Anda di halaman 1dari 10

A.

Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

Halusinasi merupakan persepsi tanpa adanya rangsangan

apapun pada panca indera seseorang yang terjadi dalam keadaaan

sadar/terbangun (Maramis, 2015).

Halusinasi merupakan gangguan penerapan (persepsi) panca

indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua

system penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu

penuh/baik (Stuart & Sundeen, 2012).

Halusinasi adalah gangguan persepsi dimana individu

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Muhith, 2015).

2. Etiologi

Faktor Penyebab Halusinasi menurut Yosep (2014) terdapat dua factor

penyebab halusinasi, yaitu:

a. Faktor presdisposisi

1) Faktor Perkembangan : tugas perkembangan klien yang terganggu

misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan

klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya

diri, dan lebih rentan terhadap stress.

2) Faktor Sosiokultural : seseorang yang merasa tidak diterima

lingkungan sejak bayi sehingga akan merasa disingkirkan, kesepian,

dan tidak percaya pada lingkungannya.


3) Faktor Biokimia : hal ini berpengaruh terhadap terjadinya

gangguan jiwa. Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang

maka di dalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang bersifat

halusiogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan menyebabkan

teraktivasinya neurotransmitter otak,misalnya terjadi

ketidakseimbangan acetylchoin dan dopamine.

4) Faktor Psikologis : tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung

jawab mudah terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini

berpengaruh pada ketidakmampuan klien mengambil keputusan tegas,

klien lebih suka memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata

menuju alam hayal.

5) Faktor Genetik dan Pola Asuh : penelitian menunjukan bahwa

anak sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung

mengalami skizofrenia . Hasil studi menunjukkan bahwa faktor

keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada

penyakit ini.

b. Faktor Presipitasi

Menurut Rawlins dan Heacock dalam Yosep (2014) halusinasi dapat

dilihat dari lima dimensi,yaitu:

1) Dimensi Fisik Halusinasi : dapat ditimbulkan oleh beberapa

kondisi fisik seperti kelelahan luar biasa, penggunaan obat-obatan,

demam hingga delirium dan kesulitan tidur dalam waktu yang lama.
2) Dimensi Emosional : perasaan cemas yang berlebihan atas dasar

problem yang tidak dapat diatasi. Halusinasi dapat berupa perintah

memasa dan menakutkan. Klien tidak sanggup menentang sehingga

klien berbuat sesuatu terhadap ketakutan tersebut.

3) Dimensi Intelektual : dalam hal ini klien dengan halusinasi

mengalami penurunan fungsi ego. Awalnya halusinasi merupakan

usaha dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun

menimbulkan kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian

klien dan tak jarang akan mengontrol semua perilaku klien.

3. Manifestasi Klinis

Menurut Muhith (2015), manifestasi klinis seseorang yang mengalami

halusinasi yaitu :

a. Tersenyum/tertawa yang tidak sesuai.

b. Menggerakkan bibir tanpa suara.

c. Pergerakan mata yang cepat.

d. Menarik diri dari orang lain.

e. Tremor dan berkeringat.

4. Penatalaksanaan Medik/Pengobatan

Menurut Muhith (2015) penatalaksanaan medik pada klien

skizofrenia yang mengalami halusinasi adalah dengan pemberian

obat-obatan dan tindakan lain seperti :


a. Psikofarmakologis.

b. Terapi kejang listrik / Electio Compulsive Therapy (ECT).

c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK).

5. Pohon Masalah

Isolasi Sosial
(Menarik diri)
Faktor Predisposisi: Faktor Presipitasi :

-Biologis -Biologis

-Psikologis -Stres lingkungan

-Sosial Budaya -Sumber koping

Resiko mencederai diri sendiri,

orang lain dan lingkungan

Gangguan Persepsi Gangguan Komunikasi


Sensori Verbal
6. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

a) Terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, alamat, No. RM, diagnosa medis, dll.

b) Riwayat kesehatan sekarang, sudah berapa lama sakit yang

diderita, asal mula sakit yang diderita, dll.

c) Riwayat penyakit dahulu, penyakit apa yang diderita selain yang

diderita sekarang.
b. Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Definisi Tanda dan Gejala Etiologi


1 Gangguan Persepsi Perubahan persepsi -Mendengar suara -Gangguan

Sensori terhadap stimulus baik bisikan atau penglihatan

internal maupun melihat bayangan. -Gangguan

eksternal yang disertai -Merasakan sesuatu pendengaran

dengan respon yang melalui indera -Gangguan

berkurang, berlebihan perabaan, perabaan

atau terdistrosi. penciuman,

perabaan, atau

pengecapan
2 Isolasi Sosial Ketidakmampuan untuk -Merasa ingin -Ketidakmampuan

(Menarik diri) membina hubungan yang sendiri menjalin hubungan

erat, hangat, terbuka, dan -Merasa tidak aman yang memuaskan

interdependen dengan di tempat umum -Ketidaksesuaian

orang lain. -Merasa asik perilaku sosial

dengan pikiran dengan norma

sendiri -Perubahan status

mental
3 Gangguan Penurunan, perlambatan, -Tidak mampu -Gangguan

Komunikasi Verbal atau ketiadaan membedakan suara pendengaran

kemampuan untuk asli maupun suara -Hambatan

menerima, memproses, palsu.- individu (mis.

mengirim, dan atau Menunjukkan Ketakutan,


menggunakan system respon tidak sesuai kecemasan)

simbol.

c. Fokus Intervensi Keperawatan


No.D Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Paraf

x
1 Setelah dilakukan tindakan Observasi

keperawatan selama 3x24 jam -Monitor perilaku yang

maka fungsi sensori membaik mengidentifikasi halusinasi.

dengan kriteria hasil Terapeutik

Awal Akhir -Diskusikan perasaan dan respons


Ketajaman 2 4
terhadap halusinasi
pendengaran
Ketajaman 2 4 Edukasi

penglihatan -Anjurkan bicara pada orang yang

dipercaya untuk memberi

dukungan dan umpan balik

korektif terhadap halusinasi

2 Setelah dilakukan tindakan Observasi

keperawatan selama 3x24 jam -Identifikasi kemampuan

makan keterlibatan social melakukan interaksi dengan orang

meningkat dengan criteria lain

hasil Terapeutik

Awal Akhir -Motivasi berinteraksi diluar


Verbalisasi 2 4
lingkungan
isolasi
Perilaku 2 4 Edukasi

menarik -Anjurkan berinteraksi dengan

diri orang lain secara bertahap


3 Setelah dilakukan tindakan Observasi

keperawatan selama 3x24 jam -Periksa kemampuan pendengaran

maka komunikasi verbal Terapeutik

meningkat dengan criteria -Gunakan bahasa sederhana

hasil -Berhadapan dengan pasien

Awal Akhir secara langsung selama


Kemampua 2 4
berkounikasi
n

mendengar
Kemampua 2 4

n berbicara

B. Daftar Pustaka

Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia

Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia

Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional

Indonesia

Keliat,Budi Ana, 2015. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta, EGC

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan

dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta:

Salemba

Anda mungkin juga menyukai