Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23 Tahun 1992, Pasal 1).
Departemen Kesehatan (DEPKES) memberikan perhatian besar untuk meningkatkan derajat
kesehatan bangsa Indonesia dengan visi dan misi Indonesia Sehat 2010.
Jumlah penduduk gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30% dari
jumlah penduduk dewasa. Jumlah tersebut akan semakin bertambah dengan kesulitan
ekonomi yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Keadaan tersebut
diperparah dengan beberapa kejadian yang menimpa Indonesia seperti bencana alam,
diantaranya tsunami di Aceh dan Pangandaran, Lumpur panas sidoarjo, serta gempa di
Yogyakarta. Selain itu adanya gejolak politik lokal diberbagai daerah dan meningkatnya
tingkat persaingan antar individu merupakan salah satu pemicu terjadinya gangguan mental.
Penyebab gangguan jiwa yang diderita terjadi karena frustasi, napza (narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan, organik dan ekonomi.
Namun jika dilihat dari persentase, penyebab tertinggi yaitu karena frustasi.
Stigma penderita gangguan jiwa sat ini masih tinggi, tetapi masih sedikit yang sadar
untuk meminta bantuan psikiater. Akibatnya banyak penderita gangguan jiwa yang sudah
sembuh dan dipulangkan ke rumahnya, balik lagi ke rumah sakit. Para pasien itu memilih
untuk tinggal lagi di rumah sakit karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di
rumahnya. Keluarga mereka merasa malu karena ada anggota keluarganya yang tidak waras.
Akibatnya tidak sedikit yang memilih kabur.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah Konsep Dasar Harga Diri Rendah ?
1.2.2 Bagaimanakah Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Harga Diri Rendah ?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui konsep dasar harga diri rendah.
1.3.2 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Harga Diri Rendah


2.1.1 Pengertian

1
Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan, dan
putus asa. (DEPKES RI, 1999)
Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami evaluasi diri
negatif mengenai diri atau kemampuan diri. (Lynda Juall Carpenito-Moyet, 2007)
2.1.2 Rentang Respon Harga Diri Rendah
Rentang respon HDR berfluktuasi dari rentang adiptif sampai rentang maladiptif
(Stuartd dan Studeent, 1998) :

Respon adiptif Respon maladiptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Kekacauan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah Identitas

Respon adiptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh


norma.
Respon Adiptif meliputi :
1. Aktualisasi diri
pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep Diri Positif
apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri
dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.
Respon maladiptif meliputi :
1. Harga diri rendah
adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih rendah
dari orang lain

2. Kekacauan identitas
adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-
kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa
yang harmonis.

3. Depersonalisasi
adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain. (Suliswati dkk, 2005)

2.1.3 Etiologi
1. Gangguan citra tubuh
Mekanisme: gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsi tentang tubuh
yang diakibatkan oleh perubahan ukur, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan
2
makna dan obyek yang sering kontak dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat
menerima kondisinya merasa kurang sempurna kemudian akan timbul harga diri
rendah.

2. Ideal diri tidak realistik


Mekanisme: ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan sukar realitas, idial diri
yang sukar dan tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagala- kegagalan yang
dialami dan fantasi yang terlalu tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi
dan timbul harga diri rendah (Keliat, 1998).

2.1.4 Manifestasi Klinis


Stuart (2006) mengemukakan gangguan perilaku pada konsep diridapat dibagi
menjadi sebagai berikut:

1. Perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah: Mengkritik diri sendiri dan
orang lain, Penurunan produktivitas, Destruktif yang diarahkan pada orang lain,
Gangguan dalam berhubungan, Rasa diri penting yang berlebihan, Perasaan tidak
mampu, Rasa bersalah, Mudah tersinggung atau marah berlebihan, Perasaan
negatif tentang dirinya sendiri, Ketegangan peran yang dirasakan, Pandanangan
hidup yang pesimis, Keluhan fisik, Pandangan hidup yang bertentangan,
Penolakan terhadap kemampuan personal, Destruktif terhadap diri sendiri,
Pengurangan diri, Menarik diri secara sosial, Penyalahgunaan zat, Menarik diri
dari realitas, dan Khawatir.
2. Perilaku yang berhubungan dengan kerancauan identitas :Tidak ada kode moral,
Sifat kepribadian yang bertentangan, Hubungan interpersonal eksploitatif,
Perasaan hampa, Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri, Kerancuan
gender, Tingkat ansietas tinggi, Ketidak mampuan untuk empati pada oranng lain,
Kehilangan keautentikan, serta Masalah intimasi.
3. Perilaku yang Berhubungan dengan Depersonalisasi:
a. Afektif
1) Perasaan asing
2) Perasaan tidak aman, rendah, takut, malu
3) Perasaan tidak realistis
4) Rasa isolasi yang kuat
5) Ketidakmampuan untuk mendapatkan kesenagan atau perasaan
3
mencapai sesuatu
6) Kurang rasa kesinambungan dalam diri
7) Kehilangan identitas
b. Persepsi
1) Halusinasipendengaran dan penglihatan
2) Kebingungan tentang seksualitas diri sendiri
3) Kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain
4) Gangguan citra tubuh
5) Mengalami dunia seperti dalam mimpi
c. Kognitif
1) Bingung
2) Disorientasi waktu
3) Gangguan berfikir
4) Gangguan memori
5) Gangguan penilaian
6) Kepribadian yang terpisah dalam diri orang yang sama

d. Perilaku
1) Afek tumpul
2) Emosi yang pasif dan tidak berespon
3) Komunikasi yang tidak sesuai
4) Kurang spontanitas dan animasi
5) Kehilangan kendali terhadap impuls
6) Kehilangan inisiatif dan kemampuan membuat keputusan
7) Menarik diri secara sosial
Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan harga diri rendah meliputi
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah
mendapat terapi sinar matahari.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi bila saya
segera ke rumah sakit.
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa menulis, tulisan saya jelek,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

4
4. Gangguan berhubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain dan lebih suka sendiri.
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
6. Menciderai. Akibat harga diri rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien ingin mengakhiri kehidupan

2.1.5 Mekanisme koping


1. Jangka pendek
a. Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis identitas
( misal : konser musik, bekerja keras, menonton televisi secara obsesif )
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara
( misal : ikut serta dalam aktivitas social, agama, klub politik, kelompok, atau
geng )
c. Aktivitas sementara menguatkan perasan diri ( misal : olah raga yang
kompetitif, pencapaian akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas )
d. Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan individu (misal :
penyalahgunaan obat ).

2. Jangka panjang
a. Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan keinginan, aspirasi, dan
potensi diri individu tersebut.
b. Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh
nilai dan harapan masyarakat.
c. Mekanisme pertahanan ego:
1) Penggunaan fantasi
2) Disosiasi
3) Isolasi
4) Projeksi
5) Pergeseran ( displasement )
6) Peretakan ( splitting )
7) Berbalik marah pada diri sendiri
8) Amuk
(Stuart,2006)

Perubahan Sensori Persepsi

2.1.6 Pohon Masalah


Isolasi Sosial : Menarik Diri

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah 5

Gangguan Citra Tubuh Ideal Diri Tidak Realistik


2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Pasien Harga Diri Rendah
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
Biasanya meliputi nama klien ( idntitas ), umur, jenis, kelamin, agama, alamat
lengkap, tanggal masuk, No. MR, penanggung jawab, keluarga yang bisa
dihubungi.
2. Alasan masuk
Biasanya klien mengkritik diri sendiri, pearasaan tidak mampu, pandangan hidup
pesimis, tidak menerima pujian, penurunan produktifitas, penolakan terhadap
kemampuan diri, kurang memprhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi,
selera makan berkurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan nada bicara lemah.
3. Factor predisposisi
Biasanya penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab yang personal, ketergantungan pada orang lain, ideal
diri yang tidak realistis.
4. Fisik
a. Tekanan darah : biasanya tekanan darah normal
b. Pernapasan : biasnaya pernapasan normal
c. Nadi : biasanya nadinya normal
d. Suhu : biasanya suhnya normal
5. Psikososial
Biasanya klien mengalami HDR cenderung menarik diri dari lingkungan
sekitar,biasanya klien bersepsi terhadap dirinya,biasanya klien memiliki rasa
frustasi tidak mampu melakukan peran nya seperti orang normal lainnya,biasanya
pandangan dan keyakinan klien HDR terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
budaya dan agama yg dianut,biasanya klien tidak medekatkan diri dengan yang
maha kuasa.
6. Kebutuhan dasar
a. Makann
Observasi frekuensi,jumlah,variasi,macam(suka/tidak suka/pantangan)dan
cara makan. Observasi kemampuan klien dalam menyiapakan dan
membersihkan alat makan .
b. BAB/BAK

6
Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK,pergi menggunakan dan
membersihkan wec dan merapikan pakaian nya.
c. Mandi
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut,gunting kuku,,observasi kebersihan tubuh.
d. Istirahat dan tidur
Observasi lama dan waktu tidur siang/tidur malam,persiapan sebelum tidur
seperti:menyikat gigi,cuci kaki dan berdo, kegiatan sesudah
tidur,seperti:merapikan tempat tidur, mandi/cuci muka dan menyikat gigi.
e. Penggunaan obat
Observasi penggunaan obat:frekuensi,jenis,dosis,waktu,dan cara
pemberiaan,serta reaksi obat.
7. Mekanisme koping
a. Koping adaptif
1) Bicara pada orang lain
2) Mampu menyelesaikan masalah
3) Teknik relaksasi
4) Aktifitas kontruksi
5) Olah raga dan lain lain
b. Koping maladaptive
1) Minum alcohol
2) Reaksi lambat/berlebihan
3) Bekerja berlebihan
4) Menghindar
5) Mencerai diri

2.2.2 Diagnosa
1. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah berhubungan dengan ideal diri tidak
tercapai
2. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

2.2.3 Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Tujuan Khusus Intervensi


Keperawatan Umum

Gangguan Klien dapat 1. Klien dapat TUK 1.


konsep diri: melakukan membina hubungan
1. Bina hubungan saling percaya
Harga Diri cara saling percaya
2. Sapa klien dengan ramah.
Rendah pengambilan 2. Klien dapat
Perkenalkan diri
atau mengidentifikasi
3. Tanyakan nama lengkap dan
pengendalian kemampuan dan
nama panggilan yang disukaI
7
keputusan aspek positif yang 4. Buat kontrak waktu yang jelas
yang efektif dimiliki. 5. Jelaskan tujuan intervensi
untuk 3. Klien dapat menilai 6. Tunjukan sikap empati
mengendalikan kemampuan diri 7. Kontak mata dengan klien
situasi dalam 8. Dorong klien dan beri
kehidupan nya menyelesaikan kesempatan untuk
masalah mengungkapkan perasaan nya
4. Klien mampu 9. Dengar kan unggkapan dengan
membuat rencana empati
kegiatan di RS dan
TUK 2.
Rumah
1. Identifikasi kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
2. Dorong klien untuk
mengekspresikan perasaanya
3. Dorong klien untuk menyebutkan
aspek positive
4. Berikan pujian

TUK 3.

1. Kaji gambar koping yang


dimiliki oleh klien
2. Tentukan kapan koping akan
dimulai
3. Gali kekuatan dan sumber
kekuatan yang klien miliki
4. Berikan respon positif

TUK.4
1. Bantu klien mengidentifikasi
kegiatan yang selama ini di
lakukan di RS atau di rumah
2. Motivasi klien untuk dapat
melakukan rencana kegiatan di
RS atau dirumah

8
3. Beri reinforment positife
terhadap mencapaian.
Kerusakan Klien mampu 1. Klien dapat TUK 1
1. Beri salam dan panggil nama
interaksi melakukan membina hubungan
2. Sebut nama perawat sambil jabat
sosial : interaksi sosial saling percaya
tangan
menarik diri menarik diri dengan kriteria : 3. Jelaskan makna hubungan
berhubungan berhubungan klien mau interaksi
4. Jelaskan kontak yang akan dibuat
dengan harga dengan harga membalas salam,
5. Beri rasa aman dan sikap empati
diri rendah diri rendah. mau menjabat 6. Ciptakan lingkungan yang aman
tangan, mau dan komunikasi terbuka
TUK 2.
tersenyum, mau
1. Beri kesempatan klien
kontak mata.
mengungkapkan masalahnya
2. Klien mampu 2. Bantu dalam mengidentifikasi
mengidentifikasi aspek positif dalam dirinya
3. Memberikan pujian yang realitas
kemampuan dan
setiap kali berinteraksi
aspek positif yang
4. Beli dukungan klien terhadap
dimiliki dengan
aktifitas baru
kriteria mau
TUK 3.
mengungkapkan
1. Diskusikan dengan klien
aspek positif dari
kemampuan yang masih bisa
dirinya mau
digunakan
mendiskusikan 2. Bimbing klien untuk memilih
harapan dan kegiatan yang dilakukan
3. Diskusikan kegiatan yang
kemampuan yang
berkelanjutan setelah pulang
dimiliki
3. Klien Mampu TUK 4.
1. Beri kesempatan klien untuk
membuat rencana
mencoba kegiatan yang telah
kegiatan sehari-hari
direncanakan
dan kemampuannya
2. Beri pujian terhadap kegiatan
yang bisa dilakukan
yang berhasil dilaksanakan
DCRS TUK 5.
1. Berikan pendidikan kesehatan
4. Mampu
kepada klien cara merawat klien
melaksanakan
2. Bantu keluarga dalam memberi
sesuai dengan
9
kemampuan yang selama klien dirawat
3. Bantu keluarga menyiapkan
dimiliki
lingkungan aman
5. Klien dapat
memnafaatkan
sistem pendukung
yang ada

2.2.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tindakan dan perencanaan keperawatan.

Tindakan keperawatan untuk konsep diri harga diri rendah :

1. Meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya

2. Membantu klien untuk menerima pikiran dan perasaan.

3. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif dari klien

4. Membantu dalam bekerja sesuai dengan kemampuan

5. Menciptakan lingkungan yang nyata, aman.

2.2.5 Evaluasi

Merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari tindakan yang dilakukan secara
terus menerus terhadap respon klien evaluasi adalah hasil yang dilihat dan perkembangan
persepsi klien pertumbuhan perbandingan perilakunya dengan kepribadian yang sehat.

Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP

S : respon subyektif klien terhadap keperawatan yang telah dilaksanakan

O : respon objektif klien terhadapa keperawatan yang dilaksanakan

A : analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah masih tetap
atau masuk giliran baru.

P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respom klien.
10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Harga Diri Rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan
percaya diri, tidak berharga, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan, dan putus asa.
Rentang respon HDR berfluktuasi dari rentang adiptif sampai rentang maladiptif
Etiologi atau penyebab dari harga diri rendah terdiri dari 2 jenis diantaranya
Gangguan citra tubuh dan ideal diri tidak realistic.
Masalah keperawatan yang muncul dari kasus ini adalah:
1. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah
2. Isolasi social
3. Gangguan citra tubuh

3.2 Saran

3.2.1 Bagi Perawat


Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan
praktikasuhan keperawatannya, serta pengetahuannya pada pasien dengan Harga Diri
Rendah, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat
menjadi edukator bagi klien maupun keluarganya.
3.2.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa dengan adanya makalah ini dapat membantu dalam
dalam pembuatan asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

11
Carpenito, Lynda Jual. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10.Jakarta: EGC
Depkes, RI., 1999, Kumpulan Materi Perkuliahan Kesehatan Psikiatri.
Keliat, B. A., 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart, dkk 2006, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3 Jakarta : EGC
Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa: Achir Yani
edisi III. Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai