Anda di halaman 1dari 10

Nama : Avinda Praditasari

NIM : 0119006/ T3 S1Kep

KONSEP DASAR GANGGUAN JIWA PADA ANAK


 Gangguan mental pada anak memiliki jenis yang berbeda-beda. Berbeda dengan orang
dewasa, anak-anak akan mengalami perubahan fisik, mental, dan emosional selama
tumbuh kembangnya
 Jenis gangguan mental pada anak
1. Gangguan kecemasan
Salah satu jenis gangguan mental pada anak adalah gangguan kecemasan. Anak-
anak dengan gangguan kecemasan akan merespons hal atau situasi tertentu dengan
ketakutan, juga menunjukkan tanda-tanda fisik dari kecemasan, seperti detak jantung
cepat dan berkeringat.
2.  Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)
Anak-anak dengan ADHD umumnya memiliki masalah dalam berkonsentrasi
atau memerhatikan sesuatu, tidak bisa mengikuti arahan, dan mudah bosan atau
frustrasi dengan tugas-tugas yang diberikan. Mereka juga cenderung untuk selalu
bergerak dan impulsif (tidak berpikir sebelum bertindak).
3. Gangguan perilaku disruptif
Anak dengan gangguan mental ini memiliki kecenderungan untuk melanggar
aturan dan seringkali disruptif (mengganggu atau mengacaukan) dalam lingkungan
yang terstruktur, seperti sekolah.
4. Gangguan perkembangan pervasif
Anak-anak dengan gangguan ini mengalami kebingungan dalam pikiran mereka
dan umumnya memiliki masalah untuk memahami dunia di sekeliling mereka.
5. Gangguan makan
Jenis gangguan mental pada anak ini melibatkan emosi dan sikap yang intens.
Perilakunya tidak biasa saat berhubungan dengan kegiatan makan. Anak
dengan gangguan makan juga cenderung memiliki masalah berat badan.
6. Gangguan eliminasi
Gangguan eliminasi merupakan gangguan yang memengaruhi perilaku anak-anak
dalam hal penggunaan kamar mandi. Enuresis, atau mengompol, merupakan salah
satu gangguan eliminasi yang paling umum.
7. Gangguan belajar dan komunikasi
Anak-anak dengan gangguan belajar dan komunikasi memiliki masalah dalam
menyimpan dan memproses informasi, serta memiliki masalah dalam menyampaikan
pikiran dan ide mereka.
8. Gangguan afektif (mood)
Gangguan afektif melibatkan perasaan sedih dan/atau perubahan mood secara
cepat yang terus menerus terjadi, termasuk juga depresi dan gangguan
bipolar.Diagnosis terbaru mengenai gangguan ini disebut sebagai gangguan
disregulasi mood disruptif, sebuah kondisi masa kecil dan remaja yang melibatkan
perasaan mudah marah yang terjadi terus-menerus atau kronis, serta seringkali
menimbulkan ledakan kemarahan.
9. Skizofrenia
Gangguan skizofrenia melibatkan pikiran dan persepsi yang terdistorsi. Anak-
anak yang mengalami skizofrenia tidak bisa membedakan sesuatu yang nyata atau
tidak. Kemunculan gejala skizofrenia sebelum usia 12 tahun sangat langka.
10. Gangguan Tic
Gangguan Tic menyebabkan seseorang melakukan suatu gerakan atau suara
secara tiba-tiba, berulang, tidak disengaja, dan seringkali tanpa tujuan.

11. Gangguan spektrum autisme (GSA)


Gangguan spektrum autisme adalah salah satu gangguan mental pada anak yang terjadi
akibat kelainan otak yang dapat berdampak pada kemampuan komunikasi dan interaksi
sosial.Umumnya, anak-anak yang penderita GSA akan terlihat hidup dengan dunia dan
imajinasinya sendiri dan mereka tidak mampu menghubungkan emosial mereka dengan
lingkungan yang ada di sekitarnya.
 gejala yang umumnya terjadi, antara lain:

1. Ketidakmampuan untuk menghadapi masalah dalam kegiatan sehari-hari


2. Perubahaan kebiasaan tidur atau makan
3. Adanya keluhan penyakit fisik yang berlebihan
4. Menentang peraturan, bolos sekolah, mencuri, atau merusak barang
5. Memiliki ketakutan yang kuat untuk menambah berat badan
6. Pemikiran negatif jangka panjang
7. Ledakan amarah yang sering terjadi tanpa sebab
8. Penurunan prestasi di sekolah seperti menurunnya nilai
9. Kehilangan minat untuk bermain dengan teman-temannya atau kegiatan yang biasa
dilakukan
10. Lebih sering menghabiskan waktu sendiri
11. Cemas yang berlebihan
12. Hiperaktif
13. Mimpi buruk terus-menerus
14. Perilaku yang agresif dan sulit diatur
15. Berhalusinasi

KONSEP DASAR WAHAM

 Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah,
keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi
atau informasi secara akurat.
 Klasifikasi Waham Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut
Direja (2011) yaitu :
1. Waham kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahawa dirinya memiliki kekuatan
khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan “Saya ini pejabat di kementrian semarang!”
“Saya punya perusahaan paling besar lho “.
2. Waham agama Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ Saya adalah tuhan yang bisa
menguasai dan mengendalikan semua makhluk”.
3. Waham curiga Keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang mau merugikan atau
mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapai tidak sesuai dengan kenyataan. “
Saya tahu mereka mau menghancurkan saya, karena iri dengan kesuksesan saya”.
4. Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau sebagian tubuhnya terserang
penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ Saya
menderita kanker”. Padahal hasil pemeriksaan lab tidak ada sel kanker pada tubuhnya.
5. Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulangulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “ ini saya berada di
alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh nya”
SP WAHAM
Tindakan Keperawatan
1.    Tindakan keperawatan untuk pasien
Tujuan
1)   Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2)   Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3)   Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4)   Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

 SP 1 Pasien :   Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang


tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan  pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi
 SP 2 Pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu
mempraktekkannya
 SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga
Tujuan
 1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2)  Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi  kebutuhan yang dipenuhi
oleh wahamnya
 3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimaL
 SP S1 Keluarga :      Membina hubungan saling percaya dengan keluarga;
mengidentifikasi masalah menjelaskan proses terjadinya masalah; dan obat pasien.
 SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien
 SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
3. Evaluasi
1. Kemampuan pasien dan keluarga
2. kemampuan perawat

KONSEP DASAR HALUSINASI


 Halusinasi adalah slaah satu gejala gangguan jiwa di
m a n a k l i e n mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi
palsuberupasuara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Klien mera
sakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada.
 Jenis-jenis Halusinasi
1. Halusinasi Akustik (Pendengaran)
Gangguan ini terdiri dari dua bentuk yaitu:
 Akoasma, penderita mendengar suara-suara kacau balau yang tidak bisa dibedakan
dengan tegas.
 Phonema, penderita mendengar suara-suara jelas yang berasal dari manusia. Penderita
mendengar kata-kata dan kalimat-kalimat tertentu, seperti orang berbicara atau
membicarakan sesuatu. Jenis halusinasi akustik phonema ini sering dialami oleh
penderita diantara jenis halusinasi yang lain.

2. Halusinasi Visual (Penglihatan)


Penderita mengalami persepsi yang salah pada pandangannya. Jenis halusinasi ini, bisa
berupa bentuk, warna, dan kilatan cahaya, namun lebih sering tokoh manusia.

3. Halusinasi Pengecapan (Gustatory)


Penderita mengalami persepsi yang salah terkait rasa. Pengalaman ini biasanya berlangsung
sangat tidak menyenangkan

4. Halusinasi Penciuman (Olfaktori)


Jenis halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang sebenarnya tidak ada atau real. Bau yang
tercium oleh penderita biasanya tidak menyenangkan, seperti bau muntah, urin, feses, asap,
dan daging yang busuk.

5. Halusinasi Sentuhan (Taktil)


Penderita halusinasi sentuhan (taktil) mengalami sensasi sentuhan yang palsu dari dalam atau
pada tubuhnya. Bentuk halusinasi ini, penderita seolah merasa ada sesuatu yang merangkak
di bagian bawah atau kulitnya yang disebut sebagai formikasi.

6. Halusinasi Somatik
Penderita halusinasi somatik seolah merasakan nyeri yang luar biasa, seperti mutilasi atau
pergeseran sendi.
 Penyebab Munculnya Halusinasi

 Gangguan kejiwaan, seperti skizofrenia, demensia, dan depresi berat dengan


gejala psikosis
 Gangguan saraf dan otak, seperti penyakit Parkinson, migrain dengan aura, delirium,
stroke, epilepsi, dan penyakit Alzheimer
 Banyak mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, seperti kokain, amfetamin,
dan heroin
 Demam, terutama pada anak atau lansia
 Gangguan tidur, seperti narkolepsi
 Penyakit berat, seperti gagal ginjal atau gangguan hati stadium lanjut, HIV/AIDS,
kanker otak
 Cedera kepala berat
 Gangguan elektrolit, misalnya hiponatremia dan hipomagenesemia
 Kelainan asam basa
 Efek samping obat-obatan

SP HALUSINASI

1. Rencana Tindakan Keperawatan untuk pasien


Tujuan :
 Mengenali halusinasi yang dialami
 Mengontrol halusiansinya
 Mengikuti program pengobatan secara optimal
 Sp 1 : 1. Bantu pasien mengenal
2. Sebutkan cara mengontrol halusinasi
3. Latih pasien menghardik halusinasi
4. Anjurkan memasukkan cara menghardik dalam jadwal kegiatan pasien
 Sp 2 : 1. Evaluasi kegiatan pasien (Sp 1)
2. Latih pasien bila halusinasi timbul, pasiendapat berbicara/bercakap-
cakap dengan orang lain
 Sp 3 : 1. Evaluasi kegiatan pasien (Sp 1 dan 2)
2. Latih pasien melakukan kegiatan hari agar halusinasi tidak muncul
3. Anjurkan pasien agar melakukan aktifitas sehari-hari sesuai dengan
jadwal
 Sp 4 : 1. Evaluasi kegiatan pasien (Sp 1,2,3)
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Anjurkan pasien agar minum obat sesuai dengan jadwal

2. Rencana Tindakan Keperawatan untuk pasien


 Sp 1 : 1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Jelaskan kepada keluarga :Pengertian halusinasi, Tanda dan gejala,
Jenis halusinasi
3. Jelaskan/Bermain peran cara-cara merawat pasien halusinasi
 Sp 2 : 1. Evaluasi kemampuan sp 1
2. Latih keluarga merawat langsung pasien Halusinasi
 Sp 3 : 1. Bantu keluarga membuat jadwal aktifitas termasuk minum obat
2. Jelaskan follow up pasien
KONSEP DASAR TAK

1. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) SOSIALISASI


1. Definisi Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantungan, serta mempunyai norma yang sama. Manusia adalah
makhluk sosial, hidup berkelompok, dan saling berhubungan untuk memenuhi
kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial dimaksud antara lain rasa menjadi milik orang
lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan orang
lain, dan kebutuhan pernyataan diri.
2. Tujuan kelompok
1. Menumbuhkan dan mengembangkan karya anggota
2. Menyebarkan hasil kerja anggota kelompok kepada kelompok lain

3. Fungsi kelompok
Fungsi kelompok antara lain:
1. Memudahkan suatu pekerjaan
2. Memenuhi kebutuhan individu, baik kebutuhan fisik maupun nonfisik
3. Melembagakan suatu norma atau nilai social
4. Membangun keseragaman antara sikap dan perilaku
5. Setiap anggota kelompom dapat bertukar pikiran
6. Saling membantu satu sama lain
7. Merupakan proses menerima umpan balik dan penyelesaian masalah
4. Klasifikasi kelompok
1. Kelompok primer dan sekunder
2. in group dan out group
3. kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
4. kelompok deskriptif dan kelompok spreskriptif
5. komponen kelompok
1. struktur kelompok
2. besar kelompok
3. lamanya sesi
4. komunikasi
5. peran kelompok
6. kekuatan kelompok
7. norma kelompok
8. kekohesifan
6. konsep terapi aktifitas kelompok
Terapi aktivitas kelompok (TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi bagi
anggotanya, yang setiap anggota berkesempatan untuk menerima dan memberikan
umpan balik terhadap anggota yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan
respon sosialserta harga diri. Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu
adanya dukungan pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan
meningkatkan hubungan interpersonal.
A. Kerangka teoritis terapi aktifitas kelompok (TAK)
1. Model Focal Confict
Terapi kelompok lebih berfokus pada kelompok daripada individu. Prinsipnya
adalah terapi kelompok dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari.
Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul, yang kemudian
konflik dikonfrontir untuk pemecahan masalah
2. Model komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip komunikasi dan komunikasi
terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tidak efektif dalam
kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok, umpan balik
tidak adekuat, dan kohesi atau keterpaduan kelompok menurun.
3. Model interpersonal
Semua tingkah laku (pikiran, perasaan, dan tindakan) digambarkan melalui
hubungan interpersonal. Contohnya, interaksi dalam kelompok dapat dipandang
sebagai proses sebab akibat, yang perasaan dan tingkah laku satu anggota
merupakan akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada teori ini terapis bekerja
dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok belajar dari interaksi antar
anggota dan terapis
4. Model psikodrama
Model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran
sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami. Contoh, klien memerankan
ayahnya yang dominan atau keras
7. Tahap perkembangan kelompok
1. Fase kelompok
Hal penting yang harus diperhatikan saat mulai membangun kelompok
adalah merumuskan tujuan kelompok.
2. Fase awal kelompok
- Tahap orientasi
- Tahap konflik
- Tahap kohesif
3. Fase kerja kelompok
Fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim yang stabil dan realistis.
Bekerja keras tetapi tetap menyenangkan dan menjadi suatu tantangan bagi
anggota dan pemimpin kelompok.
4. Fase terminasi
Terminasi dapat sementara atau permanen. Terminasi dapat pula terjadi
karena anggota kelompok atau pimpinan keluar dari kelompok.
8. Jenis jenis Aktivitas kelompok (TAK)
1. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi Sensori
- Tak stimulasi sensori suara, ex: mendengar muasik
- Tak stimulasi sensori menggambar
- Tak stimulasi sensori menonton TV/video
2. Terapi aktivitas kelompok (TAK) orientasi realitas
3. Terapi aktivitas kelompok (TAK) Sosialisasi
- Sesi I: menyebutkan jati diri
- Sesi II: mengenali jati diri anggota kelompok
- Sesi III: bercakap-cakap dengan anggota kelompok
- Sesi IV: menyampaikan dan membicarakan topik percakapan
- Sesi V: menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang
lain
- Sesi VI: bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
- Sesi VII: menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK sosialisasi
yang telah dilakukan.
4. Terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi persepsi
1. Sesi I: menonton TV
2. Sesi II: membaca majalah/koran/artikel
3. Sesi III: gambar
4. Sesi IV:
a. Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
c. Mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi asertif
d. Mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum
obatMencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah
5. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Peningkatan Harga Diri
1. Sesi I: identifikasi hal positif diri
2. Sesi II: menghargai hal positif orang lain
3. Sesi III: menetapkan tujuan hidup yang realistis

6. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi


Klien dilatih untuk dapat mengenal halusinasi yang dialaminya dan dilatih cara
mengontrol halusinasi. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan
pada tiap sesi. Dalam proses ini, respons pasien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan diharapkan menjadi adaptif. Aktivitas yang diberikan yaitu sebagai
berikut: Sesi I: mengenal halusinasi, Sesi II: mengontrol halusinasi dengan
menghardik, Sesi III: mengontrol halusinasi dengan menyusun jadwal kegiatan,
Sesi IV: mengontrol halusinasi dengan minum obat yang benar, Sesi V:
mengontrol halusinasi dengan bercakap –cakap

7. Pengorganisasian terapi aktivitas kelompok (TAK)


1. Pemimpin kelompok (leader)Tugas pemimpin kelompok adalah sebagai
berikut: Menyusun rencana aktivitas kelompok (proposal), Mengarahkan
kelompok dalam mencapai tujuan, Memfasilitasi setiap anggota untuk
mengekspresikan perasaan, mengajukan pendapat, dan memberikan umpan
balik, Sebagai ‘role model”, Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan
pendapat dan memberikan umpan balik.
2. Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)
Tugasnya adalah membantu pemimpin dalam mengorganisir anggota
kelompok
3. Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut: Membantu pemimpin memfasilitasi anggota
untuk berperan aktif dan memotivasi anggota, Memfokuskan kegiatan,
Membantu mengoordinasi anggota kelompok, Observe, Tugas observer antara
lain sebagai berikut:
a. Mengobservasi semua respons pasien.
b. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku pasien.
c. Memberikan umpan balik pada kelompok.

Anda mungkin juga menyukai