Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA
“ HARGA DIRI RENDAH “

Disusun Oleh :

FERA YANTI, S.Kep


1426050018

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2014
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA) : HARGA DIRI RENDAH (HDR)


A. Definisi
1. Pengertian
Harga diri rendah kronis adalah evaluasi diri atau perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama (NANDA,
2005).
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010).
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negative terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999).
Konsep diri terbagi menjadi beberapa bagian yang dikemukakan oleh Stuart &
Sundeen (1998) yaitu gambaran diri (citra tubuh), ideal diri, harga diri, peran diri dan
identitas diri.
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan
orang lain (Stuart & Sundeen, 1998).

2. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala harga diri rendah menurut Budi Ana Keliat (1999), yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
3. Gangguan hubungan social (menarik diri).
4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupannya).
Menurut Stuart & Sundeen (1998), perilaku klien HDR menunjukkan tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Produktivitas menurun.
2. Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
3. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
4. Gangguan dalam berhubungan.
5. Perasaan tidak mampu.
6. Rasa bersalah.
7. Mudah tersinggung.
8. Perasaan negative terhadap tubuhnya sendiri.
9. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
10. Pandangan hidup yang pesimis.
11. Keluhan fisik.
12. Pandangan hidup yang bertentangan.
13. Penolakan terhadap kemampuan personal.
14. Destruktif terhadap diri sendiri.
15. Menolak diri secara social.
16. Penyalahgunaan obat.
17. Menarik diri dan realitas.
18. Khawatir.
Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan mengisolasi
diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.

3. Tingkatan
Tingkatan konsep diri : Harga diri rendah, yaitu :
 Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif,
 Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharpkannya dan sesuai
dengan kenyataan,
 Harga diri rendah
Perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai tujuan,
 Keracunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis pada masa dewasa,
sifat kepribadian yang bertentangan, perasaan hampa, dan lain-lain.
 Depersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas, misalnya malu dan sedih
karena orang lain.

4. Klasifikasi
Klasifikasi HDR berdasarkan teori penyebab, yaitu:
1. HDR Situasional
Yaitu HDR yang terjadi karena trauma secara tiba-tiba, misalnya pasca operasi,
kecelakaan, cerai, putus sekolah, PHK, perasaan malu (korban perkosaan, dipenjara,
dituduh KKN) dan sebagainya.
HDR terjadi disebabkan oleh:
- Privacy yang kurang diperhatikan
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat atau sakit
- Perlakuan yang tidak menghargai
2. HDR Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang sudah berlangsung lama, klien
mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit yang dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya.

B. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaftif

Aktualisasi konsep diri harga diri keracunan depersonalisasi


Diri positif rendah identitas

 Aktualisasi diri : pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif
 Konsep diri positif : dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya
dan sesuai dengan kenyataan
 Harga diri rendah : perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayan diri,
merasa gagal mencapai tujuan
 Keracunan identitas : ketidak mampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis
pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaanhampa, dan lain-lain.
 Depersonalisasi : merasa asing terhadap diri snediri, kehilangan identitas misalnya malu
dan sedih karena orang lain.

C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen (1998) sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi :
a. Penolakan orang tua,
b. Harapan orang tua yang tidak realistis,
c. Kegagalan yang berulang,
d. Kurang mempunyai tanggung jawab yg personal,
e. Ketergantungan pada orang lain,
f. Ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Meliputi sreotif peran gender, terutama peran kerja dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri meliputi :
a. Ketidakpercayaan orang tua,
b. Tekanan dari kelompok sebaya,
c. Perubahan struktur sosial.

D. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (1998) dapat berasal dari sumber
internal dan eksternal yaitu :
1. Trauma
Seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran
Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya
sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran, yaitu :
 Transisi peran perkembangan
Adalah perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini
termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
 Transisi peran situasi
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran
atau kematian.
 Transisi peran sehat-sakit
Terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat kekeadaan sakit, transisi ini dicetuskan
oleh :
- Kehilangan anggota tubuh
- Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
- Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
- Prosedur medis dan keperawatan.

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka penjang serta
penggunaan mekanisme bertahan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi diri yang meyakinkan.
Pertahanan jangka pendek yaitu :
- Aktivitas dapat memberikan pelarian sementara dari lensia identitas
- Aktivitas garis dapat memberikan identitas sementara
- Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri
- Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas yang
kurang berarti dalam kehidupan individu.
Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut :
- Penutupan identitas
- Identitas negatif.
F. Pohon Masalah
effect Resiko tinggi Perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi sosial

core problem Harga diri rendah kronis

causa Koping Individu Tidak epektif

II. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


A. Masalah Keperawatan
1. Harga diri rendah kronis
2. koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial
4. perubahan persepsi sensori: halusinasi
5. resiko tinggi perilaku kekerasan
B. Data yang perlu dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Harga diri rendah Subjektif
kronis - mengungkapkan dirinya merasa tidak berguna
- mengungkapkan dirinya merasa tidak mampu
- mengungkapkan dirinya tidak semangat untuk
beraktivitas atau bekerja
- mengungkapkan dirinya malas melakukan perawtan
diri ( mandi, berhias atau toileting).

Objektif
- mengkritik diri sendiri
- perasaan tidak mampu
- pandangan hidup yang pesimistis
- tidak menerima pujian
- penurunan produktivitas
- penolakan terhadap kemampuan diri
- kurang memperhatikan perawatan diri
- berpakaian tidak rapi
- berkurang selera makan
- tidak berani menatap lawan bicara
- lebih banyak menunduk
- bicara lambat dengan nada suara lemah

III.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul, yaitu :

Harga diri rendah kronis


IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Gangguan konsep Pasien mampu : Setelah … kali pertemuan, SP 1
diri : Harga diri pasien mampu :  Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki:
rendah  Mengidentifikasi  Mengidentifikasi G. Diskusikan bahwa pasien masih memiliki
kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti
positif yang dimiliki, positif yang dimiliki, kegiatan pasien dirumah, adanya keluarga dan
 Menilai kemampuan  Menilai kemampuan lingkungan terdekat pasien.
yang dapat digunakan, yang dapat digunakan, H. Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap
 Menetapkan atau  Menetapkan atau kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
memilih kegiatan yang memilih kegiatan yang  Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
sesuai dengan sesuai dengan I. Diskusikan dengan pasien kemampuan yang
kemampuan, kemampuan, masih digunakan saat ini
 Melatih kegiatan yang  Melatih kegiatan yang J. Bantu pasien menyebutkannya dan member
sudah dipilih sesuai sudah dipilih sesuai penguatan terhadap kemampuan diri yang
kemampuan, kemampuan, diungkapkan pasien
 Merencanakan  Merencanakan kegiatan K. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi
kegiatan yang sudah yang sudah dilatihnya. pendengar yang aktif.
 Pilih kemampuan yang akan dilatih
dilatihnya.  Diskusikan dengan pasien beberapa aktifitas yang
Keluarga mampu dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang
merawat pasien dengan akan pasien lakukan sehari-hari
DHR di rumah dan  Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang
menjadi sistem dapat pasien lakukan secara mandiri
pendukung yang efektif L. Aktifitas yang memerlukan bantuan minimal
bagi pasien. dari keluarga
M. Aktifitas apa saja yang perlu bantuan penuh
dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien
N. Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas yang
dapat dilakukan pasien
O. Susun bersama pasien aktifitas yang dapat
dilakukan pasien
 Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
 Memastikan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
 Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
 Latih kemampuan yang dipilih
 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & SP 2)
 Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah … kali pertemuan, SP 1
keluarga mampu :  Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat
 Mengidentifikasi pasien
kemampuan yang  Jelaskan proses terjadinya HDR
dimiliki pasien  Jelaskan tentang cara merawat pasien
 Menyediakan pasilitas  Main peran dalam merawat pasien HDR
untuk pasien  Susun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
melakukan kegiatan merawat pasien
 Mendorong pasien SP 2
melakukan kegiatan  Evaluasi kemampuan SP 1
 Memuji pasien saat  Latih keluarga langsung ke pasien
pasien dapat melakukan  Menyusun RTL keluarga/ jadwal kegiatan untuk
kegiatan merawat pasien
SP 3
 Membantu melatih
 Evaluasi kemampuan keluarga
pasien
 Evaluasi kemampuan pasien
 Membantu menyusun
jadwal kegiatan pasien  RTL keluarga
 Membantu P. Follow up
perkembangan pasien Q. Rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Yoedhas, 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http://
yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Townsend. (1998). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan
Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai