Anda di halaman 1dari 30

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

HALUSINASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

Hendra Prapto, S.Kep 2022031009

Lucky Arisandi, S.Kep 2022031015

Agustina Prasetyawti S.Kep 2022031001

Asriandini S.Kep 2022031002

Elin Puspita Sari S.Kep 2022031003

Sukmawaty, S.Kep 2022031033

Sri Ella Sister, S.Kep 2022031034

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA PALU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022/2023
RENCANA KERJA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

NAMA MAHASISWA : Hendra Prapto, S.Kep 2022031009

Lucky Arisandi, S.Kep 2022031015

Agustina Prasetyawti S.Kep 2022031001

Asriandini S.Kep 2022031002

Elin Puspita Sari S.Kep 2022031003

Sukmawaty, S.Kep 2022031033

Sri Ella Sister, S.Kep 2022031034

Tema/Jenis TAK : TAK Stimulasi Persepsi Sensori : Halusinasi


Waktu Pelaksanaan : Rabu, 01 Maret 2023

Kelompok : I (SATU)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus schizoprenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya,
hanyut dengan kesenderian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari
sosialisasi.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap terapi aktifitas kelompok
( TAK ) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal
sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tenntu saja yang mengikuti terapi ini
adalah klien yang sudah mampi mengontrol halusinasinya sehingga pada saat
TAK klien sudah mampu mengontrol dirrinya dari halusinasi sehingga pada
saat TAK klien dapat bekerja sama daan tidak mengganggu anggota kelompok
yang lain.

B. Tujuan
Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan dalam mempersepsikan simulasi yang
dilakukan sehingga dapat mengontrol halusinasinya.
Tujuan khusus
a. Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
b. Klien mampu menyebutkan cara mengontrol halusinasinya.
c. Klien dapat memilih cara mengontrol halusinasinya.
d. Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilh untuk mengontrol
halusinasinya.

C. Tinjauan Teori TAK


Landasan Teori Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi
adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas
mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Dalam
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 2 sesi,
yaitu: 1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi 2. Sesi II : Mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
D. Pengorganisasian Kelompok
Leader : Lucky Arisandi
Co leader : Elin Puspitasari
Observer : Sri Ella lamatopa
Fasilitator : Sukmawaty
Asriandini
Hendra Prapto
Agustina Prasetyawati
Klien / pasien : Pasien Yang Dirawat Dengan Halusinasi Diruangan Srikaya

E. Tugas masing-masing
1. Leader
Bertugas :
 Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
 Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
 Menetapkan jalannya tata tertib
 Menjelaskan tujuan diskusi
 Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi
pada kelompok terapi diskusi tersebut
 Kontrak waktu
 Menyimpulkan hasil kegiatan
 Menutup acara
2. Co Leader
Bertugas :
 Mendampingi leader jika terjadi bloking
 Mengoreksi dan mengigatkan leader jika terjadi kesalahan
 Bersama leader memcahkan penyelesaian masalah
3. Observer
Bertugas:
 Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
 Mencatat semua aktivitas dalam TAK
 Mengobservasi perilaku pasien
4. Fasilitator
Bertugas:
 Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus
dilakukan
 Mendampingi peserta TAK
 Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
 Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
5. Klien/Pasien
Bertugas:
 Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi

F. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Dinamika kelompok

G. Media
1. Papan tulis / white board / flipchart
2. Kapur / spidol
3. Jadwal kegiatan klien

H. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran dengan ruangan nyaman
dan tenang
Bagan setting
Keterangan

: Leader

: Co leader

: Observer
: Fasilitator

: Klien / pasien
BAB II
PEMBAHASAN

A. Langkah kegiatan

TAK STIMULASI PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Sesi 1 : mengenal halusinasi

Tujuan

1. Klien mengenal halusinasi


2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran


2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK


2. Papan tulis / white board
3. Sound sistem

Metode

1. Diskusi
2. Tanya jawan

Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien dengan indikasi, yaitu perubahan sensori persepsi halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama )
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama )
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal halusinasi
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
isin kepada terapis.
b) Lama kegiatan 45 menit.
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nam panggilan serta
memakai papan nama.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-
masing klien membagikan pengalaman tentang halusinasi yang mereka
alami dengan menceritakan :
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan
dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran
searah jarum jam.

d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi, setelah cerita


selesai terapis mempersilakan klien lain untuk bertanya sebanyak-
banyaknya 3 pertanyaan.

e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.


f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasiny, terapis
memberikan pujian.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain .
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu belajar mengontrol
halusinasi
2) Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK perubahan persepsi sensori halusinasi Sesi 1, kemampuan klien yang
diharapkan mampu mengenal halusinasi . Formulir evaluasi sebagai berikut

Sesi 1 : TAK
Perubahan persepsi sensori : halusinasi

no Aspek yang dinilai Nama peserta TAK

1 Menyebutkan isi halusinasi

2 Menyebutkan waktu halusinasi

3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi

4 Menyebutkan perasaan bila


halusinasi timbul

Petunjuk :
dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, TAK perubahan persepsi
sensori ; Halusinasi . Klien mampu mengetahui halusinasinya dan tingkatkan
reinforcement ( pujian ).
TAK STIMULASI PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi dengan menghardik

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan mangatasi
halusinansi .

2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi.


3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi .
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar .
2. Kelompok di tempat yang tenang.
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab.
3. Stimulasi.
E. Langkah langkah kegiatan
1. Persiapan
a. mempersiapkan alat
b. mempersiapkan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam .
b. Evaluasi/validasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang
telah terjadi
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan 2) Terapis
menjelaskan atusan main:

a) Lama kegiatan 45 menit.


b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir.
c) Jika akan meninggalkan kelompok ,klien harus meminta izin
3. Kerja
a. Terapis meminta massing masing klien secara berurutan searah
dengan jarum jam menceritakan pa yang dilakukan jika mangalami
halusinasi dan apakah itu bisa mengatasi halusinasinya.

b. Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis


memberikan pujian dan mengajak peserta lain memberikan tepuk
tangan .

c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik


halusinasi saat halusinasi muncul .

d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi


e. Terapis meminta masing masing klien memperagakan menghardik
halusinasi dimulai dari peserta disebelah kiri terapis berurutan
searah jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran

f. Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien bertepuk


tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik
halusinasi

4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah
dipelajari jika halusinasi muncul

c. Kontrak yang akan datang


1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan
cara lain

2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat


TAK
F. Evaluasi dan Dokumentasi

NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK

1. Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan efektifitas
cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan menghardik
halusinasi

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK perubahan persepsi
sensori ; Halusinasi . Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara
menghardik dan tingkatkan reinforcement ( pujian ).
TAK STIMULASI PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
Sesi 3 : Menyusun jadwal kegiatan

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas untuk mencegah
munculnya halusinasi

2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dari tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapis menanyakan keadaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghardik halusinasi
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan peraminan
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta
izin kepada terapis

c) Waktu TAK adalah 90 menit


3. Kerja
a. Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan
b. Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing – masing
sebuah pensil untuk masing – masing klien

c. Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam


mencegah terjadinya halusinasi

d. Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal


dengan menggambarkannya dipapan tulis

e. Terapis meminta masing – masing klien menyusun jadwal aktivitas


dari bangun pagi sampai dengan tidur malam

f. Terapis membimbing masing – masing klien sampai berhasil


menyusun jadwal

g. Terapis memberikan pujian kepada masinng – masing klien setelah


berhasil menyusun jadwal

4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa menyusun
jadwal

2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok


b. Tindak lanjut : terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal
aktivitas tersebut
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK

F. Evaluasi dan Dokumentasi

NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK


1. Menyebutkan pentingnya
aktivitas mencegah halusinasi
2. Membuat jadwal kegiatan
harian

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, TAK perubahan persepsi
sensori ; Halusinasi . Klien mampu menyusun jadwal kegiatan dan tingkatkan
reinforcement ( pujian ).
TAK STIMULASI PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
2. Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika mulai
mengalami halusinasi

B. Setting
1. Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyeman.
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Spidol
2. White board
D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam; terapi mengucapkan salam ke klien
b. Evalusi/validasi;
1) Terapis menanyakan kabar klien hari ini;
2) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menerapkan 3 cara lainya

c. Kontrak
1) Terpi menjelaskan tujuan TAK
2) Terapi menjelaskan waktu kegiatan
3) Terapi menjelaskan aturan maen
3. Kerja
a. Terapi menjelaskan pentingnya berbincang dengan orang lain untuk
mengatasi halusinasi.

b. Terapi meminta kepada klien setiasi yang sering dialami sehingga


mengalami halusinasi. Klien secara bergantian bercerita

c. Terapi memperagakan becakap cakap dangan orang lain jika ada


tanda halusinasi muncul

d. Klien meminta memperagakan hal yang sama secara bergantian.


e. Terapi memberikan pujian kepada klien setiap selesai
memperagakan

4. Terminasi
a. Evalusi;
1) Terapi menyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Terapi memberikan pujian atas kebersihan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap cakap
dengan orang lain bila mulai mengalami halusinasi

2) Mendorong klien untuk memulai bercakap cakap bila ada klien


lain yang mulai mengalami halusinasi

c. Kontrak yang akan datang;


1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapi menyapakati tempat dan waktu TAK berikutnya.
Evaluasi dan dokumentasi

No Aspek yang Nama peserta TAK


dinilai

1 Menyebutkan
pentingnya
bercakapcakap
ketika
halusinasi
muncul
2 Menyebutkan
cara
bercakapcakap
3 Memperagakan
saat mulai
percakapan

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi IV, TAK perubahan persepsi
sensori ; Halusinasi . Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain dan tingkatkan reinforcement ( pujian ).
TAK STIMULASI PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
Sesi 5 : Cara minum obat yang benar

A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis – jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui akibat jika putus obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat – obatan
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah – langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi / validasi :
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan
(TL TAK sebelumnya).

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin
kepada terapis

c) Lama waktu TAK 60 menit


3. Kerja
a. Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan
kepada masing – masing klien

b. Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai


anjuran

c. Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum


obat, secara bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang
berada disebelah kiri terapis

d. Terapis mejelaskan akibat jikan tidak minum obat secara teratur


e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika
tidak minum obat secara teratur

f. Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar


obat, benar klien, benar waktu, benar cara, benar dosis.

g. Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing


obat sesuai contoh obat yang yang ada pada klien.

h. Terapi meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis masing masing


obat, cara penggunakan , waktu dan efek obat (efek terapi dan efek
samping) sesuai dengan contoh obat yang ada di tangan klien
masing-masing. Secara berurutan secara jarum jam, dimulai dari
sebelah kiri terapi.

i. Terapi memberikan pujian dan mengajar klien bertepuk tangan


setiap kali klien menyebutkan dengan benar.

4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk meminum obat secara teratur
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien
dapat menghubungi perawat yg saat itu bertugas.

c. Kontrak yang akan datang


1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya.
2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAk

F. Evalusi dan dokumentasi

No Aspek yang Nama peserta TAK


dinilai

1 Menyebutkan
pentingnya
minum obat
secara teratur
2 Menyebutkan
akibat jika tidak
minum obat
secara teratur
3 Menyebutkan
jenis obat

4 Menyebutkan
dosis obat

5 Menyebutkan
waktu minum
obat

6 Menyebutkan
cara minum
obat yang tepat

7 Menyebutkan
efek terapi obat

8 Menyebutkan
efek samping
obat

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 5 , TAK perubahan persepsi
sensori ; Halusinasi . Klien mampu mempraktekan cara minom obat yang benar dan
tingkatkan reinforcement
DAFTAR PUSTAKA

Sunarwanto, P. (2021). Laporan studi kasus pada pasien dengan perubahan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran di desa krosok gaden kecamatan trucuk kabupaten
klaten (Doctoral dissertation, STIKES Muhammadiyah Klaten).
Hafizuddin, DTM (2021). Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. A Dengan Masalah
Halusinasi Pendengaran. https://doi.org/10.31219/osf.io/r3pqu
Santi, F. N. R., Nugroho, H. A., Soesanto, E., Aisah, S., & Hidayati, E. (2021).
Perawatan halusinasi, dukungan keluarga dan kemampuan pasien mengontrol
halusinasi: literature review. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat
Cendekia Utama, 10(3), 271-284. https://doi.org/10.31596/jcu.v10i3.842
EGC.Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai