Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KRITIS
PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK

Oleh :
MARTINA WIDYA UTAMI
18.024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS
TAHUN 2021

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian

Stroke merupakan kegawat daruratan medik yang menjadi salah

satu penyebab kematian dan kecacatan (Rachmawati, 2017).

Stroke non hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh

bekuan darah, atau dari stenosis pembuluh yang disebabkan

penumpukan plak (Lemone, 2016).

Stroke non hemoragik adalah suatu gangguan peredaran darah

ke otak akibat tersumbatnya pembuluh darah tanpa terjadi suatu

perdarahan (Wiwit, 2016).

2. Etiologi

1. Thrombolisis

Pengumpulan trombus mulai terjadi dari adanya kerusakan pada

bagian garis endotelial dari pembuluh darah. Arteroslerosis

menyebabkan zat lemak tertumpuk dan membentuk plak di

dinding pembuluh darah (Black & Hawks, 2014).

2. Emboli cerebral

Bekuan darah atau lainnya seperti lemak yang mengalir melalui

pembuluh darah dibawa ke otak, dan menyumbat aliran darah

bagian otak tertentu (Nurafif, 2014).

3. Spasme pembuluh darah


Spasme arteri serebral yang disebabkan oleh infeksi, penurunan

aliran darah ke otak yang disuplay oleh pembuluh darah yang

menyempit (Black & Hawks, 2014).

3. Patofisiologi

Berdasarkan dari segi penyebab, stroke non hemorargik

dapat terjadi dari beberapa faktor pencetus dimulai dari faktor

gaya hidup, faktor yang dapat diubah, sampai dengan faktor yang

tidak dapat diubah (Nurarif & Kusuma, 2015).

Dari berbagai faktor tersebut dapat menyebabkan

ateroklerosis yang terbentuk daerah yang berlemak, seiring waktu

terbentuk plak fibrosis (ateroma) di lokasi yang mengalami

keterbatasan terutama di daerah yang berlawanan yaitu di

percabangan arteri ekstraserebral.

Sel darah merah/trombosit kemudian melekat pada

permukaan plak bersama dengan fibrin, secara perlahan trombosit

yang melekat dapat memperbesar ukuran plak sehingga menyebabkan

terbentuknya trombus. Penyempitan atau oklusi tersebut dapat

mengakibatkan aliran darah ke serebral sehingga dapat mengakibatkan

terjadinya stroke non hemorargik (Chang, dkk, 2010).

4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari stroke adalah:

1. Kehilangan motorik

Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada


salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan
disfagia.

2. Kehilangan komunikasi

Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan


berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara).

3. Gangguan persepsi

Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau


kehilangan penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan
visual, spesial dan kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada

sisi yang berlawanan).

5. Disfungsi kandung kemih meliputi:

inkontinensiaurinarius transier, inkontinensia urinarius peristen


atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak
bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut
(dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).
5. Pemeriksaan Penunjang/Pemeriksaan Diagnostik

1. CT scan, untuk mengidentifikasi area perdarahan.

2. MRI, untuk mengidentifikasi lokasi iskemik.

3. Angiografi serebral, untuk menentukan penyebab stroke scr

spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri.

6. Penatalaksanaan Medik/Pengobatan

1. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara


percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.
2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin
intra arterial.
3. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk
menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma.
4. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/
memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler.
5. Proses Keperawatan

a. Pengkajian

a) Terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, alamat, No. RM, diagnosa medis, dll.

b) Riwayat kesehatan sekarang, sudah berapa lama sakit yang

diderita, asal mula sakit yang diderita, dll.

c) Riwayat penyakit dahulu, penyakit apa yang diderita selain yang

diderita sekarang.

b. Pathway
Resikfo perfusi
serebral tidak
efekti

c. Diagnosa Keperawatan

NO Diagnosa Definisi Tanda dan Gejala Etiologi


1 Gangguansi Keterbatasan dalam -Rentang gerak Gangguan sensori
mobilitas fisik
gerakan fisik dari satu menurun persepsi
atau lebih ekstremitas -Gerakan terbatas

secara mandiri. -Kekuatan otot

menurun
2 Risiko perfusi Berisiko mengalami -Tekankan darah Keabnormalan masa
serebral tidak
penurunan sirkulasi darah meningkat protrombin dan /
efektif
ke otak. -Kesadaran atau masa

menurun tromboplastin parsial


3 Defisit Tidak mampu melakukan -Tidak mampu Gangguan

perawatan diri atau menyelesaikan mandi, muskuloskeletal

aktivitas perawatan diri mengenakan

pakaian, makan,

ke toilet, berhias

secara mandiri

d. Intervensi Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan Paraf


1 Setelah dilakukan tindakan Observasi

keperawatan selama 3x24 jam -Monitor kondisi umum selama

maka mobilitas fisik meningkat melakukan mobilisasi.

dengan kriteria hasil : Terapeutik

Awal Akhir -Libatkan keluarga untuk membantu


Gerakan 1 3 pasien dalam meningkatkan

terbatas pergerakan.
Kelemaha 1 3
Edukasi
n fisik
-Ajarkan mobilisasi sederhana yang

harus dilakukan.
2 Setelah dilakukan tindakan Observasi

keperawatan selama 3x24 jam -Monitor tanda/gejala peningkatan

maka perfusi serebral meningkat TIK (mis. tekanan darah meningkat).

dengan kriteria hasil Terapeutik

Awal Akhir -Meminimalkan stimulus dengan


Kesadara 1 3
menyediakan lingkungan yang tenang.
n
Tekanan 1 3
darah
3 Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3x24 jam
-Identifikasi kebiasaan aktivitas
maka perawatan diri meningkat
dengan kriteria hasil perawatan diri sesuai usia.
Awal Akhir
Terapeutik
Kemampua 1 3
n mandi -Dampingi dalam melakukan
Kemampua 1 3 perawatan diri sampai mandiri.
n
mengenakan -Jadwalkan rutinitas perawatan diri.
pakaian
Kemampua 1 3
n makan
Kemampua 1 3
n ke toilet
(BAB/BAK
)
6. Daftar Pustaka

Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia

Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia

Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia
Lemone, dkk(2016).Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa. Jakarta: EGC

Alchuriyah, S & Wahjuni (2016). Faktor Risiko Kejadian Stroke Usia Muda

Pada Pasien Rumah Sakit Brawijaya Surabaya.

Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Airlangga, SurabayaBustan, (2015). Manajemen pengendalian penyakit

tidak menular. Jakarta : Rineka Cipta

Taufiqurrahman, dkk. 2016. Manfaat Pemberian Sitokoline Pada Pasien

Stroke Non Hemoragik (SNH). Jurnal. Lampung: Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

MediAction.Ghani L, Laurentia K M & Delima,(2016) Faktor Risiko

Dominan Penderita Stroke Di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan.

Maret 2016. Vol. 44, No. 1,: 49-58

Anda mungkin juga menyukai