Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DI RUANG ARJUNA


RSJ PROVINSI BALI

OLEH:

KELOMPOK 12

1. ANAK AGUNG YOGA MAHENDRA PUTRA 2114901189


2. KOMANG LINTANG KUMALA DEWI 2114901172
3. I MADE AGUS SURYAWAN PUTRA 2114901217
4. YONING AYU BRAHTYASWARI 2114901060
5. I GEDE YOGA ADI KUSUMA 2114901150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021/2022
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI (HALUSINASI)
A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan
berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
C. LANDASAN TEORI
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang
terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Tujuan dari terapi ini untuk membantu pasien yang mengalami
kemunduran orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi
proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptive (Sutejo,
2017).
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan sensori, upaya memusatkan perhatian,
kesegaran jasmani dan mengekspresikan perasaan. Penggunaan terapi
kelompok dalam praktek keperawatan jiwa akan memberikn dampak
positif dalam upaya pencegahan pengobatan atau terapi serta pemulihan
kesehatan. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ini sebagai upaya
untuk memotivasi proses berpikir, mengenal halusinasi, melatih pasien
mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku mal adaptif (Sutinah,
dkk, 2020).
Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Sensori digunakan
untuk memberikan stimulasi pada sensasi pasien, kemudian diobservasi
reaksi sensori pasien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui
bgerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk
menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami kemunduran fungsi
sensori. Teknik yang digunakan meli[uti fasilitasi penggunaan panca
indera dan kemampuan mengekspresikan stumulasi baik dari internal
maupun eksternal (Prabowo, 2014).
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang
dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulasi sktren atau
persepsi palsu (Prabowo, 2014). Halusinasi adalah kesalahan sensori
persepsi yang menyerang panca indra, hal umum yang terjadi yaitu
halusinasi pendengaran dan penglihatan walaupun halusinasi pencium,
peraba, dan pengecap dapat terjadi (Townsend, 2010). Halusinasi adalah
suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sensori persepsi yang
disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo, 2017).
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang
nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus atau rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).
Berdasarkan pengertian halusinasi itu dapat diartikan bahwa, halusinasi
adalah gangguan respon yang diakibatkan oleh stimulus atau rangsangan
yang membuat klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunialuar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan nyata pada objek atau
rangsang yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Direja, 2011, hal 109). Halusinasi
pendengaran menurut Nanda Nic-Noc (2015) yaitu seperti mendengar
suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam,
memerintahkan untuk melakukan sesuatu (kadang-kadang hal yang
berbahaya). Perilaku yang muncul adalah mengarahkan telinga pada
sumber suara, bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
menutup telinga, mulut komat-kamit, dan ada gerakan tangan.

D. KLIEN
1. Karakteristik/Kriteria
Kriteria klien yang mengikuti TAK stimulasi persepsi adalah klien
dengan diagnose keperawatan halusinasi yang telah menyelesaikan
terapi individu. Berikut adalah nama-nama klien yang mengikuti TAK:
a. Muliadi
b. Ketut Manis
c. Suadnyana
d. Darmawan
e. Duta
f. Suyasa
2. Proses Seleksi
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok
dan aturan main dalam kelompok.
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari/ tanggal : Senin, 13 Desember 2021
b. Pukul : 10.00
2. Tempat
Ruang Arjuna RSJ Provinsi Bali
3. Tim Terapis
Leader : Gung Yoga
Co-Leader : Yoga Adi
Observer : Suryawan
Fasilitator : - Lintang Kumala
- Yoning Ayu
Peran dan Fungsi
a. Leader
Peran:
1) Menyusun rencana aktivitas kelompk (proposal)
2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat, dan memberi umpan balik
4) Sebagai “role model”
5) Memotovasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
dan memberikan umpan balik
b. Co-leader
Peran:
1) Membantu pemimpin dalam mengorganisasi anggota kelompok
2) Membantu leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c. Fasilitator
Peran:
1) Membantu memimpin memfasilitasi anggota untuk berperan
aktif dan memotivasi anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu mengoordinasi anggota kelompok
d. Observer
Peran:
1) Mengobservasi semua respon pasien
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku pasien
3) Memberikan umpan balik pada kelompok
3. Metoda/ media
a. Metode:
1. Diskusi
2. Bermain peran/ stimulasi
b. Media
1. Bola
2. Whiteboard
3. Spidol
4. Music
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik pada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua
klien
b. Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaa klien saat ini
c. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu: mengenal suara-suara yang didengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin menginggalkan kelompok harus
minta izin kepada leader
4) Lama kegiatan 45 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Tahap kerja
1. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal
isi halusinasi, waktu terjadi, situasi yang membuat terjadi dan
perasaan klien saat terjadi halusinasi
2. Leader meminta klien menceritakan halusinasi, waktu terjadinya,
situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi
halusinasi
3. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi yang membuat terjadi dan
perasaan klien saa terjadi halusinasi
3. Terminasi
1. Evaluasi
a. Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
a. Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan
perasaan jika halusinasi muncul
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol
halusinasi
b. Menyepakati waktu dan tempat
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Furkan. (2000). Contoh proposal terapi aktivitas kelompok


halusinasi. https://www.scribd.com/doc/219064945/Contoh-Proposal-
Terapi-Aktivitas-Kelompok-Halusinasi.

Musa, Sari Apriani, EsromKanine, & Franly Onibala. (2015). Pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok terhadap Kemampuan Mengidentifikasi
Stimulus pada Pasien Halusinasidi Rumah Sakit Prof.Dr.V.L.
Ratumbuyang Sulawesi Utara. ejournalKeperawatan (e-Kp), 3, 2. (1-
9).
Stuart & Laraia. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta :
EGC.
Yusuf, Ah., Rizky, F, F, P, K., & Nihayati, H, E. (2015). Buku ajar kesehatan
jiwa. Jakarta Selatan : Selemba medika.

Anda mungkin juga menyukai