Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Stase Jiwa
Disusun Oleh :
Nama : AHMAD FADLI ADI SUSANTO
NIM : 17160104
SKIZOFRENIA
A. Definisi Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada
proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir,
afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena
waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan
emosi perilaku bizar (Dermawan,2013).
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun
faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas. Kraepelin menyebut
gangguan ini sebagai demensia precox (demensia artinya kemunduran intelegensi
dan precox artinya muda/sebelum waktunya) (Hawari,2005).
C. Etiologi Skizofrenia
Terdapat beberapa teori yang dikemukakan para ahli yang menyebabkan terjadinya
skizofrenia (Hawari,2005). Teori teori tersebut antara lain:
1. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia
pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu
klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.
2. Metabolisme
Teori ini mengemukakan bahwa skizofrenia disebabkan karena gangguan
metabolisme karena penderita tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak
sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita
dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun.Hipotesa ini masih dalam
pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik seperti meskalin dan asam
2
Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut adalah sebagai berikut:
1. Genetik
Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga
penderita skizofrenia terutama anak-anak kembar satu telur sehingga dapat
dipastikan factor genetik turut menentukan timbulnya skizofrenia. Angka
kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak
dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2
telur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % (Maramis, 2009). Pengaruh
3
genetik ini tidak sederhana seperti hokum Mendel, tetapi yang diturunkan
adalah potensi untuk skizofrenia (bukan penyakit itu sendiri).
2. Neurokimia
Hipotesis dopaminmenyatakan bahwa skizofrenia disebabkan
overaktivitas pada jaras dopamine mesolimbik.Hal ini didukung dengan
temuan bahwa amfetamin yang kerjanya meningkatkan pelepasan dopamine,
dapat menginduksi psikosis yang mirip skizofrenia dan obat anti psikotik
bekerja dengan mengeblok reseptor dopamine, terutama reseptor D2.
3. Hipotesis Perkembangan Saraf
Studi autopsi dan studi pencitraan otak memperlihatkan abnormalitas
struktur dan morfologi otak penderita skizofrenia antara lain berupa berat orak
rata-rata lebih kecil 6% dari normal dan ukuran anterior-anterior yang 4% lebih
pendek, pembesaran ventrikel otak yang nonspesifik, gangguan metabolisme di
daerah frontal dan temporal serta kelainan susunan seluler pada struktur saraf
di beberapa korteks dan subkortek. Studi neuropsikologis mengungkapkan
deficit di bidang atensi, pemilihan konseptual, fungsi eksekutif dan memori
pada penderita skizofrenia.
D. Pembagian Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala
utama antara lain :
1. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar
ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-
lahan.
2. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa
remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses
berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double
personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku
kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi banyak sekali.
3. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
4
didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau
stupor katatonik.
4. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-
waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya
gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.
5. Episode Skizofrenia akut
`Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam
keadaan mimpi.Kesadarannya mungkin berkabut.Dalam keadaan ini timbul
perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya
seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.
6. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas
adanya gejala-gejala sekunder.Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali
serangan Skizofrenia.
7. Skizofrenia Skizo Afektif
Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga
gejala-gejal depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik).Jenis ini
cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul
serangan lagi (Hawari,2005).
a. Afek yang tidak tepat, suatu keadaan disharmoni afek yang tidak
sesuai dengan tingkah laku pasien.
b. Afek tumpul, ketidakmampuan membangkitkan emosi dan berespon
trhadap berita duka.
c. Afek datar, ketidakmampuan membangkitkan respon terhadap
berbagai respon.
d. Afek labil, kondisi emosi yang cepat berubah.
e. Apatis, warna emosi yang tumpul disertai keacuhan atau
ketidakpedulian.
f. Euforia, gembira berlebihan, aa peningkatan perasaan dari biasanya
selalu merasa optimis, senang dan percaya diri, bersikap meyakinkan.
g.
F. Komplikasi
Menurut Keliat (1996), dampak gangguan jiwa skizofrenia antara lain :
1. Aktifitas hidup sehari-hari
Klien tidak mampu melakukan fungsi dasar secara mandiri, misalnya
kebersihan diri, penampila dan sosialisasi.
2. Hubungan interpersonal
Klien digambarkan sebagai individu yang apatis, menarik diri, terisolasi
dari teman-teman dan keluarga. Keadaan ini merupakan proses adaptasi klien
terhadap lingkungan kehidupan yang kaku dan stimulus yang kurang.
3. Sumber koping
Isolasi social, kurangnya system pendukung dan adanya gangguan fungsi
pada klien, menyebabkan kurangnya kesempatan menggunakan koping untuk
menghadapi stress.
4. Harga diri rendah
Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangannya,
tidak ingin melakukan sesuatu untuk menghindari kegagalan (takut gagal) dan
tidak berani mencapai sukses.
5. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan, ketrampilan aatau interes yang dimiliki
dan pernah digunakan klien pada waktu yang lalu.
6. Motivasi
9
G. Penatalaksanaan Skizofrenia
1. Terapi Somatik (Medikamentosa)
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut
antipsikotik.Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan
pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia.Pasien mungkin dapat mencoba
beberapa jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat
antipsikotik yang benar-benar cocok bagi pasien.Antipsikotik pertama
diperkenalkan 50 tahun yang lalu dan merupakan terapi obat-obatan pertama
yang efekitif untuk mengobati Skizofrenia. Terdapat 3 kategori obat antipsikotik
yang dikenal saat ini, yaitu antipsikotik konvensional, newer atypical
antipsycotics, dan Clozaril (Clozapine)
a. Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik
konvensional.Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering
menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik
konvensional antara lain :
1) Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)
2) Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)
3) Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)
4) Prolixin (fluphenazine)
Akibat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh
antipsikotik konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan
penggunaan newer atypical antipsycotic.Ada 2 pengecualian (harus dengan
antipsikotok konvensional).Pertama, pada pasien yang sudah mengalami
perbaikan (kemajuan) yang pesat menggunakan antipsikotik konvensional
tanpa efek samping yang berarti.Biasanya para ahli merekomendasikan
untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional.Kedua, bila pasien
10
c. Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik
atipikal yang pertama.Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang
tidak merespon (berhasil) dengan antipsikotik konvensional.Sangat
disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat
serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat
menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan
infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan
kadar sel darah putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan
penggunaan.Clozaril bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang
lebih aman tidak berhasil.
Sediaan Obat Anti Psikosis dan Dosis Anjuran
Injeksi 25 mg/ml
6 Trifluperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10 - 15 mg/hari
7 Tioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150 - 600 mg/hari
Tablet 200 mg, 300 600mg/hr,
8 Sulpirid
Injeksi 50 mg/ml 1 - 4 mg/hari
9 Pimozid Tablet 1 dan 4 mg 1 - 4 mg/hari
10 Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2 - 6 mg/hari
efek sampingnya lebih sedikit. Peningkatan berat badan juga sering terjadi
pada penderita Sikzofrenia yang memakan obat.Hal ini sering terjadi pada
penderita yang menggunakan antipsikotik atipikal.Diet dan olah raga dapat
membantu mengatasi masalah ini. Efek samping lain yang jarang terjadi
adalah neuroleptic malignant syndrome, dimana timbul derajat kaku dan
termor yang sangat berat yang juga dapat menimbulkan komplikasi berupa
demam penyakit-penyakit lain. Gejala-gejala ini membutuhkan penanganan
yang segera.
2. Terapi Psikososial
a. Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan
ketrampilan sosial untukmeningkatkan kemampuan sosial, kemampuan
memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dankomunikasi
interpersonal.Perilaku adaptif adalah didorong dengan pujian atau hadiah
yangdapat ditebus untuk hal-hal yang diharapkan, seperti hak istimewa dan
pas jalan di rumah sakit.Dengan demikian, frekuensi perilaku maladaptif
atau menyimpang seperti berbicara lantang,berbicara sendirian di
masyarakat, dan postur tubuh aneh dapat diturunkan.
b. Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaanremisi parsial, keluraga dimana pasien
skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dariterapi keluarga
yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan
segera,topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah proses
pemulihan, khususnya lamadan kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga,
didalam cara yang jelas mendorong sanaksaudaranya yang terkena
skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencanayang
terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat
skizofreniadan daripenyangkalan tentang keparahan penyakitnya.Ahli terapi
harus membantu keluarga dan pasien mengerti skizofrenia tanpa menjadi
14
c. Terapi kelompok
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada
rencana, masalah, danhubungan dalam kehidupan nyata.Kelompok
mungkin terorientasi secara perilaku, terorientasisecara psikodinamika atau
tilikan, atau suportif.Terapi kelompok efektif dalam menurunkanisolasi
sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi
pasienskizofrenia. Kelompok yang memimpin dengan cara suportif,
bukannya dalam cara interpretatif,tampaknya paling membantu bagi pasien
skizofrenia.
d. Psikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual
dalam pengobatan skizofreniatelah memberikan data bahwa terapi alah
membantu dan menambah efek terapi farmakologis.Suatu konsep penting di
dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah perkembangan
suatuhubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman.Pengalaman
tersebut dipengaruhi olehdapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional
antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahliterapi seperti yang
diinterpretasikan oleh pasien.Hubungan antara dokter dan pasien adalah
berbeda dari yang ditemukan di dalam pengobatanpasien non-
psikotik.Menegakkan hubungan seringkali sulit dilakukan; pasien
skizofreniaseringkali kesepian dan menolak terhadap keakraban dan
kepercayaan dan kemungkinan sikapcuriga, cemas, bermusuhan, atau
teregresi jika seseorang mendekati. Pengamatan yang cermatdari jauh dan
rahasia, perintah sederhana, kesabaran, ketulusan hati, dan kepekaan
terhadapkaidah sosial adalah lebih disukai daripada informalitas yang
prematur dan penggunaan namapertama yang merendahkan diri.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, Deden & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Gosyen Publishing
Hawari, Dadang. 2005. Pendekatan Holistik pada gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Maramis, W.f. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga
University Press.