Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR OTAK

DISUSUN OLEH:
KRISNA PRAMESWARI
149012018100

PROGRAM STUDI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang
tengkorak

2. Etiologi
Penyebab tumor masih sangat sedikit yang diketahui. Meningioma sedikit
lebih banyak pada wanita. Radiasi merupakan satu faktor untuk timbulnya tumor
otak, trauma, infeksi dan toksin belum dapat dibuktikan sebagai penyebab
timbulnya tumor otak. Tetapi bahan industri tertentu seperti nitrosourea adalah
karsinogen yang poten. Limfoma lebih sering terdapat pada mereka yang
mendapat imunosupresan seperti pada transplantasi ginjal, sumsum tulang dan
pada AIDS

3. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi
berurutan. Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.
Gejala-gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2
faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan
fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung
pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang
paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin
dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer. Serangan kejang
sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi
invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk
kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan
perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.
Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih
osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan oedema yang
disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan
volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel laseral
ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara
cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif
dan oelh karena ity tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intra
kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi
sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi
ulkus atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals
bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak.
Herniasi menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan
menenkan saraf ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke
bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula
oblongata dan henti nafas terjadi dengan cepat. Intrakranial yang cepat adalah
bradicardi progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan
pernafasan).

4. Tanda dan Gejala


Menurut lokasi tumor :
1. Lobus frontalis
Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung, tingkah
laku aneh, sulit memberi argumenatasi/menilai benar atau tidak, hemiparesis,
ataksia, dan gangguan bicara.
2. Kortek presentalis posterior
Kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari
3. Lobus parasentralis
Kelemahan pada ekstremitas bawah
4. Lobus Oksipitalis
Kejang, gangguan penglihatan
5. Lobus temporalis
Tinitus, halusinasi pendengaran, afasia sensorik, kelumpuhan otot wajah
6. Lobus Parietalis
Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasi sensorik, gangguan
penglihatan
7. Cerebulum
Papil oedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperekstremitas
sendi

5. Tanda dan Gejala Umum :


1. Nyeri kepala berat pada pagi hari, main bertambah bila batuk,
membungkuk
2. Kejang
3. Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial : Pandangan
kabur, mual, muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda
vital, afasia.
4. Perubahan kepribadian
5. Gangguan memori
6. Gangguan alam perasaan

6. Pemeriksaan Diagnostik ;
1. Rontgent tengkorak
Untuk diagnostik sekurang – kurangnya diambil dari 2 arah, ialah antero
posterior dan lateral
2. Lumbal pungsi, arteriografi dan pneumoensefalografi
3. EEG
4. CT Scan
5. MRI
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian :
1. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan,
alamat, penanggung jawab, dll
2. Riwayat kesehatan :
 keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat Kesehatan lalu
 Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik :
 Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia,
penurunan/kehilangan memori, afek tidak sesuai, berdesis
 Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
 Pendnegaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
 Jantung : bradikardi, hipertensi
 Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi
jalan nafas, disfungsi neuromuskuler
 Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
 Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi

2. Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan pertukaran gas b.d disfungsi neuromuskuler (hilangnya kontrol
terhadap otot pernafasan ), ditandai dengan : perubahan kedalamam nafasn,
dispnea, obstruksi jalan nafas, aspirasi.
Tujuan : Gangguan pertukaran gas dapat teratasi
Tindakan :
- Bebaskan jalan nafas
- Pantau vital sign
- Monitor pola nafas, bunyi nafas
- Pantau AGD
- Monitor penururnan gas darah
- Kolaborasi O2
2. Gangguan rasa nyaman, nyer kepla b.d peningkatan TIK, ditndai dengan :
nyeri kepala terutama pagi hari, klien merintih kesakitan, nyeri bertambah bila
klien batuk, mengejan, membungkuk
Tujuan : rasa nyeri berkurang
Tindakan :
- pantau skala nyeri
- Berikan kompres dimana pada area yang sakit
- Monitor tanda vital
- Beri posisi yang nyaman
- Lakukan Massage
- Observasi tanda nyeri non verbal
- Kaji faktor defisid, emosi dari keadaan seseorang
- Catat adanya pengaruh nyeri
- Kompres dingin pada daerah kepala
- Gunakan teknik sentuham yang terapeutik
- Observasi mual, muntah
- Kolaborasi pemberian obat : analgetik, relaksan, prednison,
antiemetik
3. Resiko tinggi cidera b.d disfungsi otot sekunder terhadap depresi SSP,
ditandai dengan : kejang, disorientasi, gangguan penglihatan, pendengaran
Tujuan : tidak terjadi cidera
Tindakan :
- Identifikasi bahaya potensial pada lingkungan klien
- Pantau tingkat kesadaran
- Orientasikan klien pada tempat, orang, waktu, kejadian
- Observasi saat kejang, lama kejang, antikonvulsi,
- Anjurkan klien untuk tidak beraktifitas
4. Perubahan proses pikir b.d perubahan fisiologi, ditandai dengan disorientasi,
penurunan kesadaran, sulit konsentrasi
Tujuan : mempertahankan orientasi mental dan realitas budaya
Tindakan :
- kaji rentang perhatian
- Pastikan keluarga untuk membandingkan kepribadian sebelum
mengalami trauma dengan respon klien sekarang
- Pertahankan bantuan yang konsisten oleh staf, keberadaan staf
sebanyak mungkin
- Jelaskan pentingnya pemeriksaan neurologis
- Kurangi stimulus yang merangsang, kritik yang negatif
- Dengarkan klieen dengan penuh perhatian semua hal yang
diungkapkan klien/keluarga
- Instruksikan untuk melakukan rileksasi
- Hindari meninggalkan klien sendiri
5. Gangguan perfusi serebral b.d hipoksia jaringan, ditandai dengan peningkatan
TIK, nekrosis jaringan, pembengkakakan jaringan otak, depresi SSP dan
oedema
Tujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilang
Tindakan :
- Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang
dapat menyebabkan penurunan perfusi dan potensial peningkatan
TIK
- Catat status neurologi secara teratur, badingkan dengan nilai standart
- Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
- Pantau tekanan darah
- Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman
pnglihatan dan penglihatan kabur
- Pantau suhu lingkungan
- Pantau intake, output, turgor
- Beritahu klien untuk menghindari/ membatasi batuk, untah
- Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai
- Tinggikan kepala 15-45 derajat

6. Cemas b.d kurang informasi tentang prosedur


Tujuan : rasa cemas berkuang
Tindakan :
- kaji status mental dan tingkat cemas
- Beri penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejala
- Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian
- Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan piiran dan perasaan
takut
- Libatkan keluarga dalam perawatan
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marylin (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC


Engram, Barbara (1998), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta, EGC
FKUI, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Gesapius
Reeves C, J, (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Salemba Medika
Suddart, Brunner (2000), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC
Ganong, WF, (1996), Fisiologi Kedokteran, Jakarta, EGC
Talbot, LA (1997), Pengkajian Keperawatan Kritis, Jakarta, EGC
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. ( 1996 ). Buku Ajar Neurologi
Klinis.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
PATHWAY

Causa Unknown/Idiopatik

Tumor Otak

Penekanan Jaringan Otak Bertambahnya massa

Invasi Jar. Otak Nekrosis Jar. Otak Penyerapan Cairan Tumor

Kerusakan Jar. Neuron Gangguan Suplai Darah Hipoksia Jaringan Obstruksi Vena

Kejang Gangguan Neurologis GgnFungsi Otak Ggn Perfusi Jar. Oedema


Fokal

1. Aspirasi sekresi Defisit Neurologis Disorientasi Hidrochepalus


2. Obstruksi jln nafas Peningkatan TIK
3. Dispnea
4. Henti Nafas
5. Perub. Pola Nafas Perub. Proses pikir

Herniasi Ulkus

Gangguan Pertukaran Gas Bradikardi progresif


Hipertensi sistemik
Ggn pernafasan Mensesefalon
tertekan

Bicara Terganggu
Ancaman Kematian Berdesis, afasia Ggn Kesadaran

Cemas Resti Cedera Ggn Komunikasi verbal

Mual – muntah
Papiloedema
Pandangan Kabur
Penurunan Fungsi Pendengaran
Ggn. Rasa Nyaman Nyeri Kepala

Anda mungkin juga menyukai