Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi
atau informasi secara akurat.
Klasifikasi Waham Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :
1. Waham kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan
khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan “Saya ini pejabat di kementrian semarang!”
“Saya punya perusahaan paling besar lho “.
2. Waham agama Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ Saya adalah tuhan yang bisa
menguasai dan mengendalikan semua makhluk”.
3. Waham curiga Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuai dengan kenyataan. “
Saya tahu mereka mau menghancurkan saya, karena iri dengan kesuksesan saya”.
4. Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang
penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ Saya
menderita kanker”. Padahal hasil pemeriksaan lab tidak ada sel kanker pada tubuhnya.
5. Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulangulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ ini saya berada di
alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh nya”
SP WAHAM
Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
6. Halusinasi Somatik
Penderita halusinasi somatik seolah merasakan nyeri yang luar biasa, seperti mutilasi atau
pergeseran sendi.
Penyebab Munculnya Halusinasi
SP HALUSINASI
3. Fungsi kelompok
Fungsi kelompok antara lain:
1. Memudahkan suatu pekerjaan
2. Memenuhi kebutuhan individu, baik kebutuhan fisik maupun nonfisik
3. Melembagakan suatu norma atau nilai social
4. Membangun keseragaman antara sikap dan perilaku
5. Setiap anggota kelompom dapat bertukar pikiran
6. Saling membantu satu sama lain
7. Merupakan proses menerima umpan balik dan penyelesaian masalah
4. Klasifikasi kelompok
1. Kelompok primer dan sekunder
2. in group dan out group
3. kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
4. kelompok deskriptif dan kelompok spreskriptif
5. komponen kelompok
1. struktur kelompok
2. besar kelompok
3. lamanya sesi
4. komunikasi
5. peran kelompok
6. kekuatan kelompok
7. norma kelompok
8. kekohesifan
6. konsep terapi aktifitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi bagi
anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk menerima dan memberikan
umpan balik terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan
respon sosialserta harga diri. Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu
adanya dukungan pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan
meningkatkan hubungan interpersonal.
A. Kerangka teoritis terapi aktifitas kelompok (TAK)
1. Model Focal Confict
Terapi kelompok lebih berfokus pada kelompok daripada individu. Prinsipnya
adalah terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari.
Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul, yang kemudian
konflik dikonfrontir untuk pemecahan masalah
2. Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip komunikasi dan komunikasi
terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tidak efektif dalam
kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok, umpan balik
tidak adekuat, dan kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.
3. Model interpersonal
Semua tingkah laku (pikiran, perasaan, dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal. Contohnya, interaksi dalam kelompok dapat dipandang
sebagai proses sebab akibat, yang perasaan dan tingkah laku satu anggota
merupakan akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja
dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok belajar dari interaksi antar
anggota dan terapis
4. Model psikodrama
Model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran
sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami. Contoh, klien memerankan
ayahnya yang dominan atau keras
7. Tahap perkembangan kelompok
1. Fase kelompok
Hal penting yang harus diperhatikan saat mulai membangun kelompok
adalah merumuskan tujuan kelompok.
2. Fase awal kelompok
- Tahap orientasi
- Tahap konflik
- Tahap kohesif
3. Fase kerja kelompok
Fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim yang stabil dan realistis.
Bekerja keras tetapi tetap menyenangkan dan menjadi suatu tantangan bagi
anggota dan pemimpin kelompok.
4. Fase terminasi
Terminasi dapat sementara atau permanen. Terminasi dapat pula terjadi
karena anggota kelompok atau pimpinan keluar dari kelompok.
8. Jenis jenis Aktivitas kelompok (TAK)
1. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi Sensori
- Tak stimulasi sensori suara, ex: mendengar muasik
- Tak stimulasi sensori menggambar
- Tak stimulasi sensori menonton TV/video
2. Terapi aktivitas kelompok (TAK) orientasi realitas
3. Terapi aktivitas kelompok (TAK) Sosialisasi
- Sesi I: menyebutkan jati diri
- Sesi II: mengenali jati diri anggota kelompok
- Sesi III: bercakap-cakap dengan anggota kelompok
- Sesi IV: menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
- Sesi V: menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang
lain
- Sesi VI: bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
- Sesi VII: menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK sosialisasi
yang telah dilakukan.
4. Terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi persepsi
1. Sesi I: menonton TV
2. Sesi II: membaca majalah/koran/artikel
3. Sesi III: gambar
4. Sesi IV:
a. Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
c. Mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi asertif
d. Mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum
obatMencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah
5. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Peningkatan Harga Diri
1. Sesi I: identifikasi hal positif diri
2. Sesi II: menghargai hal positif orang lain
3. Sesi III: menetapkan tujuan hidup yang realistis