Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI SESI 3 BERCAKAP-CAKAP RUANG ARIMBI RS DR.

MARZOEKI MAHDI BOGOR

Oleh: Jemirda Sundari Y, S. Kep. 0806334003

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN JIWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2013

Rencana Terapi Aktivitas Kelompok

A. Topik Terapi aktifitas kelompok halusinasi 3 : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.

B. Latar Belakang Di ruang Arimbi Rumah Sakit dr. Marzoeki Mahdi Bogor terdapat 21 pasien. Menurut data statistik ruang rawat sampai bulan Januari 2013, kasus yang ada adalah gangguan sensori persepsi: halusinasi; isolasi social; harga diri rendah, defisit perawatan diri; risiko perilaku kekerasan; dan waham. Persentase kasus halusinasi pada tiga bulan terakhir adalah 25% pada September, 21,87% pada Oktober, dan 25,66% pada Nopember. Hal tersebut menunjukan bahwa saat ini terdapat sekitar 9 pasien mengalami halusinasi. Oleh karena itu, di ruang Arimbi perlu dilakukan terapi aktivitas kelompok halusinasi untuk membantu pasien mengontrol halusinasinya. Kegiatan terapi aktivitas kelompok halusinasi sudah berlangsung sebanyak dua kali, sehingga perlu diadakan sesi tiga dari terapi akitvitas kelompok halusinasi di ruang Arimbi, yaitu dengan bercakap-cakap.

C. Tujuan 1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol halusinasinya. 2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol halusinasi 3. Klien memperagakan cara bercakap-cakap untuk mengontrol halusinasi

D. Kriteria Evaluasi 1. Sebanyak 100% Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasinya.

2. Sebanyak 70% memahami cara bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi 3. Sebanyak 50% klien dapat memperagakan cara bercakap-cakap untuk mengontrol halusinasi

E. Landasan Teoritis Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama (Keliat, 2004). Aktivitas digunakan sebagai terapi sedangkan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif. TAK dirancang untuk meningkatkan kesehatan psikologis dan emosional pasien dengan masalah keperawatan jiwa sehingga diharapkan dapat membantu anggota dalam meningkatkan koping dalam mengatasi stressor dalam kehidupan. Halusinasi merupakan salah satu bentuk gangguan sensori persepsi. Gangguan sensori persepsi merupakan keadaan di mana individu/ kelompok mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam jumlah, pola, atau interpretasi stimulus yang datang (Carpenito, 1999/2000). TAK halusinasi terdiri dari 5 sesi, yaitu mengenal halusinasi, mengontrol halusinasi dengan menghardik, mengontrol kegiatan dengan bercakap-cakap, mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan, dan mengontrol halusinasi dengan minum obat secara teratur.

F. Klien 1. Karakteristik: Klien dengan gangguan sensori persepsi: halusinasi, dapat diajak bekerjasama, tidak disorientasi, bicara koheren, kooperatif, sehat fisik, tidak memiliki gangguan pendengaran dan penglihatan, dan dapat memahami pesan yang diberikan.

2.

Proses Seleksi: Pengkajian dilakukan oleh mahasiswa terkait kondisi umum klien (diagnosis saat ini dan intervensi yang sudah didapat) Klien mengikuti sesi 1 dan 2 TAK halusinasi Mengadakan kontrak dengan klien Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan

G. Pengorganisasian 1. Waktu : Senin, 21 Januari 2013 pukul 15.00 (selama 45 menit) 2. Target : 8 orang pasien 3. Tim Terapis : Leader : Jemirda Sundari Y, S.Kep Uraian tugas: a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK b. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai c. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok d. Mampu memimpin TAK dengan baik Fasilitator I : Andi Amalia Wildani, S.Kep Uraian tugas: a. Meyakinkan semua anggota tim telah memakai name-tag. b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klien c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang d. Mengoperasikan laptop. Fasilitator II: Indah Solihati Uraian tugas: a. Memasang name-tag kepada semua klien. b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif c. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung d. Mempertahankan kehadiran peserta

e. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan berlangsung. Observer : Fitri Anggraeni, S.Kep Uraian tugas: a. Mengobservasi jalannya/ proses kegiatan b. Mengingatkan leader tentang waktu

4.

Media dan alat a. Meja b. Kursi c. Karton bertuliskan Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya dan Tolong, saya mulai melihat bayangan. Ayo ngobrol dengan saya. d. Name-tag untuk tiap klien e. Name-tag untuk tim terapis f. Laptop untuk memutar musik

5.

Setting tempat a. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran b. Ruangan nyaman dan tenang

Keterangan: : Leader : Observer : Fasilitator : Pasien

H. Metode dan Strategi 1. Diskusi dan tanya jawab 2. Bermain peran / simulasi I. Proses pelaksanaan 1. Persiapan a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2 b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan. 2. Orientasi a. Salam terapeutik 1) Salam terapis kepada klien 2) Klien dan terapis pakai papan nama (name-tag). b. Evaluasi/validasi 1) Menanyakan perasaan klien saat ini 2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari (menghardik) untuk mengontrol halusinasi. c. Kontrak 1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap 2) Terapis menjelaskan aturan main, yaitu: a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis b) Lamanya kegiatan 45 menit c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. 3. Tahap Kerja a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasi. b. Terapis meminta klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakap c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukan d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul Tolong, saya mulai dengar suara. Ayo ngobrol dengan saya

e. Terapis meminta masing-masing klien untuk memperagakan bercakapcakap dalam mengontrol halusinasi dengan cara mengambil kertas yang bertuliskan nama hewan, klien menyerukan suara hewan tersebut untuk mengetahui siapa pasangannya. Kemudian klien memperagakannya ke depan berpasangan dan menginformasikan percakapan yang telah dilakukan. f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan cara bercakap-cakap. 4. Tahap Terminasi a. Evaluasi 1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. 2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih. 3) Terapis memberi pujian atas keberhasilan kelompok. b. Tindak Lanjut 1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul 2) Memasukkan kegiatan yang telah dilatih kedalam jadwal kegiatan harian klien c. Kontrak yang akan datang 1) Terapis menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat. 2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

J. Evaluasi dan Dokumentasi a) Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap dan masukkan ke dalam formulir evaluasi pada tabel 2.

b) Dokumentasi Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu memperagakan cara bercakapcakap dalam mengontrol halusinasi. Anjurkan klien menggunakan cara tersebut, jika halusinasi muncul, lalu masukkan kedalam jadwal harian.

K. Format Evaluasi (Terlampir)

L. Referensi Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester, Penerjemah). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber asli diterbitkan 1999) Keliat, Budi Anna, Akemat. (2005). Keperawatan jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.

FORMULIR EVALUASI TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI SESI 2: MENGHARDIK HALUSINASI

Nama klien No Aspek yang dinilai

1.

Menyebutkan orang yang biasan dan bisa diajak bercakap-cakap

2.

Menyebutkan pembicaran yang biasa dan bisa dilakukan

3.

Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan bercakap-cakap

4.

Memperagakan cara bercakap-cakap

Petunjuk pengisian: 1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien. 2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan cara yang biasa digunakan untuk mengatsi halusinasi, keefektifannya, cara mengatasi halusinasi dengan menghardik, dan memperagakannya. a. Jika klien mampu beri tanda
X

b. Jika klien tidak mampu beri tanda

Anda mungkin juga menyukai