Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“HALUSINASI SESI 2”

Diajukan untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan jiwa di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Jawa Barat

Disusun oleh :
Kelompok 2

AI RISKI ARTIANI 34403517009


ALPI SUPIANDI 34403517014
FISKA DIAH SEPTIANI 34403517053
INNA SITI ALFIANI 34403517062
REKSI SUGIANTO 34403517099
RISKA ISLAMI SYAHDIAH 34403517106
RISKA 34403517111

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN CIANJUR


Jalan Pasir Gede Raya No.19 Telp. (0263) 267206 Fax. 270953 Cianjur 43216
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terpanjat kepada Allah Robbul Izzati, dengan rasa kasih
dan sayangnya telah memberikan kesehatan serta kekuatan sehingga
penulis mampu menyelesaikan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok
Halusinasi Sesi 2.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini tidak akan
pernah terwujud tanpa ada dorongan dan bantuan dari semua pihak, dengan
ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Pembimbing keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyelesaian TAK
2. Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran di Akademi Keperawatan
Pemerintah kabupaten Cianjur, serta
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan dalam


penyusunan karya tulis ilmiah ini. Atas dasar itu, saran dan kritiknya sangat
penulis harapkan.

Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa dan pembaca.

Bandung, Desember 2019

Penulis
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI

A. TOPIK : Mengontrol Halusinasi dengan Cara Menghardik

B. TUJUAN :

1. Tujuan Umum
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Tujuan Khusus (Tujuan: Mengontrol Halusinasi dengan Cara
Menghardik)
a. Klien mampu mengenal dan mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik
b. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi
3. Tujuan Hari Ini
Klien mampu mengenal halusinasi dengan cara menghardik.
C. Landasan Teori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai
terpi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan TAK merupakan
tibdakan keperawatan yang ditujukan pada sistem kien, baik secara
individu, keluarga dan kelompok sebagai upaya untuk menyelesaikan
masalah klien. Dimana terapi aktivitas kelompok ini ditujukan kepada
kelompok klien dengan masalah yang sama.

Terapi aktivitas kelompok suatu psikoterapi yang dilakukan


sekelompok klien bersama-sama dengan cara berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau yang diarahkan oleh seorang terapis. TAK membantu
anggota berhubungan dengan orang lain serta merubah perilaku yang
destruktif, menjadi konstruktif. Dengan TAK dapat berbagai pengalaman
membantu satu sama lain, untuk menentukan cara menyelesaikan masalah
sehingga diharapkan dengan proses yang terjadi dalam TAK pasien
merasa diakui dan dihargai eksistensinya oleh anggita kelompok yang lain.
Berdasarkan hasil observasi terapis terhadap klien kelolaan di
ruang Gelatik selama 1 minggu didapatkan bahwa klien kelolaan tersebut
sebanyak 4 orang sering mengalami kekambuhan diakibatkan belum bisa
mengontrol halusinasi.

C. KLIEN

1. Karakteristik/kriteria
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini
adalah:
a. Klien sehat secara fisik
b. Klien dalm keadaan tenang, koperatif dan dapat berinteraksi
c. Klien yang mengalami halusinasi, namun halusinasinya sudah
terkontrol
2. Proses Seleksi
Klien yang mengikuti kegiatan TAK berjumlah 4 orang yang telah
mengikuti proses seleksi, yaitu:
1. Nn. Devi Ruang Cendrawasi
2. Ny. Ass Ruang Cendrawasi
3. Ny. Annisa E Ruang Merpati
4. Ny. Elsa Ruang Merpati

D. PENGORGANISASIAN

1. Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:


a. Hari, Tanggal : Rabu, 18 Desember 2019
b. Waktu : Pukul 09.00 s/d 10.00 WIB
c. Tempat : Di Ruang Gelatik
2. Tim Terapis
a. Leader : Riska
Tugas :
1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4) Memimpin diskusi kelompok
b. Co. Leader : Reksi Sugianto
Tugas :
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5) Menutup acara diskusi
c. Fasilitator
1) Ai Riski Artiani
2) Inna Siti Alfiani
3) Alpi Sopiandi
4) Riska Islami
Tugas :
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi
d. Observer :
Fiska Diah Septiani
Tugas :
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
Dengan setting tempat sebagai berikut:

Keterangan :

: Leader

: Co Leader

: Fasilitator

: Klien

: Observer

3. Metoda dan Media

Metoda yang digunakan pada terapi aktifitas kelompok (TAK) ini adalah
metode:

a. Diskusi dan tanya jawab


b. Bermain peran/simulasi
TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media, seperti:

1) Bola
2) Speaker Musik atau Handphone
3) Papan Nama
4) Tata tertib
 Anggota harus hadir 5 menit sebelum acara dimulai
 Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
 Anggota berpakaian rapih dan sopan
 Anggota tidak diperkenanankan makan dan minum selama acra
berlangsung
 Sebelum acara dimulai jika ada klien yang ingin bab atau bak
minta ijin pada leader
 Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan
terlebih dahulu dan berbicara setelah dipersilahkan leader
 Jika anggota mengacau jalannya TAK maka akan dikeluarkan
 Anggota wajib mengikuti kegiatan TAK dari awal sampai akhir

E. PROSES PELAKSANAAN

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi (5 menit)
a. Salam terapeutik/perkenalan
1) Terapis/leader mengucapka salam
2) Terapis/leader memperkenalkan diri dan menyebutkan hobi lalu
memperkenalkan anggota TAK yang lain
3) Terapis / leader memimpin do’a
b. Pembicaraan dengan topik netral
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini dan menanyakan kegiatan
yang sudah dilakukan hari ini.
c. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan apakah pernah mengikuti kegiatan TAK
sebelumnya.
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
2) Menjelaskan aturan main berikut:
e. Antisipasi hal yang tidak diinginkan
Jika ada klien yang tiba-tiba halusinasinya muncul pada saat
pelaksanaan TAK, maka anggota terapis membantu menenangkan dan
meyakinkan bahwa yang dia lihat itu tidak benar.
3. Tahap kerja (30 menit)
a. Aturan permainan
Co-Leader memutar musik, sabelum musik berhenti leader memberikan
instruksi untuk berkumpul menjadi beberapa kelompok ( misalnya
berkumpul menjadi kelompok dengan jumlah anggota 2 orang ). Jika
ada yang tidak mendapatkan kelompok maka akan mengambil undian
yang berada di kertas gulung, kemudian mengikuti intruksi yang ada
didalam undian tersebut.
b. Beri pujian setiap kali klien selesai memperagakan cara menghardik
dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan menanyakan cara mengontrol dengan cara
menghardik
3) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan klien
b. Tindak lanjut
Menganjurkan kepada klien untuk dapat memperagakan dan berlatih
cara mengontrol halusinasi dengan cara mrnghardik ketika halusinasi
muncul.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis merencanakan untuk membicarakan tentang keuntungan
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.

F. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang
diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik. Formulir
evaluasi sebagai berikut.

Stimulasi persepsi : halusinasi


Aspek yang dinilai Nama Klien
No.

1. Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan untuk
mengatasi halusinasi
2. Menyebutkan efektivitas cara
3. Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan menghardik
halusinasi
Jumlah

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara
menghardik halusinasinya, dan memperagakannya. Beri tanda (√) jika
klien mampu dan (-) jika klien tidak mampu.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK
stimulasi persepsi : halusinasi sesi 2. Klien mampu memperagakan cara
menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi
muncul (buat jadwal).
LAMPIRAN

A. Pengertian Halusinasi
Menurut Varcarolis, Halusinasi dapat didefinisikan sebagai
terganggunya persepsi sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus.
Halusinasi adalah ketidak mampuan klien untuk menilai dan berespon
terhadap realita.Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan
eksternal dan tidak dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan.
Tidak mampu berespon secara akurat sehingga tampat perilaku yang sukar
dimengerti dan mungkin menakutkan. Dapat diambil kesimpulan bahwa
halusinasi merupakan respon seseorang terdapat rangsangan yang tidak
nyata (stuart dan sundeen, 1998).
B. Tanda dan Gejala Halusinasi
1. Bicara, senyum dan tertawa
2. Mengatakan mendengar suara
3. Merusak diri sendiri, orang lain atau lingkungan
4. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
5. Tidak dapat memusatkan konsentrasi atau perhatian
6. Pembicaraan kacau kadang tidak masuk akal
7. Sikap curiga dan bermusuhan
8. Menarik diri
9. Sulit membuat keputusan
10. Ketakutan,mudah tersinggung,mudah marah,ekspresi wajah
tegang,banyak keringat.
C. Tipe Halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara
bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebuah
kata atau kalimat yang bermakna.Suara tersebut dapat dirasakan berasal
dari jauh atau dekat, suara biasanya menyenangkan, menyuruh berbuat
baik, tetapi dapat pula ancaman, mengejek, memaki.
b. Halusinasi Pengelihatan
Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik) biasanya
sering muncul bersamaan dengan penurunan kesadaran, menimbulkan
rasa takut akibat gambaran-gambaranyang mengerikan.
c. Halusinasi penghidung
Halusinasi ini biasanya berupa mencium bau sesuatu bau tertentu dan
dirasakan tidak enak, melambangkan rasa bersalah pada penderita.Bau
dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai
suatu kombinasi moral.
d. Halusinasi pengecapan
Walaupun jarang terjadi, biasanya bersamaan dengan halusinasi
penghidung, penderita merasa mengecap sesuatu.
e. Halusinasi perabaan
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak
dibawah kulit terutama pada keadaan delirium toksis dan skizofrenia.
D. Tingkatan Halusinasi
1. Tingkat I
- Memberi rasa nyaman
- Tingkat orientasi sedang
- Unsur umum halusinasi merupakan suatu kesenangan
2. Tingkat II
- Menyalahkan
3. Tingkat III
- Mengontrol tingkat kecemasan berat
- Pengalaman sensorik (Halusinasi) tidak dapat ditolak lagi
4. Tingkat IV
- Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
- Klien panik
E. . Fase-fase Halusinasi
1. Fase 1
Klien merasa banyak masalah, ingin menghindar dari lingkungan,
takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah. Masalah
makin terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi, misalnya
kekasih hamil, terlibat narkoba, dihianati kekasih, masalah di kampus,
penyakit, hutang, dll.Masalah terasa menekan karena terakumulasi
sedangkan support system kurang dan persepsi terhadap masalah
sangat buruk.Sulit tidur berlangsungnya terus-menerus sehingga
terbiasa mengkhayal.
2. Fase 2
Pasien mengalami emosi yang berlanjut seperti adanya perasaan
cemas, kesepian, perasaan berdosa, ketakutan dan mencoba
memusatkan fikiran pda timbulnya kecemasan.Ia beranggapan bahwa
pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya
diatur, dalam tahap ini ada kecenderungan klien merasa nyaman
dengan halusinasinya.
3. Fase 3
Pengalaman sensori klien menjadi sering datang dan mengalami bias.
Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrol dan mulai berupaya
menjaga jarak antara dirinya dengan objek yang dipersepsikan klien
mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.
4. Fase 4
Klien mencoba melawan suara-suara atau sensori abdonrmal yang
datang, Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya
berakhir.Dari sinilah dimulai fase psychotic.
5. Fase 5
Pengalaman sensorinya terganggu, klien mulai merasa terancam
dengan datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti
ancaman atau perintah yang ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi
dapat berlangsung selama minimal 4 jam atau seharian bila klien tidak
mendapat komunikasi terapeutik. Terjadi gangguan psikotik berat.
F. Cara Menghardik Halusinasi
Cara menghardik halusinasi pendengaran:
Cara menghardik yaitu menutup kedua mata dan telinga kemudian katakan
“TIDAK dan KAMU SUARA PALSU, SAYA TIDAK MAU DENGAR
KAMU” dan di ucapkan dalam hati dengan sungguh-sungguh pada saat
suara-suara atau halusinasi datang lagi.
Cara menghardik halusinasi penglihatan:
Cara menghardik yaitu tutup mata dan katakan “SAYA TIDAK PEDULI,
ITU PALSU, SAYA TIDAK MAU LIHAT” dan diucapkan dalam hati
dengan sungguh-sungguh pada saat halusinasi muncul.
Daftar Pustaka

Keliat, Budi Anna dan Akemat Pawirowiyono. 2014. Keperawatan Jiwa: Terapi
Aktivitas Kelompok. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai