Anda di halaman 1dari 33

PSYCHOLOGICAL

DISORDER
• Aiks Shofia Zam Zami (202110230311131)
• Areta Rahma Safitri (202110230311132)
• Ermi Kusuma Ningrum (202110230311151)
• Natania Ajeng Kusumawardhani
(202110230311167)
• Indah Tri Rahayu (202110230311168)
Apa itu normal? Bagaimana Abnormal didefinisikan?
Orang yang konservatif, sering pergi ke tempat ibadah, atau ibu
rumah tangga bisa jadi adalah orang yang memiliki gangguan
psikotik dan berbahaya bagi anak-anak. Sedangkan orang yang
eksentrik dan sering berkeliaran di taman, bisa jadi adalah orang
yang paling normal di seluruh kota.
Mendefinisikan ‘abnormality’ bisa jadi sangat menjebak.
NORMALITY
Beberapa psikolog menggunakan statistik yang mengacu pada
penilaian sangat tinggi dan rendah pada beberapa dimensi, seperti
kecerdasan, kecemasan, atau depresi untuk mendefinisikan ke-
normal-an secara lebih objektif. Namun, cara ini juga tidak bisa
menunjukkan apakah seseorang itu normal atau tidak.
PERILAKU ABNORMAL MEMILIK 2 INTI:
1. MALADAPTIVE. DARIPADA MEMBANTU SESEORANG UNTUK MECAPAI
KESUKSESAN, PERILAKU ABNORMAL MEMBUAT PENDERITANYA LEBIH SULIT
UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN HIDUP SEHARI-HARI.
2. ORANG YANG MENDERITA GANGUAN PSIKOLOGI KEHILANGAN KEMAMPUAN
MENGONTROL PIKIRAN, KEBIASAAN, ATAU PERASAAN SECARA MANDIRI.

KEGILAAN (INSANITY)
KEGILAAN MENGACU PADA KETIDAKMAMPUAN UNTUK MENGELOLA URUSAN
ATAU MEMPREDIKSI KONSEKUENSI DARI TINDAKAN SESEORANG. ORANG YANG
DINYATAKAN GILA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB SECARA HUKUM ATAS
TINDAKANNYA. SECARA HUKUM KEGILAAN DITENTUKAN OLEH KESAKSIAN DARI
PARA AHLI (PSIKOLOG/PSIKIATER) YANG DIAKUI OLEH PENGADILAN.
Mental Disorder
Mental disorder adalah penurunan yang signifikan di dalam fungsi psikologi

• Mood disorder : perubahan dari mania (senang) dan depresi secara bergantian dan mereka juga mungkin mengalami

gejala psikotik.

• Anxiety disorder : ketakutan/kecemasan dan perilaku yang menyimpang.

• Dissasosiative disorder : mengalami amnesia atau kepribadian ganda.

• Somatoform disorder : seseorang memiliki gejala fisik yang mirip dengan penyakit atau cedera tanpa penyebab fisik

yang dapat diketahui.

• Personality disorder : pola kepribadian maladaptive.

• Sexual and gender identity disorder : kesulitan dengan identitas seksual, perilaku seksual yang menyimpang, atau

penyesuaian seksual.

• Substance-related disorder : Penyalahgunaan atau ketergantungan pada suasana hati atau obat
Faktor yang mempengaruhi
mental disorder:

01 Biological.

02 Psychological.

03 Family factor.

04 Social condition.
Gangguan psikotik adalah salah satu yang paling dramatis dan serius dari semua masalah mental.
Seseorang dengan gangguan ini mengalami sejumlah perubahan mencolok dalam pemikiran,

perilaku, dan emosi. Dasar dari semua perubahan ini adalah fakta bahwa psikosis mencerminkan
hilangnya kontak tentang realitas.

Ciri utama ganguan psikotik adalah delusi dan halusinasi:


• Delusi. Orang-orang yang menderita delusi memegang keyakinan palsu. Mereka bersikeras

bahwa apa yang mereka lakukan itu benar, terlepas dari segala fakta yang bertentangan

dengan mereka. Beberapa jenis delusi yang umum adalah:


Psychotic
1. Delusi depresi. Disorder
2. Delusi somatic.
3. Delusi keagungan.

4. Delusi pengaruh.

5. Delusi penganiayaan.
6. Delusi referensi.
• Halusinasi.

Halusinasi adalah sensasi imajiner, seperti melihat, mendengar atau mencium hal-hal yang tidak ada di dunia nyata. Halusinasi

psikotik yang paling umum adalah mendengar suara-suara, seperti suara yang memerintahkan mereka untuk meninggalkan dunia

atau menyakiti diri mereka sendiri. Perubahan sensorik, seperti mati rasa atau kepekaan ekstrim terhadap panas, dingin, nyeri, atau
sentuhan, juga dapat terjadi.
• Psikosis organic.

Psikosis itu terdapat sebagian faktor organik yang mempengaruhi, melibatkan perubahan fisik di otak. Namun, istilah umum

psikosis organic biasanya digunakn untuk masalah yang melibatkan cedera atau masalah otak yang jelas. Masalah organic yang
paling umum adalah demensia, gangguan mental yang serius di usia tua yang disebabkan oleh kerusakan otak. Penyebab paling

umum dari dimensia adalah Alzheimer yang disebabkan oleh jaringan yang tidak biasa dan kusut di otak yang merusak area penting

untuk memori pembelajaran. Dua jenis utama psikosis adalah gangguan delusi dan skizofrenia
yang akan dibahas di bagian selanjutnya.
SKIZOPHRENIA

Skizofrenia adalah sebuah psikosis yang bercirikan, delusi, halusinasi, apatis, dan juga “perpecahan” antara pikiran

dan emosi. Dalam skizofrenia, emosi bisa menjadi tumpul atau tidak tepat. Delusi pada skizofrenia dapat

mencakup pada gagasan bahwa pikiran dan tindakannya berada di bawah kendali sesuatu atau dikendalikan, apa

yang ia fikir dan lakukan sedang disiarkan, juga bahwa pikirannya dihapuskan atau ada yang menghapus

pikirannya.
Jenis-jenis Skizofrenia
Disorganized Skizophrenia (Skizofrenia Tidak Terorganisir)
• Ditandai dengan adanya inkoherensi (kehilangan kontak dengan kenyataan), perilaku yang sangat tidak teratur, pemikiran
yang aneh, serta datar atau kasar.
• Disintegrasi kepribadiannya mencakup : emosi, ucapan, dan perilaku yang benar-benar tidak terorganisir.
• Hasil dari skizofrenia jenis ini ialah, kekonyolan, tertawa, perilaku yang aneh atau cabul, serta emosi yang tidak tepat.
• Biasanya berkembang pada masa remaja atau dewasa muda. Kesempatan untuk memperbaiki terbatas, dan biasanya
memiliki gangguan sosial yang ekstrem (DSM-IV-TR, 2000).

Catatonic Skizophrenia (Skizofrenia Katatonik)


• Ditandai dengan pingsan, kekakuan, tidak rensponsif, sikap tubuh, bisu, dan terkadang mencakup perasaan gelisah dan
perilaku tanpa tujuan.
• Menyebabkan kondisi pingsan di mana kemungkinan posisi tersebut bisa bertahan selama berjam-jam atau bahkan berhari-
hari.
• Periode kekakuan yang terjadi pada skizofrenia ini mirip dengan kecenderungan untuk "membeku" pada saat darurat atau
paniK.
Paranoid Skizophrenia (Skizofrenia Paranoid)
• Jenis skizofrenia yang paling sering terjadi atau ditemui.
• Ditandai dengan adanya keasikan dengan delusinya atau halusinasi pendengarannya yang umumnya berhubungan

dengan satu tema, biasanya berhubungan dengan keagungan atau penganiayaan. Seringkali berfikir bahwa Tuhan,

pemerintahan, atau sinar kosmik dari luar angkasa sedan mengontrol pikiran mereka atau ada seseorang yang sedang
berusaha untuk meracuni mereka.
• Biasanya merasa terpaksa melakukan kekerasan untuk ‘melindungi’ dirinya sendiri.

Undifferentiated Skizophrenia (Skizofrenia Tidak Terdiferensiasi)


• Skizofrenia jenis ini tidak memiliki ciri atau gejala tertentu secara spesifik. Pengidap terkadang menunjukkan gejala dari

disorganized skizophrenia, catatonic skizophrenia, dan paranoid skizophrenia, tapi tidak dapat digolongkan kepada salah
satunya secara khusus.
Penyebab Skizofrenia
1, Lingkungan
• Peningkatan resiko dapat dimulai saat lahir atau bahkan sebelumnya. Seorang perempuan yang mengidap influenza (flu) atau
rubella pada masa kehamilannya, memiliki anak yang lebih mungkin untuk mengidap skizofrenia (Brown et al., 2001).
• Malnutrisi selama kehamilan dan komplikasi saat melahirkan
• Trauma masa lalu.
• Hidup di keluarga yang bermasalah
2. Keturunan
• Beberapa individu mewarisi potensi untuk mengembangkan skizofrenia.

• Contohnya, apabila ada kembar identik yang salah satunya mengidap skizofrenia, maka kembar lainnya

memiliki kesempatan sebesar 48 persen untuk mengidap skizofrenia juga. (Lenzenweger & Gottesman, 1994).
• Semakin tua seorang pria (tanpa skizofrenia), ketika dia menjadi ayah, semakin besar kemungkinan anaknya terkena skizofrenia. Mutasi

genetik terjadi pada sel reproduksi pria yang menua dan meningkatkan risiko skizofrenia (serta masalah medis lainnya) (Malaspina et al.,

2005; Sipos et al., 2004).


3. Kimia Pada Otak
• Amfetamin, LSD, PCP, dan obat-obatan serupa menghasilkan sebagian efek yang meniru gejala skizofrenia. Begitu juga dengan fenotiazin

yang digunakan untuk mengobati overdosis LSD.


• Ada kemungkinan bahwa otak penderita skizofrenia menghasilkan beberapa zat yang mirip dengan obat psikedelik (obat yang dapat
menimbulkan halusinasi).
• Banyak peneliti percaya bahwa skizofrenia terkait dengan aktivitas berlebihan dalam sistem dopamin otak (Durand & Barlow, 2006; Kapur

& Lecrubier, 2003). Kemungkinan lain adalah bahwa reseptor dopamin menjadi sangat responsif terhadap jumlah dopamin yang normal.
Dopamin tampaknya memicu banjir pikiran, perasaan, dan pikiran yang tidak berhubungan, sehingga dapat menyebabkan suara,
halusinasi, dan delusi skizofrenia.
• Implikasinya adalah bahwa penderita skizofrenia mungkin mengalami semacam perjalanan narkoba yang disebabkan oleh tubuh mereka

sendiri.
• Neurotransmitter glutamat juga tampaknya terkait dengan skizofrenia (van Elst et al., 2005). Orang yang menggunakan obat halusinogen
PCP, yang mempengaruhi glutamat, memiliki gejala yang mirip dengan skizofrenia (Murray, 2002). Hal ini terjadi karena glutamat
mempengaruhi aktivitas otak di area yang mengontrol emosi dan informasi sensorik (Tsai & Coyle, 2002).
Implikasi
Singkatnya, gambaran yang muncul dari gangguan psikotik seperti skizofrenia adalah siapa pun yang

mengalami stres yang cukup dapat mengalami adanya gangguan psikotik. Namun, beberapa orang mewarisi

perbedaan dalam kimia otak atau struktur otak yang membuat mereka lebih rentan walaupun tekanan

kehidupan yang dijalani berjalan dengan normal. Dengan demikian, campuran yang tepat dari potensi warisan

dan stres lingkungan membawa perubahan yang mengubah pikiran dalam bahan kimia otak dan struktur otak.

Penjelasan ini disebut model kerentanan stress.


Kecemasan mengacu pada perasaan ketakutan
atau kegelisahan. Orang dengan masalah yang
berhubungan dengan kecemasan merasa
Anxiety
terancam dan sering tidak dapat melakukan
Based sesuatu yang konstruktif tentang hal itu. Mereka
Disorder berjuang untuk mengendalikan diri, tetapi
mereka tetap tidak efektif dan tidak bahagia
(Rachman, 2004).
Gangguan Penyesuaian
Gangguan penyesuaian terjadi ketika tekanan biasa mendorong orang
melampaui kemampuan mereka untuk mengatasi kehidupan.
Contohnya seperti stess kehilangan pekerjaan, perselisihan
perkawinan yang intens, dan penyakit fisik kronis. Orang yang
menderita gangguan penyesuaian mungkin sangat mudah tersinggung,
cemas, apatis, atau depresi. Mereka juga sulit tidur, kehilangan nafsu
makan, dan menderita berbagai keluhan fisik. Seringkali, masalah
mereka dapat dihilangkan dengan istirahat, konseling suportif, dan
kesempatan untuk "membahas" ketakutan dan kecemasan mereka
(DSM-IV-TR, 2000).
Gangguan Kecemasan
• Gangguan Kecemasan Umum
Seseorang dengan gangguan kecemasan umum, sangat cemas dan khawatir setidaknya selama
6 bulan. Penderita biasanya mengeluh berkeringat, jantung berdebar, tangan berkeringat,
pusing, sakit perut, napas cepat, lekas marah, dan konsentrasi yang buruk. Secara
keseluruhan, lebih banyak wanita daripada pria yang memiliki gejala ini (Brown & Barlow,
2007).
• Gangguan Panik (Tanpa Agorafobia)
Dalam gangguan panik (tanpa agorafobia) orang sangat cemas dan juga merasakan kepanikan
yang tiba-tiba, intens, dan tak terduga. Selama serangan panik, korban mengalami nyeri dada,
jantung berdebar kencang, pusing, tersedak, perasaan tidak nyata, gemetar, atau takut
kehilangan kendali. Mayoritas orang yang menderita gangguan panik adalah wanita (Foot &
Koszycki, 2004).
• Gangguan Panik (Dengan Agoraphobia)
Dalam gangguan panik (dengan agorafobia) orang menderita kecemasan kronis dan panik
tiba-tiba. Selain itu, mereka memiliki agorafobia yang merupakan ketakutan yang kuat bahwa
serangan panik akan terjadi di tempat umum atau situasi yang tidak dikenal.
• Agorafobia
Masalah yang dikenal sebagai agorafobia juga dapat terjadi tanpa panik. Dalam hal ini, orang
takut bahwa sesuatu yang sangat memalukan akan terjadi jika mereka meninggalkan rumah
atau memasuki situasi yang tidak dikenal.
• Fobia Spesifik
Fobia adalah ketakutan yang intens dan irasional yang tidak dapat dihilangkan oleh
seseorang, bahkan ketika tidak ada bahaya nyata. Dalam fobia spesifik, ketakutan,
kecemasan, dan penghindaran orang tersebut difokuskan pada objek, aktivitas, atau situasi
tertentu. Orang yang terkena fobia menyadari bahwa ketakutan mereka tidak masuk akal,
tetapi mereka tidak dapat mengendalikannya.
• Fobia Sosial
Dalam fobia sosial, orang takut situasi di mana mereka dapat diamati, dievaluasi,
dipermalukan, atau dipermalukan oleh orang lain. Hal ini menyebabkan mereka menghindari
situasi sosial tertentu, seperti makan, menulis, menggunakan kamar kecil, atau berbicara di
depan umum. Ketika situasi seperti itu tidak dapat dihindari, orang-orang menanggungnya
dengan kecemasan atau kesusahan yang intens.
Gangguan Obsesif Kompulsif
Orang yang menderita gangguan obsesif-kompulsif disibukkan dengan pikiran-pikiran
tertentu yang menyusahkan dan merasa terdorong untuk melakukan perilaku tertentu.
Obsesi biasanya menimbulkan kompulsi. Ini adalah tindakan irasional yang membuat
seseorang merasa terdorong untuk mengulanginya. Seringkali, tindakan kompulsif
membantu mengendalikan atau menghalangi kecemasan yang disebabkan oleh obsesi.

Gangguan Stress
Gangguan stres terjadi ketika orang mengalami stres di luar rentang pengalaman normal
manusia, seperti banjir, angin puting beliung, gempa bumi, atau kecelakaan mengerikan.
Sekitar 3,5 persen orang dewasa menderita stres pasca trauma pada tahun tertentu. Jika
reaksi tersebut berlangsung kurang dari sebulan setelah peristiwa traumatis, masalahnya
disebut gangguan stres akut. Jika mereka bertahan lebih dari sebulan, orang tersebut
menderita gangguan stres pasca trauma (PTSD).
Gangguan Disosiatif
Disosiasi sering dipicu oleh peristiwa yang sangat traumatis. Dalam reaksi disosiatif
terdapat amnesia, fugue, atau identitas ganda. Amnesia disosiatif adalah
ketidakmampuan untuk mengingat nama, alamat, atau masa lalu seseorang. Fugue
disosiatif adalah perjalanan jauh dari rumah yang tiba-tiba dan tidak direncanakan dan
kebingungan tentang identitas pribadi.

Gangguan Somatoform
Gangguan somatoform pada seseorang yang ditandai dengan sekumpulan keluhan fisik
yang tidak menentu, namun tidak tampak saat pemeriksaan fisik. Munculnya gangguan
ini biasanya disebabkan oleh stres dan banyak pikiran. Dalam masalah yang disebut
gangguan somatisasi, orang mengekspresikan kecemasan mereka melalui berbagai
keluhan tubuh. Artinya, mereka mengalami masalah seperti muntah atau mual, sesak
napas, sulit menelan, atau nyeri haid.
Apa yang menyebabkan gangguan kecemasan?
Studi menunjukkan bahwa menjadi tegang,
gugup, atau emosional berjalan dalam keluarga.
60 persen anak yang lahir dari orang tua yang Anxiety &
menderita gangguan panik memiliki temperamen
yang ketakutan dan terhambat. Pada saat mereka Disorder
mencapai usia dewasa, mereka berisiko tinggi
mengalami masalah kecemasan, seperti serangan
panik (Barlow, 2000; Durand & Barlow, 2006).
Pendekatan Psikodinamik
Istilah psikodinamik mengacu pada motif internal, konflik, kekuatan bawah sadar, dan
dinamika kehidupan mental lainnya. Freud adalah orang pertama yang mengajukan
penjelasan psikodinamik untuk apa yang disebutnya "neurosis." Menurut Freud,
gangguan seperti yang telah kami gambarkan mewakili konflik yang mengamuk di
antara bagian-bagian kepribadian — id, ego, dan superego.

Pendekatan Eksistensial-Humanistik
Teori humanistik menekankan pengalaman subjektif, masalah manusia, dan potensi
pribadi. Psikolog percaya bahwa individu yang cemas telah membangun gambaran
mental yang tidak realistis tentang diri mereka sendiri. Hal ini membuat mereka rentan
terhadap informasi yang kontradiktif. Eksistensialisme berfokus pada masalah unsur
eksistensi, seperti kematian, makna, pilihan, dan tanggung jawab. Psikolog yang
mengambil pandangan yang lebih eksistensial menekankan bahwa kecemasan yang tidak
sehat mencerminkan hilangnya makna dalam hidup seseorang.
Pendekatan Perilaku
Pendekatan behavioris menekankan perilaku yang nyata dan dapat diamati serta efek
pembelajaran dan pengkondisian. Satu hal yang disetujui oleh semua ahli teori adalah
bahwa perilaku yang tidak teratur pada akhirnya merugikan diri sendiri karena membuat
orang tersebut lebih sengsara dalam jangka panjang, meskipun untuk sementara
menurunkan kecemasan. Tetapi jika orang tersebut menjadi lebih sengsara dalam jangka
panjang, dimulai dengan pembelajaran penghindaran. Pembelajaran penghindaran terjadi
ketika membuat respons menunda atau mencegah timbulnya stimulus yang menyakitkan
atau tidak menyenangkan. Berikut ulasan singkat untuk menyegarkan ingatan Anda:
Pendekatan Kognitif
Pandangan kognitif adalah bahwa pemikiran yang terdistorsi menyebabkan orang
memperbesar ancaman dan kegagalan biasa, yang mengarah pada penderitaan
(Provencher, Dugas, & Ladouceur, 2004).
Pola Kepribadian Maladaptif
Seseorang dengan gangguan kepribadian memiliki ciri-ciri
kepribadian yang maladaptif. Misalnya, orang dengan gangguan
kepribadian paranoid curiga, hipersensitif, dan waspada terhadap orang
lain. Orang narsis membutuhkan kekaguman terus-menerus, dan
mereka tenggelam dalam fantasi kekuasaan, kekayaan, kecemerlangan,
keindahan, atau cinta. Selebriti tampaknya lebih cenderung narsis
Personality daripada non-selebriti, mungkin karena mereka menerima begitu
banyak perhatian (Young & Pinsky, 2006).
Disorders
Kepribadian Antisosial
Seseorang dengan kepribadian antisosial tidak memiliki hati nurani.
Orang-orang seperti itu impulsif, egois, tidak jujur, dangkal secara
emosional, dan manipulatif. Orang antisosial, yang kadang-kadang
disebut sosiopat atau psikopat, cenderung memiliki sejarah konflik
yang panjang dengan masyarakat. Banyak dari mereka adalah
berandalan atau penjahat yang dapat menjadi ancaman bagi
masyarakat umum (Ogloff, 2006).
Penyebab
Apa yang menyebabkan sosiopati? Biasanya, orang dengan kepribadian antisosial
menunjukkan masalah yang sama di masa kanak-kanak (Burt et al., 2007). Banyak
yang secara emosional dirampas dan dilecehkan secara fisik sebagai anak-anak
(Pollock et al., 1990). Sosiopat dewasa juga menunjukkan masalah neurologis yang
halus. Dalam sebuah penelitian yang mengungkap, psikopat diperlihatkan foto-foto
mutilasi yang sangat mengerikan dan tidak menyenangkan. Foto-foto itu sangat
mengecewakan sehingga terlihat mengejutkan orang normal. Para psikopat,
bagaimanapun, tidak menunjukkan respon yang mengejutkan terhadap foto-foto
tersebut (Levenston et al., 2000). (Mereka tidak “meledakkan bulu mata.”) Oleh
karena itu, mereka yang memiliki kepribadian antisosial dapat digambarkan sebagai
orang yang dingin secara emosional. Mereka sama sekali tidak merasakan kepedihan
hati nurani, rasa bersalah, atau kecemasan yang normal (Blair et al., 2006). Sekali
lagi, sikap dingin ini tampaknya menjelaskan kemampuan yang tidak biasa untuk
dengan tenang berbohong, menipu, mencuri, atau memanfaatkan orang lain.
Bisakah sosiopati diobati? Gangguan
kepribadian antisosial jarang berhasil diobati
(Hare, 2006). Terlalu sering, sosiopat
memanipulasi terapi, sama seperti situasi
lainnya. Jika menguntungkan mereka untuk
bertindak "sembuh", mereka akan
melakukannya. Namun, mereka kembali ke
pola perilaku mereka sebelumnya sesegera
mungkin. Pada catatan yang lebih positif,
perilaku antisosial cenderung agak menurun
Suatu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana
hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam
beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam
kualitas hidup sehari-hari. Psikolog telah menyadari bahwa
gangguan mood (gangguan utama dalam emosi) adalah salah
satu yang paling serius dari semua kondisi psikologis. Dalam Mood
kasus depresi yang serius, tidak mungkin bagi seseorang untuk Disorders
berfungsi di tempat kerja atau di sekolah. Terkadang, individu
yang depresi bahkan tidak bisa memberi makan atau berpakaian
sendiri. Dalam kasus depresi dan/atau mania yang lebih parah,
orang tersebut mungkin juga kehilangan kontak dengan
kenyataan dan menunjukkan gejala psikotik.
Jenis-Jenis Gangguan
• Model kerentanan stres • Gangguan siklotimik
• Gangguan mood • Gangguan mood mayor
• Gangguan depresif • Gangguan depresi
• Gangguan bipolar mayor
• Gangguan distimik • Gangguan Bipolar I
• Gangguan Bipolar II
Penyebab Mood Disorders
Psikolog kognitif percaya bahwa kritik diri dan pikiran negatif,
menyimpang, atau mengalahkan diri sendiri mendasari banyak kasus
depresi. Jelas, tekanan hidup memicu banyak gangguan mood (Maier,
2001). Hal ini terutama berlaku untuk orang-orang yang memiliki ciri
kepribadian dan pola berpikir yang membuat mereka rentan terhadap
depresi (Dozois & Dobson, 2002).
• Gender dan Depresi
• Postpartum Depression
• Biologi dan Depresi
• Seasonal Affective Disorder
Stigma Sosial
Masalah tambahan dengan pelabelan psikiatri adalah bahwa hal
itu sering mengarah pada prasangka dan diskriminasi. Artinya,
orang sakit jiwa dalam budaya kita sering distigmatisasi,
cenderung tidak dipekerjakan, cenderung tidak diberi tempat
tinggal, dan lebih mungkin dituduh melakukan kejahatan
Disorders
A Look Ahead in
Perawatan untuk masalah psikologis berkisar dari konseling dan Perspective
psikoterapi hingga rawat inap mental dan terapi obat. Untuk saat
ini, perlu dicatat bahwa banyak gangguan mental yang lebih
ringan dapat diobati dengan sukses. Bahkan gangguan besar
dapat merespon dengan baik terhadap obat-obatan dan teknik
pengobatan lainnya.
Delusional adalah kondisi saat seseorang tidak bisa
membedakan kenyataan maupun khayalan. Meskipun
banyak bukti memperlihatkan pikirannya hanya
khayalan, orang yang delusional akan kesulitan
Delusional mengakuinya dan tetap meyakini hal tersebut sebagai
kenyataan.Delusi yang dialami umumnya memang
Disorders
masih berkaitan dengan situasi yang mungkin saja
terjadi dalam kehidupan nyata.

Contohnya, delusi akan takut diracuni, ditipu atau


diikuti seseorang. Namun, delusi yang dialami setiap
penderitanya dapat berbeda-beda.
Delusional memiliki beberapa jenis berdasarkan
objek khayalan yang dialami, antara lain:
• Tipe erotomania: Pada gangguan ini, orang memiliki delusi erotis yang mereka cintai.
orang lain, terutama oleh seseorang yang terkenal atau statusnya lebih tinggi.
• Tipe kebesaran: Dalam kasus ini, orang menderita delusi bahwa mereka memiliki
bakat, pengetahuan, atau wawasan yang hebat dan tidak dikenali. Mereka mungkin
juga percaya bahwa mereka memiliki hubungan khusus dengan orang penting atau
dengan Tuhan atau bahwa mereka adalah orang terkenal.
• Cemburu: Seseorang dengan tipe delusi ini percaya bahwa pasangannya tidak setia
dan selalu curiga akan gerak-gerik pasangannya.
• Tipe penganiayaan: Delusi penganiayaan melibatkan keyakinan bahwa Anda sedang
bersekongkol melawan, ditipu, dimata-matai, diikuti, diracuni, difitnah /dilecehkan.
• Tipe somatik: Orang yang menderita delusi somatik biasanya percaya bahwa tubuh
mereka sakit atau membusuk, atau dipenuhi serangga atau parasit, atau bahwa bagian
tubuh mereka cacat.
Psikosis Paranoid
Suatu gangguan mental yang ditandai dengan diskoneksi dari
kenyataan. Psikosis dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit jiwa
seperti skizofrenia. Dalam kasus lain, kondisi ini dapat disebabkan oleh
kondisi kesehatan, obat-obatan, atau penggunaan narkoba. Sulit untuk
mengobati orang yang menderita delusi paranoid karena hampir tidak
mungkin bagi mereka untuk menerima bahwa mereka membutuhkan
bantuan. Siapa pun yang menunjukkan bahwa mereka memiliki masalah
hanya menjadi bagian dari "konspirasi" untuk "menganiaya" mereka.
Akibatnya, orang paranoid sering menjalani kehidupan yang kesepian,
terisolasi, dan tanpa humor yang didominasi oleh kecurigaan dan
permusuhan terus-menerus.

Anda mungkin juga menyukai