TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kraniotomi
luar tengkorak. Kemudian kulit kepala terdiri atas lima lapisan yang
Nyeri kepala akut terjadi pada sekitar 73% kasus berupa nyeri
superfisial dan 14% kasus berupa nyeri superfisial dan dalam. Nyeri
b. Definisi Kraniotomi
Kemudian dura juga dibuka untuk mengekspos bagian otak. Bone flap
c. Indikasi Kraniotomi
intraserebral)
neuralgia)
4) Infeksi
5) Kejang
6) Nyeri
signifikan.
7) Kematian
2. Neuroanestesi
a. Konsep Neuroanestesi
Perfusion Pressure/CPP).
1) Riwayat Medis
a) Riwayat anestesi
b) Riwayat alergi
2) Pemeriksaan Fisik
a) Jalan napas
leher dan rahang, ukuran dan bentuk rahang dan lidah, kondisi
gigi (gigi atau mahkota yang lepas atau rusak), jarak tiromental,
b) Respirasi
c) Sirkulasi
risiko utama. Pada pasien yang dinilai berada pada risiko klinis
direncanakan.
gangguan neurologis.
3) Pemeriksaan Neurologis
c) Kejang
tepat.
d) Penilaian neuroimaging
4) Obat-Obatan
5) Puasa
yang tertelan secara oral dalam 2 jam atau makanan ringan dalam 6
c. Intra Operasi
kraniotomi. Agen anestesi lokal digunakan untuk blok kulit kepala dan
patensi jalan napas. Insersi jalan napas nasofaring lunak (jalan napas
sekunder pada otak yang sudah cedera. Hal ini dicapai dengan
atau tengkurap.
2) Pemeliharaan Anestesi
bermanfaat.
d. Post Operasi
e. Komplikasi Neuroanestesi
2) Hipertensi intrakranial
volume dari ketiga komponen ini; volume total komponen ini harus
peningkatan TIK.
otak dapat diangkat pada kasus tumor atau abses otak, tetapi
3) Pneumocephalus
hiperventilasi.
4) Delayed awakening
disfungsi kognitif pra operasi, kejang, atau stroke. Selain itu, jenis
besar.
perkembangan kejang.
6) Disfungsi jantung
7) Gangguan natrium
lainnya, sehingga sering kali nyeri ini diabaikan. Hal ini dikarenakan
terapi opioid atau analgetik pasca operasi yang kurang adekuat karena
dirasakan (lebih dari 3 bulan atau tidak). Nyeri akut lebih banyak
dirasakan pada area insisi, sekitar bagian regio oksipital dan leher,
2) Lokasi operasi
3) Iritasi meningeal
biaya perawatan.
1) Manajemen farmakologi
sebagai berikut:
a) Opioid
b) Non-opioid
(COX).
c) Anestesi lokal
neuropatik.
d) Gabapentin
f) α- 2 Adrenoreceptor Agonist
b) Akupuntur
c) Cryotherapy
e) Positioning
2017).
menentukan terapi yang efektif. Penilaian nyeri ini sangat subjektif dan
kelamin, dan perbedaan etnis. NRS lebih baik daripada VAS (Visual
Analag Scale) terutama untuk menilai nyeri akut (Riyandi & Mardana.,
2017).
perintah.
nyeri.
lokasi nyeri.
a. Definisi
derajat dan posisi tubuh dalam keadaan sejajar. Posisi elevasi kepala
otomatis.
2017).
perbedaan nilai perfusi jaringan otak antara posisi 15o, 30o, 45o, tetapi
2018).
kanan yang cukup baik. Hal ini dikarenakan resistensi pembuluh darah
dan tekanan atrium kanan yang tidak terlalu tinggi, sehingga volume
2019).
2) Mengatur posisi kepala lebih tinggi dan tubuh dalam keadaan datar
tekanan intrakranial.
B. Kerangka Teori
Elevasi kepala 30
Kraniotomi
derajat
Gambar 5. Kerangka Teori Pengaruh Elevasi Kepala Derajat Terhadap Tingkat Nyeri Kepala Post Kraniotomi
(Diadopsi dari: Pratama dkk., 2020; Suwarman & Bisri, 2016 ; Wulandari, 2019)
C. Kerangka Konsep
Variabel Pengganggu:
1. Lama waktu post kraniotomi
2. Lokasi operasi
3. Iritasi meningeal
4. Pemakaian dural fibroblast
Keterangan:
D. Hipotesis
Ha: Ada pengaruh elevasi kepala 30 derajat terhadap tingkat nyeri kepala pada
Ho: Tidak ada pengaruh elevasi kepala 30 derajat terhadap tingkat nyeri