Disusun oleh:
SITI SUBEKTI
A32020251
GOMBONG
2020/2021
2
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :.........................................................
Tanggal :.........................................................
Mengetahui:
( ...................................................... ) ( ..................................................)
3
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Definisi
1. Resiko perfusi jaringan cerebral tidak efektif adalah penurunan sirkulasi
arah ke otak.( SDKI 2016 - Edisi1, 51)
2. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak adalah rentan mengalami
penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat menggangu kesehatan.
(NANDA, 2018)
3. Menurut Herdman (2014), risiko gangguan perfusi jaringan serebral yaitu
beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat
mengganggu kesehatan. Sehingga pada masalah keperawatan risiko
gangguan perfusi jaringan serebral ini dapat berhubungan dengan : aliran
arteri terhambat, reduksi mekanis dari aliran vena/arteri, kerusakan
transportasi oksigen melewati kapiler/alveolar.
4. Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik atau
satu atau lebih ekstrimitas secara mandiri dan terarah
( SDKI 2016 - Edisi1, 124)
B. Etiologi
Faktor penyebabnya
1. Agen farmaseutical, Aterosklerosis, Baru terjadi infak miokardium, Diseksi
arteri, Embolisme, Endokarditis infektif, Fibrilasi atrium,
Hiperkolesterolemia, Hipertensi, Kardiomiopati dilatasi, Katup prostetik
mekanis, Koagulasi intravaskuler diseminata, Koagulopati, Masa
protrombin abnormal, Masa tromboplastin parsial abnormal, Miksoma
atrium, Neoplasma otak, Penyalahgunaan zat, Segmen ventrikel kiri
akinetik, Sindrom sick sinus, Stenosis karotid, Stenosis mitral, Terapi
trombolitik, Tumor otak (misal, gangguan cerebrovaskuler, penyakit
neurologis, trauma, tumor)
4
F. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa
Tujuan Intervensi Keperawatan
o keperawatan
1 Resiko Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama
Perfusi keperawatan selama 3 X 24 jam
Manajemen peningkatan
jaringan perfusi cerebral efektif dengan
pemantauan TIK ( I.06198 )
serebral tidak kriteria hasil:
Tindakan :
efektif b.d
Luaran utama Perfusi cerebral Observasi
aliran darah
(L.02014) - Identifikasi penyebab
ke otak
peningkatan TIK
terhambat. Indikator A T
- Monitor peningkatan TD
1. 1. Tingkat kesadaran 3 5 - Monitor penurunan frekuensi
(kognitif) meningkat jantung
- Monitor penurunan tingkat
2.Tekanan intra kranial
3 5 kesadaran
menurun :
Terapeutik
- sakit kepala - Pertahankan posisi kepala dan
leher
- gelisah
Edukasi
- kecemasan - Jelaskan tujuan dan prosedur
- agitasi pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan
- deman Perawatan sirkulasi (I.02079)
membaik : Terapeutik
- Hindari pemasangan infus di area
- TD sistolik keterbatasan gerak
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkaji : Siti Subekti
Tanggal dan jam pengkajian : 28-12-2020 Jam 16.00 WIB
Tanggal dan jam pasien masuk : 24-12-2020 Jam 13.41 WIB
1. Identitas
a) Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 30-9-1954 (66th)
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SR
Pekerjaan : Tani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Karangjambu RT03/ RW03 , Sruweng, Kebumen
No. Register : 458646
Diagnosa Medis : SH
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Suparni
Umur : 56 Th
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Tani
Alamat : Karangjambu RT03/ RW03 , Sruweng, Kebumen
2. Status Kesehatan
a) Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama
Tangan dan kaki kiri tidak bisa di gerakkan, mulut merot ke kiri
11
2)Saat sakit ; belum BAB, BAK 2 kali selama di RS, saat BAK pasien
menyatakan tidak bisa merasakan (ngompol)
d) Pola aktivitas dan latihan
1) Sebelum sakit ; pasien mampu melakukan aktifitas secara mandiri
2) Saat sakit ; saat ini pasien beristirahat di tempat tidur, dan tidak banyak
beraktifitas, pasien mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan,
hilangnya rasa, paralisis, hemiparese, mudah lelah keterbatasan bergerak
pada tangan dan kaki kiri dan wajah bagian kiri
e) Pola istirahat dan tidur
1) Sebelum sakit ; pasien biasa tidur kira-kira 7 jam sehari dan tidur dengan
nyenyak. Pasien biasa tidur kira-kira jam 8 atau 9 malam dan terbangun
sekitar jam 05.
2) Saat sakit ; saat dikaji pasien belum bermalam/tidur di rs.
f) Pola Berpakaian
1) Sebelum sakit : pasien biasa memakai pakaian sendiri
2) Saat dikaji : selama di rumah sakit pasien di bantu oleh keluarga
g) Pola rasa nyaman
1) Sebelum sakit; pasien merasa nyaman hidup bersama keluarga.
2) Saat dikaji ; pasien mengatakan Sakit kepala, perubahan tingkah laku
kelemahan, tegang pada otat/muka, pasien merasa tidak nyaman dengan
kondisi fisik yang dialami saat ini.
h) Pola Aman
1) Sebelum sakit ; pasien merasa aman hidup bersama keluarga.
2) Saat sakit ; pasien mengalami ; Sensorik motorik menurun, perubahan
persepsi dan orientasi, ketidakmampuan menelan, ketidakmampuan
mengatur kebutuhan nutrisi, pasien tidak mampu mengambil keputusan
i) Pola personal Hygiene
1) Sebelum sakit ; dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene, pasien biasa
melakukannya secara mandiri tanpa bantuan orang lain, pasien biasa mandi
2 kali sehari memakai sabun mandi, jarang menyikat gigi.
13
2) Saat sakit ; personal hygiene pasien belum mandi dan terlihat mengenakan
pempres dewasa.
j) Pola Komunikasi
1) Sebelum sakit; pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa
daerah.
2) Saat dikaji ; pasien mengalami gangguan dalam bicara atau apasia,
ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
k) Pola Spiritual/beribadah
1) Sebelum sakit ; selalu melakukan shalat lima waktu
2) Saat sakit; pasien mengatakan perlu bantuan untuk melakukan ibadahnya
l) Pola Produktifitas/Bekerja
1) Sebelum sakit; pasien melakukan pekerjaan sebagai petani
2) Saat sakit ; pasien merasa harus istirahat karena sakit sehingga meminta
bantuan kepada istri, dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya
m) Pola Rekreasi
1) Sebelum sakit ; pasien tidak tentu dalam berekreasi kadang berlibur ke luar
kota menemui keluarganya
1) Saat sakit ; pasien berekreasi hanya dengan berkomunikasi dengan
keluarga dan pasien serta keluarga pasien di sebelahnya.
n) Pola Kebutuhan Belajar
1) Sebelum sakit ; pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya
2) Saat dikaji ; Pasien dan keluarga bertanya tentang penyakitnya
4. Pengkajian Fisik
a) Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:4 .Motorik: 6 .Eye :4. Total 14
b) Tanda-tanda Vital : Nadi = 80 X/mnt, Suhu = 36,8˚C, TD =140/90 mmHg, RR
= 18X/mnt
14
c) Keadaan fisik
1) Kepala dan leher ; Mesochepal
Kulit kepala : bersih
Mata : reaksi cahaya (+/+), pupil ishokor, sclera anikterik
Hidung : bersih,tidak ada pembesaran polip
Mulut : bersih, mukosa normal, merot ke kiri
Telinga : bersih, tidak ada infeksi, pendengaran berkurang
Leher : tidak ada pembesaran tiroid, ataupun vena
2) Dada :
a) Paru-paru :
- Inspeksi : Bentuk dan pengembangan simetris
- Palpasi : Vocal fremitus seimbang kanan-kiri
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi: ronkhi (+), wheezing (-), suara vesikuler
b) Jantung :
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : Tidak ada pembesaran, ictus cordis teraba di IC 4-5
- Perkusi : Pekak
- Auskultasi : Irama regular, S1 S2 teratur
3) Payudara dan ketiak : Tidak di temukan adanya kelainan
4) Abdomen
Inspeksi : tidak terlihat adanya lesi
Auskultasi : peristaltik 5x/mnt
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan lien
Perkusi : timpani
5) Genetalia ; tidak ada lesi
6) Integumen turgor kulit elastic 2 dtk, akral hangat
7) Ekstremitas tidak ada edema, kekuatan otot
5 1
5 1
Kuku tangan dan kaki pendek, CRT 2 dtk
15
8) Neuro Sensori
a) Integritas Ego: Emosi labil, respon terhadap rangsang tak tepat, mudah
marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri
b) Neurologis: XII = Hipoglosus ( Fungsi motorik lidah; pasien
mengalami penyimpangan lidah ke arah kiri, tremor, tidak mampu
menjulurkan dan menggerakkan lidah dari samping kiri ke samping
kanan atau sebaliknya ). IX = Glosofaringeus ( Fungsi motorik :
pasien mengalami gangguan refleks faringeal, menelan )
9) Pemeriksaan Penunjang
a) Data laboratorium yang berhubungan
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
26-9-2016
HB L 14,6 g/dl 14,0 – 18,0
LEUKOSIT 7,2 10^3/ul 3,8-10,6
HEMATOKRIT L 40 % 40-52
ERITROSIT L 4,7 10^6/ul 4,40-5,90
TROMBOSIT L 285 10^3/ul 150-400
MCH H 28 Pg 26-34
MCHC 36 g/dl 32-36
MCV H 78 fL 80-100
CT mnt
BT mnt
KIMIA KLINIK
GDS H 93 mg/dl 70-120
SGOT H 18 U/L 0-50
SGPT H 13 U/L 0-50
WIDAL
UREUM 38 Mg/dl 10-50
CREATININ 1,52 Mg/dl 0,40-0,90
16
SERO HAEMOLOGI
HBsAG Non reaktif
T3 N Mol/L 0,9-2,5
TSH u IU/ml 0,25-5
T4 N Mol/L 60-120
ANALISA DATA
Vasospasme arteri
2) Sensorik motorik
cerebral/saraf
menurun, perubahan
cerebral
persepsi dan orientasi,
ketidakmampuan
menelan,
Ishemik/Infark
ketidakmampuan
mengatur kebutuhan
nutrisi, pasien tidak
Defisit Neurologis
mampu mengambil
keputusan pasien
mengatakan Sakit kepala,
18
Kekuatan otot :
5 1
5 1
Pasien ada kesulitan
dalam berkomunikasi
secara verbal,
Ketidakmampuan
menelan, melindungi jalan
nafas.
Pasien belum mandi dan
terlihat mengenakan
pempres dewasa
DO :
Pasien berbaring di
tempat tidur
Tingkat kesadaran
19
tidak mampu
Naik turun tangga : 0
tidak mampu
Mandi : 0 tergantung
orang lain
6. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Rencana Perawatan Ttd
Hari/ o
Tujuan dan
Tgl D Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
untuk membantu
klien latihan sendi
Menumbuhkan
empati, dan
kesinambungan
perawatan
24
7. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Jam Dx
8. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl No
No Evaluasi TTd
jam Dx
1 27-9-2016 1 S: Pasien masih pusing, lemah, sulit
bicara (pelo)
4 2
S: Pasien menyatakan sudah tidak pusing,
ingin pulang
O:Keadaan umum cukup, tampak lebih
rileks TD 95/68 mmHg, Nadi 90X/mnt,
Suhu 36 C, RR 18 X/mnt
A: MK teratasi sebagian
P: Mobilisasi bertahap, dischard planing,
boleh pulang
32
BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien merupakan
salah satu wujud tanggung jawab perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan
proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada klien.
Langkah atau tahapan pada proses keperawatan meliputi
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pengkajian ini harus
dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek biologis, psikologis, sosial,
maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi
tentang klien, dan membuat perumusan masalah yang di alami klien.
Adapun hasil dari pengkajian pada tanggal 26 September 2016 adalah pada pasien
ditemukan
Data Subyektif:
1) Pasien mengatakan sejak tadi pagi tangan dan kaki kiri tidak dapat di gerakkan,
mulut merot ke kiri, mengatakan sulit menelan bicara tidak jelas, kepala
pusing, batuk
2) Pasien mengalami gangguan dalam bicara, ketidakmampuan berkomunikasi
secara verbal
3) Sensorik motorik menurun, perubahan persepsi dan orientasi, ketidakmampuan
menelan, ketidakmampuan mengatur kebutuhan nutrisi, pasien tidak mampu
mengambil keputusan, pasien mengatakan Sakit kepala, perubahan tingkah
laku kelemahan, pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi fisik yang
dialami saat ini.
4) Saat BAK pasien menyatakan tidak bisa merasakan (ngompol)
Data Obyektif:
1) Tangan dan kaki kiri tidak dapat di gerakkan, mulut merot ke kiri, bicara tidak
jelas, tegang pada otat/muka
34
2) Kekuatan otot :
5 1
5 1
3) Pasien ada kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal, Ketidakmampuan
menelan, batuk, melindungi jalan nafas. Suara nafas ronchi
4) Pasien belum mandi dan terlihat mengenakan pempres dewasa
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan, dan
mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual, resiko
tinggi ataupun potensial.
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral b.d aliran darah ke otak terhambat.
2. Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan neuro vaskuler
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.