1. Orang yang sakit tetap wajib mengerjakan shalat pada waktunya dan
melaksanakannya menurut kemampuannya, sebagaimana diperintahkan Allah
subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya,
ْ فَاتَّقُوا هللاَ َماا
َ َ ست
ط ْعتُ ْم
“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu”
(QS. At-Taghobun: 16)
2. Apabila melakukan shalat pada waktunya terasa berat baginya, maka
diperbolehkan menjama’ (menggabung) shalat, shalat Dzuhur dan Ashar,
Maghrib dan Isya’ baik dengan jama’ taqdim atau takhir,dengan cara memilih
yang termudah baginya
Bagaimana sholat dalam keadaan sakit
dan menggunakan kateter
Jika penggunaan kateter termasuk dalam kondisi terpaksa ,
dimana kateter harus tetap terpasang , dan tidak bisa
dilepas waktu shalat, atau sering dilepas akan
membahayakan orang yang sakit, maka tidak masalah
shalat dalam keadaan kateter tetap terpasang Sebagaimana
diatur dalam QS At – taghabun ayat 16 : Bertaqwalah
kalian kepada Allah semampu kalian “
Apabila dimungkinkan untuk dilepas, meskipun 2 hari
sekali, bisa diatur untuk melepas kateter di waktu asar
dan isya, kemudian untuk shalatnya bisa dijamak. Ibnu
Qudamah mengatakan:
1. Diwajibkan bagi orang yang sakit untuk shalat dengan berdiri apabila mampu dan tidak khawatir
sakitnya bertambah parah, karena berdiri dalam shalat wajib merupakan rukun shalat.
2. Orang yang sakit yang khawatir akan bertambah parah sakitnya atau memperlambat
kesembuhannya atau sangat susah berdiri, diperbolehkan shalat dengan duduk
3. Orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat berdiri dan duduk, cara melakukannya adalah
dengan cara berbaring
4. Orang yang tidak mampu berbaring, boleh melakukan shalat dengan terlentang dan
menghadapkan kakinya ke arah kiblat
5. Orang sakit yang tidak mampu shalat dengan terlentang maka shalatnya sesuai keadaannya
6. Orang yang sakit dan tidak mampu melakukan shalat dengan semua gerakan di atas (ia tidak
mampu menggerakkan anggota tubuhnya dan tidak mampu juga dengan matanya), hendaknya
dia melakukan shalat dengan hatinya. Shalat tetap diwajibkan selama akal seorang masih sehat.
kesimpulan
Hukum shalat bagi orang sakit menurut ulama yaitu tetap wajib mengerjakan shalat
pada waktunya dan melaksanakannya menurut kemampuannya, sebagaimana
diperintahkan Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya.
Orang sakit boleh mengerjakan shalat dengan duduk ataupun berbaring yaitu apabila
orang sakit yang tidak mampu melakukan shalat berdiri dan duduk, cara melakukannya
adalah dengan cara berbaring, boleh dengan miring ke kanan atau ke kiri, dengan
menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
Cara mencucikan diri sebelum shalat yaitu dengan berwudhu namun apabila orang
yang sedang sakit tersebut tidak dapat bangun mengambil air wudhu maka dapat
digantikan dengan cara bertayamum.
Terimakasih