Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI SESI III

PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DI RUANG MELATI

disusun untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

oleh:

LA ODE TRISNO SAPUTRA ODA S.Kep


NIM :18190000038

PROGAM STUDI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA MAJU
2020
A. Topik
Terapi aktifitas kelompok halusinasi 3 : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap.

B. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol
halusinasinya.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol halusinasi
3. Klien memperagakan cara bercakap-cakap untuk mengontrol halusinasi

C. Landasan Teori
1. Definisi
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama (Keliat, 2004). Aktivitas digunakan sebagai terapi
sedangkan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki
perilaku lama yang maladaptif. TAK dirancang untuk meningkatkan kesehatan
psikologis dan emosional pasien dengan masalah keperawatan jiwa sehingga
diharapkan dapat membantu anggota dalam meningkatkan koping dalam
mengatasi stressor dalam kehidupan.

Halusinasi merupakan salah satu bentuk gangguan sensori persepsi. Gangguan


sensori persepsi merupakan keadaan di mana individu/ kelompok mengalami atau
berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola, atau interpretasi
stimulus yang datang (Carpenito, 1999/2000). TAK halusinasi terdiri dari 5 sesi,
yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan menghardik, mengontrol
kegiatan dengan bercakap-cakap, mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan, dan mengontrol halusinasi dengan minum obat secara teratur.
2. Beberapa aspek dari pasien yang harus diperhatikan dalam penjaringan
pasien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah sebagai berikut.
a. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak
diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, pasien merasakan takut dan
cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain.
b. Aspek intelektual
Pasien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya pasien
menjawab seperlunya, jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan perawat
c. Aspek sosial
Pasien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, pasien
mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas, pasien mau berinteraksi
minimal dengan satu perawat lain ke satu pasien lain

Dalam terapi aktivitas kelompok ini menggunakan sessi III yaitu:


1) Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain

D. Klien
1. Karakteristik:
Klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi, dapat diajak bekerjasama, tidak
disorientasi, bicara koheren, kooperatif, sehat fisik, tidak memiliki gangguan
pendengaran dan penglihatan, dan dapat memahami pesan yang diberikan.

2. Proses Seleksi:
 Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa terkait kondisi umum klien (diagnosis saat
ini dan intervensi yang sudah didapat)
 Klien mengikuti sesi 1 dan 2 TAK halusinasi
 Mengadakan kontrak dengan klien
 Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan
E. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
JENIS TAK SESI HARI TANGGAL WAKTU TEMPAT
Stimulus 3 Kamis 17 – 04 - 2020 11.00 Ruang
persepsi Bermain

2. Pengorganisasian Kelompok
Jenis Tak Sesi Leader Co Leader Fasilitator Observer
Stimulus 3 Laode Gracety 1. Maya Gracety
persepsi 2. hesta

1. Peran Dan Fungsi


a. Leader
Tugas:
1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
4) Memimpin diskusi kelompok
b. Co Leader
Tugas:
1) Membuka acara
2) Mendampingi Leader
3) Mengambil alih posisi Leader jika Leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5) Menutup acara diskusi.
c. Fasilitator
Tugas:
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya terapi
d. Observer
Tugas
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
2) Mengawasi jalannya anktivitas kelompok dari mulai persiapan,proses, hingga
penutupan.

e. Setting : peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran

L
F
CL

K K
F

Keterangan:
L : Leader O : Observer.

CL : Co Leader K : Klien

F
: Fasilitator.
SESSI 3
MENCEGAH HALUSINASI DENGAN BERCAKAP – CAKAP

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap – cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap – cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat
1. Meja
2. Kursi
3. Karton bertuliskan “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan
saya” dan “Tolong, saya mulai melihat bayangan. Ayo ngobrol dengan saya.
4. Name-tag untuk tiap klien
5. Name-tag untuk tim terapis
6. Laptop untuk memutar musik

D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/simulasi

E. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sessi 3
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
 Salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Klien dan terapis pakai papan nama
 Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang
telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah)
untuk mencegah halusinasi.
 Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap –
cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan sebagai berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada terapis
 Lama kegiatan 20 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap – cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bias diajak
bercakap – cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan.
d. Terapis memperagakan cara bercakap – cakap jika halusinasi muncul.
- “Baik ibu, cara ketiga untuk mengkontrol halusinasi yang lain adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi, kalau ibu mendengar
suara-suara aneh lagi, ibu bisa langsung cari teman untuk ibu ajak
mengobrol”
- “Untuk mengajak orang lain mengobrol, ibu harus berkenalan terlebih
dahulu bu, nah begini caranya bu”
- “Saat bertemu orang lain ibu ucapkan salam terlebih dahulu, seperti
selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam”
- “Setelah itu ibu perkenalkan diri, dengan menyebutkan nama dan
senangnya dipanggil apa, ibu mengerti?”
- “Sekarang saya akan mencontohkan ya bu, perkenalkan nama saya Ners
Ode, saya senang dipanggil Ode, siapa nama kamu? Begitu bu”
- “Stelah ibu kenal dengan orangnya, maka ibu dapat mengajaknya
mengobrol. mari ngobrol dengan saya. Begitu ibu”
- Ibu bisa bercakap-cakap mengenai kegiatan yang ibu lakukan kemarin
e. Terapis meminta tiap klien untuk memperagakan percakapan dengan orang
disebelahnya.
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi point e dan f sampai semua klien mendapat giliran.

4. Tahap terminasi
 Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
b. Terapis menanyakan TAK mengontrol
halusinasi yang sudah dilatih
c. Memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
 Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap – cakap.
 Kontrak yang akan datang
a. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat.
b. Terapis menyepakati waktu dan tempat

BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
TAK halusinasi Sesi III adalah terapi yang diajarkan dengan memberikan cara
bercakap-cakap sehingga terjadi perubahan perilaku pada pasien guna mengatasi
halusinasi yang dialami klien.
TAK halusinasi ditujukan kepada pasien dengan indikasi:
1. pasien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal;
2. pasien baru masuk; dan
3. pasien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.

B. Saran
Diharapkan bagi instansi pelayanan memberikan terapi aktivitas kelompok secara
rutin dengan metode-metode yang telah dikembangkan yang praktis, efisien dan
efektif.
FORMULIR EVALUASI

Nama Klien
No Aspek yang dinilai
A B

Menyebutkan orang yang


biasan dan bisa diajak
bercakap-cakap

Menyebutkan pembicaran
yang biasa dan bisa
dilakukan

Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan bercakap-cakap

Memperagakan cara
bercakap-cakap

TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

SESI 3: MENGATASI MASALAH HALUSINASI DENGAN


BERCAKAP-CAKAP
Petunjuk pengisian:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan cara yang biasa digunakan
untuk mengatsi halusinasi, keefektifannya, cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik, dan memperagakannya.
a. Jika klien mampu beri tanda √
b. Jika klien tidak mampu beri tanda X

Anda mungkin juga menyukai