Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

keperawatan kesehatan jiwa II

Di Susun Oleh :

Selvi ayu andini

(21906003)

Prodi : keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021


Materi 1 ( Anak berkebutuhan khusus )

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan,


baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan
dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak
anak lain yang seusia dengannya.
Penyebabnya :
F. Biologik : - kel.kromosom
- kel. Metabolik
- gg. Kehamilan
- gg. Persalinan
Faktor psikososial
- Deprivasi psikososial
Misalnya : kurangnya stimulasi sosial,bahasa dan intektual
- Kehidupan keluarganya yang tak harmonis
- Serignya berpindah rumah
- Seringnya berganti pengasuh dan tidak adekuat
- Pendidikan orang tua rendah

Gangguang perkembangan pervasif


- Gangguang atau keanehan dan berinteraksi dengan lingkungan
- Gangguang kemampuan komunikasi baik verbal maupun non-verbal
- Gangguang / keanehan dalam perilaku (adanya gerakan yang diulang-ulang tanpa tujuan),
minat yang terbatas serta respons sendorik yang kurang memadai

Gangguang Ret terdapat 6 bagian yaitu :


- Gejala seperti autisme
- Sampai saat ini, diketahui hanya pada anak perempuan
- Setelah periode berkembang normal, kemudian kehilangan kemampuan gerak bertujuan
disertai kelemahan otot-otot
- Munculnya gerakan tangan berulang tak bertujuan
- Kehilangan kepandaian yang telah dipunyai sebelumnya
- Biasanya disertai adanya epilepsi

Autisme adalah kondisi dimana ada masalah kompleks pada gangguan sarafnya. Dampak
yang timbul karena adanya masalah pada saraf berupa susah berinteraksi, susah
berkomunikasi non-verbal dan berkomunikasi verbal susah berbicara sehingga mengalami
kesusahan daklam hal sosial motorik.
Adapun pengertian lain dari autisme yaitu :
- Gangguang perkembangan neurobiologis yang kompleks
- Dapat berlangsng lama (sampai dewasa apabila tidak dilakukan upaya penyembuhan )
- Gejala harus terlihat sebelum usia 3 tahun
Gangguang perilaku minat dan integrasi sensorik
- Mempertahankan rutinitas atau sulit menyesuaikan diri dengan perubahan
- Takut pada benda, suara atau suasana tertentu .
- Kadang mengamuk bila keinginannya tidak tidak terpenuhi.
- Cara bermain tidak wajar dan menonton misalnya : senang membuang - buang, membariskan
benda, memutar benda, buka-buka majalah/buku/koran/, sobek-sobek kertas dan lain-lain
- Suka sekali benda tertentu, misalnya : botol, alat dapur dan lain-lain
- Senang benda berputar : roda, kipas anging

Apakah autisme dapat disembuhkan?


Dengan penanganan yang :
- Intensif yaitu secara sungguh-sungguh dan menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga
memperoleh hasil yang optimal
- Komprehensif (menyeluruh) yaitu untuk digunakan menyatakan keadaan dimana sesuatu
dapat menjelaskan keterangan secara lengkap dan luas serta memberikan wawasan yang
lebih baik
- Kesinambungan (terus menerus) yaitu
- Sejak dini
Diharapkan individu dengan autisme dapat hidup bermasyarakat serta mandiri.

Terapi perilaku
Perilaku berlebihan
- Tantrum : ngamuk, menjerit, menagis
- Stimulasi diri : gerak tangan, ayun-ayun, berputar , membariskan barang-barang dan lain-lain
- Menyakiti diri sendiri
- Agresif /merusak dapat diartikan sebagai dilihat dari adanya sebuah sikap yang ingin
menyerang dan melakukan tindakan dengan menyakiti sesama makhluk lain. Anak anak
yang memiliki sikap agresif umumnya terjadi pada usianya yang masuk kedalam 3 sampai
dengan 8 tahun dimana ada beberapa tahap perkembangan anak yang memang selalu
menimbulkan sebuah masalah yang pelit.

Perilaku yang kurang


- Kemampuang bicara
- Kontak dengan orang, beda dan lingkungan
- Kemampuan bermain
- Emosi

Materi 2 ( Halusinasi )

Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah pengalaman dari salah satu atau kelima pancaindra manusia yang
salah tanpa adanya objek nyata dari luar. Halusinasi itu dapat berubah visual: penglihatan
misalnya merasa melihat sosok bayangan berbentuk orang.

Tindakan keperawatan halusinasi

 Pasien
1. Membina hubungan saling percaya
2. Membantu pasien mengenal halusinasi
3. Melatih pasien mengontrol halusinasi seperti menjelaskan cara mengontrol
halusinasi dengan :
- Melawan : menghardik
- Mengendalikan : minum obat
- Distraksi : bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
4. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan :
- Menghardik, minuman obat bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
dirumah

 Keluarga
Tujuan tindakan keperawatan
- Mengenal masalah halusinasi
- Memutuskan pelayanan yang diperlukan pasien halusinasi
- Merawat anggota keluarga yang mengalami halusinasi
- Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang aman untuk
membantu pasien mengontrol halusinasi
Evaluasi kemampuan keluarga
keluarga mampu :
 Menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien
 Mampu menjelaskan cara merawat melalui 4 cara mengontrol halusinasi , menghardik
minuman obat, bercakap-cakap dan melakukan aktivitas.
 Mampu memperagakan cara merawat
 Mampu menjelaskan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia
 Melaporkan keberhasilan merawat pasien
 Mengidentifikasikan manfaat yang dirasakan dalam merawat anggota keluarga yang
megalami halusinasi

Evaluasi kemampuan pasien

 Pasien mengenal halusinasi


 Pasien mampu menggunakan cara mengontrol halusinasi
- Menghardik
- Menggunakan obat secara teratur
- Bercakap- cakap
- Membuat judul kegiatan
- Melakukan kegiatan sesuai jadwal
 Pasien mampu mengidenfitikas manfaat latihan yang dilakukan dalam mengontrol
halusinasi .

Tindakan untk keluarga


1. Bina hubungan saling pecaya
2. Diskusikan masalah yang disarankan oleh keluarga dalam merawat pasien
3. Jelaskan tentang halusinasi , pengertian tanda dan gejala, penyebab halusinasi ,
akibat jika halusinasi tidak diatasi dengan cara mrawat halusinasi .
4. Diskusikan cara merawat halusinasi
 Tidak membantah dan tidak mendukung halusinasi
 Memotivasi pasien untuk latihan mengontrol halusinasi sesuai jadwal
 Memberi pujian jika pasien telah melakukan latihan sesuai judul dan
menerapkan sesuai jadwal dan menerapkan cara mengontrol halusinasi
disaat halusinasi muncul .

Tanda dan gejala halusinasi yaitu :


 Merasakan sensai tubuh atau seperti perasaan merayap dikulit atau gerakan
 Mendengar suara seperti musik, langkah kaki, atau benturan pintu.
 Mendengar suara dapat mencangkup suara positif atau negatif seperti suara yang
memerintahkan anda untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Penyebab halusinasi :
 Gangguang saraf dan otak , seperti penyakit parkinson, migrasi dengan aura ,
delirium , stroke , epilepis , dan penyakit alheimer. Dan banyak mengkomsumsi
alkohol dan obat –obatan terlarang, demam terutama pada lansia .

Materi 3 ( keperawatan kesehatan jiwa komunitas )

Prinsip kesehatan gangguan jiwa komunitas

 Keperawatan kesehatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan yang


komprehensif holistik dan paripurna yang berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa,
rentang terhadap pemulihan serta pencegahan kekambuhan (gangguan jiwa)

Pelayanan keperawatan komprehensif


- Pencegahan prime sehat jiwa
- Pencegahan sekunder masalah psikososial
- Pencegahan tersier gangguang jiwa

Pencegahan primer adalah upaya untuk mencegah agar penyakit langkah tidak diarskan
keanak-anak .
Contohnya pencegahan primer adalah menghindari kehamilan pada usia lanjut atau dengan
tidak menikah atau pembawa gen abnormal penyandang penyakit langkah.
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan setelah mengetahui bahwa diri
sendiri atau pasangan menyandang penyakit langka dan ingin mencegah agar tidak
diwariskan pada anak.
Pencgahan tersier adalah pencegahan yang dilakukan setelah bayi terdiagnosis, tujuannya
untuk menyusun rencana agar bayi dapat tumbuh dengan hiduo yang baik.
Pencegahan tersier juga dilakukan dengan penyediaan perawat dan rehabilitas medis yang
lebih baik untuk pasien penyakit langkag yang datang pada stadium lanjut penyakit.

Pencegahan primer
 Fokus
Peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya gangguan jiwa
 Tujuan
Mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan kesehatan jiwa.
 Target
Anggota masyrakat yang belum mengalami gangguang jiwa sesuai dengan
kelompok umur ( anak, remaja, dewasa,dan usia lanjut )

Aktivitas pencegahan primer


 program pendidikan kesehatan
 program stimulasi perkembangan
 program sosialisasi kesehatan jiwa
 manajemen stres
 persiapan menjadi orang tua

pencegahan sekunder
 Fokus
Deteksi dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial
 Tujuan
Menurunkan angka kejadian gangguan jiwa
 Target
Anggota masyarakat yang berisiko atau memperlihatkan tanda –tanda maslah
psikososial dan gangguan jiwa
Aktifitas pencegahan sekunder
 Menentukan kasus sedini mungkin
 Melakukan penjaringan kasus

Pencegahan tersier

 Fokus
meningkatkan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekabuhan pada pasien
gangguan jiwa
 Tujuan
Mengurangi kecacatan atau ketidak mampuan akibat gangguan jiwa
 Target
Anggota masyarakat yang mengalami gangguang jiwa pada tahap pemulihan

Proses keperawatan kesehatan jiwa komunitas


 Pengkajian
- Dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan keluhan
pasien
- Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang mendukung adanya gangguang
jiwa maka pengkajia dilanjutkan dengan menggunakan format pengkaji
kesehtan jiwa
- Data : keluhan utama , riwayat kesehtan jiwa pengkaji psikosisial dan
pengkajian status mental
- Teknik : wawacara ( keluarga dan pasien ) pengamatan langsung terhadap
kondisi pasien , pemeriksaan
 Perencanaan keperawatan
- Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan
kesehatan jiwa yang mecangkup :
1. Penggunaan berbagai teknik komunikasi terapeutik dalam BHSP
2. Pendidikan kesehatan tentang prinsip –prinsip kesehatan dan gangguan jiwa
3. Aktifitas kehidupan sehari-hari meliputi keperawatan diri
4. Terapi modalisasi
5. Tindakan kolaborasi
 Tindakan keperawatan
- Dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
- Perawat bekerja sama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
- Tujuan : memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi
kebutuhannya dan meningkatkan keterampilan koping dalam menyelesaikan
masalah
 Evaluasi asuahan keperawatan
- Evaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan pasien dan
keluarga pasien keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan
masalah
- Kemampuan yang diharapkan adalah :
1. Pasien :
a. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
b. Membina hubungan dengan orang lain dilingkungannya secara
bertahap
c. Melakukan cara-cara menyelesaikan masalah yang dialami
2. Keluarga :
a. Membantu memenuhi kebutuhanan sehari-hari pasien hingga pasien
mandiri
b. Mengenal tanda dan gejala dini terjadi gangguan jiwa
c. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa atau kekabuhan
d. Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi
segera
e. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia dimasyarakat

Materi 4 ( Terapi somatik klien dengan gangguang jiwa )

Pengertian

 Terapi yang diberikan pada klien dengan gangguang jiwa dengan tujuan mengubah
perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang
ditunjukan pada kondisi fisik klien

jenis terapi somatik

 Peningkatan
 Isolasi
 Terapi kejang listri
 Foto terapi
 Terapi deprivasi tidur

1. Peningkatan
 Adalah suatu tindakan terapi dengan mengunakan alat-alat mekanik atau
manual untuk membatasi mobilitas fisik klien.
 Tujuan untuk melindungi klien dan oral dari cedera fisik khususnya
apabila terapi lain sudah tidak mempan lagi

Tindakan keperawatan
 Hargai hak azasi klien
 Lindungi klien dari cedera fisik akibat proses pengikat .
 Sediakan lingkungan yang aman
 Jaga integritas biologis klien
 Jaga harga diri klien
 Melepas ikatan

Indikasi peningkatan

 Berisiko mencederai diri sendiri dan orla


 Mengalami toleransi dan atau tidak lagi responsif terhadap obat-
obatan yang menekan perilaku patologisnya
 Bingung dan beresiko mengalami cedera
 Membutuhkan penurunan stimulus dan istirahat yang tenang
 Membutuhkan bantuan rasa aman

2. Isolasi
 Bentuk terapi dengan menempatkan sendiri diruangan tersendiri
 Tujuannya melindungi klien orang lain dan lingkungan terjadi

Indikasi :
Klien yang tidak mampu mengendalikan perilaku yang tidak bisa
dikendalikan dengan cara yang lain

Tindakan keperawatan di ruangan isolasi

 Bantu klien memenuhi KDM


 Observasi
 Pertahankan komunikasi verbal
 Catat dan dokumentasi hasil observasi
 Beri umpan balik tentang perilakunya sehingga klien menyadari alasan
ada tujuan isolasi
 Tetap berikan terapi yang lain
 Segera melepaps klien dari ruangan isolasi jika perilakunya mulai
terkendalikan

prosedur isolasi

 Tunjukan seorang pimpinan


 Perlihatkan pada klien kekuatan yang ada
 Buat rencana yang tepat dan siapkan isolasi
 Komunikasi antara perawat jelas
 Tangkap klien tanpa menyakiti
 Kedalalikan perilaku agresif klien
 Pidahkan klien ke ruangan isolasi
 Gantikan pakaian klien yang aman dan nyaman
 Buat rencana askep lanjutan
 Tetap pertahankan kontak dengan klien

3. Terapi kejang listrik (ECT)


 Ada bentuk terapi pada klien dengan menimbulkan kejang grand mall
dengan mengalirkan listrik melalui elektride yang ditempelkan di ke2
pelipis klien

Indikasi dan kontrak indikasi

Indikasi

 Gangguang afektif tipe depresi / depresi berat


 G3 bipolar , pas sudah tidak berespon lagi terhadap obat
 Pas RBD dan lama tidak minum obat

Kontrak indikasi
 Tumor intra cranial
 Kehamilan
 Oesteoporosis
 Infrark miocart
 Asthma brochiale

PERANAN PERAWAT

1. Persiapan ECT
 Lakukan pemeriksaan fisik dan lab untuk mengidentifikasi kontra indikasi
 Pemeriksaan darah
 EKG
 Thorak foto
 Anamnesa riwayat :
 Kejang / epilepsi
 Trauma kepala
 Penyakit fisik
2. Pelaksanaan ECT
 Membaringka klien dengan posisi terlentang
 Tenangkan pasien
 Siapkan alat
 Berikan oksigen untuk menyiapkan pasien bisa terjadi apnoe (kr relaksasi otot)
 Pasang bantal gigi
 Pasang elektroda
 Sementara ECT dilaksanakan, tahan persendian
 Setelah selesai bantu nafas dalam
3. Setelah ECT
 Penghisapan lendir sesuai kebutuhan
 Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi stabil
 Pertahankan jalan nafas
 Jaga keamanan klien
 Bila sudah sadar bantu orienasi klien dengan menjelaskan apa yang sedang terjadi

INFORMED CONSET
 Jelaskan pada keluarga yang berhubungan dengan ECT
- Kegunaan
- Keuntungan
- Efek samping

Untuk mengurangi ketakutan dan kecemasan pasien serta keluarga

PERSIAPAN PASIEN
 Tangani kecemasan dan ketidak tahuan klien tentang prosedur ECT
 Perhatikan obat yang pasien
 Mempuaskan klien minal 6 jam sebelum ECT
 Melepas gigi palsu , kontak lensa, perhiasan atau jepit yang dipakai klien
 Memakai pakaian longgar
 Membantu mengosongkan blast
PERSIAPAN OBAT

 ECT Konfensional
- Pemberiaan sulfas atropin (SA) 1 ampl IM di ruangan sebelum pelaksanaan ECT
 ECT Monitor
- Dilakukan oleh Dr. Anasthesi di ruangan ECT
NEUROTRANSMITER
 ECT berulang menurunkan regulasi adenergik paksa sinaps, meningkatkan
regulasi dalam reseptor 5 HT packa sinaps atau perubahan dalam regulasi pra
sinaps dalam pelepasan serotonin
 Menurunkan sintesis dan pelepasan GABA meningkatkan aktivitas oploid
endogen, membuat keseimbangan nor adrenalin- adrenalin serotin dan
transmisi cholinergik
 Pasien lebih tenang proses pikir dan kondisi efek membaik .

Gangguang jiwa
 Gangguang jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menimblkan adanya
gangguan pada fungsi jiwa menimbulkan pendenderita pada individu dan
hambatan dalam melaksanakan peran sosial

Ada beberapa ciri-ciri gangguang jiwa yaitu :

 Sedih berkepanjangan
 Tidak sengat dan cenderung malas
 Marah tanpa sebab
 Mengurung diri
 Tidak mengenal orang lain
 Bicara kacau
 Bicara sendiri
 Tidak mampu merawat diri

Adapun beberapa ciri-ciri sehat jiwa yaitu :

 Bersikap positif terhadap diri sendiri


 Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri
 Mampu mengatasi stres atau perubahan pada dirinya
 Bertanggung jawab terhada keputusan dan tindakan yang diambil mempunyai
persepsi yang realistik dan menghargai perasaan serta sikap orang lain
 Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
Masalah psikososial yaitu setiap perubahan dalam kehidupan individu baik bersifat
psikologis ataupun sosial yang memiliki pengaruh timbal balik dan dianggap
berpotensi cukup besar sebagai fator penyebab terjadinya gangguang jiwa atau
gangguang kesehatan secara nyata atau sebaliknya masalah kesehatan jiwa yang
berdampak lingkungan sosial.

Ciri ciri masalah psikososial yaitu :


- Cemas khawatir berlebihan, takut
- Mudak tersinggung
- Sulit berkonsentrasi
- Bersifat ragu-ragu atau merasa rendah diri
- Merasa kecewa
- Pemarah dan agresif

Rentang sehat sakit jiwa


Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial
dan kebudayaan yang berlaku. Sedangkan
Respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
budaya .

Sehat jiwa
- Pikiran logis
- Persepsi akurat
- Emosi konsisten
- Perilaku seksual
- Hubungan sosial memuaskan

Masalah psikososial
- Pikiran kadang menyimpang
- Ilusi
- Reaksi emosional
- Perilaku kadang tidak sesuai
- Menarik diri

Gangguang jiwa

- Waham
- Halusinasi
- Ketidak mampuan mengendalikan emosi
- Isolasi sosial
Psikofarmaka

Obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek
utama terhadap aktivitas mental dan perilaku serta digunakan untuk terapi gangguan
psikiatrik.

Materi kom-ter obat


 Manfaat minum obat
 Fungsi masing obat yang diminum klien
 Kerugian tidak minum obat
 Nama , warna , dosisi , efek terapi dan efek samping obat
 Akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

Mekanisme kerja

 Memblokade dopamine – serotonin pada reseptor pasca sinaptik neuro otak


khususnya dilimbik dan sistem ekstrapiramidal
 Serotonin-dompamin antagonists

Efek samping
Sedasi dan inhibisi psikomotor :
 Penurunan psikomotor, kognitif, kewaspadaan
 Gangguan otonomik
 Hipotensi, mulut kering ,g3 irama jantung
 Gangguan ekstrapiramidal
 Parkinsone / EPS, akathisia/ gelisah
 Gangguan endokrine
 Amenorrhoe

Mekanisme kerja
 Menghambat reuptake aminergic neurotransmitter
 Menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase
 Noradrenaline , sorotan , dopamine pada sinaps neuro di SPP
 Menurunkan hyperaktif GABA-ergic neurons
 Hiperaktif sistem limbik SPP mereda
 Dopaminergi, noradrenergic, serotoninergic neurons , mereda

Efek samping
 Sadasi
Ngantuk , kewaspadaan kong,spikomat
 Efek antikolinergik
Mulut kering, penglihatan kabur
 Efek anti-adrenergik alfa
Perubahan EKG hipotensi
 Efek neurotaksis
Tremor gelisah insomnia agitasi

Materi 5 ( Terapi aktifitas kelompok )

Pengertian

 Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling tergantung satu
dengan lainnya dan menyepakati satu tatanan norma tertentu.
 Tujuan kelompok adalah membantu anggota yang berperilaku destruktif dalam
berhubungan dengan orang lain dan merubah perilaku yang maladaptif ,
 Fungsi kelompok yaitu tempat berbagai pengalaman dan saling membantu satu sama
lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah

Jenis - jenis aktivitas


 Latihan gerak badan
 Olaraga
 Permainan
 Kerajinan tangan
 Kesehatan, kebersihan dan kerapian pribadi
 ADL(
 Praktek pre-vacasional
 Kesenian
 Rekreasi
 Diskusi dengan topik tertentu , dll

Adapun terapi aktifitas yaitu :


1. Koleksi data
- Kartu rujukan
- Interview dengan pasien
- Keluarganya
- Kunjungan rumah
2. Analisa data dan identitas masalah.
Tarik kesimpulan tentang masalah atau kesulitan pasien .
- Masalah dengan lingkungan
- Masalah dengan keluarganya
- Diri sendiri
3. Penentuan tujuan
- Prioritaskan
4. Penentuan aktifitas
- pilih aktifitas yang dapat mencapai tujuan
- klien dapat juga diikutsertakan dalam menentukan jenis kegiatan
5.evaluasi

-untuk program terapi selanjutnya


-melihat perkembangan
-evektivitas dari aktivitas

Indikasi untuk terapi /terapi aktivitas

1. seorang yang kurang berfungsi dalam kehidupan karena kesulitan –kesulitan yang
dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya .
2. kelainan tingkah laku yang terllihat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang
lain.
3. Tingkah laku yang tidak wajar dalam mengekspresikan perasaan .

Ada beberapa yang dievaluasi yaitu :


1. Kemampuan membuat keputusan
2. Tingkah laku selama aktivitas
3. Kesadaran ada orang lain yang bekerja bersama dia dan yang mempunyai kebutuhan
sendiri.
4. Kerja sama
5. Cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas )
6. Inisiatif dan tanggug jawab .
7. Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding .

Tak stimulasi sensori terdapat beberapa bagian yaitu :


 Tak stimulasi sensorik tak dengan folus memberikan stimulasi kepada klien agar
memberikan respon yang adekuat
 Indikasi untuk klien
 Isolasi
 Harga diri rendah
 Kurang komunikasi verbal

Tujuan tak sosialisasi terdapat beberpa bagian yaitu :


 Klien mampu memperkenalkan diri
 Mampu berkenalan dengan anggota kelompok
 Mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
 Mampu menyampaikan dan membicarakan topik pembicara
 Mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain
 Mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
 Mampu menyampaikan pendapat tentan manfaat kegiatan TAK yang telah dilakukan .
TAK Sosialisasi terdapat 7 sesi yaitu :
 Sesi I : Memperkenalkan diri
 Sesi II : Berkenalan dengan anggota kelompok
 Sesi III : bercakap-cakap dengan anggota
 Sesi IV : Menyampaikan topik pembicaraan
 Sesi V : Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
 Sesi VI : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
 Sesi VII : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah
dilakukan .

Tujuan TAK stimulasi persepsi


Klien dapat mempersepsikan simulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat , dan
klien juga dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami .

Indikasi :
 Klien dengan resiko perilaku kekerasan
 Klien dengan halusinasi
 Klien dengan harga diri dari rendah
 Klien dengan isolasi sosial

Tujuan TAK stimulus sensori


Stimulus sensorik adalah sistem penghantararan rangsagan dari reseptor kepusat otak.
Dapat berupa bagian dari lingkungan internal maupun eksternal. Stimulu sensori dapat
menyalurkan informasi kebagian obat yang bertugas mengolah informasi melalui stimulus .

 Klien mampun berespon terhadap suara yang didengar , terhadap gambaran yang
dilihat, mengekspresikan perasaan melalui gambar dan bentuk visual atau gangguan

Tujuan TAK orientasi realita


Orientasi realita adalah terapi harian yang dapat diberikan pada klien dengan gangguan
jiwa psikotik yang mengalami penurunan daya nilai rehalitas yaiu memberi stimulus secara
konsisten kepada klien tentang realitas yang ada disekitar klien stimulus tersebut .
Terdapat tujuan tak orientasi realitas yaitu :
 Klien mengenal tempat , mengenal waktu mengenal diri sendiri dan orang lain
 Indikasi untuk klien yang terganggu orientasi realitannya :orang tepat , waktu pada
klien psikotik.
 Klien diamensi

Adapun struktur kelompoknya yaitu :

 Struktur kelompok menjelaskan batasan kominukasi, proses pengambilan keputusan


fdan hubungan otoritas dalam kelompok
 Struktur kelompok menjag astabilitas dan membantu mengatur pola perilaku dan
interaksi
Misalnya : ada pemimpin dan ada anggota arah komunikasi dipantau oleh pemimpin
keputusan diambil secara bersamaan .

Lamanya Sessi
 Waktu optimal : 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah .
 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi
 Dimulai dengan orientasi, tahap kerja dan terminasi
 Banyaknya sessi tergantung pada tujuan kelompok bisa 1 atau 2 kali/minggu atau
dapat direncanakan sesuai kebutuhan

Besar kelompok terdapat beberapa bagian yaitu :


 Jumlah kelompok yang nyaman pada kelompok kecil adalah :
- 7 – 10 orang (struat dan larala : 2001)
- 10 – 12 orang ( lancester 1980)
- 5 – 10 orang (rawlins, williams dan beck : 1993)
 Jika anggota kelompok terlalu besar maka tidak semua anggota kelompok
mendapat kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat dan
pengalamannya.
 Jika anggota kelompok terlalu kecil maka tidak cukup variasi informasi dan
interaksi yang terjadi .

Proses terapi aktivitas kelompok terdapat 4 tahap yaitu :


 TAK terdiri dari 4 tahap meliputi :
1. Tahap persiapan yaitu rangkaian kegiatansebelum pengumpulan dan
pengolah data, pada tahap ini disususn kegiatan yang harus dilakukan
dengan tujuan untuk mengefektifkan dalam persiapan dalam perencanaan.
2. Tahap orientasi yaitu tahap awal dalam pembelajaran guided iguiry yang
memiliki peran penting dalam menstimulasi minat dan rasa ingin tahu
peserta didik dalam penyelesaian suatu masalah hasil dari orientasi adalah
rumusan masalah.
3. Tahap kerja yaitu keseluruhan proses komunikasi terapeutik dalam tahap
ini perawat bekerja sama dengan pasien untuk menghadapi masalah yang
dihadapi pasien. Tahap kerja dapat berhubungan dengan dengan rencana
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat untuk pasien.
4. Tahap terminasi yaitu akhir dari peretemuan antara perawat dengan pasien.
Dalam tahap terminasu terbagi menjadi 2 yaitu terminasi sementara dan
terminasi akhir .
Tahap persiapan

 Dalam tahap persiapan dilakukan :


Identifikasi klien akan dilibakan dalam TAK yaitu pasien yang :
1. Sehat fisik
2. Sudah kooperatif
3. Berkomunikasi dengan baik
4. Tidak dalam pengaruh obat yang menganggu kemampuan konsentrasi
klien
Penetapan jenis TAK terbagi beberap yaitu :
 Jenis TAK ditentukan oleh masalah keperawatan yang dialami oleh klien
adaoun jenis TAK yang bisa dilaksanakan yaitu :
 Klien PK : TAK sosialisasi dilanjutkan dengan TAK SP mengontrol PK
 Klien halusinasi : TAK sosialisasi dilanjutkan dengan TAK SP mengontrol
halusinasi
 Klien isolasi sosial : TAK sosialisasi
 Klien HDR : TAK sosialisasi dilanjutkan TAK SP meningkatkan HDR
 Klien DPD : TAK sosialisasi (fase 4 topik yang dibicarakan tentang perawat
diri)
 Klien waham : TAK Sosialisasi dilanjutkan TAK SP meningkatkan HDR
 Klien demensi : TAK orientasi realita dilanjutkan TAK sosialisasi

Adapun peran perawat dalam TAK

 Pemimpin kelompok : leader merangcang TAK memimpin jalannya TAK


 Wakil pemimpin kelompok : CO LEADER membantu leader memimpin TAK
 Fasilitator : seolah menjadi anggota kelompok membantu menstimulasi kelompok
 Observasi : mengamati , menilai , memberi, masukan .

Adapun proposal TAK


 Tujuan : umum dan khusus
 Pemimpin kelompok ( leader co leader , fasilitator , observer) dan uraian tugasnya
kerangka teoritis yang nakan dipakai tak untuk mencapai tujuan tak
 Kriteria kelompok
 Proses seleksi anggota kelompok
 Uraian struktur kelompok : tempat , sessi, waktu jumlah anggota jumlah sesi, perilaku
anggota yang diharapkan.
 Proses evaluasi TAK
 Alat dan sumber yang dibutuhkan
 Jika perlu dana yang dibutuhkan .
Proses TAK terdiri 4 tahapan :

1. Tahap persiapan
a. Identifikasi klien yang akan dilibatkan dalam TAK yaitu :
-Sehat fisik
-Sudah kooperatif
-Berkomunikasi dengan baik
-Tidak dalam pengaruh obat yang menganggu kemampuan konsentrasi klien

Evaluasi TAK
 Evaluasi kemampua klien yang dilakukan dengan mengamati perilaku klien selama
TAK apakah klien menunjukkan perilaku seperti yang direncanakan atau tidak dengan
cara mengisi tabel evaluasi pada masing-masing jenis TAK
 Evaluasi kemampuan perawat dalam melaksanakan TAK perawat dalam
melaksanakan TAK perawat dievaluasi dengan format yang telah disediakan .

Materi 6 ( Terapi okupasi )

Pengertian terapi okupasi

 Terai okupasi dalam upaya penyembuhan kepada individu yang mengalami


kelainan sudah sudah dimulai sejak masa silam sebelum ada rekam data-data
bangsa yunani kuno.
 Period of magic : gangguang mental dapat sembuh dengan nyanyian, pantun serta
musik
 Terapi okupasi merupakan multidisiplin yang pelaksaannya akan lebih efektif bisa
intradisiplier.
 Penguasaan terapi okupaso di SLB juga harus memahami anatomi , fisiologi ,
psikologis, perkembangan juga paedagogi
 Perkembangan terapi okupasi bergeser maka yang makin kompleks bulan hanya
sekedar aktifitas fisik yang dilakukan guna mengisi waktu luang .
 Terapi okupasi lebih dominan upaya penyembuhan, bahkan dampak vokasional
dan reasional yang memberikan nilai tambahan karakteristik kegiatan terapi
okupasi di lingkungan pendidikana luar biasa .
 Usaha penyembuhan terhadap seorang yang mengalami kelainan suatu menyal,
fisik dengan jalan memberikan suatu keaktifan kerja dimana keaktifan tersebut
untuk mengurangi rasa penderitaan yang dialami oleh penderita .

Tujuannya :

1. Menciptakan suatu kondisi tertentu sehingga pasien dapat berhubungan dengan orang
lain dan masyarakat sekitarnya.
2. Membantu melepaskan dorongan emosi secara wajar dan produktif
3. Membantu menemukan kemampuan kerja sesuai dengan bakat dan keahliannya
4. Membantu mengumpulkan data guna penentuan diagnosa penetapan terapi lainnya
5. Pengembalian fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi , kekuatan otot dan
koordinasi gerak.

Aktivitanya :
Dipengaruhi oleh :
 Lingkungan
 Sumber yang tersedia
 Konteks terapi
 Kemampuan terapis

Karakteristik aktivitas :
a. Setiap kegiatan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas, bukan hanya
sekedar menyibukan pasien .
b. Mempunyai arti tertentu bagi pasien.
c. Pasien harus mengerti tujuan mengerjakan kegiatan tersebut dan apa kegunaannya
terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.
d. Melibatkan pasien secara aktif meskipun minimal
e. Mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi pasien.
f. Memberi dorongan agar pasien mau berlatih lebih giat dan mandiri
g. Sesuai dengan minat atau tidak dibenci olehnya
h. Sederhana sesuai kemampuan pasien.

Proses terapi aktivitas


1. Koleksi data
- Kartu rujukan atau status
- Interview dengan pasien
- Keluarganya
- Kunjungan rumah
2. Analisa data dan identifikasi masalah
Tarik kesimpulan tentang masalah/ kesulitan pasien.
- Masalah dengan lingkungan
- Masalah dengan keluarganya
- Diri sendiri
3. Penentuan tujuan
- Prioritaskan
4. Penentuan aktivitas
- Pilih aktivitas yang dapat mencapai tujuan.
- Klien dapat juga dikut sertakan dalam menetukan jenis kegiatan .
5. Evaluasi
- Untuk program terapi selanjutnya
- Melihat perkembangan
- Efektivitas dari aktivitas
Ada beberapa yang perlu di evaluasi yaitu :
1. Kemampuan membuat keputusan
2. Tingkah laku selama aktivitas
3. Kesadaran ada orang lain yang luas yang bekerja bersama dia dan yang mempunyai
kebutuhan sendiri
4. Kerja samanya
5. Cara memperlihatkan emosi (spontan,wajar, jelas)
6. Inisiatif dan tanggung jawab.
7. Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding
8. Menyatakan perasaan tanpa agresi.
9. Kompetensi tanpa permusuhan
10. Menerima kritik
11. Kemampuan menyatakan pendapat serta taggung jawabynya atas pendapat serta
tanggung jawabnya atas pendapat tersebut
12. Menyadari kedaan dirinya dan menerimanya
13. Wajar dalam penampilan
14. Orientasi tempat, waktu, situasi dan orang lain.
15. Kemampuan menerima instruksi dan mengingatnya .

Jenis aktivitasnya :
 Latihan gerak badan
 Olah raga
 Permainan
 Kerajinan tangan
 Kesehatan , kebersihan dan kerapian pribadi
 ADL
 Praktek pre-vocasional
 Kesenian
 Rekreasi
 Diskusi dengan topik tertentu , dll
Terapi okupasi oleh herbert hall ada dua konsep :
1. Okupasi terapi menggunakan aktifitas terapi menggunakan aktifitas dalam
mengembangkan dan meningkatkan suatu skill ( kemampuan dalam mempelajari skil
baru)
2. Menolong individu meningkat kemampuan fungsionalnya .

Materi 6 ( restrain)
Penanganan klien dengan restrain
Penegertian
Restraint adalah terapi dengan alat-alat mekanik atau manual untuk membatasi
mobilitas fisik klien, dilakukan pada kondisi khusus, merupakan intervensi yang terakhir
jika perilaku klien sudah tidak dapat diatasi atau dikontrol dengan strategi perilaku
maupun modifikasi lingungan.
jenis – jenis restrain yaitu :
a. Comisole ( jeket pengekang ) yaiu pengekang menjadikan perhatikan khusus dalam
eskapologi. Jaket pengekang juga merupakan penyangga pokok dalam sulap
panggung .
b. Manset / tali untuk pergelangan tangan dan kaki
c. Kursi geriatric
d. Sprei/selimut basah

Tujuan dan prinsip-prinsip restraint


a. Melindungi pasien dari cedera fisik
b. Memberikan lingkungan yang aman
c. Strategi untuk meurunkan agresifitas.
Indikasi restraint
 Perilaku amuk
 Perilaku agitasi
 Klien dengan gangguan kesdaran
 Ancaman terhadap integritas fisik
 Permintaan klien untuk mengendalikan perilaku eksternal pastikan bahwa tindakan ini
sudah dikaji dan berindikasi terapeutik
Komplikasi yang dapat terjadi akibat restraint
a. Sufokasi
b. Gangguan sirkulasi
c. Gangguan integritas kulit
d. Penurunan neurosensorik
e. Luka tekan dan kontraktur
f. Pengurangan massa tulang dan otot
g. Fraktur
h. Gangguan nutrisi dan hidrasi
i. Aspirasi dan kesulitan bernapas
Intervensi keperawatan untuk klien yang dilakukan restraint
Nursing process, intervensi yang fokus perhatikan dalam restrain :
 Sediakan staf yang cukup dan terlatih (4-5 orang )
 Kaji lokasi pemasangan restraint
 Selama restraint klien diobservasi setiap 10-15 menit .
 Pastikan restrain mudah dijangkau bila kegawatan
 Observasi alat restraint setiap 1-2 jam
 Pertahankan kontak verbal
 Keberhasilan teknik restrain sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan skill perawat
dalam melakukannya.
Intervensi keperawatan untuk klien yang dilakukan restraint
Menjalin trust dan melalui sikap empati atau memahami apa yang dirasakan klien .
SOP PEMASANGAN RESTRAINT
TINDAKAN
1. Fase pra interaksi
a. Persiapan alat dan bahan
b. Lation
c. Plester (jika diperlukan)
d. Kassa pengikat
e. Bantalan kecil
2. Fase orentasi
a. Mengucapkan salam
b. Menjelaskan tujuan
- Melindungi resiko pasien dari cedera
- Membatasi gerak pasien untuk kepentingan pengobatan
- Meminimalkan bahaya pasien tehapatp orang yain
c. Menjelaskan prosedur serta menanyakan serta menanyakan persetujuan
d. Menyiapkan lingkungan
3. Fase kerja
a. Mencuci tangan mengunakan sabun dan air menglir selama 40-60 detik dan menerapkan
6 langkah mencuci tangan
b. Mengidenfitikasi pasien
c. Atur posisi pasien senyaman mungkin
d. Dekatnkan kassa pada kaki yang akan dipasangi restrain
e. Berikan bantalan dibawa kaki untuk membuat pasien merasa nyaman
4.. Fase kerja
a. mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir selama 40-6- detik
dan menerapkan 6 langkah mencuci tangan .
b. mengidentifikasi pasien
c. atur posisi pasien senyaman mungkin
d. dekatkan kassa pada kaki yang akan dipasangi restrain
e. berikan bantalan dibawa kaki untuk membuat pasien merasa nyaman
f. berikan lotion kassa pengalah pada tulang yang menojol (jika diperlukan)
g. letakkan kassa pengikat dibawa pergelangan kaki pasien
h . bentuk kassa pengikat seperti angka 8
i . masukkan ujung kassa pengikat kelingkaran lainnya
j. Pastikan kassa pengikat terikat dengan baik
k. Kaitan kedua kassa pengikat ke rangka atau besi tempat tidur untuk mengunci
pergelangan kaki pasien
l. Pastikan sudah terikat dengan baik
m. Merapikan pasien
n. Membersihkan alat-alat
5.Fase terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
c. Mengucapkan salam

Anda mungkin juga menyukai