Di buat oleh :
Kelompok 2
Darwin 2017.C.09a.0830
Depranata 2017.C.09a.0832
Enteng Pandiyangan 2017.C.09a.0837
Kris Kelana 2017.C.09a.0849
Laksmi Ramadanti P 2017.C.09a.0850
Pedrik Andawa Putra 2017.C.09a.0858
Riska Pebrianti 2017.C.09a.0860
Yohanes Gerry 2017.C.09a.0870
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena kasih
karunianyalah saya dapat menyelesaikan Makalah ini. Dalam makalah ini saya membahas
Aktivitas Keleompok Sosialisasi (TAKS) Pada Pasien Dengan Masalah Stimulasi
Persepsi/Halusinasi. Penyusunan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat menambah
wawasan dan pengetahuannya.
Saya menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dan mudah-
mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Kelompok 2
PROPOSAL TERAPIAKTIVITAS KELOMPOK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 2
RUANG JIWA RSJ KALAWA ATEI
Rabu 27 November 2019
A. Latar Belakang
Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan keperawatan
dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, fisik, dan sosial tetapi
juga kognitif. Ada beberapa terapi modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah
terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok klien
bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang therapis.Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang bertujuan
untuk membantu klien yang mengalami kemunduruan orientasi, menstimulasi persepsi
dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat (2005)
TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan
terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative penyelesaian masalah.
B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait
dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil
diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 4 sesi, yaitu:
D. Tujuan
1. Supaya mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi
2. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami Apa saja yang terkandung dalam terapi
aktivitas kelompok persepsi halusinasi
3. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi aktivitas
kelompok persepsi halusinasi
Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi
2. Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas kelompok
persepsi halusinasi untuk lebih menambah wawasan
3. Bagi Instituti
Proposal memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi dengan
menambah referensi
PROPOSAL TERAPIAKTIVITAS KELOMPOK
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 2
RUANG JIWA RSJ KALAWA ATEI
Rabu 27 November 2019
A. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus nyata. (Budi
Anna Keliat, 2011)
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal)
atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan relitas/kenyataan seperrti melihat
bayangan atau suara-suara yang sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya
rangsang apapun dari panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan
terbangun yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organic atau histerik.
(Wijayaningsih, 2015)
A. Tujuan
Tujuan Umum
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
Tujuan khusus:
a. Pasien dapat mengenal halusinasi
b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.
d. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.
e. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat.
B. Karakteristik pasien
Kriteria Pasien:
a. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
b. Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
c. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
d. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik (Lilik, 2011)
C. Masalah keperawatan
A. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
D. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
Peran dan Fungsi :
a. Pemimpin (Leader)
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
3) Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
4) Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
5) Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah
dilakukan
6) Memberi reinforcement positif pada klien
7) Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011)
b. Pembantu Pemimpin (co- leader)
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader tentang kegiatan
4) Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Observer
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat jumlah klien yang hadir
3) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
4) Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
5) Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
6) Membuat laporan hasil kegiatan
d. Fasilitator
1) Memfasilitasi jalannya kegiatan
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
4) Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam
/luar kelompok
2. Seleksi Pasien
Kriteria Pasien:
a. Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
b. Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah dapat
berinteraksi dengan orang lain
c. Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas
d. Klien tidak membahayakan diri dan orang lain
e. Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
f. Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik (Lilik, 2011)
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI I : Mengenal Halusinasi
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
1. Sound system
2. Spidol
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi; halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan peserta hari ini
c. Kontrak :
3. Kerja
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi halusinasi
a. Evaluasi
TAK berikutnya.
3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan perasaan bila
halusinasi timbul
A. Tujuan
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab.
3. Stimulasi.
1. Persiapan
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
a. mempersiapkan alat
2. Orientasi
3. Kerja
a. Evaluasi
3. cara
Menyebutkan cara
halusinasi
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
2. Pensil
3. Spidol
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
1. Persiapan
2. Orientasi
3. Kerja
a. Evaluasi
1. Menyebutkan pentingnya
harian
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV: Cara minum obat yang benar
A. Tujuan
B. Setting
C. Alat
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
1. Persiapan
3. Kerja
a. Evaluasi
1 dinilai
Menyebutkan
pentingnya
minum obat
secara teratur
2 Menyebutkan
4 jenis obat
Menyebutkan
5 dosis obat
Menyebutkan
waktu minum
6 obat
Menyebutkan
cara minum
7 obat yang tepat
Menyebutkan
efek samping
obat
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI V: Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
A. Tujuan
C. Alat
1. Spidol
2. White board
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
2. Orientasi
4. Terminasi
a. Evalusi;
1 dinilai
Menyebutkan
pentingnya
bercakap-
cakap ketika
halusinasi
2 muncul
Menyebutkan
cara bercakap-
3 cakap
Memperagakan
saat mulai
percakapan
B. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien
yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin
didikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini
DAFTAR PUSTAKA