Anda di halaman 1dari 55

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HARGA DIRI RENDAH

Label: Kumpulan Askep

A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah. 

B. PENGERTIAN 
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya
sendiri.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dari
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat,
1999). Dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang dapat diekpresikan secara langsung dan tak langsung.

 Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan


tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan (Cowsisend, 1998).
Scholtz dan Videback (1998 mengemukakan bahwa ganggua harga
diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.

C. PROSES TERJADINYA MASALAH


Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya
dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart &
Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir namun
dipelajari. 
RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Respon adaptif      Respon maladaptif


Aktualisasi   Konsep diri  Harga diri      Kerancuan       
Depersonalisasi
Diri          positif     rendah  identitas

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat,
1999). 
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai
sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas
kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung
harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang
dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri
dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain.
 Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri
sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada
orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan
menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang
kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor
pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menaksika kejadian yang megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis
transisi peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b.  Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c.  Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan
keperawatan. 

Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara: 
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan
kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah
karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan
kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama

D. POHON MASALAH
                                                                      
E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan:
a. Resiko isolasi sosial: menarik diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Berduka disfungsional.
2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif: 
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri   berhubungan dengan harga
diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan
berduka disfungsional.

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).

b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya
  Salam terapeutik
  Perkenalan diri
  Jelaskan tujuan inteniksi
  Ciptakan lingkungan yang tenang
  Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
1.2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang


dimiliki.
Tindakan:
2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis.
2.3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. 


Tindakan: 
3.1. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat
digunakan.
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah.

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai


kemampuan yang dimiliki.
Tindakan : 
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan
setiap hari sesuai kemampuan.
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan 


Tindakan : 
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
5.2. Beri pujian atas keberhasilan 
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.


Tindakan:
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien. 
6.2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
6.4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-diri.html

ASKEP JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR)


PRINSIP PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
PSIKOSOSIAL SPIRITUAL : HARGA DIRI
 
Pengertian harga diri rendah
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ).

Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah


adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang


negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri
yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.

Tanda dan gejala :

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan


terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri


sendiri)

Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

( Budi Anna Keliat, 1999)

Penyebab dari harga diri rendah


Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka
disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak
sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu
dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi
kehilangan.

Tanda dan gejala :

Rasa bersalah

Adanya penolakan

Marah, sedih dan menangis

Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas

Mengungkapkan tidak berdaya


Akibat dari harga diri rendah
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik
diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).

Tanda dan gejala :

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

Menghindar dari orang lain (menyendiri)

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien


lain/perawat

Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk

Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas

Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau


pergi jika diajak bercakap-cakap

Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari.

(Budi Anna Keliat, 1998)

III. a. Pohon masalah

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Core Problem

Berduka disfungsional

Masalah dan Data yang Perlu Dikaji

 
No Masalah Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan

1 Isolasi sosial Mengungkapkan


: tidak
Ekspresi wajah kosong
menarik diri berdaya dan tidak
ingin hidup lagi Tidak ada kontak
mata ketika diajak
Mengungkapkan enggan bicara
berbicara dengan
orang lain Suara pelan dan tidak
jelas
Klien malu bertemu dan
berhadapan dengan
orang lain

2 Gangguan Mengungkapkan ingin


Merusak diri sendiri
konsep diri : diakui jati dirinya
harga diri Merusak orang lain
rendah Mengungkapkan tidak
ada lagi yang peduliMenarik diri dari
hubungan sosial
Mengungkapkan tidak
bisa apa-apa Tampak mudah
tersinggung
Mengungkapkan dirinya
tidak berguna Tidak mau makan dan
tidak tidur
Mengkritik diri sendiri
Perasaan malu

Tidak nyaman jika jadi


pusat perhatian

3 Berduka Mengungkapkan tidak


Ekspresi wajah sedih
disfungsional berdaya dan tidak
ingin hidup lagi Tidak ada kontak
mata ketika diajak
Mengungkapkan sedih bicara
karena tidak naik
kelas Suara pelan dan tidak
jelas
Klien malu bertemu dan
berhadapan dengan Tampak menangis
orang lain karena
diceraikan suaminya

Dan lain – lain…

IV. Diagnosa Keperawatan

Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka


disfungsional.

V. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan umum :

Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.

Tujuan khusus :

Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,


jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak
yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)

Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

Sediakan waktu untuk mendengarkan klien

Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga


dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki

Tindakan :

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan


dan aspek positif yang dimiliki

Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan


memberi pujian yang realistis

Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan


yang dimiliki

Tindakan :

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan

4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien

5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah


Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Diagnosa 2: Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan


berduka disfungsional

http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/askep-jiwa-harga-diri-rendah-hdr.html

Askep / Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah


Post Description : Askep / Asuhan Keperawatan Jiwa Harga
Diri Rendah, Masalah utama, Pengertian, Proses terjadinya
masalah, Rentang respon konsep diri, Pohon Masalah,
Diagnosa Keperawatan, Rencana Tindakan Keperawatan
Ditulis oleh: Kang Kapuk - Kamis, 22 September 2011

Askep kapukonline.com Up date Askep / Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah -


ASKEP JIWA, setelah sebelumnya posting tentang Askep Jiwa Halusinasi Dengar

A. MASALAH UTAMA

Harga diri rendah

B. PENGERTIAN

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.

C. PROSES TERJADINYA MASALAH

Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir
namun dipelajari.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri (Keliat, 1999).

Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal
maka cenderung harga diri rendah.

Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan
menerima penghargaan dari orang lain.

Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik
diri secara sosial.

Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak
realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal seperti :

1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan


kejadian yang mengancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :

a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang


berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan
dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan
fisik, prosedur medis dan keperawatan.

Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi,


kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang
diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak
sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

D. POHON MASALAH

Resiko isolasi sosial: menarik diri


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Core problem


Berduka disfungsional

E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Masalah keperawatan :

a. Resiko isolasi sosial : menarik diri.


b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
c. Berduka disfungsional.
2. Data yang perlu dikaji :

a. Data subyektif : 
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif: 
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

I. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).


II. Tujuan khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan :

a. Bina hubungan saling percaya

 Salam terapeutik
 Perkenalan diri
 Jelaskan tujuan inteniksi
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik
pembicaraan).
b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.

Tindakan :

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.


b. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis.
c. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :

a. Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat


digunakan.
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah.
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
kemampuan yang dimiliki.

Tindakan :

a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan


setiap hari sesuai kemampuan.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

a. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.


b. Beri pujian atas keberhasilan
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan :

a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara


merawat klien.
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
d. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.
html

A.      DEFINISI
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana
Keliat, 1998).

B.       Rentang HDR
Rentang harga diri rendah :
1.    Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
2.    Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai
dengan kenyataan.
3.    Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai
keinginan.
4.    Kerancunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat
kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain-lain.
5.    Dipersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih
karena orang lain.

Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :


a)    Konsep diri posistif
b)   Gambaran diri yang tepat dan positif
c)    Ideal diri yang realistis
d)   Harga diri yang tinggi
e)    Penampilan diri yang memuaskan
f)    Identitas yang jelas

C.      FAKTOR PENYEBAB
Teori penyebab
1.    Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus
sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh
KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat
atau sakit atau penyakitnya.
Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.

2.    Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau
dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar
mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari
luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
D.      Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic.
Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial
yang berubah
E.       Faktor Presipitasi
1.      Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
2.      Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3.      Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
4.      Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
5.      Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
6.      Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
7.      Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan
dan perawatan.

F.       Tanda dan Gejala


      Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan
penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena
pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker.
      Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS
menyalahkan dan mengejek diri sendiri.
      Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang
bodoh dan tidak tahu apa – apa.
      Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain,
lebih suka menyendiri.
      Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin
memilih alternatif tindakan.
      Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien
ingin mengakhiri kehidupan.

Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda
sebagai berikut :

      Produktivitas menurun.
      Mengukur diri sendiri dan orang lain.
      Destructif pada orang lain.
      Gangguan dalam berhubungan.
      Perasaan tidak mampu.
      Rasa bersalah.
      Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
      Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
      Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
      Pandangan hidup yang pesimis.
      Keluhan fisik.
      Pandangan hidup yang bertentangan.
      Penolakan terhadap kemampuan personal.
      Destruktif terhadap diri sendiri.
      Menolak diri secara sosial.
      Penyalahgunaan obat.
      Menarik diri dan realitas.
      Khawatir.

Akibat harga diri rendah berkepanjangan (kronis).


Klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.
HDR kronis berlangsung lama tanpa adanya intervensi yang terapeutik dapat
menyebabkan terjadinya kekacauan identitas dan akhirnya terjadi di personalisasi.
Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrogasikan aspek – aspek.
Identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikologi – psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat meredakan dirinya
dengan orang lain.

G.      Mekanisme koping individu


tidak efektif.

H.      Masalah Keperawatan
1.    Gangguan konsep diri : HDR
DS :
- Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
DO :
- Kontak mata kurang, sering menunduk.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.

2.     Perubahan penampilan peran


DS :
- Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
DO :
- Adanya keluhan fisik.
- Perubahan dalam tanggung jawab.

3.    Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri.


DS :
- Ungkapan yang terbatas pada ya atau tidak tahu.
DO :
- Tidak adanya kontak mata, selalu menundukkan kepala.
- Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri.
- Menolak diajak berbincang – bincang.
- Posisi tidur janin.
4.    Keputusasaan
DS :
- Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi pikiran.
- Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya.
- Mengungkapkan keputusan.
- Mengatakan kata – kata pesimis.
- Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan orang lain.
DO :
- Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat.
- Kurang berenergi.
- Pasif tampak apatis.
- Lebih banyak tidur menarik diri.
- Marah.

5.    Kerusakan komunikasi
DS :
- Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.
- Mengungkapkan hal – hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.
DO :
- Menolak berkomunikasi
- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.
- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal

6.    Resiko tinggi intoleran aktivitas


DS :
- Klien mengungkapkan menolak aktivitas
DO :
- Pasif
- Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain.
- Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari – hari.

7.    Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : halusinasi


DS :
- Klien mengatakan mendengar suara, melihat sesuatu, mengucap rasa, sesuatu,
mencium bau yang nyata.
DO :
- Klien berbicara, senyum – senyum, tertawa sendiri.
- Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan.
- Berbicara kacau, kadang – kadang tidak masuk akal.
- Tidak dapat membedakan hal – hal yang nyata dan tidak nyata.

8.    Defisit perawatan diri


DS :
- Klien mengatakan malas untuk beraktifitas mandi, makan ganti pakaian dll.
DO :
- Pakaian kotor, penampilan tidak rapi.
- Rambut kusut, kotor, bau tidak sedap.
- Personal hygiene yang kurang.
- Makan tak mau / menolak.
- BAB / BAK tidak terkontrol.

9.    Resiko perilaku pada diri sendiri, orang lain / lingkungan


DS :
- Mengatakan mendengar suara yang negatif tentang orang lain, ancaman, ejekan.
DO :
- Mudah tersinggung, jengkel, marah.
- Ekspresi wajah tegang.
- Memukul atau menyakiti orang lain.
-   Merusak lingkungan sekitar.

Diagnosa Keperawatan
Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.
HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
Keputusan berhubungan dengan hdr.
Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.
Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.
Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan.

I.         Rencana Keperawatan
Diagnosa : Harga Diri Rendah (HDR).
Tujuan umum :
Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
      Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan.
      Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
      Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
      Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
      Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik.
      Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti.
      Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau
menyetujui.
      Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang
diderita.
Sediakan waktu untuk mendengarkan.
      Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
      Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan
bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki
oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu
mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap
aspek positif klien.
Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian
yang realistic.
      Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
Misalnya penampilan klien dalam “self care” latihan fisik dan ambulasi serta aspek –
aspek.
      Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah
pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien.
      Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan
kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.
      Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien.
      Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien.
      Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
      Beri pujian atas kebersihan klien.
      Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah.
      Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR.
      Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
      Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Rasional :
      Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan
merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga
berinteraksi
dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien
sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.
      Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya.
      Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.
      Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga
timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri.
      Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa
hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa
dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.
      Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan
menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah
perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.
      Dapat di ketahui kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih
aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri,
memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan
aktivitas tersebut.
      Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan
pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.
      Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga
tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam
penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke
masyarakat.
Hasil yang diharapkan :
      Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita.
      Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem
      pendukung).
      Klien berperan serta dalam perawatan di derita.
      Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang
realistis.

J.        Strategi pelaksanaan
           Masalah : Harga Diri Rendah
1.    Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Proses Keperawatan
a)      Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
b)      Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR).
c)      Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki.
d)     Tindakan Keperawatan
1)   Bina hubungan saling percaya.
2)   Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien.
3)   Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
4)   Utamakan memberi nilai yang realitas.
e)      Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik.
- Selamat pagi mas ?
 4 minggu.- Perkenalkan nama saya Arga dari Poltekkes Palangka Raya, saya dinas
disini 
- Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?
Evaluasi / validasi
- Bagaimana perasaan mas kali ini ?
- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini !
Kontrak
- Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif
yang bisa mas lakukan sehari – hari ?
- Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalu waktunya 10
menit saja ?
- Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri,
memandang ke bawah terus ?
Kegiatan apa yang masa lakukan sehari – hari ?
Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?
Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang saat ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak
mau bicara ?
Rencana tindak lanjut
Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas
tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan
positif yang mas miliki.
Kontrak
Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki
yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ?
Tempat : mas nanti minta kita bincang – bincang dimana ?
Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?
Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00
setelah makan siang aja mas?

           Strategi pelaksanaan (SP 2)
2.    Pertemuan : Ke – 2 (Kedua)
Proses Keperawatan
a)      Kondisi klien
Pasien murung, sering tiduran di kamar, jarang bicara sama orang lain.
b)      Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah  (HDR)
c)      Tujuan khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
d)     Tindakan keperawatan
1)   Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2)   Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
3)   Utamakan memberi pujian yang realistis.
e)      Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini
Mas masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemasin ?
Kontrak
Kita kemarin sudah kontrak, bahwa hari ini kita akan berbincang – bincang tentang
bagaimana mas dapat menilai kemampuan yang mas miliki ?
Mas ingin kita bincang – bincang berapa lama ?
Mau dimana mas tempatnya ? Oh ya kemarin kita sudah sepakat kita bincang –
bincang di ruang makan selama 10 menit ya mas ? mas mau kan ?
Kerja
Selama mas disini kegiatan apa saja yang mas lakukan.
Sebelum mas disini, mas pernah punya ketrampilan ? bisa mas sebutkan ketrampilan
yang pernah mas miliki tersebut ?
Mas pernah mendapatkan penghargaan tentang ketrampilan yang mas miliki ini ?
Mas bisa memanfaatkannya kembali ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas saat ini setelah kita bincang – bincang banyak tentang
kegiatan yang mas miliki tadi ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan apa saja tadi yang mas miliki ?
Rencana tindak lanjut
Mas masih ingat dengan topik yang kita bicarakan tadi ? untuk pertemuan selanjutnya
kita akan membicarakan tentang bagaimana merencanakan kagiatan sesuai dengan
kemampuan yang mas miliki, mas mau kan ?
Kontrak
Untuk pertemuan besok kita akan berbincang – bincang tentang merencanakan
kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kita
berbincang – bincang dimana ? Gimana kalau waktunya pagi jam 09.00 aja masnya
setuju kan ?

           Strategi pelaksanaan (SP 2)
3.    Pertemuan : Ke – 3 (Ketiga)
Proses Keperawatan
a)    Kondisi klien
Klien sudah mau berkumpul sama teman – temannya.
b)   Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR
c)    Tujuan khusus
Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
d)   Tindakan keperawatan
1)   Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
2)   Kegiatan mandiri.
3)   Kegiatan dengan bantuan sebagian.
4)   Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
5)   Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien.
6)   Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
e)    Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas, mas masih ingat nama saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana mas apa masih ingat tentang pembicaraan kita kemarin mas?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan membicarakan & membahas tentang
rencana yang akan kita lakukan mas ?
Waktu : jam berapa mas, kita akan berbincang – bincang lagi mas ? berapa lama
mas ?
Tempat : mau di tempat ini atu mau bincang – bincang dimana mas?
Kerja
Pada pertemuan pertama mas menyatakan bisa memotong rambut, lalu kemampuan
tersebut dapat mas lakukan disini maupun setelah mas pulang dari sini, mas bisa
mengekspresikan perasaan mas dengan momotong rambut temannya. Dengan
memotong rambut perasaan mas agak terhibur. Dan nanti kalau mas sudah pulang
mas bisa membuka salon dan mas bisa mempunyai penghasilan sendiri dari hasil
memotong rambut.
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kemampuan apa yang bisa dilakukan mas ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita membicarakan topik ini sekarang bandingkan
perasaan mas sebelum dan sesudah berbincang – bincang.
Kontrak yang akan datang
Topik : untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang kegiatan yang dapat
dilakukan selama mas sakit, mas setuju tidak ?
Waktu : jam berapa mas kita nanti bisa berbincang – bincang lagi ? mau berapa
lama ?
Tempat : dimana mas kita nanti mau berbincang – bincang ? mas mau ditempat
mana ?

           Strategi pelaksanaan (SP 2)

4.    Pertemuan : Ke – 4 (Keempat)
Proses Keperawatan
a)    Kondisi klien
Tampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka
menyendiri.
b)   Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR)
c)    Tujuan khusus
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
d)   Tindakan keperawatan
1)   Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
2)   Beri pujian atas keberhasilan klien.
3)   Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
e)    Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin.
Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai
dengan kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ?
Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi?
Waktu : jam berapa mas bisa bincang – bincang lagi ? mas mau berapa lama ?
Kerja
Coba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus
kali ini mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa
melaksanakannya dirumah, bagaimana mas setuju ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Coba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang – bincang
?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan – kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang kali ini coba nanti mas ingat
– ingat lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi .
Kontrak
Topik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang
ada, kalau mau nanti kita bisa bincang – bincang.
Waktu : jam berapa mas mau bincang – bincang dengan saya ? mau berapa lama ?
Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ?

           Strategi pelaksanaan

5.    Pertemuan : Ke – 5 (Kelima)
Proses Keperawatan

a)    Kondisi klien
Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang
klien memberi senyum.
b)   Diagnosa keperawatan
HDR
c)    Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
d)   Tindakan keperawatan
1)   Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
2)   Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3)   Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
e)    Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Apakah saran – saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang – bincang tentang sistem
pendukung yang ada dalam keluarga mas ?
Waktu : jam berapa mas kita akan bincang – bincang ?
Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Coba ceritakan pada saya tentang saran – saran saya yang sudah mas lakukan.
Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ?
Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Setelah berbincang – bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi
ini ?
Evaluasi obyektif
Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ?
Rencana tindak lanjut
Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga.
Kontrak yang akan datang
Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat
berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.
Asuhan Keperawatan Jiwa HDR (Harga Diri Rendah)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat (rapid social cange) sebagai konsekuensi modernisasi.
Industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi nilai-nilai moral etika dan gaya hidup
(value sistem and way of laife). Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
tersebut diatas yang pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit, atau mengalami gangguan penyesuaian
diri (adjustment disorder).

Perubahan-perubahan tat nilai kehidupan yang seringkali juga disebut perubahan-perubahan psikososial antara lain
dapat dilihat dari hal-hal yang berikut ini, yaitu :

1.                            Pola hidup mayarakat dari yang semula sosial religius cenderung kearah pola kehidupan masyarakat individual,
materialistis dan sekuler.

2.                            Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif.

3.                            Struktur keluarga yang semula keluarga besar (extended family) cenderung kearah keluarga inti (nuclear family),
bahkan sampai pada keluarga tunggal (single parent family).

4.                            Ambisi karier dan materi yang sebelumnya menganut azas-azas hukum dan moral serta etika, cenderung berpola
tujuan menghalalkan segala cara ; misalnya dengan melakukan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Dari jaman purbakala sebenarnya sudah terdapat tanda-tanda yang menunjukan bahwa manusia telah mengenal
tentang gejala-gejala gangguan jiwa. Sejak saat pembuahan, seorang manusia merupakan satu kesatuan badan
dan jiwa yang tidak dapat dipisahkan. Bila terganggu maka akan bereaksi adalah manusia secara keseluruhan,
bukan hanya badannya atau jiwanya saja. Jadi dapat di katakan bahwa badan dan jiwa bukanlah kesatuan yang
berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan aspek-aspek manusia yang digambarkan untuk memudahkan
komunikasi.

1.2  Tujuan Penulisan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untukmemnuhi salah satu tugas mata kuliah jiwa 1 dan untuk
mengidentifikasi gejala-gejala dari gangguan jiwa pada pasien harga diri rendah dan untuk mengintervensi proses
keperawatan yang seharusnya dilakukan pada klien gangguan jiwa.

1.3  Metoda Penulisan

Metoda penulisan dari makalah ini yaitu dengan mengambil literatur kepustakaan yang ada kaitannya dengan klien
gangguan jiwa khususnya harga diri rendah (HDR).

1.4  Sistematika penulisan
Bab I   Pendahuluan yang terdiri dari:

Latar belakang ,Tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulis an.

Bab II  Tinjauan teoritis yang meliputi :

2.1 Definisi, Gangguan Harga Diri Rendah, Karakteristik Prilaku, Masalah Kepeawatan Yang Mungkin Timbul,
Tujuan Keperawatan.

2.2 Sebab-Sebab Gangguan Jiwa

Bab III            Study Kasus

Daftar Pustaka

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1  Harga Diri Rendah (HDR)

a.       Definisi

Keperawatan adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan
prilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American Nurses Association) mendefinisikan keperawatan mental dan
psikiatrik sebagai : “Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya”.
Gangguan harga diri sendiri sebagi evaluasi diri dan perasaan-prasaan tentang diri atau kemampuan
diri negatif, yang dapat di eksperikan secara langsung maupun tidak langsung.

Klien gangguan jiwa kronis mempunyai harga diri yang rendah khususnya dalam hal identitas dan
prilaku. Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangnnya, tidak ingin melakukan sesuatu
untuk menghindari kegagalan (takut gagal) dan tidak berani mencapai sukses.

Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagl mencapai keinginan.

b.      Gangguan Harga Diri Rendah

Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara :

1)      Situasional, yaitu terjadinya trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara dan lain-
lain).

Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :

o   Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak
sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).

o   Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.

o   Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya : berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan,
berbagai tindakan tanpa persetujuan.

2)      Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini
mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit daan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya.

c.       Karakteristik Prilaku

1.      Perasaan negatif terhadap diri sendiri

2.      Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu

3.      Mengatakan hal-hal negatif terhadap keadaan

4.      Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya

5.      Menarik diri dari kehidupan sosial

6.      Kritik terhadap diri sendiri dan/atau orang lain

7.      Pembicaraan kacau

8.      Mempersepsikan adanya ketegangan peran


9.      Mudah tersinggung/mudah marah

10.  Produktifitas menurun

11.  Pandangan hidup yang ekstrim

12.  Penolakan terhadap diri sendiri

13.  Menarik diri dari relitas

14.  Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan

15.  Merasa diri tidak adekuat

16.  Keluhan fisik

17.  Penyalahgunaan zat

d.      Masalah Keperawatan Yang Mungkin Timbul

1.      Isolasi sosial

2.      Distress spiritual

3.      Perubahan proses berfikir ; curiga

4.      Perubahan interaksi sosial : menarik diri

5.      Potensial amuk

6.      Perubahan pola seksualitas ; menurunnya gairah seksual

7.      Gangguan harga diri ; harga diri rendah situasional/atau kronik

8.      Keputusaan

9.      Isolasi sosial ; menarik diri

10.  Risiko prilaku kekerasan

e.       Tujuan Keperawatan

1.      Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya

2.      Pasien tidak mengalami ditress

3.      Pasien tidak memperlihatkan perasaan curiga terhadap lingkungannya

4.      Pasien mampu melakukan hubungan interpersonal yang baik

5.      Pasien mampu mengontrol prilaku marah


6.      Pasien mampu mengembalikan gairah seksualnya

7.      Pasien tidak lagi putus ada

8.      Pasien tidak melakukan prilakukekrasan

2.2  Sebab-Sebab Gangguan Jiwa

Tidak seperti pada penyakit jasmaniah, sebab-sebab gangguan jiwa adalah komplek. Pada seseorang
dapat terjadi penyebab satu atau bebrapa faktor dan bisanya berdiri sendiri.

Mengetahui sebab-sebab gangguan jiwa penting untuk mencegah dan mengobatinya, umumnya sebab-
sebab gangguan jiwa dibedakan atas :

1.      Sebab-sebab jasmaniah (Biologis)

a.       Keturunan

b.      Konstitusi

-          Jasmaniah

-          Temperamen

-          Penyakit dan cedera tubuh

2.      Sebab-sebab kejiwaan/psikologis

Bermacam pengalaman, frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap,
kebiasaan dan sifat-sifatnya di kemudian hari.

3.      Sebab-sebab budaya/kultural

Kebudayaan secara tehnis adalah ide atau tingkah laku yang dapat di lihat maupun tidak dapat terlihat.
Faktor budaya menentukan “warna” gejala-gejala, disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan, kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan itu.

Bebrapa faktor-faktor lebudayaan tersebut :

a.       Cara-cara membesarkan anak

Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter, hubungan orang tuaanak menjadi kaku dan tidak
hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru
menjadi penurut yang berlebihan.

b.      Sistem Nilai

Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan satu dengan yang lain : antara masa lalu dengan
sekarang sering menimbuklan masalah-masalah kejiwaan.
c.       Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan yang ada

Iklan-iklan di radio, televisi, surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan nayangan-bayangan yang
menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup sehari-hari.

d.      Ketegangan akibat faktor ekonomi dan kemajuan teknologi

Dalam masyarakat modern kebutuhan makin meningkat dan persaingan makin meningkat dan makin ketat
untuk meningkatkan ekonomi.

e.       Perpindahan-perpindahan kesatuan keluarga

Khusus untuk anak-anak yang sedang berkembang, kepribadiannya,perubahan-perubahan lingkungan,


(kebudayaan dan pergaulan), hal ini cukup mengganggu.

f.       Masalah golongan minoritas

Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa
pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakan-tindakan yang
akan merugikan orang banyak.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.A

DENGAN GANGGUAN KEPRIBADIAN : SKIZOID


 DI RUANG MERPATI RSJ CISARUA-CIMAHI

I.       Pengkajian

A.    Identitas Klien

Nama                           : Tn. A

Jenis Kelamin              : Laki-lakii

Umur                           : 17 tahun

Agama                         : Islam

Pendidikan                  : SMU

Pekerjaan                     : Pelajar

Status                          : Belum nikah

Alamat                                    : Desa Rancabango blok D.13

Tanggal Masuk            : 05 Mei 2009

Tanggal Pengkajian     : 10 Juni 2009

No.RM                        : 010203

Diagnosa Medis          : Skizoid

B.     Identitas Penggung Jawab

Nama                           : Tn. B

Umur                           : 52 tahun

Jenis Kelamin              : Laki-laki

Pekerjaan                     : Wiraswasta

Alamat                                    : Desa Rancabango blok D.13

Hubungan dgn klien   : Ayah kandung

II.    Alasan Masuk
Menurut penuturan klien. Klien mengatakan bahwa klien dibawa ke RSJ Cimahi ± 3minggu yang lalu oleh
keluarganya dengan keluhan klien suka berdiam diri, sering melamun dan klien suka berbicara sendiri. Setelah
dibawa ke RSJ oleh dokter klien dinyatakan harus dirawat. Pada saat 19 April 2005 klien tampak suka menyediri
dari orang lain. Klien tampak kurang bergairah dan tidak terlihat ekspresi, marah atau bahagia. Kontak mata kurang,
klien tampak mempertahankan jarak.

Masalah keperawatan : Skizoid.

III. Faktor Prediposisi

Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

Menurut penuturan klien sejak usia 7 tahun klien sering mengalami penganiayaan fisik dan psikologis dari
orang tuanya. Persitiwa tersebut terjadi sejak klien mulai masuk SD kelas 3. Prestasi klien di sekolah yang selalu
menurun dan sering dimarahi oleh gurunya karena nakal,hingga klien harus tinggal kelas

Masalah keperawatan : Penganiayaan fisik dan Psikologis.

IV. Pemeriksaan Fisik

Tekanan Darah            : 120/80 MmHg

Respirasi                      : 20 x/menit

Nadi                            : 90 x/menit

Suhu                            : 36c

V.    Psikososial

a.       Genogram
Keterangan :

                                    Laki-laki

                        Perempuan

                                    Klien

                                    Pernikahan

                        Tinggal Serumah

Penjelasan :

-          Klien adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara

-          Klien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya beserta adik dan kaknya

-          Orang yang paling dekat dengan klien adalah kakak kandungnya.

b.      Konsep diri

1.      Citra tubuh

Pada saat dikaji klien memangatakan menyukai semua bagian tubuhnya.

2.      Identitas diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki.

3.      Peran.

      Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak dari ke-2 orang tuanya dan adik sekaligus kakak dari
saudara kandungnya.

4.      Ideal diri

Pada saat dikaji klien mengatakan sudah sembuh dan ingin pulang di jemput orang tuanya dan keluarganya yang
lain

5.      Harga diri

Pada saat dikaji klien mengatakan tidak ada yang salah pada dirinya.

Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid.

c.       Hubungan sosial

Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mau bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena klien merasa tidak
nyaman.Klien lebih senabg menyendiri.

Masalah keperawatan : Gangguan Kepribadian Skizoid

d.      Spiritual

1.      Nilai dan keyakinan

Klien beragama Islam klien mengatakan percaya adanya Allah SWT

2.      Kegiatan ibadah

Klien tahu shalat dalam sehari itu ada berapa kali dan berapa rakaat dan klien suka melakukannya

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

VI.       Status Mental
a.       Penampilan

Pada saat dikaji klien terlihat rapih, dapat menggunakan pakaian dengan baik tanpa bantuan orang lain

b.      Pembicaraan

Dalam pembicaraan klien terputus-putus dan tampak ketakutan

Masalah  keperawatan : Gangguan komunikai verbal


c.       Akhuitas motorik

Pada saat dikaji klien kelihatan lemas, duduk diam di tempat tidur dan tampak kurang bergairah

Masalah keperawatan : Intoleransi aktifitas motorik

d.      Alam perasaan

Pada saat dikaji ekspresi wajah Tidak tampak sedih, padahal klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul
dengan kedua orang tuanya dan kakak serta adiknya

Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid.

e.       Apek

Klien memiliki apek yang datar ketika ada stimulus yang menyenangkan ataupun menyedihkan.

Masalah keperawatan : Gangguan kepribadian Skizoid

f.       Interaksi selama wawancara

Pada saat dikaji, kontak mata kurang

Masalah keperawatan : Gangguan komunikasi verbal

g.      Persepsi

Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan bayangan-bayangan yang tak berwujud

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

h.      Proses fikir

Klien mengalami gangguan proses pikir Sirkumstansial, terbukti dari pembicaraan klien yang berbelit-belit sampai
pada tujuan/sasaran

Masalah keperawatan : gangguan proses pikir Sirkumstansial

i.        Isi pikir

Pada saat melakukan pertemuan dengan klien ditemukan bahwa klien malu apabila ketemu dengan orang lain
j.        Tingkat kesadaran

1.      Orientasi waktu

Klien bisa menyebutkan hari ini (Jum’at), besok dan kemarin

2.      Orientasi tempat

Klien bisa menyebutkan bahwa ia sedang berada di RSJ dan sedang dirawat

3.      Orientasi orang

Klien bisa menyebutkan nama anggota keluarganya seperti nama Ibu, kakak dan adiknya

k.      Memory

Pada saat dikaji klien bisa menceritakan kembali peristiwa yang menimpa pada dirinya, baik yang telah terjadi
1 bulan, seminggu yang lalu, serta kejadian saat ini.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

l.        Tingkat konsentrasi dan berhitung

Pada saat dikaji klien dapat menjawab hitungan sederhana (Misalnya 4,6 dan lain-lain) dan dapat menyebutkan
kembali siapa saja yang berkenalan dengannya

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

m.    Kemampuan penilaian

Klien dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan klien baik, terbukti klien dapat
menilai dan membedakan warna baju antara klien dengan perawat

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

n.      Daya tilik diri

Klien menyadari dirinya berada di RSJ Cimahi dan klien mengaku dirinya sedang sakit dan memerlukan
perawatan “tapi dalam hubungan sosial klien merasa sudah sembu”

Masalah keperawatan : tidak ada masalah


VII.    Kebutuhan Persiapan Pulang
a.       Nutrisi

1.      Makan

Frekuensi makan klien 3 x/hari, sebelum makan berdo’a dahulu, porsi makan habis, makan memakai sendok dan
tidak lupa cuci tangan dulu, lalu berdo’a sesudah makan

2.      Minum

Setelah makan klien mampu menyuapkan minum memakai gelas tanpa bantuan orang lain dan dapat
membersihkan alat makan yang sudah diapakai

b.      Eliminasi

BAK/BAB

Klien mampu BAK/BAB secara mandiri, di WC kemudian setelah selesai dibersihkan sendiri dan klien mampu
merapihkan pakaiannya kembali

c.       Personal hygiene

Klien dapat menjaga kebersihan dirinya seperti klien mandi 2 x/hari, memakai sabun, gosok gigi memakai
pasta gigi, klien mandi sendiri tanpa bantuan orang lain

d.      Berpakaian

Pakaian klien bersih dan rapih, klien dapat menggunakan pakaian tanpa bantuan dari orang lain

e.       Istirahat dan tidur

Klien mengatakan tidak punya masalah dalam istirqahat tidur dan klien mengatakan tidurnya nyenyak dan
merasa segar bila bangun tidur, setelah bangun tidur bisa merapihkan tempat tidur dan kemudian mandi

f.       Penggunaan obat

Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang hanya mampu minum obat sendiri dari dokter.

g.      Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan bahwa setelah pulang ia akan melakukan perawatan lanjutan. Kebagian rawat jalan RSJ
Cimahi
h.      Aktifitas didalam rumah

Klien mengatakan setelah klien pulang ke rumah klien akan melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik.

i.        Aktifitas diluar rumah

 Klien mengatakan akan melaksanakan apa yang di perintahkan orang tuanya dengan baik.

VIII.  Aspek Medis
Diagnosa medik             : Skizoid.

Therapy medis                : Stelazine 5 mg 3 x 1 tablet

                                         Tryhexsipindile (THD) 2 mg 3 x 1 tablet

                                         CP2 (Clopamizine) 100 mg 1 x 1 tablet

IX.       Daftar Maslaah
1.      Gangguan Kepribadian Skizoid.

X. ANALISA DATA
No Data

1 DS : Gangguan konsep diri (HDR)

-      Klien mengatakan malu pada kakak,


adiknya teman-temannya karena ada di RSJ
ini

DO :

-      Klien tampak menghindar dari orang lain

-      Klien tampak kurang bergairah

-      Klien terlihat jarang berkomunikasi dengan


orang lain

2 DS : Gangguan Isolasi sosial (MD)

-       Klien menyatakan tidak mau bergaul


dengan teman-teman sekamarnya karena
ia merasa dirinya sudah sembuh
-        

DO :

-      Klien tampak tampak lebih sering


menyendiri ditempat tidurnya

-      Klien lebih banyak tidur siang

3 DS : Gangguan alam perasaan sedih

-      Klien mengatakan ingin segera pulang dan


berkumpul dengan kedua orang tuanya,
kakak dan adiknya

DO :

-      Ekpresi wajah klien tampak sedih

-      Klien sering melamun

4 DS : Intolersansi aktifitas motorik

-      Klien mengatakan badannya terasa lemas

DO :

-      Klien tampak duduk ditempat tidur

-      Klien tampak diam

-      Klien tampak kurang bergairah

5. DS : Kerusakan komunikasi verbal

-      Klien mengatakan lebih suka diam daripada


mengobrol

DO :

-      Klien jarang berkomunikasi dengan


temannya
-      Klien lebih banyak diam

XI. Pohon Masalah

Gangguan isolasi sosial : MD              Akibat

           

                        Gangguan konsep diri, (HDR)            Core problem

     Berduka disfungsi oral                   Penyebab

 Prioritas masalah  gangguan isolasi sosial : MD s/d harga diri rendah


PROSES KEPERAWATAN

Nama                       : Nn. N

No. CM                    : 002864

DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
No
.
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMP

1 2 3 4 5

1 Gangguah isolasi Tujuan umum


sosial sehubungan
dengan rendah dirio  Klien mampu
yang ditandai dengan membina
hubungan dengan
DS : orang lain

-      Klien mengatakan Tujuan khusus


tidak mau bergaul
o  Klien dapat
dngan teman
membina
sekamarnya karena ia
hubungan saling
merasa sudah sembuh o Dalam 2 x pertemuan Membina hubungan Dengan terbinanya Membin
percaya
klien mau meneirma saling percaya hubungan saling percaya percaya
DO : kehadiran perawat merupakan langkah utama
berjabat o  Salam terapeutik untuk melakukano  Salam ter
-      Klien tampak sering
tangan/bersalaman terapeutik
menyendiri di tempat o  Perkenalkan diri dengan ”Assalamua
tidur o Klien mau menyebut kan sopan siang no
nama, mau menjawab
-      Klien lebih banyak o  Tanyakan nam lengkap o  Perkenalk
salam
diam neng a
o Klien  mau mengutarakano  Tanyakan nama ayun
-      Klien tampak banyak
perasaannya walaupun panggilan yang mahasis
tidur siang disukainya
sedikit GARUT

o  Jelaskan tujuan o  Boleh say


pertemuan siapa ?
apa ?
o  Buat kontrak
o  Menyebu
o  Dengarkan ungkapan kesini
klien nona d
masalah

o  Membuat
dinas di
2 mingg
o  Klien dapat
DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
No
.
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMP

1 2 3 4 5

mengidentifikasi 14.00
kemampuan dan
aspek positif yang o  Mendeng
dimilki klien b
mau
o    teman-t
karena
sembuh

o  Klien dapat Setlah 2 x pertemuano  Diskusikan kemampuano  Dengan o  Mendi


mengidentifikasi klien dapat dan aspek yang dimilki
kemampuan dan mengidentifikasi diketahuinya kemam
sapke negatif yang kemampuan dan aspeko  Setiap bertemu dengan kemampuan dan aspek
dimiliki positif yang dimiliki klien hindarkan
aspek yang dimiliki dimilk
penilaian
o Aspek intelektual klien akan lebih apa sa
o  Utamakan percaya diri lakuka
o Aspek sosial budaya pujian/pemberian
pujian yang ralistis meng
o  Dengan menghindarkan
penilaian negatif luang
diharapkan klien merasa
punya kemampuan yango  Mengh
lebih
penila
o  Dengan memberikan pujian
klien merasa benar-benaro  Memb
dihargai dan klien akan yang r
merasa diperhatikan
ternya
pintar
dan it
dikem
karen
memp
yang s

o  Klien dapato  Setelah 4 x pertemuano  Rencanakan bersamao  Dengan menyusun rencanao  Meren


melakukan klien dapat membuat klien aktifitas yang aktifitas sehari-hari
kegiatan sesuai rencana kegitan harian dapat dilakukannya dihapakan klien dapat aktifit
dengan kondisi setiap hari sesuai mengatur waktu dengan “Ibu c
sakit dan dengan baik
ceriat
kemampuannya kemampuannya
o  Dengan meningkatkan apa sa
DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
No
.
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMP

1 2 3 4 5

o  Tingkatkan kegiatan kegiatan sesuai dengan ibu lak


sesuai dengan kondisi kondisi klien diharapkan
klien klien tidak merasa jenuh hari ?”

o  Beri contoh carao  Dengan memberikan contoho  Menin


pelaksanaan kegiatan klien tidak bingung lagi
kegiat
yang boleh dilakukan untuk beraktifitas
denga
kemam
“Baga
ibu jal
keluar
jenuh
berola

o  Memb
conto
pelaks
kegiat
boleh
“baga
hari in
menyu
ngobr
masla

o  Klien dapato  Setelah 5 x pertemuano  Beri penkes padao  Dengan memberikan penkeso  Keluar


memanfaatkan klien dapat keluarga tentang cara pada keluarga diharapkan
sistem pendukung memanfaatkan sistem merawat klien dengan keluarga dapat merawat menje
yang ada pendukung HDR klien dirumah denagan baik tidak b

o  Bantu keluarga memberio  Dengan membantu klien


untuk
dukungan selama klien untuk membina/memberi dapat
diraat dukungan pada klien
diharapkan klien akan
merasa diperhatikan dan
mendapat dikungan baik
dari keluarga ataupun dari
perawat
DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
No
.
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMP

1 2 3 4 5

o  Klien dapato  Klien dapato  Jelaskan jenis obat yango  Dengan menjelaskan jeniso  Menje


menggunakan obat menyebutkan obat- diminum oleh klien, obat yang diminum lie
dengan benar obatan yang diminum kegunaan serta efek diharapkan klien dapat obat y
sesuai dprogram dan kegunaannya serta sampingnya memahami dan dimin
pengobatan efek samping yang mengetahui obat apa yang
mungkin timbul diminumnya “Bu, c
obat y
naman
o  Sidkusikan kerugiannyao  Dengan menjelaskan trihex
jika berhenti minum kerugian jika berhenti
minum obat diharapkan
supay
obat
klien terus meminum gemet
obatnya selama masih
2 mg 3
dianjurkan
tablet
dimkin
memb
kering
o  Dengan menjelaskan dan su
prinsip-prinsip minum obat kalu y
yang benar diharapkan
klien tidsak salah dalam
naman
o  Jelaskan pinsip-prinsip penggunaan obat dosisn
minum obat x seha
gunan
tidak m
bisa ti
nyeny
DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
No
.
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMP

1 2 3 4 5

lagi w
naman
dosisi
sehari
gunan
tisdak
bingun
cemas

o  Menje
kepad
jika ib
minum
akan m
prose
penye
sendir

o  Menje
prinsip
benar

“Bu m
yang b
adalah
dosisn
waktu
obatn
memi
supay
kesala
penya

Anda mungkin juga menyukai