Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

(TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI
RSKJ SOEPPRAPTO BENGKULU
RUANG MERPATI

DISUSUN OLEH :

1. Deni Trianti 5. Imelda Tri Wulandari


2. Esi Afriansih 6. Lola Vitaloka
3. Gilang Vernanda 7. Maryanti
4. Helda Herisdianti

Pembimbing Akademik Pembimbing lahan 1 Pembimbing lahan 2

Zuraida , M.Psi Ns.Raulina Sinaga,S.Kep Ns. Ewinri Nopriandi,S.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RATU SAMBAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.Proposal TAK yang
berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun untuk memenuhi tugas target PKL Mata
Kuliah Keperawatan Jiwa di RSKJ Soeprapto Bengkulu.Pada kesempatan ini, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ditrektur Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Bengkulu yang telah memberikan kami
izin dalam melakukan praktik keperawatan jiwa.
2. Dosen mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
3. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan.
4. Kepala Ruangan di RSKJ Soeprapto Bengkulu.
5. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal
TAK ini kedepannya.

Bengkulu, Agustus 2022

Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

(TAK) HALUSINASI

A. LATAR BELAKANG
TAK stimulasi persepsi sensori halusinasi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternative penyelesaian masalah (Budi Anna Keliat dan Akemat, 2005).
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK stimulus persepsi merupakan
sebuah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduruan
orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan afektif
serta mengurangi perilaku maladaftif.
Program terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu asuhan keperawatan
gangguan jiwa yang tidak hanya difokuskan pada aspek psikologis, sosial dan fisik,
tetapi juga fokus pada kognitif. Beberapa terapi modalitas yang bisa diterapkan yaitu
salah satunya terapi aktivitas kelompok (TAK) Stimulasi Persepsi halusinasi.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh klien gangguan jiwa. Klien merasakan sensasi berupa suara, pengecapan,
penglihaan, perabaan, atau penghidupan tanpa disertai dengan stimulus nyata. (Budi
Anna Keliat, 2011).
Halusinasi merupakan persepsi yang salah (seperti tanpa stimulus eksternal) atau
persepsi sensori yang tidak sesuai dengan realitas(kenyataan) seperti melihat bayangan
atau suara-suara yang sebenarnya tidak pernah ada. Pencerapan tanpa adanya rangsangan
apapun oleh panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terjaga yang
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, histerik atau organic, (Wijayaningsih,
2015).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Adapun tujuan dari terapi aktivitas kelompok(TAK) stimulasi persepsi adalah
klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh
paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan khusus
 Pasien bisa mengenal halusinasi dan Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan
menghardik (Menjauhkan, mengabaikan, kasar, keras)
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan meminum obat secara teratur
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan Bercakap-cakap dengan orang lain
 Pasien bisa mengontrol halusinasi dengan Menyusun Jadwal Kegiatan

C. MANFAAT
1. Manfaat Umum
 Meningkatkan kemampuan uji realitas/nyata (reality testing) dengan komunikasi
terapeutik serta umpan balik dengan ataupun dari orang lain.
 Melakukan sosialisasi.
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif serta efektif
2. Manfaat khusus
 Meningkatkan identitas diri.
 Menyalurkan emosi secara konstruktif.
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
3. Manfaat rehabilitasi
 Meningkatkan ketrampilan ekspresi diri.
 Meningkatkan ketrampilan sosial.
 Meningkatkan kemampuan empati.
 Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
D. KRITERIA
a) Kriteria Klien
 Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
 Klien yang mengalami perubahan persepsi
b) Kriteria aggota
 Klien dengan gangguan persepsi sensori;Halusinasi Pendengaran
E. SASARAN STRATEGIS
Semua Pasien yang mengalami halusinasi di ruangan Anggrek Rumah Sakit Khusus Jiwa
Soeprapto Bengkulu.
F. PEMECAHAN MASALAH
1) Peragaan terhadap klien yang tidak dapat aktif dalam aktifitas memberikan
kesempatan kepada klien tersebut untuk mengetahui manfaat halusinasi
2) Bila klien meninggalkan tempat ijin memberikan hukuman positif berupa
menyebutkan manfaat penting nya mengontrol halusinasi.
3) Bila klien ingin ikut menanyakan kepada teman teman yang lain apakah boleh TAK

G. SETTING
P P

L O

P
CL

P
P
CI F
P

Keterangan Gambar
L : Leader
CL : Co Leader
CI : CI
F : Fasilitator
O : Observer
P : Pasien
G. PENGORGANISASIAN TAK
1) Terapis dan Peran
a) Leader
Peran :
 Memimpin jalannya kegiatan TAK
 Menyampaikan tujuan serta waktu permainan pada klien
 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan pada klien
 Memberi respon atau tanggapan yang sesuai dengan perilaku pasien
 Meminta respon dari klien atas permainan yang sudah dilakukan
 Memberi reinforcement positif pada klien
 Menyimpulkan kegiatan yang sudah dilaksanakan

b) Co-Leader
Peran :
 Membantu tugas leader
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke-leader
 Mengingatkan leader tentang kegiatan yang akan dilakukan
 Menjadi contoh kegiatan bersama dengan leader
c) Observer
Peran :
 Mengobservasi jalannya acara
 Mencatat jumlah pasien yang hadir
 Mencatat perilaku verbal dan non-verbal selama kegiatan sedang
berlangsung
 Mencatat tanggapan-tanggapan yang dikemukakan oleh klien
 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas kelompok (TAK)
 Membuat laporan hasil kegiatan

d) Fasilitator
Peran :
 Memfasilitasi jalannya kegiatan
 Memfasilitasi klien yang kurang aktif
 Mampu memotivasi pasien untuk kesuksesan kegiatan
 Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar
kelompok
2) Kriteria Pasien
 Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham, ilusi
 Klien dengan gangguan stimulasi persepsi sensori halusinasi sudah bisa
berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
 Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas.
 Klien tidak membahayakan diri dan orang lain.
 Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
 Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik.

3) Jumlah Peserta ( 6 Orang )


1. Tn. Mr X J
2. Tn. R
3. Tn. S
4. Tn. D
5. Tn. H
6. Tn. J

F. AKTIVITAS DAN INDIKASI TAK STIMULASI PERSEPSI


Aktivitas TAK stimulasi persepsi halusinasi dilakukan dengan lima sesi yang
melatih kemampuan klien dalam mengontrol halusinasi antara lain sebagai berikut :
1. Sesi I : Mengenal halusinasi dan Mengontrol halusinasi dengan menghardik
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan meminum obat secara teratur
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan menyusun jadwal kegiatan
G. PROSES KEPERAWATAN

1. TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi


SESI I : Mengenal Halusinasi

a. Terapis

 Leader ( Lola Vitaloka )

 Co-Leader ( Gilang Vernanda )

 Observer ( Helda Herisdianti )

 Fasilitator ( Maryanti )

b. Waktu dan Tempat

 Hari : Selasa ( Sesi I )

 Pukul : 10:00 WIB s/d Selesai

 Tempat : Ruangan Merpati RSKJ Soeprapto


Bengkulu
c. Tujuan
 Klien mengenal halusinasi.
 Klien mengenal waktu, frekuensi terjadinya halusinasi.
 Klien mengenal perasan bila mengalami halusinasi
 Pasien bisa menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mangatasi
halusinansi.
 Pasien bisa memahami cara menghardik halusinasi.
 Pasien bisa memperagakan cara menghardik halusinasi.
d. Setting
 Kelompok berada diruang yang tenang
 Klien duduk melingkar
e. Alat
 Handphone
 Balon
 Musik
 Speaker

f. Metode
 Diskusi
 Tanya jawab
 Simulasi
g. STRATEGI PELAKSANAAN
 Memilih pasien sesuai dengan gangguan jiwa, yaitu pasien dengan perubahan
persepsi sensori halusinasi
 Membuat kontrak dengan pasien
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan untuk TAK
1) Fase Orientasi
 Salam terapeutik
Terapis mengucapkan salam.
 Evaluasi validasi
Terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.
 Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan dan terapis menjelaskan aturan main seperti :
masing masing pasien memperkenalkan diri dengan menyebutkan namanya, nama panggilan,
jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada terapis, lama
kegiatan 45 menit, setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

2) Fase Kerja

Demonstrasi

 Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan). Terapis meminta


pasien memperkenalkan nama saya nama panggilan secara berurutan, dimulai
dari pasien yang berada di sebelah kiri terapis, searah dengan jarum jam.

 Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing


pasien membagi pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan: Isi halusinasi, Frekuensi halusinasi, Waktu terjadinya, Perasaan klien
saat mengalami halusinasi.

 Meminta pasien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan


dimulai dari pasien yang ada di sebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah
dengan jarum jam.

 Saat seorang pasien menceritakan pengalaman halusinasinya, setelah cerita


selesai terapis mempersilahkan pasien lain untuk bertanya sebanyak 3
pertanyaan.

 Lakukan kegiatan sampai semua pasien selesai mendapat giliran.


 Setiap pasien bisa menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.

 Terapis menjelaskan mengatasi halusinasi dengan cara menghardik halusinasi


saat halusinasi itu muncul.

 Terapis mempraktekkan cara menghardik halusinasi.

 Terapis meminta masing masing pasien mempraktekkan cara menghardik


halusinasi dimulai dari peserta disebelah kiri berurutan searah dengan jarum jam
sampai semua pasien mendapatkan giliran.

 Terapis memberikan pujian serta megajak semua pasien bertepuk tangan setelah
setiap pasien selesai memperagakan cara menghardik halusinasi

3) Fase Terminasi

 Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti kegiatan TAK dan Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompoknya dan Terapis menganjurkan
pasien untuk menerapkan cara menghardik halusinasi yang sudah dipelajari, kalau
halusinasinya itu muncul lagi.

 Rencana tindak lanjut

Terapis menganjurkan pada peserta jika mengalami halusinasi segera menghubungi


perawat atau teman lainnya dan Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan
TAK berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi dan terapis membuat kesepakatan
dengan klien waktu dan tempat TAK berikutnya

a. Evaluasi dan Dokumentasi


No. Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan isi halusinasi

2. Menyebutkan waktu halusinasi

3. Menyebutkan frekuensi halusinasi

Menyebutkan perasaan bila


4.
halusinasi timbul
Note : petunjuk dilakukan nilainya =1
b. Evaluasi Menghardik

No. Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

Menyebutkan cara yang selama


1. ini digunakan mengatasi
halusinasi.

2. Menyebutkan cara efektifitas

Menyebutkan cara mengatasi


3.
halusinasi dengan menghardik.
Memperagakan menghardik
4.
halusinasi
Note : petunjuk dilakukan nilainya = 1
2. TAK Stimulasi Persepsi MengontrolHalusinasi
SESI II: Cara Minum Obat yang Benar

a. Terapis

 Leader ( Helda Herisdianti )

 Co-Leader ( Esi Afriansih )

 Observer ( Deni Trianti )

 Fasilitator ( Lola Vitaloka )

b. Waktu dan Tempat

 Hari : Rabu ( Sesi II )

 Pukul : 10:00 WIB s/d Selesai

 Tempat : Ruangan Merpati RSKJ Soeprapto Bengkulu

c. Tujuan
 Klien dapat mengetahui jenis – jenis obat yang harus diminumnya.
 Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur.
 Klien mengetahui 5 benar minum obat.
 Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat.
 Klien mengetahui akibat jika putus obat.
d. Setting
 Klien duduk melingkar.
 Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman.
e. Alat
 Kertas
 Pulpen
 Musik
 Speaker
 handphone
f. Metode
 Diskusi.
 Tanya jawab.
 Simulasi

g. Langkah – langkah
1) Persiapan
 Terapis mempersiapkan alat dan tempat.
 Terapis membuat kontrak dengan klien.
2) FaseOrientasi
 Salam terapeutik
Terapis mengucapkan salam kepada klien.
 Evaluasi / validasi
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini, Terapis menanyakan apakah jadwal
aktivitas telah dikerjakan (TL TAK sebelumnya).
 Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan TAK, Terapis menjelaskan aturan main TAK yaitu
: Klien mengikuti dari awal sampai akhir, Jika klien akan keluar dari kelompok,
harus meminta izin kepada terapis, Lama waktu TAK 60 menit 3.
3) fase kerja
 Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada setiap
pasien.
 Terapis menjelaskan betapa pentingnya minum obat dengan teratur, sesuai dengan
anjuran.
 Terapis meminta pasien untuk menjelaskan ulang akan pentingnya minum obat
secara bergantian, searah dengan jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis.
 Terapis mejelaskan akibat tidak minum obat dengan teratur.
 Terapis meminta pasien menyebutkan secara bergantian akibat tidak minum obat
dengan teratur.
 Terapis menjelaskan 5 benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar pasien,
benar dosis, benar waktu, benar cara.
 Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping setiap obat yang diberikan
sesuai dengan contoh obat yang ada pada pasien.
 Terapi meminta pasien menyebutkan jenis obat, dosis setiap obat, cara
penggunaan , waktu dan efek obat tersebut sesuai dengan contoh obat yang
adapada setiap pasien. Secara berurutan searah dengan jarum jam, dimulai dari sebelah
kiri terapis.
 Terapi memberikan pujian serta mengajarkan pasien bertepuk tangan setiap kali
pasien menyebutkan dengan benar.

4) Terminasi
 Evaluasi
Menayakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK dan Memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok.
 Tindak lanjut
Menganjurkan pasien untuk meminum obat secara teratur dan Menganjurkan jika
ada pertanyaan lain tentang obat, pasien bisa menghubungi perawat yang saat itu
bertugas.
 Kontrak yang akan datang
Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya dan Terapi menyepakati tempat
dan waktu Tak

h. Evaluasi dan Dokumentasi


No. Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan pentingnya
minum obat secara teratur.
2. Menyebutkan akibat jika tidak
minum obat secara teratur.
3. Menyebutkan jenis obat

4. Menyebutkan dosis obat

5. Menyebutkan waktu minum


obat

6. Menyebutkan cara minum obat


yang tepat

7. Menyebutkan efek terapi obat

8. Menyebutkan efek samping obat


3. Proposal TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
SESI III :Mengontrol Halusinasi dengan Bercaka -Cakap

a. Terapis

 Leader ( Deni Trianti )

 Co-Leader ( Maryanti )

 Observer ( Esi Afriansih )

 Fasilitator ( Helda Herisdianti )

b. Waktu dan Tempat

 Hari : Kamis ( Sesi III )

 Pukul : 10:00 WIB s/d Selesai

 Tempat : Ruangan Merpati RSKJ Soeprapto Bengkulu


c. Tujuan
 Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain.
 Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai mengalami
halusinasi.
d. Setting
 Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyeman.
 Klien duduk melingkar
e. Alat
 Spidol
 Kertas HPS
 Handphone
 Speaker
 Pena
f. Metode
 Diskusi kelompok
 Simulasi
g. Langkah-langkah kegiatan
1) Persiapan
 Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
 Terapis membuat kontrak dengan klien
2) Fase Orientasi
 Salam terapeutik
Terapi mengucapkan salam ke klien.
 Evalusi/validasi
Terapis menanyakan kabar klien hari ini dan Terapis menanyakan pengalaman
klien mengontrol halusinasi setelah menerapkan 3 cara lainya.
 Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan TAK dan Terapi menjelaskan waktu kegiatan dan
Terapi menjelaskan aturan main.
3) Fase Kerja
 Terapi menjelaskan pentingnya berbincang dengan orang lain untuk mengatasi
halusinasi.
 Terapi meminta kepada pasian situasi yang sering dialami, sehingga timbulnya
halusinasi. Pasien secara bergantian bercerita dimulai dari arah kiri terapis.

 Terapi mempraktekkan becakap-cakap dangan orang lain kalau ada tanda-tanda


halusinasi itu muncul.
 Pasien meminta memperagakan hal yang sama secara bergantian.
 Terapi memberikan pujian kepada pasien setiap selesai memperagakan.
4) Terminasi
 Evalusi
Terapi menyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK dan Terapi
memberikan pujian atas kebersihan kelompok.
 Tindak lanjut
Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap cakap dengan orang
lain bila mulai mengalami halusinasi dan Mendorong klien untuk memulai
bercakap cakap bila ada klien lain yang mulai mengalami halusinasi.
 Kontrak yang akan dating
Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya dan Terapi menyapakati tempat
dan waktu TAK berikutnya.
h. Evaluasi dan Dokumentasi
No. Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan pentingnya
bercakapcakap ketika
halusinasi muncul
2. Menyebutkan cara
bercakapcakap

3. Memperagakan saat mulai


percakapan
4. TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
SESI IV : Menyusun Jadwal Kegiatan

a. Terapis

 Leader ( Imelda Tri Wulandari )

 Co-Leader ( Deni Trianti )

 Observer ( Gilang Vernanda )

 Fasilitator ( Esi Afriansih )

b. Waktu dan Tempat

 Hari : Jumat ( Sesi IV )

 Pukul : 10:00 WIB s/d Selesai

 Tempat : Ruangan Merpati RSKJ Soeprapto Bengkulu

c. Tujuan
1. Pasien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah timbulnya
halusinasi.
2. Pasien bisa menyusun jadwal aktivitas hariannya dari pagi hari sampai dengan tidur
malam.
d. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. dan Lingkungan tenang nyaman
e. Alat
 Kertas HVS sejumlah peserta
 Pensil
 Spidol
 Handphone
 Speaker
f. Metode
 Diskusi
 Latihan
g. Langkah – langkah
1. Persiapan
 Terapis mempersiapkan alat dari tempat TAK
 Terapis membuat kontrak dengan pasien
1) Fase Orientasi
 Salam terapeutik
Terapis mengucapkan salam
 Evaluasi / validasi
Terapis menanyakan keadaan klien hari ini, Terapis menanyakan pengalaman
klien menerapkan cara menghardik halusinasi.
 Kontrak
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, Terapis menjelaskan aturan peraminan
yaitu : Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, Jika klien ingin
meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis, Waktu TAK
adalah 90 menit 3. Proposal TAK Halusinasi .
2) Fase Kerja
 Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.
 Terapis memberikan kertas sebanyak satu lembar dan masing–masing pasien
sebuah pensil.
 Terapis memberitahukan bahwa pentingnya aktivitas yang teratur dalam upaya
mencegah terjadi halusinasi.
 Terapis memberikan contoh bagaimana cara menyusun jadwal dengan
menggambarkannya dipapan tulis.
 Terapis meminta setiap pasien menyusun jadwal aktivitas dari bangun pagi
sampai dengan tidur malam.
 Terapis mengarahkan setiap pasien sampai berhasil menyusun jadwalnya.
 Terapis memberikan pujian kepada masing–masing pasien setelah mereka berhasil
menyusun jadwal.
3) Fase Terminasi
a. Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun jadwal, Terapis
memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
 Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas tersebut.
 Kontrak yang akan datang
Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya dan Terapis
membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK.
h. Evaluasi dan Dokumentasi

No. Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan pentingnya
aktivitas mencegah halusinasi.
2. Membuat jadwal kegiatan harian

Note :petunjuk dilakukan nilainya = 1


PENUTUP

A. KESIMPULAN
TAK halusinasi adalah upya yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu
kepada pasien sehingga terjadi perubahan perilaku pada pasien. TAK halusinasi sesi 1-
4 adalah terapi yang dilakukan terhadap sekelompok pasien dalam upaya memfasilitasi
kemampuan pasien untuk melakukan perubahan persepsi dalam pemikirannya.
TAK ini diharapkan pasien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap,nama panggilan,asal dan hobi.
TAK halusinasi ditunjukan kepada pasien dengan indikasi :
a. Pasien dengan gangguan prsepsi sensori halusinasi ;
b. Pasien baru masuk ;dan
c. Pasien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.

B. SARAN

Diharapkan bagi instansi pelayanan memberikan Terapi Aktivitas Kelompok


secara rutin dengan metode yang telah dikembangkan yang praktis,efesien dan efektif.\]

Anda mungkin juga menyukai