Label: Kumpulan Askep
A. MASALAH UTAMA
Harga diri rendah.
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya
sendiri.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dari
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat,
1999). Dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri
sendiri yang dapat diekpresikan secara langsung dan tak langsung.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat,
1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai
sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas
kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung
harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang
dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri
dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima
penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri
sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada
orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan
menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang
kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor
pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menaksika kejadian yang megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis
transisi peran :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan
oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan
keperawatan.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan
kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah
karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan
kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di
rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
lama
D. POHON MASALAH
E. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan:
a. Resiko isolasi sosial: menarik diri.
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Berduka disfungsional.
2. Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan
berduka disfungsional.
b. Tujuan khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
1.1. Bina hubungan saling percaya
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
1.2. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
1.3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
1.4. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/06/asuhan-keperawatan-jiwa-harga-diri.html
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
Rasa bersalah
Adanya penolakan
Core Problem
Berduka disfungsional
No Masalah Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
Tindakan :
Tindakan :
http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/askep-jiwa-harga-diri-rendah-hdr.html
A. MASALAH UTAMA
B. PENGERTIAN
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak
dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri.
Konsep diri di definisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri tidak terbentuk sejak lahir
namun dipelajari.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai
dengan ideal diri (Keliat, 1999).
Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal
maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan
menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik
diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak
realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal seperti :
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
D. POHON MASALAH
↓
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Core problem
↓
Berduka disfungsional
1. Masalah keperawatan :
a. Data subyektif :
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
Tindakan :
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik
pembicaraan).
b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
Tindakan :
http://www.kapukonline.com/2011/09/askepasuhankeperawatanjiwahargadirirend.
html
A. DEFINISI
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita – cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana
Keliat, 1998).
B. Rentang HDR
Rentang harga diri rendah :
1. Aktualisasi diri
Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif.
2. Konsep diri positif
Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai
dengan kenyataan.
3. Harga diri rendah
Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai
keinginan.
4. Kerancunan identitas
Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat
kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain-lain.
5. Dipersonalisasi
Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih
karena orang lain.
C. FAKTOR PENYEBAB
Teori penyebab
1. Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba – tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus
sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh
KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat
atau sakit atau penyakitnya.
Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.
2. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau
dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar
mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari
luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
D. Faktor Predisposisi
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic.
Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial
yang berubah
E. Faktor Presipitasi
1. Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
2. Konflik peran
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3. Peran yang tidak jelas
Kurangnya pengetahuan individu tentang peran
4. Peran yang berlebihan
Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
5. Perkembangn transisi
Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
6. Situasi transisi peran
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
7. Transisi peran sehat-sakit
Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan
dan perawatan.
Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda – tanda
sebagai berikut :
Produktivitas menurun.
Mengukur diri sendiri dan orang lain.
Destructif pada orang lain.
Gangguan dalam berhubungan.
Perasaan tidak mampu.
Rasa bersalah.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri.
Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan.
Pandangan hidup yang pesimis.
Keluhan fisik.
Pandangan hidup yang bertentangan.
Penolakan terhadap kemampuan personal.
Destruktif terhadap diri sendiri.
Menolak diri secara sosial.
Penyalahgunaan obat.
Menarik diri dan realitas.
Khawatir.
H. Masalah Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : HDR
DS :
- Adanya ungkapan yang menegatifkan diri.
- Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya.
- Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri.
DO :
- Kontak mata kurang, sering menunduk.
- Mudah marah dan tersinggung.
- Menarik diri.
- Menghindar dari orang lain.
5. Kerusakan komunikasi
DS :
- Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi.
- Mengungkapkan hal – hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya.
DO :
- Menolak berkomunikasi
- Berbicara dengan nada yang tidak jelas.
- Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal
Diagnosa Keperawatan
Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR.
HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif.
HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh.
HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis.
Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR.
Keputusan berhubungan dengan hdr.
Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR.
Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas.
Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi.
Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan.
I. Rencana Keperawatan
Diagnosa : Harga Diri Rendah (HDR).
Tujuan umum :
Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada.
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik.
Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti.
Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau
menyetujui.
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang
diderita.
Sediakan waktu untuk mendengarkan.
Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan
bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki
oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu
mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap
aspek positif klien.
Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian
yang realistic.
Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
Misalnya penampilan klien dalam “self care” latihan fisik dan ambulasi serta aspek –
aspek.
Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah
pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien.
Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan
kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total.
Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien.
Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas kebersihan klien.
Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah.
Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR.
Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.
Rasional :
Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan
merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga
berinteraksi
dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien
sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.
Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya.
Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.
Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga
timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri.
Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa
hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa
dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.
Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan
menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah
perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri.
Dapat di ketahui kegiatan – kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih
aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri,
memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan
aktivitas tersebut.
Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan
pujiannya akan meningkatkan harga diri klien.
Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga
tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam
penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke
masyarakat.
Hasil yang diharapkan :
Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita.
Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem
pendukung).
Klien berperan serta dalam perawatan di derita.
Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang
realistis.
J. Strategi pelaksanaan
Masalah : Harga Diri Rendah
1. Pertemuan : Ke - 1 (pertama)
Proses Keperawatan
a) Kondisi Klien
Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun.
b) Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR).
c) Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki.
d) Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya.
2) Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien.
3) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif.
4) Utamakan memberi nilai yang realitas.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik.
- Selamat pagi mas ?
4 minggu.- Perkenalkan nama saya Arga dari Poltekkes Palangka Raya, saya dinas
disini
- Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ?
Evaluasi / validasi
- Bagaimana perasaan mas kali ini ?
- Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini !
Kontrak
- Topik : Bagimana kalau kita bincang – bincang sebentar tentang hal – hal positif
yang bisa mas lakukan sehari – hari ?
- Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ?gimana kalu waktunya 10
menit saja ?
- Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri,
memandang ke bawah terus ?
Kegiatan apa yang masa lakukan sehari – hari ?
Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ?
Terminasi
Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang saat ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak
mau bicara ?
Rencana tindak lanjut
Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas
tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan
positif yang mas miliki.
Kontrak
Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki
yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ?
Tempat : mas nanti minta kita bincang – bincang dimana ?
Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ?
Waktu : jam berapa kita akan berbincang – bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00
setelah makan siang aja mas?
Strategi pelaksanaan (SP 2)
2. Pertemuan : Ke – 2 (Kedua)
Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
Pasien murung, sering tiduran di kamar, jarang bicara sama orang lain.
b) Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR)
c) Tujuan khusus
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
d) Tindakan keperawatan
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
2) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.
3) Utamakan memberi pujian yang realistis.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini
Mas masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemasin ?
Kontrak
Kita kemarin sudah kontrak, bahwa hari ini kita akan berbincang – bincang tentang
bagaimana mas dapat menilai kemampuan yang mas miliki ?
Mas ingin kita bincang – bincang berapa lama ?
Mau dimana mas tempatnya ? Oh ya kemarin kita sudah sepakat kita bincang –
bincang di ruang makan selama 10 menit ya mas ? mas mau kan ?
Kerja
Selama mas disini kegiatan apa saja yang mas lakukan.
Sebelum mas disini, mas pernah punya ketrampilan ? bisa mas sebutkan ketrampilan
yang pernah mas miliki tersebut ?
Mas pernah mendapatkan penghargaan tentang ketrampilan yang mas miliki ini ?
Mas bisa memanfaatkannya kembali ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas saat ini setelah kita bincang – bincang banyak tentang
kegiatan yang mas miliki tadi ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan apa saja tadi yang mas miliki ?
Rencana tindak lanjut
Mas masih ingat dengan topik yang kita bicarakan tadi ? untuk pertemuan selanjutnya
kita akan membicarakan tentang bagaimana merencanakan kagiatan sesuai dengan
kemampuan yang mas miliki, mas mau kan ?
Kontrak
Untuk pertemuan besok kita akan berbincang – bincang tentang merencanakan
kegiatan – kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kita
berbincang – bincang dimana ? Gimana kalau waktunya pagi jam 09.00 aja masnya
setuju kan ?
Strategi pelaksanaan (SP 2)
3. Pertemuan : Ke – 3 (Ketiga)
Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
Klien sudah mau berkumpul sama teman – temannya.
b) Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR
c) Tujuan khusus
Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
d) Tindakan keperawatan
1) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
2) Kegiatan mandiri.
3) Kegiatan dengan bantuan sebagian.
4) Kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
5) Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien.
6) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas, mas masih ingat nama saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana mas apa masih ingat tentang pembicaraan kita kemarin mas?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan membicarakan & membahas tentang
rencana yang akan kita lakukan mas ?
Waktu : jam berapa mas, kita akan berbincang – bincang lagi mas ? berapa lama
mas ?
Tempat : mau di tempat ini atu mau bincang – bincang dimana mas?
Kerja
Pada pertemuan pertama mas menyatakan bisa memotong rambut, lalu kemampuan
tersebut dapat mas lakukan disini maupun setelah mas pulang dari sini, mas bisa
mengekspresikan perasaan mas dengan momotong rambut temannya. Dengan
memotong rambut perasaan mas agak terhibur. Dan nanti kalau mas sudah pulang
mas bisa membuka salon dan mas bisa mempunyai penghasilan sendiri dari hasil
memotong rambut.
Terminasi
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan kemampuan apa yang bisa dilakukan mas ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita membicarakan topik ini sekarang bandingkan
perasaan mas sebelum dan sesudah berbincang – bincang.
Kontrak yang akan datang
Topik : untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang kegiatan yang dapat
dilakukan selama mas sakit, mas setuju tidak ?
Waktu : jam berapa mas kita nanti bisa berbincang – bincang lagi ? mau berapa
lama ?
Tempat : dimana mas kita nanti mau berbincang – bincang ? mas mau ditempat
mana ?
Strategi pelaksanaan (SP 2)
4. Pertemuan : Ke – 4 (Keempat)
Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
Tampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka
menyendiri.
b) Diagnosa keperawatan
Harga Diri Rendah (HDR)
c) Tujuan khusus
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
d) Tindakan keperawatan
1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
2) Beri pujian atas keberhasilan klien.
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin.
Kontrak
Topik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai
dengan kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ?
Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi?
Waktu : jam berapa mas bisa bincang – bincang lagi ? mas mau berapa lama ?
Kerja
Coba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus
kali ini mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa
melaksanakannya dirumah, bagaimana mas setuju ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Coba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang – bincang
?
Evaluasi obyektif
Coba mas sebutkan lagi kegiatan – kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ?
Rencana tindak lanjut
Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang – bincang kali ini coba nanti mas ingat
– ingat lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi .
Kontrak
Topik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang
ada, kalau mau nanti kita bisa bincang – bincang.
Waktu : jam berapa mas mau bincang – bincang dengan saya ? mau berapa lama ?
Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ?
Strategi pelaksanaan
5. Pertemuan : Ke – 5 (Kelima)
Proses Keperawatan
a) Kondisi klien
Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang
klien memberi senyum.
b) Diagnosa keperawatan
HDR
c) Tujuan khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
d) Tindakan keperawatan
1) Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
e) Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ?
Evaluasi / validasi
Bagaimana perasaan mas pagi ini ?
Apakah saran – saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ?
Kontrak
Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang – bincang tentang sistem
pendukung yang ada dalam keluarga mas ?
Waktu : jam berapa mas kita akan bincang – bincang ?
Tempat : mas mau bincang – bincang dimana ?
Kerja
Coba ceritakan pada saya tentang saran – saran saya yang sudah mas lakukan.
Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ?
Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ?
Terminasi
Evaluasi subyektif
Setelah berbincang – bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi
ini ?
Evaluasi obyektif
Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ?
Rencana tindak lanjut
Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga.
Kontrak yang akan datang
Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat
berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.
Asuhan Keperawatan Jiwa HDR (Harga Diri Rendah)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat (rapid social cange) sebagai konsekuensi modernisasi.
Industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi nilai-nilai moral etika dan gaya hidup
(value sistem and way of laife). Tidak semua orang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
tersebut diatas yang pada gilirannya yang bersangkutan dapat jatuh sakit, atau mengalami gangguan penyesuaian
diri (adjustment disorder).
Perubahan-perubahan tat nilai kehidupan yang seringkali juga disebut perubahan-perubahan psikososial antara lain
dapat dilihat dari hal-hal yang berikut ini, yaitu :
1. Pola hidup mayarakat dari yang semula sosial religius cenderung kearah pola kehidupan masyarakat individual,
materialistis dan sekuler.
2. Pola hidup sederhana dan produktif cenderung kearah pola hidup mewah dan konsumtif.
3. Struktur keluarga yang semula keluarga besar (extended family) cenderung kearah keluarga inti (nuclear family),
bahkan sampai pada keluarga tunggal (single parent family).
4. Ambisi karier dan materi yang sebelumnya menganut azas-azas hukum dan moral serta etika, cenderung berpola
tujuan menghalalkan segala cara ; misalnya dengan melakukan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Dari jaman purbakala sebenarnya sudah terdapat tanda-tanda yang menunjukan bahwa manusia telah mengenal
tentang gejala-gejala gangguan jiwa. Sejak saat pembuahan, seorang manusia merupakan satu kesatuan badan
dan jiwa yang tidak dapat dipisahkan. Bila terganggu maka akan bereaksi adalah manusia secara keseluruhan,
bukan hanya badannya atau jiwanya saja. Jadi dapat di katakan bahwa badan dan jiwa bukanlah kesatuan yang
berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan aspek-aspek manusia yang digambarkan untuk memudahkan
komunikasi.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untukmemnuhi salah satu tugas mata kuliah jiwa 1 dan untuk
mengidentifikasi gejala-gejala dari gangguan jiwa pada pasien harga diri rendah dan untuk mengintervensi proses
keperawatan yang seharusnya dilakukan pada klien gangguan jiwa.
1.3 Metoda Penulisan
Metoda penulisan dari makalah ini yaitu dengan mengambil literatur kepustakaan yang ada kaitannya dengan klien
gangguan jiwa khususnya harga diri rendah (HDR).
1.4 Sistematika penulisan
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari:
Latar belakang ,Tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulis an.
2.1 Definisi, Gangguan Harga Diri Rendah, Karakteristik Prilaku, Masalah Kepeawatan Yang Mungkin Timbul,
Tujuan Keperawatan.
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a. Definisi
Keperawatan adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan
prilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu, keluarga,
kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American Nurses Association) mendefinisikan keperawatan mental dan
psikiatrik sebagai : “Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori prilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya”.
Gangguan harga diri sendiri sebagi evaluasi diri dan perasaan-prasaan tentang diri atau kemampuan
diri negatif, yang dapat di eksperikan secara langsung maupun tidak langsung.
Klien gangguan jiwa kronis mempunyai harga diri yang rendah khususnya dalam hal identitas dan
prilaku. Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangnnya, tidak ingin melakukan sesuatu
untuk menghindari kegagalan (takut gagal) dan tidak berani mencapai sukses.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh prilaku
sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri, hilang kepercayaan diri,
merasa gagl mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah dapat terjadi secara :
1) Situasional, yaitu terjadinya trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi(korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara dan lain-
lain).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :
o Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak
sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
o Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
o Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya : berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan,
berbagai tindakan tanpa persetujuan.
2) Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini
mempunyai cara berpikir yang negatif. Kejadian sakit daan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya.
c. Karakteristik Prilaku
7. Pembicaraan kacau
10. Produktifitas menurun
16. Keluhan fisik
17. Penyalahgunaan zat
1. Isolasi sosial
2. Distress spiritual
5. Potensial amuk
8. Keputusaan
e. Tujuan Keperawatan
Tidak seperti pada penyakit jasmaniah, sebab-sebab gangguan jiwa adalah komplek. Pada seseorang
dapat terjadi penyebab satu atau bebrapa faktor dan bisanya berdiri sendiri.
Mengetahui sebab-sebab gangguan jiwa penting untuk mencegah dan mengobatinya, umumnya sebab-
sebab gangguan jiwa dibedakan atas :
a. Keturunan
b. Konstitusi
- Jasmaniah
- Temperamen
2. Sebab-sebab kejiwaan/psikologis
Bermacam pengalaman, frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap,
kebiasaan dan sifat-sifatnya di kemudian hari.
3. Sebab-sebab budaya/kultural
Kebudayaan secara tehnis adalah ide atau tingkah laku yang dapat di lihat maupun tidak dapat terlihat.
Faktor budaya menentukan “warna” gejala-gejala, disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan, kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan itu.
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter, hubungan orang tuaanak menjadi kaku dan tidak
hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru
menjadi penurut yang berlebihan.
b. Sistem Nilai
Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan satu dengan yang lain : antara masa lalu dengan
sekarang sering menimbuklan masalah-masalah kejiwaan.
c. Kepincangan antara keinginan dengan kenyataan yang ada
Iklan-iklan di radio, televisi, surat kabar, film dan lain-lain menimbulkan nayangan-bayangan yang
menyilaukan tentang kehidupan modern yang mungkin jauh dari kenyataan hidup sehari-hari.
Dalam masyarakat modern kebutuhan makin meningkat dan persaingan makin meningkat dan makin ketat
untuk meningkatkan ekonomi.
Tekanan-tekanan perasaan yang dialami golongan ini dari lingkungan dapat mengakibatkan rasa
pemberontakan yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan tindakan-tindakan yang
akan merugikan orang banyak.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
A. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Pelajar
No.RM : 010203
Nama : Tn. B
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
II. Alasan Masuk
Menurut penuturan klien. Klien mengatakan bahwa klien dibawa ke RSJ Cimahi ± 3minggu yang lalu oleh
keluarganya dengan keluhan klien suka berdiam diri, sering melamun dan klien suka berbicara sendiri. Setelah
dibawa ke RSJ oleh dokter klien dinyatakan harus dirawat. Pada saat 19 April 2005 klien tampak suka menyediri
dari orang lain. Klien tampak kurang bergairah dan tidak terlihat ekspresi, marah atau bahagia. Kontak mata kurang,
klien tampak mempertahankan jarak.
III. Faktor Prediposisi
Menurut penuturan klien sejak usia 7 tahun klien sering mengalami penganiayaan fisik dan psikologis dari
orang tuanya. Persitiwa tersebut terjadi sejak klien mulai masuk SD kelas 3. Prestasi klien di sekolah yang selalu
menurun dan sering dimarahi oleh gurunya karena nakal,hingga klien harus tinggal kelas
IV. Pemeriksaan Fisik
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 36c
V. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
Perempuan
Klien
Pernikahan
Penjelasan :
- Klien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya beserta adik dan kaknya
b. Konsep diri
1. Citra tubuh
2. Identitas diri
Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya adalah seorang laki-laki.
3. Peran.
Klien mengatakan bahwa dirinya berperan sebagai anak dari ke-2 orang tuanya dan adik sekaligus kakak dari
saudara kandungnya.
4. Ideal diri
Pada saat dikaji klien mengatakan sudah sembuh dan ingin pulang di jemput orang tuanya dan keluarganya yang
lain
5. Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak ada yang salah pada dirinya.
c. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mau bergaul dengan teman-teman sekamarnya karena klien merasa tidak
nyaman.Klien lebih senabg menyendiri.
d. Spiritual
2. Kegiatan ibadah
Klien tahu shalat dalam sehari itu ada berapa kali dan berapa rakaat dan klien suka melakukannya
VI. Status Mental
a. Penampilan
Pada saat dikaji klien terlihat rapih, dapat menggunakan pakaian dengan baik tanpa bantuan orang lain
b. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien kelihatan lemas, duduk diam di tempat tidur dan tampak kurang bergairah
d. Alam perasaan
Pada saat dikaji ekspresi wajah Tidak tampak sedih, padahal klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul
dengan kedua orang tuanya dan kakak serta adiknya
e. Apek
Klien memiliki apek yang datar ketika ada stimulus yang menyenangkan ataupun menyedihkan.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara-suara dan bayangan-bayangan yang tak berwujud
h. Proses fikir
Klien mengalami gangguan proses pikir Sirkumstansial, terbukti dari pembicaraan klien yang berbelit-belit sampai
pada tujuan/sasaran
i. Isi pikir
Pada saat melakukan pertemuan dengan klien ditemukan bahwa klien malu apabila ketemu dengan orang lain
j. Tingkat kesadaran
1. Orientasi waktu
2. Orientasi tempat
Klien bisa menyebutkan bahwa ia sedang berada di RSJ dan sedang dirawat
3. Orientasi orang
Klien bisa menyebutkan nama anggota keluarganya seperti nama Ibu, kakak dan adiknya
k. Memory
Pada saat dikaji klien bisa menceritakan kembali peristiwa yang menimpa pada dirinya, baik yang telah terjadi
1 bulan, seminggu yang lalu, serta kejadian saat ini.
Pada saat dikaji klien dapat menjawab hitungan sederhana (Misalnya 4,6 dan lain-lain) dan dapat menyebutkan
kembali siapa saja yang berkenalan dengannya
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemampuan klien baik, terbukti klien dapat
menilai dan membedakan warna baju antara klien dengan perawat
Klien menyadari dirinya berada di RSJ Cimahi dan klien mengaku dirinya sedang sakit dan memerlukan
perawatan “tapi dalam hubungan sosial klien merasa sudah sembu”
1. Makan
Frekuensi makan klien 3 x/hari, sebelum makan berdo’a dahulu, porsi makan habis, makan memakai sendok dan
tidak lupa cuci tangan dulu, lalu berdo’a sesudah makan
2. Minum
Setelah makan klien mampu menyuapkan minum memakai gelas tanpa bantuan orang lain dan dapat
membersihkan alat makan yang sudah diapakai
b. Eliminasi
BAK/BAB
Klien mampu BAK/BAB secara mandiri, di WC kemudian setelah selesai dibersihkan sendiri dan klien mampu
merapihkan pakaiannya kembali
c. Personal hygiene
Klien dapat menjaga kebersihan dirinya seperti klien mandi 2 x/hari, memakai sabun, gosok gigi memakai
pasta gigi, klien mandi sendiri tanpa bantuan orang lain
d. Berpakaian
Pakaian klien bersih dan rapih, klien dapat menggunakan pakaian tanpa bantuan dari orang lain
Klien mengatakan tidak punya masalah dalam istirqahat tidur dan klien mengatakan tidurnya nyenyak dan
merasa segar bila bangun tidur, setelah bangun tidur bisa merapihkan tempat tidur dan kemudian mandi
f. Penggunaan obat
Klien tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang hanya mampu minum obat sendiri dari dokter.
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa setelah pulang ia akan melakukan perawatan lanjutan. Kebagian rawat jalan RSJ
Cimahi
h. Aktifitas didalam rumah
Klien mengatakan setelah klien pulang ke rumah klien akan melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik.
Klien mengatakan akan melaksanakan apa yang di perintahkan orang tuanya dengan baik.
VIII. Aspek Medis
Diagnosa medik : Skizoid.
IX. Daftar Maslaah
1. Gangguan Kepribadian Skizoid.
X. ANALISA DATA
No Data
DO :
DO :
DO :
DO :
DO :
XI. Pohon Masalah
Nama : Nn. N
DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
No
.
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMP
1 2 3 4 5
o Membuat
dinas di
2 mingg
o Klien dapat
DIAGNOSA P E R E N C A N A A N
No
.
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONALISASI IMP
1 2 3 4 5
mengidentifikasi 14.00
kemampuan dan
aspek positif yang o Mendeng
dimilki klien b
mau
o teman-t
karena
sembuh
1 2 3 4 5
o Memb
conto
pelaks
kegiat
boleh
“baga
hari in
menyu
ngobr
masla
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
lagi w
naman
dosisi
sehari
gunan
tisdak
bingun
cemas
o Menje
kepad
jika ib
minum
akan m
prose
penye
sendir
o Menje
prinsip
benar
“Bu m
yang b
adalah
dosisn
waktu
obatn
memi
supay
kesala
penya