Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM CURIGA

Dibimbing oleh : Ibu Rosmina Situngkir, Ns., M.kes

OLEH:

TRI ANGELIA
NIM: NS2014901143

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS


MAKASSAR
2020
A. Kasus : Waham

B. Definisi Waham

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas

yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan

latar belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan

dan perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih

sayang, pertengkaran orang tua dan aniaya (Budi Anna Keliat, 2014)

C. Etiologi Waham

Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan

konsep diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu

tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai

dengan ideal diri. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai

perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, dan merasa

gagal mencapaieinginan.Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan

timbulnya waham adalah:

a. Biologis:

Gangguan perkembangan dan fungsi otak/SSP yang menimbulkan:

1. Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal

dan limbik.

2. Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,

neonatus dan kanak-kanak.

b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon

psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi

seperti penolakan dan kekerasan.

c. Sosial Budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham

seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,

kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.

Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan

karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik /

emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang

perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun

tidak berdaya.

D. Tanda Gejala Waham

a. Kognitif :

1) Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata

2) Tidak mampu mengambil keputusan

3) Individu sangat percaya pada keyakinannya

4) Sulit berfikir realita

b. Afektif

1) Situasi tidak sesuai dengan kenyataan

2) Afek tumpul

c. Prilaku dan Hubungan Sosial


1) Mengancam secara verbal

2) Hipersensitif

3) Curiga

4) Depresi

5) Ragu-ragu

6) Aktifitas tidak tepat

7) Streotif

8) Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal

d. Fisik

1) Muka pucat

2) Sering menguap

3) Higiene kurang

4) BB menurun

E. Proses Terjadinya Waham

Menurut Yosep (2009), proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu:

a. Fase of human need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik

secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi

pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas.

Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan


kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi

terpenuhi tetapi kesenjangan antara realiti denganself ideal sangat tinggi.

b. Fase lack of self esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan

antara self ideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta

dorongn kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan

sudah melampaui kemampuannya.

c. Fase control internal external

Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa

yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak

sesuai dengan keyataan, tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah

suatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan

untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam

hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara

optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa

sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan

secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga

perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau

konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak

merugikan orang lain.

d. Fase envinment support

Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya

menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap


sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena

seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol

diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai dengan tidak

ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

e. Fase comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta

menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan

mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien

menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien sering menyendiri dan

menghindari interaksi sosial (isolasi sosial)

f. Fase improving

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu

keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang

muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-

kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat

menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan

ancaman diri dan orang lain.

F. Klasifikasi Waham

Jenis-jenis waham antara lain:

a. Waham Kebesaran

Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, di ucapkan

berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Penderita merasa dirinya orang

besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai sekali, orang kaya.


b. Waham Nihilistik

Klien meyakini bahwa dirinya sudah tiada atau meninggal dan keyakinan

terhadap hal ini diucapkan secara berulang-ulang. Contoh : ini adalah alam

kubur dan semua yang ada disini adalah roh-roh.

c. Waham Somatik atau Hipokondria

Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya seperti

ususnya yang membusuk, otak yang mencair.

d. Waham Curiga

Memiliki keyakinan seseorang atau kelompok orang berusaha merugikan

atau mencederai dirinya, di ucapakan berulang-ulang tetapi tidak sesuai

kenyataan . contohnya : saya tau anda ingin membunuh saya karena iri

dengan keberhasilan saya.

e. Waham Keagamaan

Klien memilki keyakinan yang berlebihan terhadap suatu agama.

Keyakinan yang tidak sesuai realita it uterus menerus di ulanginya. Contoh

selama saya menggunakan 10 medali religius ini, tidak ada hal buruk yang

menimpa saya.
G. Rentang Respon Waham
Rentang respon menurut Fitria (2009) yaitu:

Adaptif Maladaptif

 Pikiran Logis  Kadang proses  Gangguan isi


 Persepsi akurat pikir terganggu pikir halusinasi
 Emosi konsisten  Ilusi  Perubahan
dengan  Emosi proses emosi
pengalaman berlebihan  Perilaku tidak
 Perilaku sesuai  Berperilaku terorganisasi
 Hubungan yang tidak biasa  Isolasi sosial
sosial harmonis  Menarik diri

H. Pengkajian keperawatan

1. Identitas klien

2. Alasan masuk

3. Riwayat penyakit sekarang

4. Aspek fisik: Tanda-tanda vital

5. Aspek psikososial:

6. Konsep Diri.

Citra tubuh : Biasanya pasien dengan waham miliki perasaan negatif

terhadap diri sendiri.

Identitas diri : Pada pasien dengan waham curiga biasanya biasanya

mengetahui nama umur dan jenis kelaminnya.

Peran Klien : berperan sebagai kepala keluarga dalam keluarganya.


Ideal diri : Klien berharap agar bisa cepat keluar dari RSJ karena ia

bosan sudah lama di RSJ.

Harga diri : Adanya gangguan konsep diri : harga diri rendah karena

perasaan negatif terhadapdiri sendiri,hilangnya rasa percaya diri dan

merasa gagal mencapai tujuan.

7. Hubungan Sosial

Pasien dengan waham biasanya memiliki hubungan sosial yang tidak

haramonis.

8. Spiritual.

Nilai dan Keyakinan : Biasanya pada pasien dengan waham mengetahui

agamanya dan tetap beribadah sesuai agama

Kegiatan Ibadah : Biasanya pada pasien dengan waham tetap

melakukan kegiatan beribadah

9. Status mental

1) Penampilan

Pada pasien waham biasanya penampilan nya sesuai dengan waham

yang ia rasakan.

2) Pembicaraan

Pada pasien waham biasanya pembicaraan nya selalu mengarah ke

wahamnya,bicara cepat,jelas tapi berpindah-pindah, isi pembicaraan

tidak sesuai dengan kenyataan.

3) Aktivitas Motorik

Pada waham bisa saja terjadi perubahan aktivitas yang berlebihan.


4) Alam Perasaan

Pada waham curiga biasanya takut karena merasa orang-orang akan

melukai dan mengancam membunuhnya.

5) Interaksi Selama Wawancara

Pada pasien waham biasanya di temukan :

Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran

dirinya.

Curiga : menunjukkan sikap / perasaan tidak percaya pada orang

lain.

6) Isi Pikir

Pada pasien dengan waham biasanya : klien mempunyai keyakinan

yang berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan secara

berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

7) Proses Pikir

Pada pasien waham biasanya pikiran yang tidak realistis,flight of

ideas,pengulan gankata-kata.

8) Tingkat Kesadaran

Biasanya masih cukup baik.

a. Analisa Data, Daftar Masalah, Pohon Masalah


a. Analisa Data

No Data Masalah
A Subjektif: Resiko Perilaku
Klien memberi kata-kata ancaman, Kekerasan
mengatakan benci dan kesal pada
seseorang, klien suka membentak dan
menyerang orang yang mengusiknya jika
sedangkesal, atau marah, melukai/merusak
barang-barang dan tidak mampu
mengendalikan diri.

Objektif:
Mata merah, wajah agak merah, nada suara
tinggi dan keras, bicara menguasai,
ekspresi marah, pandangan tajam, merusak
dan melempar barang
B Subjektif: Gangguan Proses
Klien mengungkapkan sesuatu yang Pikir: Waham
diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan

No Data Masalah
Objektif: Gangguan prose pikir
Klien tampak tidak mempunyai orang la in, : Waham curiga
curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang
lain, lingkungan), takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung
C Subjektif: Gangguan Konsep
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak Diri: Harga Diri
bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik Rendah
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri

Objektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung
bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri
hidup

b. Daftar Masalah
1) Resiko Perilaku Kekerasan
2) Perubahan Proses Pikir: Waham
3) Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
I. Pohon Masalah
Menurut Budi Anna Keliat, 2014
Afek Resiko Perilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Proses Pikir: Waham

Etiologi Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah

J. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan Proses Pikir: Waham
b. Resiko Perilaku Kekerasan
c. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
K. Rencana keperawatan

Tanggal Diagnosis Keperawatan Rencana tindakan (SP)


21 september 2020 1. Waham SP 1 :
- Identifikasi tanda dan gejala waham
- Bantu orientasi realitas : panggil nama, orientasi waktu,orang dan
tempat/lingkungan
- Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi
- Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis
- Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan kebutuhan
SP 2:
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan berikan pujian
- Diskusikan kemampaun yang dimiliki
- Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian.
- Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah
dilatih
SP 3 :
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang
dilakuakan pasien dan berikan pujian
- Jelaskan tentang obat yang di minum(6 benar : jenis,guna,dosis,
frekuensi,cara, kontinuitas minum obat) dan tanyakan manfaat yang
dirasakan pasien.
- Masukkkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah di
latih dan obat.
SP 4:
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang telah
dilatih, dan minum obat berikan pujian
- Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya
- Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih
kemudian. Kemudian latih
- Masukkan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah
dilatih, minum obat.
SP 5:
- Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan
minum obat. Beri pujian.
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang, apakah waham
terkontrol
SP KELUARGA
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala , dan proses terjadinya waham
3. Jelaskan cara merawat: tidak disangkal, tidak dikuti atau diterima
(netral)
4. Latih cara mengetahui kebutuhan pasien
5. Latih cara memenuhi kebutuhan pasien
6. Latih cara melatih kemampuan yang dimiliki pasien
7. Jelaskan obat yang di minum oleh pasien dan cara membimbingnya
8. Jelaskan obat yang di minum pasien dan cara membimbingnya
9. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM , tanda kabuh, rujukan
10. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
11. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
12. Nilai kemapuaan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM
2. HARGA DIRI
RENDAH SP 1
- Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif klien
(buat daftar kegiatan)
- Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat di lakukan saat ini ( pilih dari
daftar kegiatan) buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
- Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
untuk dilatih
- Latih kegiatan yang dipilih ( alat dan cara melakukannya)
- Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan duakali per hari
SP 2
- Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
- Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
- Latih kegiatan kedua (alat dan cara)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing-
masing dua kali perhari.
SP 3
- Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan
pujian
- Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih
- Latih kegiatan ketiga (alat dan cara)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga kegiatan masing-
masing dua kali perhari
SP 4
- Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan
berikan pujian
- Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih
- Latih kegiatan keempat (alat dan cara)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat kegiatan masing-
masing dua kali perhari
SP 5
- Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian
- Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah harga diri pasien meningkat

SP KELUARGA
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala , dan proses terjadinya harga diri
rendah
3. Diskukan kemampuan atau aspek postif pasien yang pernah dimiliki
sebelum dan setelah sakit
4. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian
semua hal yang positif pada pasien
5. Latiha keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih
pasien :bimbing dan beri pujian
6. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang
dipilih pasien
7. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan ketiga yang
dipilih pasien
8. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan keempat
yang dipilih pasien
9. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM , tanda kambuh, rujukan
10. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
11. Nilai kemampuan keluarga membimbing pasien
12. Nilai kemapuaan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM
3. RESIKO SP 1 :
PERILAKU - Identifikasi tanda dan gejala PK yang dilakukan, akibat PK
KEKERASAN - Jelaskan cara mengontrol PK: fisik, obat, verbal, spiritual
- Latih cara mengontrol PK secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.
SP 2:
- Evaluasi kegiatan latihan fisik. berikan pujian
- Latih cara mengontrol PK dengan obat ( jelaskan 6 benar :
jenis,guna,dosis, frekuensi,cara, kontinuitas minum obat)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
SP 3:
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat. berikan pujian
- Latih mengontrol PK secara verbal ( 3 cara yaitu: mengungkapkan,
meminta, menolak dengan benar)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan
verbal.
SP 4:
- Evaluasi kegiatan latihan fisik dan obat dan verbal. berikan pujian
- Latih cara mengontrol spiritual ( 2 kegiatan)
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat dan
verbal.
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal
dan spiritual.
SP 5:
- Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2 dan obat dan verbal dan spiritual. Beri
pujian.
- Nilai kemampuan yang telah mandiri
- Nilai apakah PK terkontrol

SP KELUARGA
1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala , dan proses terjadinya PK
(gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat PK
4. Latih satu cara merawat PK dengan melakukan kegiatan fisik: tarik
nafas dalam pukul kasur dan bantal
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
6. Jelaskan 6 benar cara memberikan obat.
7. Latih cara memberikan/membimbing minum obat
8. Latih cara membimbing :cara bicara yang baik
9. Latih cara membimbing kegiatan spiritual
10. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM , tanda kamuh, rujukan
11. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
12. Nilai kemapuaan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Proses Keperawatan

Pertemuan 1

1. Kondisi

- Klien mengatakan orang-orang yang dia temui sering menantangnya untuk berkelahi.

- Pasien mengatakan merasa takut dan khawatir orang disekitarnya akan melukainya

2. Diagnosa keperawatan : waham curiga

3. Tujuan

SP 1

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat berorientasi dengan realita

c. Klien mampu memnuhi kebutuhan sehari-hari

4. Tindakan keperawatan

a. Membina hubungan saling percaya

- Mengucapkan salam terapeutik

- Berjabat tangan

- Menjelaskan tujuan interaksi

- Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap bertemu pasien

b. Membantu orientasi realita

c. Mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari klien yang belum terpenuhi

B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan


1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi, perkenalkan saya perawat Tri angelia , saya mahasiswa Ners praktek

disini selama 5 hari, dan saya yang akan bertugas mulai jam 08.00 sampai jam 14.00.

Boleh tau namanya bapak siapa? Senangnya di panggil apa?

b. Evaluasi/Validasi

“Bagaimana perasaan Tn. S hari ini? Semalam tidurnya nyenyak? Bapak tadi sudah

makan dan minum obat kan?

c. Kontrak

Topik: baiklah pak, hari ini kita akan mengobrol ya pak? Bagaimana kalau kita ngobrol

tentang kegiatan dan kebutuhan sehari-hari Tn. S?

Waktu: kita ngobrolnya 10 menit ya pak?

Tempat: Tn. S ingin mengobrol dimana?

2. Kerja

Bagaimana kabar Tn. S sekarang? Apa masalah yang bapak rasakan saat ini? Bagaimana

Tn. S tau kalau orang disekitarnya ingin melukai bapak? Apakah orang disekitar bapak

pernah mengatakan sesuatu ingin melukai bapak ? Tidak ya pak, berarti orang disekitar

Tn,S tidak berniat melukai bapak ya? Iya bagus! “Tn. S selama dirawat disini biasanya

melakukan apa saja? Apakah Tn. S suka bersih- bersih atau melakukan pekerjaan rumah?

Kebutuhan-kebutuhan yang biasanya terpenuhi dirumah dan belum bisa dilakukan disini

apa? Kenapa tidak dilakukan? Disini Tn.S bisa melakukan dan memenuhi kebutuhan

tersebut! Hari ini Tn. S terlihat lebih ceria dari pada kemarin. Warna baju yang di pakai

warna apa ya? Wah cocok sekali dengan warna kulit Tn.S. Coba Tn. S lihat orang sana

juga memakai baju yang sama, memangnya Tn. S sekarang ada dimana? Jika Tn. S punya

masalah, bisa cerita pada saya, Tn. S maukan berteman dengan saya?
3. Terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana Tn.S perasaanya setelah bercakap-cakap dengan saya?”

b. Evaluasi objektif

“Nah sekarang coba Tn. S sebutkan nama saya? Bagus sekali. Jadi Tn. S RS ini

sebagai apa PAK? Klien mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan serta

mampu bercerita dengan nyaman

c. Rencana tindak lanjut

“kalau begitu Tn. S kalau membutuhkan bantuan apapun, Tn. S bisa memanggil

saya

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Pak bagaimana kalau kita besok ngobrol-ngobrol lagi tentang potensi atau

bakat yang Tn.s miliki? Apakah bapak bersedia?”

2) Waktu

“Kira-kira waktunya kapan ya pak ? bagaimana kalau besok Jam 10.00 pagi

bagaimana? Bapak bisa?

3) Tempat

“ Kira-kira tempat yang enak buat besok ngobrol dimana ya pak ?Bagaimana

kalau ditempat biasa kita ngobrolnya PAK?”


Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Proses Keperawatan

Pertemuan 2

1. Kondisi

- Klien mengatakan orang-orang yang dia temui sering menantangnya untuk

berkelahi.

- Pasien mengatakan merasa takut dan khawatir orang disekitarnya akan melukainya

2. Diagnosa keperawatan : waham curiga

3. Tujuan

SP 2

a. Klien mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari

b. Klien mengerti kemampuan yang dimiliki

c. Klien mampu melakukan kemampuan yang dimiliki

4. Tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

b. Mendiskusikan tentang kemampuan yang dimiliki

B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi pak, ketemu lagi dengan saya, masih ingat saya pak? bagaimana

Tn. S hari ini ada yang dikeluhkan? Semalam tidurnya nyenyak Pak? Makanya

enak? Dihabiskan tidak?

b. Evaluasi/ Validasi
“Tn. S masih ingat saya? Perasaan Tn. S hari ini bagaimana?

c. Kontrak

Topik: Baiklah pak, sesuai dengan jadwal kita kemarin hari ini kita akan

mengobrol lagi ya pak? Bagaimana kalau kita membicarakan tentang hal yang

Tn. S sukai?

Waktu: berapa lama Tn. S? 15 menit bisa pak?

Tempat: bagaimana kalau kita ngobrol diruangan tamu saja pak?

2. Kerja

Penampilan Tn. S hari ini rapih dan bersih, bagus sekali. Sekarang kita akan

membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh Tn. S, jadi bisa sebutkan Tn. S

pandai dalam hal apa? Wah bagus sekali, ternyata Tn. S pandai menggambar.

Kalau begitu bagaimana kali sekarang berlatih dan Tn. S tunjukkan kepada saya?

Jadi silahkan Tn. S berlatih menggambar, jadi Tn. S harus tetap mempertahankan

kemampuan yang Tn. S miliki. Perasaanya bagaimana Tn.S setelah

melakukannya?

3. Terminasi

a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Tn. S setelah bercakap-cakap?”

b. Evaluasi Objektif

“Jadi Tn. S kemampuan apa yang bapak miliki?” klien menjawab

setiap pertanyaan yang diberikan perawat

c. Rencana tindak lanjut

Jadi setelah mngobrol ini Tn. S bisa lanjutkan latihan menggambarnya ya pak
d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

“Bu bagaimana kalau kita besok ngobrol-ngobrol lagi tentang potensi

atau bakat yang Tn. S miliki?”

2) Waktu

“Kita ngobrol-ngobronya jam berapa pak? Jam 09.00 pagi

bagaimana?

3) Tempat

“Bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrolnya bu?”

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Proses Keperawatan

Pertemuan 3

1. Kondisi

- Klien mengatakan orang-orang yang dia temui sering menantangnya untuk

berkelahi.

- Pasien mengatakan merasa takut dan khawatir orang disekitarnya akan melukainya

2. Diagnosa keperawatan : waham curiga

3. Tujuan

SP 3

a. Klien dapat melakukan jadwal kegiatan harian dengan baik

b. Klien mengetahui tentang penggunaan obat secara teratur

c. Klien mau memasukkan minum obat teratur kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan keperawatan

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secarateratur

c. Menganjurkan memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi Tn. S, ketemu lagi dengan saya ya, masih ingat saya? Iya

saya perawat Tri.angelia. Apa kabar hari ini?

b. Evaluasi/ validasi

“Hari ini bagaimana perasaanya Tn. S, semalam tidurnya enak, makannya

gimana hari ini? Makannya banyak kan? Obatnya juga sudah diminum?

c. Kontrak

Topik: Baiklah sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan mengobrol lagi

ya pak? Bagaimana kalau saya beri tahu Tn. S tentang manfaat minum obat

pak

Waktu: Selama 15 menit ya pak?

Tempat: Bagaimana kalau ditempat yang kemarin pak?

2. Kerja

“Tadi obatnya sudah diminum atau belum pak? Kalau sudah apa Tn. S sudah tau

apa manfaat obat yang Tn. S minum tadi? Perasaan bagaimana setelah minum

obat Pak ? Wah kalau begitu obat harus diminum setiap hari ya pak! Karena

obat-obatan itu untuk membantu pemulihan Tn. S, biar cepat sembuh, kalau
tidak diminum Tn. S bisa lama disini, kalo Tn. S ingin cepat pulang obatnya di

minum pagi, siang dan sore. Kalau setelah minum obat Tn. S merasa pusing

segera istirahat saja ya

3. Terminasi

a. Evaluasi subjektif

Bagaimana perasaannya pak sekarang? Setelah kita berbincang-bincang?

b. Evaluasi objektif

Jadi manfaat minum obat tadi apa pak?

c. Rencana tindak lanjut

“Karena Tn. S sudah tau manfaat dari minum obat teratur mulai

sekarang jangan lupa obatnya diminum ya pak?

d. Kontrak yang akan datang

1) Topik

Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi, dan saya akan lihat

kegiatan apa saja yang sudah Tn. S lakukan?

2) Waktu

Besok kita ketemu lagi jam 9 pagi ya pak, bagaimana?

3) Tempat

Bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrol?


DAFTAR PUSTAKA

Elvira SD, Hadisukanto G. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Cetakan pertama. Jakarta: Fakultas

Kedoteran Universitas Indonesia.

Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba

Medika.

Harnawati. 2008. Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, Ana Budi. 2014. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.Jakarta: Salemba

Medika.

Lee. 2012. Psikiatri Komunitas. Asosiasi Medis

Ns.Mustofa, Ali. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa untuk Praktisi dan Mahasiswa

Keperawatan.

Sasmanto, S. 2010. Gangguan Psikotik Singkat. Pontianak.

Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai