Di Susun Oleh :
(21906003)
Prodi : keperawatan
Autisme adalah kondisi dimana ada masalah kompleks pada gangguan sarafnya. Dampak
yang timbul karena adanya masalah pada saraf berupa susah berinteraksi, susah
berkomunikasi non-verbal dan berkomunikasi verbal susah berbicara sehingga mengalami
kesusahan daklam hal sosial motorik.
Adapun pengertian lain dari autisme yaitu :
- Gangguang perkembangan neurobiologis yang kompleks
- Dapat berlangsng lama (sampai dewasa apabila tidak dilakukan upaya penyembuhan )
- Gejala harus terlihat sebelum usia 3 tahun
Gangguang perilaku minat dan integrasi sensorik
- Mempertahankan rutinitas atau sulit menyesuaikan diri dengan perubahan
- Takut pada benda, suara atau suasana tertentu .
- Kadang mengamuk bila keinginannya tidak tidak terpenuhi.
- Cara bermain tidak wajar dan menonton misalnya : senang membuang - buang, membariskan
benda, memutar benda, buka-buka majalah/buku/koran/, sobek-sobek kertas dan lain-lain
- Suka sekali benda tertentu, misalnya : botol, alat dapur dan lain-lain
- Senang benda berputar : roda, kipas anging
Terapi perilaku
Perilaku berlebihan
- Tantrum : ngamuk, menjerit, menagis
- Stimulasi diri : gerak tangan, ayun-ayun, berputar , membariskan barang-barang dan lain-lain
- Menyakiti diri sendiri
- Agresif /merusak dapat diartikan sebagai dilihat dari adanya sebuah sikap yang ingin
menyerang dan melakukan tindakan dengan menyakiti sesama makhluk lain. Anak anak
yang memiliki sikap agresif umumnya terjadi pada usianya yang masuk kedalam 3 sampai
dengan 8 tahun dimana ada beberapa tahap perkembangan anak yang memang selalu
menimbulkan sebuah masalah yang pelit.
Materi 2 ( Halusinasi )
Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah pengalaman dari salah satu atau kelima pancaindra manusia yang
salah tanpa adanya objek nyata dari luar. Halusinasi itu dapat berubah visual: penglihatan
misalnya merasa melihat sosok bayangan berbentuk orang.
Pasien
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu pasien mengenal halusinasi
3. Melatih pasien mengontrol halusinasi seperti menjelaskan cara mengontrol
halusinasi dengan :
- Melawan : menghardik
- Mengendalikan : minum obat
- Distraksi : bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
4. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan :
- Menghardik, minuman obat bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
dirumah
Keluarga
Tujuan tindakan keperawatan
- Mengenal masalah halusinasi
- Memutuskan pelayanan yang diperlukan pasien halusinasi
- Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
- Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang aman untuk
membantu pasien mengontrol halusinasi
Evaluasi kemampuan keluarga
keluarga mampu :
Menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien
Mampu menjelaskan cara merawat melalui 4 cara mengontrol halusinasi , menghardik
minuman obat, bercakap-cakap dan melakukan aktivitas.
Mampu memperagakan cara merawat
Mampu menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia
Melaporkan keberhasilan merawat pasien
Mengidentifikasikan manfaat yang dirasakan dalam merawat anggota keluarga yang
megalami halusinasi
Penyebab halusinasi :
Gangguang saraf dan otak , seperti penyakit parkinson, migrasi dengan aura ,
delirium , stroke , epilepis , dan penyakit alheimer. Dan banyak mengkomsumsi
alkohol dan obat –obatan terlarang, demam terutama pada lansia .
Pencegahan primer adalah upaya untuk mencegah agar penyakit langkah tidak diarskan
keanak-anak .
Contohnya pencegahan primer adalah menghindari kehamilan pada usia lanjut atau dengan
tidak menikah atau pembawa gen abnormal penyandang penyakit langkah.
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan setelah mengetahui bahwa diri
sendiri atau pasangan menyandang penyakit langka dan ingin mencegah agar tidak
diwariskan pada anak.
Pencgahan tersier adalah pencegahan yang dilakukan setelah bayi terdiagnosis, tujuannya
untuk menyusun rencana agar bayi dapat tumbuh dengan hiduo yang baik.
Pencegahan tersier juga dilakukan dengan penyediaan perawat dan rehabilitas medis yang
lebih baik untuk pasien penyakit langkag yang datang pada stadium lanjut penyakit.
Pencegahan primer
Fokus
Peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa
Tujuan
Mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan kesehatan jiwa.
Target
Anggota masyrakat yang belum mengalami gangguang jiwa sesuai dengan
kelompok umur ( anak, remaja, dewasa,dan usia lanjut )
pencegahan sekunder
Fokus
Deteksi dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial
Tujuan
Menurunkan angka kejadian gangguan jiwa
Target
Anggota masyarakat yang berisiko atau memperlihatkan tanda –tanda maslah
psikososial dan gangguan jiwa
Aktifitas pencegahan sekunder
Menentukan kasus sedini mungkin
Melakukan penjaringan kasus
Pencegahan tersier
Fokus
meningkatkan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekabuhan pada pasien
gangguan jiwa
Tujuan
Mengurangi kecacatan atau ketidak mampuan akibat gangguan jiwa
Target
Anggota masyarakat yang mengalami gangguang jiwa pada tahap pemulihan
Pengertian
Terapi yang diberikan pada klien dengan gangguang jiwa dengan tujuan mengubah
perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang
ditunjukan pada kondisi fisik klien
Peningkatan
Isolasi
Terapi kejang listri
Foto terapi
Terapi deprivasi tidur
1. Peningkatan
Adalah suatu tindakan terapi dengan mengunakan alat-alat mekanik atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik klien.
Tujuan untuk melindungi klien dan oral dari cedera fisik khususnya
apabila terapi lain sudah tidak mempan lagi
Tindakan keperawatan
Hargai hak azasi klien
Lindungi klien dari cedera fisik akibat proses pengikat .
Sediakan lingkungan yang aman
Jaga integritas biologis klien
Jaga harga diri klien
Melepas ikatan
Indikasi peningkatan
2. Isolasi
Bentuk terapi dengan menempatkan sendiri diruangan tersendiri
Tujuannya melindungi klien orang lain dan lingkungan terjadi
Indikasi :
Klien yang tidak mampu mengendalikan perilaku yang tidak bisa
dikendalikan dengan cara yang lain
prosedur isolasi
Indikasi
Kontrak indikasi
Tumor intra cranial
Kehamilan
Oesteoporosis
Infrark miocart
Asthma brochiale
PERANAN PERAWAT
1. Persiapan ECT
Lakukan pemeriksaan fisik dan lab untuk mengidentifikasi kontra indikasi
Pemeriksaan darah
EKG
Thorak foto
Anamnesa riwayat :
Kejang / epilepsi
Trauma kepala
Penyakit fisik
2. Pelaksanaan ECT
Membaringka klien dengan posisi terlentang
Tenangkan pasien
Siapkan alat
Berikan oksigen untuk menyiapkan pasien bisa terjadi apnoe (kr relaksasi otot)
Pasang bantal gigi
Pasang elektroda
Sementara ECT dilaksanakan, tahan persendian
Setelah selesai bantu nafas dalam
3. Setelah ECT
Penghisapan lendir sesuai kebutuhan
Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi stabil
Pertahankan jalan nafas
Jaga keamanan klien
Bila sudah sadar bantu orienasi klien dengan menjelaskan apa yang sedang terjadi
INFORMED CONSET
Jelaskan pada keluarga yang berhubungan dengan ECT
- Kegunaan
- Keuntungan
- Efek samping
PERSIAPAN PASIEN
Tangani kecemasan dan ketidak tahuan klien tentang prosedur ECT
Perhatikan obat yang pasien
Mempuaskan klien minal 6 jam sebelum ECT
Melepas gigi palsu , kontak lensa, perhiasan atau jepit yang dipakai klien
Memakai pakaian longgar
Membantu mengosongkan blast
PERSIAPAN OBAT
ECT Konfensional
- Pemberiaan sulfas atropin (SA) 1 ampl IM di ruangan sebelum pelaksanaan ECT
ECT Monitor
- Dilakukan oleh Dr. Anasthesi di ruangan ECT
NEUROTRANSMITER
ECT berulang menurunkan regulasi adenergik paksa sinaps, meningkatkan
regulasi dalam reseptor 5 HT packa sinaps atau perubahan dalam regulasi pra
sinaps dalam pelepasan serotonin
Menurunkan sintesis dan pelepasan GABA meningkatkan aktivitas oploid
endogen, membuat keseimbangan nor adrenalin- adrenalin serotin dan
transmisi cholinergik
Pasien lebih tenang proses pikir dan kondisi efek membaik .
Gangguang jiwa
Gangguang jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menimblkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa menimbulkan pendenderita pada individu dan
hambatan dalam melaksanakan peran sosial
Sedih berkepanjangan
Tidak sengat dan cenderung malas
Marah tanpa sebab
Mengurung diri
Tidak mengenal orang lain
Bicara kacau
Bicara sendiri
Tidak mampu merawat diri
Sehat jiwa
- Pikiran logis
- Persepsi akurat
- Emosi konsisten
- Perilaku seksual
- Hubungan sosial memuaskan
Masalah psikososial
- Pikiran kadang menyimpang
- Ilusi
- Reaksi emosional
- Perilaku kadang tidak sesuai
- Menarik diri
Gangguang jiwa
- Waham
- Halusinasi
- Ketidak mampuan mengendalikan emosi
- Isolasi sosial
Psikofarmaka
Obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek
utama terhadap aktivitas mental dan perilaku serta digunakan untuk terapi gangguan
psikiatrik.
Mekanisme kerja
Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor :
Penurunan psikomotor, kognitif, kewaspadaan
Gangguan otonomik
Hipotensi, mulut kering ,g3 irama jantung
Gangguan ekstrapiramidal
Parkinsone / EPS, akathisia/ gelisah
Gangguan endokrine
Amenorrhoe
Mekanisme kerja
Menghambat reuptake aminergic neurotransmitter
Menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase
Noradrenaline , sorotan , dopamine pada sinaps neuro di SPP
Menurunkan hyperaktif GABA-ergic neurons
Hiperaktif sistem limbik SPP mereda
Dopaminergi, noradrenergic, serotoninergic neurons , mereda
Efek samping
Sadasi
Ngantuk , kewaspadaan kong,spikomat
Efek antikolinergik
Mulut kering, penglihatan kabur
Efek anti-adrenergik alfa
Perubahan EKG hipotensi
Efek neurotaksis
Tremor gelisah insomnia agitasi
Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling tergantung satu
dengan lainnya dan menyepakati satu tatanan norma tertentu.
Tujuan kelompok adalah membantu anggota yang berperilaku destruktif dalam
berhubungan dengan orang lain dan merubah perilaku yang maladaptif ,
Fungsi kelompok yaitu tempat berbagai pengalaman dan saling membantu satu sama
lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah
1. seorang yang kurang berfungsi dalam kehidupan karena kesulitan –kesulitan yang
dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya .
2. kelainan tingkah laku yang terllihat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang
lain.
3. Tingkah laku yang tidak wajar dalam mengekspresikan perasaan .
Indikasi :
Klien dengan resiko perilaku kekerasan
Klien dengan halusinasi
Klien dengan harga diri dari rendah
Klien dengan isolasi sosial
Klien mampun berespon terhadap suara yang didengar , terhadap gambaran yang
dilihat, mengekspresikan perasaan melalui gambar dan bentuk visual atau gangguan
Lamanya Sessi
Waktu optimal : 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah .
60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi
Dimulai dengan orientasi, tahap kerja dan terminasi
Banyaknya sessi tergantung pada tujuan kelompok bisa 1 atau 2 kali/minggu atau
dapat direncanakan sesuai kebutuhan
1. Tahap persiapan
a. Identifikasi klien yang akan dilibatkan dalam TAK yaitu :
-Sehat fisik
-Sudah kooperatif
-Berkomunikasi dengan baik
-Tidak dalam pengaruh obat yang menganggu kemampuan konsentrasi klien
Evaluasi TAK
Evaluasi kemampua klien yang dilakukan dengan mengamati perilaku klien selama
TAK apakah klien menunjukkan perilaku seperti yang direncanakan atau tidak dengan
cara mengisi tabel evaluasi pada masing-masing jenis TAK
Evaluasi kemampuan perawat dalam melaksanakan TAK perawat dalam
melaksanakan TAK perawat dievaluasi dengan format yang telah disediakan .
Tujuannya :
1. Menciptakan suatu kondisi tertentu sehingga pasien dapat berhubungan dengan orang
lain dan masyarakat sekitarnya.
2. Membantu melepaskan dorongan emosi secara wajar dan produktif
3. Membantu menemukan kemampuan kerja sesuai dengan bakat dan keahliannya
4. Membantu mengumpulkan data guna penentuan diagnosa penetapan terapi lainnya
5. Pengembalian fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi , kekuatan otot dan
koordinasi gerak.
Aktivitanya :
Dipengaruhi oleh :
Lingkungan
Sumber yang tersedia
Konteks terapi
Kemampuan terapis
Karakteristik aktivitas :
a. Setiap kegiatan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas, bukan hanya
sekedar menyibukan pasien .
b. Mempunyai arti tertentu bagi pasien.
c. Pasien harus mengerti tujuan mengerjakan kegiatan tersebut dan apa kegunaannya
terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.
d. Melibatkan pasien secara aktif meskipun minimal
e. Mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi pasien.
f. Memberi dorongan agar pasien mau berlatih lebih giat dan mandiri
g. Sesuai dengan minat atau tidak dibenci olehnya
h. Sederhana sesuai kemampuan pasien.
Jenis aktivitasnya :
Latihan gerak badan
Olah raga
Permainan
Kerajinan tangan
Kesehatan , kebersihan dan kerapian pribadi
ADL
Praktek pre-vocasional
Kesenian
Rekreasi
Diskusi dengan topik tertentu , dll
Terapi okupasi oleh herbert hall ada dua konsep :
1. Okupasi terapi menggunakan aktifitas terapi menggunakan aktifitas dalam
mengembangkan dan meningkatkan suatu skill ( kemampuan dalam mempelajari skil
baru)
2. Menolong individu meningkat kemampuan fungsionalnya .
Materi 6 ( restrain)
Penanganan klien dengan restrain
Penegertian
Restraint adalah terapi dengan alat-alat mekanik atau manual untuk membatasi
mobilitas fisik klien, dilakukan pada kondisi khusus, merupakan intervensi yang terakhir
jika perilaku klien sudah tidak dapat diatasi atau dikontrol dengan strategi perilaku
maupun modifikasi lingungan.
jenis – jenis restrain yaitu :
a. Comisole ( jeket pengekang ) yaiu pengekang menjadikan perhatikan khusus dalam
eskapologi. Jaket pengekang juga merupakan penyangga pokok dalam sulap
panggung .
b. Manset / tali untuk pergelangan tangan dan kaki
c. Kursi geriatric
d. Sprei/selimut basah