh saat berdiri 2. Modifikasi lingkungan untuk
2.Tidak jatuh saat berjalan meminimalkan bahan
3.Tidak jatuh dari tempat tidur berbahaya dan berisiko
4.tidak jatuh saat duduk  3. Bantu pasien saat melakukan
5.Tidak jatuh saat dipindahkan perpindahan ke lingkungan
yang lebih aman (mis. rujukan
untuk mempunyai asisten
rumah tangga)
4. Kolaborasi bersama keluarga
menyediakan ediakan alat
untuk beradaptasi misalnya
pegangan tangan
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen elektrolit 
ketidakseimbangan selama ... x 24 jam diharapkan masalah 1. Monitor manifestasi
cairan dan elektrolit b.d keperawatan risiko ketidakseimbangan ketidakseimbangan elektrolit
muntah cairan dan elektrolit dapat teratasi dengan 2. Monitor kehilangan cairan
kriteria hasil: yang kaya dengan elektrolit
Keseimbangan elektrolit dan asam basa 3. Pertahankan pencatatan asupan
1.Denyut jantung apikal normal dan haluaran yang adekuat
2.Frekuensi pernafasan normal 4. Pertahankan kepatenan akses
3.Tidak ada mual IV
5. informasikan pasien dan
keluarga mengenai alasan
untuk pemberian hidrasi atau
pemberian elektrolit tambahan
6. Berikan cairan sesuai resep,
jika diperlukan
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Risiko aspirasi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan aspirasi
penurunan tingkat selama ... x 24 jam diharapkan masalah 1. Monitor tingkat kesadaran,
kesadaran keperawatan risiko aspirasi dapat teratasi reflek batuk, gag reflex,
dengan kriteria hasil: kemampuan menelan
Pencegahan aspirasi 2. Monitor status pernafasan
1.Mengidentifikasi faktor-faktor risiko 3. Monitor kebutuhan perawatan
2.Mempertahankan kebersihan mulut terhadap saluran cerna
3.Memilih makanan sesuai dengan 4. Beri makanan dalam jumlah
kemampuan menelan sedikit
4.Memilih makanan dan cairan dengan 5. Berikan perawatan mulut
konsistensi yang tepat 6. Ajarkan keluarga untuk
memiringkan kepala jika
kejang agar tidak terjadi
aspirasi
7. Konsultasikan pemberian obat-
obatan dalam bentuk elixir
BEDAH
CRANIAL
Kraniotomi atau bedah kranial merupakan pembedahan
dengan pembuatan lubang di kranium untuk
meningkatkan akses pada struktur intrakranial.
Kraniotomi berpengaruh pada anatomi tubuh bagian
kulit, periosteum, tulang, dura mater, arachnoid mater,
pia mater, subdural, dan cairan serebrospinal.

Kraniotomi adalah tindakan pembedahan dengan


membuka tulang tengkorak untuk memberikan akses
secara langsung ke otak (ke struktur intrakranial).
ETIOLOGI

Prosedur ini dilakukan untuk mengangkat tumor, meredakan ICP


(Intracranial Pressure) yang meningkat, mengevakuasi bekuan
darah, dan mengontrol perdarahan sehingga tidak mengganggu
sistem saraf.
(Smeltzer & Bare, 2015)
INDIKASI

Segera (emergency) Elektif/ terprogram

Hematoma ekstraserebral (epidura, Fraktur impresi tertutup


subdura)
Hematoma intrakranial dengan efek
Hematoma intraserebral minimal, dan pasien stabil.

Fraktur terbuka

Tanda-tanda kompresi saraf optik


KOMPLIKASI
● Peningkatan tekanan intrakranial
● Perdarahan dan syok hipovolemik
● Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
● Nyeri
● Infeksi
● Kejang
● kematian
PATHWAY
ASUHAN
KEPERAWATAN
BEDAH CRANIAL
PENGKAJIAN
Primary Survey 
● Airway
Pasien dengan post op craniotomy akan terpasang ventilator sebagai
penunjang alat pernapasan serta juga terpasang ETT (Endotrakeal
Tube), OPA

● Breathing
Pada pasien post op biasanya terpasang ventilator.

● Circulation
Pasien dengan post op craniotomy tekanan darahnya tidak menentu.
akralnya dingin, warna kulit akan terlihat pucat karena banyak
menghabiskan darah saat proses operasi dan menyebabkan Hb
menurun.

● Disability
Kesadaran akan menurun karena faktor anastesi maupun
pembedahan pada otak
PENGKAJIAN
Secondary Survey 
● Riwayat Kesehatan Sekarang
Penurunan kesadaran atau masih dibawah pengaruh obat (GCS < 15), lemah,
terdapat luka didaerah kepala, dan kadang kejang.

● Riwayat Kesehatan Dahulu


Riwayat kesehatan dahulu harus diketahui baik berhubungan dengan sistem
persarafan maupun riwayat penyakit sistemik lainnya

● Riwayat Kesehatan Keluarga


Kaji riwayat kesehatan keluarga atau penyakit keturunan lainnya.
PENGKAJIAN
Pemeriksaan Fisik 
● Kepala
Tampak luka bekas operasi pada kepala dan terpasang drain
● Mata
Conjunctiva akan tampak pucat, ukuran pupil (2mm)
● Hidung
Pasien akan terpasang NGT untuk bantuan pemenuhan nutrisi, hidung
bersih, tidak ada perdarahan
● Mulut
Mukosa bibir akan tampak kering, terpasang ETT
● Dada
Dada tampak simetris, gerakan sama kiri dan kanan, tidak ada tampak
luka atau lesi, tampak terpasang elektroda kardiogram
● Abdomen
Tidak ada lesi, bising usus normal, tidak ada pembengkakan
● Ekstremitas
Tidak ada edema ekstremitas, bedrest total, akral terasa dingin
PENGKAJIAN

Pemeriksaan Penunjang
● Sinar X, CT Scan, MRI
● Angiografi serebral
● EEG (Elekctroencephalogram)
● Rontgen
● PET (Positron Emission Tomograph)
● Skrining toksikologi
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRE-OPERATIF
- Evaluasi tingkat kesadaran dan responsivitas terhadap rangsangan dan identifikasi
setiap kekurangan neurologis, seperti kelumpuhan, disfungsi visual, perubahan dalam
kepribadian atau ucapan, dan gangguan kandung kemih dan usus.
- Kekuatan motorik distal dan proksimal di kedua ekstremitas atas dan bawah dicatat
dengan menggunakan skala 5 poin.
- Pemahaman pasien dan keluarga serta reaksi terhadap prosedur pembedahan
diantisipasi dan kemungkinan sequela dinilai, seperti juga ketersediaan sistem
pendukung untuk pasien dan keluarga.
- Persiapan pembedahan yang memadai, dengan memperhatikan status fisik dan emosi
pasien, dapat mengurangi risiko kecemasan, ketakutan, dan komplikasi pasca operasi.
- Jika ada defisit motorik atau kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai, trokanter
roll diaplikasikan pada ekstremitas dan kaki ditempatkan pada footboard.
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PRE-OPERATIF

- Jika pasien afasia, tulis atau gambar dan kartu kata yang menunjukkan pispot,
gelas air, selimut, dan barang lain yang sering digunakan dapat membantu
meningkatkan komunikasi.
- Bagian yang akan dibedah dicukur segera sebelum pembedahan (biasanya di
ruang operasi) sehingga lecet superfisial yang terjadi tidak memiliki waktu untuk
terinfeksi.
- Kateter urin yang menetap dimasukkan ke dalam ruang operasi untuk
mengeringkan kandung kemih selama pemberian diuretik dan untuk memonitor
keluaran urin.
- Jika trakeostomi atau pipa endotrakeal dipasang, pasien tidak akan dapat berbicara
sampai pipa dilepaskan, jadi metode komunikasi alternatif harus dibuat.
MANAJEMEN POST-OPERATIF
● Mengurangi edema serebral
 Pengobatan untuk mengurangi edema serebral termasuk manitol, yang meningkatkan osmolalitas serum
dan menarik air bebas dari area otak (dengan sawar darah-otak yang utuh). Cairan tersebut kemudian
diekskresikan dengan diuresis osmotik. Dexamethasone (Decadron) dapat diberikan secara intravena setiap
6 jam selama 24 sampai 72 jam; rute dialihkan ke oral sesegera mungkin dan dosis diturunkan selama 5
sampai 7 hari.

● Menghilangkan nyeri dan mencegah kejang


 Kodein, yang diberikan secara parenteral, seringkali cukup untuk meredakan sakit kepala. Morfin sulfat juga
dapat digunakan dalam manajemen nyeri pasca operasi pada pasien kraniotomi.
 Obat antiseizure (fenitoin, diazepam) diresepkan untuk pasien yang telah menjalani kraniotomi
supratentorial karena risiko tinggi kejang setelah prosedur bedah saraf supratentorial.

● Pemantauan ICP (Intracranial Pressure)


 Kateter ventrikel atau jenis drain lainnya sering dipasang pada pasien yang menjalani kraniotomi. Kateter
terhubung ke sistem drainase eksternal. Patensi kateter dicatat dengan denyut nadi cairan di dalam tabung.
ICP dapat dinilai dengan menggunakan stopcock yang dipasang pada tabung tekanan dan transduser. ICP
diukur dengan memutar stopcock tiga arah ke posisi yang sesuai.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
BEDAH CRANIAL
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengurangan kecemasan
dengan kurang selama ... x 24 jam diharapkan masalah 1. Kaji tanda verbal dan non
pengetahuan proses keperawatan ansietas dapat teratasi dengan verbal kecemasan
pengobatan penyakit kriteria hasil: 2. Lakukan usapan pada
Tingkat Kecemasan punggung/leher dengan cara
1.Tidak ada rasa takut yang disampaikan yang tepat
secara lisan. 3. Berikan informasi faktual
2.Tidak ada rasa cemas yang disampaikan terkait diagnosis, perawatan,
secara lisan. dan prognosis
3.Tidak ada tindakan meremas-remas 4. Dorong keluarga untuk
tangan. mendampingi klien dengan
4.Tidak ada wajah tegang cara yang tepat
5. Kolaborasi dengan psikolog
untuk tingkat ansietas berat
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Nyeri akut b.d cedera Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
akibat pembedahan keperawatan selama ... x 24 jam 1.Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
diharapkan masalah keperawatan yang meliputi lokasi, karakteristik,
nyeri aku dapat teratasi dengan onset/durasi, frekuesi, kualitas, intensitas
kriteria hasil: atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.
Tingkat Nyeri 2.Berikan individu penurun nyeri yang
1.Tidak ada nyeri yang dilaporkan. optimal dengan peresepan analgesic.
2.Tidak ada panjangnya episode 3.Berikan informasi mengenai nyeri,
nyeri. seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
3.Tidak ada ekspresi wajah nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
4.Fokus tidak menyempit ketidaknyamanan dari prosedur
4.Kolaborasi dengan pasien, orang
terdekat, dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih dan mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi
sesuai kebutuhan.
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan Peningkatan Citra Tubuh
b.d prosedur bedah dan selama ... x 24 jam diharapkan masalah 1. Monitor frekuensi dari
persepsi diri keperawatan gangguan citra tubuh  dapat pernyataan mengkritisi diri.
teratasi dengan kriteria hasil: 2. Tentukan persepsi pasien dan
Citra tubuh keluarga terkait dengan
1.Kepuasan dengan penampilan tubuh perubahan citra diri dan
2.Kepuasan dengan fungsi tubuh realitas.
3.Dapat menyesuaikan terhadap perubahan 3. Bantu pasien untuk
tampilan fisik dan fungsi tubuh. mengidentifikasi tindakan-
4.Dapat menyesuaikan terhadap perubahan tindakan yang akan
status kesehatan meningkatkan penampilan
5.Dapat menyesuaikan terhadap perubahan 4. Fasilitasi kontak dengan
tubuh akibat pembedahan. individu yang mengalami
perubahan yang sama dalam
hal citra tubuh.
5. Ajarkan kepada keluarga
terkait pentingnya berespon
terhadap perubahan
penampilan pasien
DIAGNOSIS, OUTCOME, INTERVENSI

DIAGNOSA OUTCOME INTERVENSI


Risiko infeksi b.d proses Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kontrol Infeksi
pembedahan selama ... x 24 jam diharapkan masalah 1. Pertahankan teknik isolasi yang
keperawatan risiko infeksi dapat teratasi sesuai dan batasi jumlah
dengan kriteria hasil: pengunjung
Kontrol Infeksi 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
1.Memonitor perubahan status kesehatan kegiatan perawatan pasien
secara konsisten 3. Ajarkan pasien dan keluarga
2.Mengenali faktor risiko individu secara mengenai tanda dan gejala infeksi
konsisten dan kapan harus melaporkannya
3.Memonitor faktor risiko individu secara kepada penyedia perawatan
konsisten secara konsisten. kesehatan
4.Menyesuaikan strategi kontrol risiko 4. Berikan terapi antibiotik yang
secara konsisten. sesuai, yang telah diresepkan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai