Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS FALETEHAN

PROPOSAL KEGIATAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI
DI RUANG KASUARI SESI 4 : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN
MELAKUKAN BERCAKAP-CAKAP

RSJ SHOEHARTO HEERDJAN GROGOL JAKARTA BARAT

GINA CAROLIN APRILIANI

NIM. 5022031055

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan tepat waktu.
Proposal TAK yang berjudul ”Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Pada Pasien
Dengan Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Di Ruang Kasuari Sesi III:
Mengontrol Halusinasi Dengan Melakukan Kegiatan”. Disusun untuk memenuhi
tugas Profesi pada Stase Keperawatan Jiwa di RSJ Soeharto Heerdjan Grogol, Jakarta
Barat.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ditrektur Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan Grogol, Jakarta Barat yang telah
berkenan memberikan izin dalam melakukan praktik profesi keperawatan jiwa.
2. Clinical Instructure (CI) bu Normal selaku CI ruang kasuari yang telah
memberikan arahan, saran dan bimbingan kepada mahasiswa selaku penyusun
3. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
proposal TAK ini kedepannya.

Jakarta, 05 April 2023

Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. TOPIK
Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan halusinasi. Sesi 4 mengontrol
halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi 4 diharapkan klien dapat meningkatkan
kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
Tujuan khusus
a. Klien dapat memahami pentingnya melakukan bercakap-cakap untuk
mencegah munculnya halusinasi
b. Klien dapat melakukan bercakap-cakap untuk mencegah terjadinya
halusinasi atau ketika halusinasi tersebut muncul.

C. LANDASAN TEORI
Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan tindakan keperawatan
untuk memberikan sebuah stimulus sebagai upaya untuk terapi pengobatan kepada
klien yang memiliki latar belakang dan masalah kesehatan jiwa yang sama serta
memfasilitasi kemampuan sosialisasi jumlah klien dengan masalah hubungan sosial
(Keliat & Pawirowiyono, 2016). Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien
gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori yaitu halusinasi. Halusinasi
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan sensori persepsi. Merasakan
sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan
(Prabowo, 2016). Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak
dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak
mempunyai teman dan asyik dengan pikirannya sendiri. Salah satu penanganannya
yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Adapun Jenis Terapi Aktifitas Kelompok terbagi menjadi empat yaitu sebagai
berikut:
1) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan. Kemampuan persepsi
klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan
respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.
Stimulus yang disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
dan menonton acara televisi.
2) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian diobservasi
reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan berupa ekspresi perasaan
secara non verbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan
sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
3) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan yang pernah mempunyai
hubungan dengan klien. Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat,
benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Kasuari kasus gangguan


jiwa yang berada di ruang Kenanga RSJ dr. Soeharto Heerdjan dalam 2 bulan
terakhir yaitu bulan Februari 2023 sebanyak 113 pasien dengan halusinasi dengan
persentase (100%), dan bulan Maret 2023 sebanyak 126 pasien dengan halusinasi
dengan persentase (100%). Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas
Kelompok tentang Halusinasi.
D. PASIEN
1. Kriteria klien
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya terapi
aktifitas kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalah keperawatan jiwa yang sama

2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan berdiskusi
dengan perawat ruangan
d. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan
bersama perawat ruangan.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Senin, 10 April 2023
Tempat pertemuan : Ruang Kasuari
Waktu : 09.00– 09.45 WIB
Durasi : 45 menit
Kegiatan : Terapi aktifitas kelompok halusinasi sesi 4
Jumlah anggota : 8 orang pasien
2. Tim Terapis
a. Leader : Gina Carolin Apriliani
Peran Leader
1) Katalisator
Mempermudah komunikasi dan interaksi dengan cara menciptakan
situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
2) Auxilery ego
Sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau mendominasi
3) Koordinator
Mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan cara
memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat dalam kegiatan
b. Co-Leader : Al Hafiedz Wiratama
Peran Co-Leader
1) Mendampingi jika terjadi bloking
2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3) Bersama leader memecahkan masalah
c. Obeserver: Devi Nurhidayanti
Peran Observer:
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator : Muhammad Surya Adi K dan Siti Raudoh
Peran Fasilitator :
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
2) Mendampingi peserta TAK
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
5) Mengatur musik
6) Mendokumentasikan jalannya TAK

3. Metoda dan Media


a. Metoda
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi
3) Tanya jawab
b. Media
1) Sound musik
2) Kertas
3) Pulpen/spidol

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
1) Tim terapis mengucapkan salam dan memperkenalkan diri pada pasien
yang mengikuti kegiatan TAK
2) Klien dan terapis memakai name tag/tanda pengenal

b. Evaluasi atau Validasi


1) Terapis menanyakan keadaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik di
sesi II dan cara melakukan kegiatan di sesi III sebelumnya

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan TAK sesi 4, yaitu mencegah
terjadinya halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap
- Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
- Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mengontrol
halusinasi
2) Menjelaskan aturan main
Peraturannya antara lain :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis dengan mengangkat tangan
- Tidak diperbolehkan makan ,minum dan meroko selama
permainan
- Selama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Kerja
1) Terapis menjelaskan cara ke tiga mengontrol halusinasi yaitu dengan
melakukan bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul atau sebagai cara
untuk mencegah terjadinya halusinasi . Jelaskan bahwa dengan
melakukan bercakap-cakap akan mencegah munculnya halusinasi.
2) Terapis meminta tiap pasien untuk memberikan contoh cara bercakap-
cakap (misal 2 orang pasien saling mengobrol)
3) Terapis membimbing satu persatu pasien untuk mempraktekan cara
bercakap-cakap.
4) Terapis meminta masing-masing pasien mempraktekan cara
berbincang-bincang secara mandiri.
5) Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang sudah
selesai melakukannya.
NB:
• Bagi pasien yang mendapatkan spidol saat musik berhenti diharapkan
klien untuk berdiri
• Bagi pasien yang mendapatkan spidol terapis mengarahkan pasien
untuk menyebutkan cara yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi
dan meminta pasien untuk mempraktekan cara berbincang-bincang
minimal 2 orang.

3. Terminasi
a. Evaluasi Respon Subjektif Pasien
Terapis menanyakan perasaan pasien setelah selesai melakukan berbincang-
bincang.
b. Evaluasi Respon Objektif Pasien
Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
c. Tindak Lanjut (Apa yang dapat pasien laksanakan setelah TAK)
Terapis menganjurkan pasien melaksanakan 3 cara mengontrol halusinasi
yaitu menghardik,melakukan kegiatan dan berbincang-bincang.
d. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan pasien untuk TAK berikutnya,
yaitu tentang patuh obat.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat

G. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan pasien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK halusinasi sesi 4 (bercakap-cakap) kemampuan yang diharapkan
untuk mencegah timbulnya halusinasi ialah :
- Mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
- Melakukan bercakap-cakap secara mandiri ketika halusinasi muncul
- Menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki pasien saat TAK dicatatan proses
keperawatan. Contohnya :
- Pasien mampu memperagakan cara bercakap-cakap
- Anjurkan pasien melakukan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

LAMPIRAN 1 Setting Tempat

Keterangan:

Leader : Observer :

Co Leader :

Klien : Fasilitator :
LAMPIRAN 2 Evaluasi formatif
a. Kemampuan verbal

Nama Klien

No Aspek yang Dinilai

1 Menyebutkan kegiatan
yang biasa dilakukan
untuk mengatasi
halusinasi
2 Memperagakan
kegiatan yang biasa
dilakukan
3 Menyusun jadwal
kegiatan harian
4 Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi

b. Kemampuan non verbal

Nama Klien
No Aspek yang Dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikuti kegiatan
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi.
3. Beri tanda (✓) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu

Referensi :
Keliat, B. A., & Pawirowiyono, A. (2016). Terapi Aktivitas Kelompok. EGC.
Prabowo, E. (2016). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai