DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
proposal tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Stimulasi Persepsi Sensori
(Halusinasi).
Kami sangat berharap proposal ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai TAK Stimulasi Persepsi Sensori
(Halusinasi). Semoga proposal ini dapat dipahami bagi yang membacanya.
Penyusun
2
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
1. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien
gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan
salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan.Pasien
merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.Dampak dari halusinasi
yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak
mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri.Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi
yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Daerah
Surakarta khususnya Bangsal Sena sebagian besar pasien menderita
halusinasi.Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok
tentang halusinasi.
2. Landasan Teori
Asuhan Keperawatan Jiwa merupakan asuhan keperawatan yang
bersifat spesialistik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan
secara holistik. Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan
pada perilaku klien, difokuskan juga pada kondisi fisik, sosial, budaya, dan
spiritual klien. Berbagai terapi keperawatan yang dikembangkan
difokuskan kepada klien secara individu, kelompok, keluarga ataupun
komunitas.
3
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
mengalami masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai
terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan
menjadi laboraturium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi sensori
adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas
mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman
dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian
masalah.
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang
dikembangkan diantaranya adalah sosialisasi, stimulasi persepsi, stimulasi
sensoris, dan orientasi realitas.Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi
respon yang adekuat. Di dalam terapi aktivitas kelompok ini terdapat tiga
sesi yaitu:
1. Sesi I : Mendengarkan musik
2. Sesi II : Menggambar
3. Sesi III : Menonton TV/Video
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam
penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok stimulasi
sensori adalah :
1. Aspek Emosi
Psikomotorik yang lambat, pendiam, menarik diri.
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya
klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan
pertanyaan perawat
4
3. Aspek Sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan
praktikan, klien mengatakan bersedia mengikuti terapi aktivitas,
klien mau berinteraksi minimal dengan satu klien lain ke satu klien
lain.
3. Tujuan
1) Tujuan Umum : klien dapat berespons terhadap stimulus pancaindra
yang diberikan.
2) Tujuan khusus :
a. Klien dapat mengapresiasikan perasaan melalui gambar.
b. Klien dapat memberi makna gambar.
5. Setting
1. Mahasiswa dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
5
Bagan setting :
2 3
1
1
1 1
2 4
6 5
Keterangan :
: PASIEN
: FASILITATOR
: LEADER
: OBSERVER
: CO LEADER
6
6. Alat / Media
1. Name Tag (papan nama)
2. Kertas HVS
3. Bolpoin / spidol
4. Pensil warna
7. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
8. Pembagian Tugas
7
Observer : 1. Anggi Agustina
2. Fihri Munhiros F
Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (Dicatat pada format
yang tersedia ).
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutup.
9. Langkah Kegiatan
1. Tahap Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan dengan klien
2. Tahap orientas
a. Salam terapeutik
Salam terapeutik kepada klien
Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua
struktur/mahasiswa (beri papan nama).
Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua
klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
8
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
Mahasiswa menjelaskan tujaan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu menggambar.
Mahasiswa menjelaskan aturan main berikut :
Jika ada klien yang akan meningglkan kelompok harus
minta ijin ke mahasiswa.
Lamakegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Mahasiswa mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri
(nama lengkap dan nama panggilan) dimulai dari mahasiswa
secara berurutan.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri mahasiswa
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c. Mahasiswa dan klien memakai papan nama.
d. Mahasiswa menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
e. Mahasiswa membagikan kertas dan pensil, untuk tiap klien.
f. Mahasiswa meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan
yang diinginkan saat ini.
g. Sementara klien mulai menggambar, mahasiswa berkeliling, dan
memberi penguatan kepada klien untuk terus menggambar.
Jangan mencela klien.
h. Setelah semua klien selesai menggambar, mahasiswa meminta
masing-masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan
gambar yang telah dibuatnya kepada klien lain. Yang harus
diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut
menurut klien.
9
i. Kegiatan poin e dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
j. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, mahasiswa
mengajak klien lain untuk bertepuk tangan.
k. Mahasiswa memberikan pujian setiap kali menceritakan
perasaaaya dan mengajak klien lain bertepuk tangan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Mahasiswa menyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Mahasiswa memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Mahasiswa menganjurkan klien untuk mennggambar sesuatu
yang disukai dan bermakna dalam kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati TAK ynag akan datang yaitu menonton TV atau
Video
Menyepakati waktu dan tempat TAK
10
Sesi I : TAK
Stimulus Sensori : Mendengarkan musik
Petunjuk :
1) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2) Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespons, memberi pendapat, menyampaikan perasaan tentang music
yang didengar.
3) Beri tanda (√) jika klien mampu dan beri tanda (-) jika klien tidak mampu.
11
Sesi II : TAK
Stimulasi Sensori : Menggambar
Petunjuk:
4) Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
5) Untuk setiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
dan menceritakan makna gambar.
6) Beri tanda (√) jika klien mampu dan beri tanda (-) jika klien tidak mampu.
12
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK.
Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti
TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi I (mendengarkan musik) dan
sesi II (Menggambar). Klien mengikuti TAK sampai selesai. klien
mampu menggambar, menyebutkan makna gambar dan menceritakan
makna gambar. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya
mealui gambar.
Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakan jari
sesaui dengan irama music, tetapi belum mampu memberi pendapat
dan perasaan tentang music. Latih klien untuk mendengarkan music
diruang rawat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep.
(2004).KeperawatanJiwa Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
14