Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :
HALUSINASI DI RUANG NAKULA

Dosen Pembimbing : Ns Lalu M. Panji Azali M.Kep

Disusun Oleh :

1. Mevrica Yohand Santiko


2. Monica Yuzril Palupi
3. Munica Zinta Bella
4. Muslika Haiti Baroqah
5. Natasha Julian Mongan
6. Nef Unika
7. Nis Septri Kumalasari

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) PASIEN
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG
NAKULA

A. Latar Belakang
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang diberikan
kepada sekelompok pasien dilakukan dengan cara berdiskusi antar
sesama pasien dan dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau
petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Nurhalimah,
2016).Prevalensi Gangguan jiwa berat di Indonesia adalah sebesar 4,6
%. Prevalensi tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta 20,3% yang
kemudian secara berturut-turut diikuti oleh Nanggroe Aceh
Darussalam (18,5%), Sumatra Barat (16,7%), Nusa Tenggara Barat
(9,9%), Sumatra Selatan (9,2%), Riau (1,0%). Prevalensi terendah
terdapat dimaluku (0,9%) (Riskesdas 2007 dalam Purba dll).
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat. Salah satu
gejala yang paling sering muncul pada skizofrenia adalah munculnya
halusinasi. Halusinasi merupakan impresi atau pengalaman yang
salah. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu hal yang tidak terjadi. Halusinasi menjadi
sangat nyata bagi orang yang mengalami halusinasi. Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu
hal yang tidak terjadi. Halusinasi menjadi sangat nyata bagi orang
yang mengalami halusinasi. Seseorang yang berhalusinasi mungkin
tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah persepsi ini adalah
nyata, dan biasanya pasien tidak mengecek ulang pengalamannya.
Ketidakmampuan untuk memandang realitas secara akurat membuat
hidup menjadi sulit. Oleh karena itu halusinasi dapat dianggap sebagai
masalah yang membutuhkan solusi (Stuart, 2016).Respons yang
ditimbulkan dari adanyahalusinasi adalah kehilangan kontrol diri,yang
mana dalam situasi ini pasien dapatmelakukan bunuh diri, membunuh
orang lain,bahkan merusak lingkungan (Handayani, Sriati & Widianti,
2014).

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Untuk mengetahui pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Menghardik


pada pasien gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran di
RSJD dr Arif Zainudin
2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Untuk mengetahui kemampuan pasien dengan gangguan persepsi


sensori dalam mengendalikan halusinasi

b. Untuk mengetahui langkah prosedur mengontrol halusinasi dengan


cara melakukan menghardik

c. Untuk mempraktekkan cara menghardik dengan tujuan


mengendalikan halusinasi dengan pasien

C. Metode

Metode yang digunakan dalam terapi aktivitas kelompok cara menghardik


untuk mengontrol halusinasi, antara lain :

1. Demonstrasi

2. Bermain

D. Perlengkapan

Perlengkapan yang digunakan dalam terapi aktivitas kelompok cara


menghardik untuk mengontrol halusinasi, antara lain :
1. Speaker

2. Bola

E. Kriteria dan Klasifikasi Klien

Pasien yang terlibat dalam kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


rmenghardik adalah pasien dengan keadaan kooperatif, dapat diajak
komunikasi, tidak ada keluhan fisik.

Dibuat tabel

(Data Terlampir)

F. Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 25 Maret 2021
Waktu : Jam 09.00 - selesai
Tempat : RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta di halaman ruang
Nakula

G. Pengorganisasian
Leader : Muslika Haiti Baroqah
Co Leader : Munica Zinta Bella

Fasilitator :

1. Monica Yuzril Palupi

2. Natasha Julian Mongan

3. Nef unika

4. Nis Septri Kumalasari

Operator + Observer : Mevrica Yohand Santiko


Peran

Leader

1. Memimpin berlangsungnya Kegiatan

2. Mengkoordinasi seluruh kegiatan

3. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok

Operator

1. Menyalakan musik dan memantau pasien dalam kegiatan Terapi


Aktivitas Kelompok

Co Leader

1. Membantu leader mengkoordinasikan semua kegiatan

2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

3. Membantu memimpin jalannya kegiatan

4. Menggantikan leader jika ada berhalangan

Observer

1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,


tempat, dan jalannya acara

2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota


kelompok dengan evaluasi kelompok

Fasilitator

1. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan


kegiatan

2. Membimbing kelompok selama memperagakan menghardik


3. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

4. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

5. Memfasilitasi sarana prasarana kegiatan

H. Setting Tempat

Keterangan :

: Leader
: Peserta
: Operator

: Fasilitator

:Observer

: Co Leader
I. Prosedur Pelaksanaan Sesi I

1. Sesi 1 : Mengidentifikasi Halusinasi


a) Tujuan :
1) Klien dapat mengenal isi halusinasi
2) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
4) Klien mengenal perasaanya pada saat terjadi halusinasi
b) Setting :
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Tempat tenang dan nyaman
c) Alat :
1. Speaker
2. Bola bermain
d) Metode :
1) Bermain peran atau simulasi
e) Langkah kegiatan :
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien yang
mengalami perubahan sensori persepsi : halusinasi
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai
papan nama)
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri
papan nama)
3) Evaluasi/Validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

4) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara/ bayangan
yang di dengar/dilihat. Jika klien sudah terbiasa
menggunakan istilah halusinasi, gunakan kata
"halusinasi".
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok
harus minta ijin kepada terapis.
2. Lama kegiatan 45 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sama
selesai
5) Tahap Kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu : mengenal suara-suara yang di dengar/bayangan
yang dilihat (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada
saat terjadi.
b) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi,
kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan
perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien
yang ada di sebelah kanan terapis secara berurutan
berlawanan jarum jam sampai semua klien mendapat
giliran. Hasilnya tulis di white board.
c) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
d) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan
perasaan klien dari suara yang biasa didengar.
6) Tahap Terminasi
a) Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
b) Tindak Lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu,


situasi, dan perasaannya jika terjadi halusinasi.

c) Kontrak Yang Akan Datang


1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara
mengontrol halusinasi
2. menyepakati waktu dan tempat
2. Sesi 2 Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Menghardik
a) Tujuan :
1) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan
untuk mengatasi halusinasi
2) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
b) Setting :
1. Terapis dan klien dudukan bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
c) Alat :
1. Speaker
2. Bola bermain
d) Metode :
1. Bermain peran atau simulasi
e) Langkah kegiatan :
1. Persiapan :
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah
mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan pertemuan

2. Orientasi :
a. Salam terapeutik
1) Salam terapis kepada klien
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
3. Evaluasi/validasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
b. Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang
terjadi : isi, waktu, situasi, dan perasaan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu latihan satu cara
mengontrol halusinasi : menghardik
2) Menjelaskan aturan main, yaitu :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
4. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang
dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan
bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran
b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan
cara menghardik halusinasi saat halusinasi muncul
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan
cara menghardik halusinasi dimulai dari klien disebelah
kanan terapis berurutan berlawanan arah jarum jam
sampai semua peserta mendapat giliran
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien
bertepuk tangan setiap klien selesai mempergakan
menghardik halusinasi
5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
b. Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menetapkan cara
yang telah diajari jika halusinasi muncul
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal
kegiatan harian klien
c. Kontrak Yang Akan Datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk
TAK yang berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
TAK berikutnya
3) Sesi 3 mengontrol halusinasi dengan minum obat
1. Tujuan :
a. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan
untuk mengatasi halusinasi
b. Klien dapat memahami cara mengontrol halusinasi dengan
minum obat
c. Klien dapat menyebutkan 6 benar obat
2. Setting :
a) Terapis dan klien dudukan bersama dalam lingkaran
b) Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat :
1. Speaker
2. Bola bermain
4. Metode :
a) Bermain peran atau simulasi

5. Langkah kegiatan :
1. Persiapan :
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah
mengikuti sesi 2
b) Mempersiapkan alat dan pertemuan
2. Orientasi :
a. Salam terapeutik
b. Salam terapis kepada klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
6. Evaluasi/validasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
b) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang
terjadi :
c) Kontrak
d) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu latihan satu cara
mengontrol halusinasi : menghardik
1) Menjelaskan aturan main, yaitu :
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis
b. Lama kegiatan 45 menit
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
7. Tahap kerja
1. Terapis meminta klien menceritakan apa yang
dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan
bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien
mendapat giliran
2. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

3. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan


cara menghardik halusinasi saat halusinasi muncul
4. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi
5. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan
cara menghardik halusinasi dimulai dari klien disebelah
kanan terapis berurutan berlawanan arah jarum jam
sampai semua peserta mendapat giliran
6. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien
bertepuk tangan setiap klien selesai mempergakan
menghardik halusinasi
8. Tahap terminasi
d. Evaluasi
3) Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
4) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok
e. Tindak Lanjut
3) Terapis menganjurkan klien untuk menetapkan cara
yang telah diajari jika halusinasi muncul
4) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal
kegiatan harian klien
f. Kontrak Yang Akan Datang
4) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk
TAK yang berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol
halusinasi dengan melakukan kegiatan
5) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
TAK berikutnya

J. Evaluasi
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia: Masalah


Gangguan Jiwa. Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Direja, Ade Herman. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Handayani, D., Aat S., Efri W. (2013). Tingkat Kemandirian Pasien Mengontrol
Halusinasi Setelah Terapi Aktivitas Kelompok. Jurnal Keperawatan, Vol. 1.
Keliat, B.A., Akemat. (2016). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta: EGC.
Isnaeni, J., Wijayanti, R & Upoyo, A,S. (2008). Efektivitas terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi halusinasi terhadap penurunan kecemasan
halusinasi pendengaran diruang Sakura RSUD Banyumas

Anda mungkin juga menyukai