Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Oleh:
ANDI JUMRIATNA K
C12107030
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya
orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia
menerima saknsi atas perbuatan tidak terpuji tersebut.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
sama sekali.
Makassar,
iv
KATA PENGANTAR
rahmat dan Hidayah-Nya yang tidak terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan
dengan Perilaku Perawat Pada Mobilisasi Dini Pasien Pasca Laparatomi di RSUP.
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, yang merupakan salah satu syarat untuk
kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik dan saran yang
Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Dr. dr. Ilham Jaya Patellongi, M.Kes, selaku ketua Program Studi
Makassar.
3. Ibu Yuliana Syam, S.Kep, Ns, M.Kes dan Bapak Syahrul Ningrat S.Kep,
v
4. Bapak Takdir Tahir, S.Kep, Ns, M.Kes dan Bapak Abdul Majid, S.Kep,
Ns, M.Kep, Sp.MB, selaku tim penguji skripsi yang telah memberikan
Sudirohusodo.
Bikar Chaeriah Tenriangka yang kucintai serta seluruh keluarga yang telah
semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis
vi
ABSTRAK
Latar belakang : Setiap pasien post laparatomi memerlukan tirah baring untuk pemulihannya.
Akan tetapi, tirah baring post operasi yang lama dapat menyebabkan stasis vena dan menjadi
penyebab ulkus dekubitus serta individu normal yang mengalami tirah baring akan kehilangan otot
rata-rata 3 % sehari (atropi disuse). Mobilisasi dini merupakan salah satu intervensi yang
diberikan untuk mencegah dampak dari tirah baring yang terlalu lama.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat
dengan perilaku perawat dalam mobilisasi dini pada pasien pasca laparatomi di RSUP. Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian
deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan pada satu saat. Data variabel
independen yang meliputi tingkat pengetahuan perawat tentang mobilisasi dan variabel dependen
yaitu perilaku perawat dalam mobilisasi dini pada pasien pasca laparatomi dinilai secara simultan
pada satu saat. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling berjumlah
27 orang perawat di ruang perawatan Lontara II dan Lontara IV RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
Hasil : Pada penelitian ini diperoleh hasil ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan
perilaku perawat pada mobilisasi dini pasien pasca laparatomi melalui uji Fisher’s exact dengan
nilai p=0,012 (p<0,05) dan nilai r = 0,500 yang berarti kekuatan hubungan adalah sedang.
Kesimpulan dan Saran : Kesimpulan dari penelitian ini antara lain pihak rumah sakit perlu
melakukan evaluasi pemberian asuhan keperawatan setiap bulannya tentang mobilisasi pasien
pasca laparatomi yang merupakan salah satu tugas perawat karena diperoleh perilaku perawat
dalam mobilisasi dini masih kurang walaupun sebagian besar tingkat pengetahuan perawat tentang
mobilisasi dini termasuk kategori baik serta pihak institusi pendidikan keperawatan perlu
memberikan praktek langsung terkait penerapan pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca
operasi laparatomi untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa keperawatan karena tingkat
pengetahuan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perilaku. Saran, sebaiknya
perawat lebih meningktkan profesionalismenya dalam memberikan tindakan mobilisasi dini pada
pasien post laparatomi guna meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
vii
ABSTRACT
Background: Each patient's post-laparotomy requires bed rest for recovery. However,
postoperative bed rest the old can cause venous stasis and a cause of decubitus ulcers and normal
individuals who experience muscle bed rest will lose an average of 3% per day (disuse atrophy).
Early mobilization is one of the interventions provided to prevent the effects of prolonged bed rest.
Objective: This study aims to determine the correlation between knowledge of nurses with nurses
behavior in the early mobilization in patients post-laparotomy in RSUP. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Methods: This was a type of quantitative research uses descriptive analytical research design using
cross sectional study conducted at a time. Data independent variables include the level of
knowledge of nurses about the mobilization and the dependent variable is the behavior of nurses in
early mobilization in patients post laparotomy assessed simultaneously at any one time. The
sampling technique in this study is total sampling amounted to 27 people in treatment room nurse
Lontara II and IV Lontara RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Results: In this study, the results obtained there is a correlation between knowledge of nurses with
nurses behavior in the early mobilization of patients after laparotomy via Fisher's exact test with p
= 0.012 (p <0.05) and the value of r = 0.500 which means the strength of the relationship is
moderate.
Conclusion and Suggestions: The conclusion of this research, among others, the hospital needs to
conduct an evaluation of nursing care each month of mobilization of patients with post-
laparotomy, which is one of the tasks nurses because nurses acquired behavior in early
mobilization is still lacking, although the majority of nurses level of knowledge about early
mobilization good category and the nursing education institutions need to provide direct practical
application related to the implementation of early mobilization in patients post laparotomy surgery
to improve their knowledge of nursing students due to the level of knowledge is one important
factor that affects behavior. Advice, you should nurse more meningktkan professionalism in
delivering action early mobilization in patients post laparotomy in order to improve the quality of
nursing care.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………. i
Halaman Persetujuan………………………………………………….. ii
Kata Pengantar………………………………………………………… v
Daftar Isi………………………………………………………………. ix
Daftar Tabel…………………………………………………………… xi
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………. 3
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………… 5
ix
D. Tinjauan Umum Perilaku
1. Definisi…………………………………………………… 26
2. Bentuk Perilaku…………………………………………... 29
A. Kerangka Konsep…………………………………………….. 30
B. Hipotesis…………………………………………………….... 31
A. Rancangan Penelitian…………………………………………. 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………… 32
C. Populasi dan Sampel………………………………………….. 33
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi…………………………………. 33
E. Alur Penelitian………………………………………………… 34
F. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel……………………………………… 35
2. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif……………… 35
G. Instrumen Penelitian………………………………………….. 36
H. Cara Pengumpulan Data……………………………………… 37
I. Pengolahan dan Analisis Data……………………………….. 37
J. Masalah Etika………………………………………………… 38
Daftar Pustaka………………………………………………………… 53
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
Tabel 5.4 Hubungan antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku responden
Di ruang perawatan Lontara II Digestif dan Lontara IV Kebidanan RS.
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2011
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hospital Worcester USA, pada tahun 2003 terdapat 207 kasus laparatomi.
1416 kasus pada tahun 2005 menjadi 8124 kasus pada tahun 2006 dan
tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada
1
laparatomi yakni, 141 pasien pada tahun 2007, 81 pasien pada tahun 2008,
pemulihannya. Akan tetapi, tirah baring pasca operasi yang lama dapat
yang bisa diberikan untuk mencegah dampak dari tirah baring yang
terlalu lama ialah mobilisasi dini. (Craven & Hirnle, 2000; Baradero et al,
2008)
normal pervaginam di dusun IX desa Bandar Klippa Kec. Percut Sei Tuan
2
Perawat berperan dalam memberikan penjelasan dan memotivasi
laparatomi.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Pendidikan
3. Bagi Peneliti
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
organ pada abdomen seperti perut, hati, usus, ginjal, dan kandung
pada tuba fallopi dan operasi ovarium yang meliputi histerektomi, baik
6
Insidensi absolute untuk laparatomi antara lain, eviserasi di isi
Bresler, 1998)
b. Peritonitis
descendens.
mengangkat tumor.
7
2. Jenis Pembedahan
a. Bedah Digestif
(Schwartz, 2000)
1) Apendektomi
usus besar bisa tumbuh cepat disana. Bila peradangan itu pecah,
8
tinja yang membatu, atau biji-bijian yang masuk ke dalamnya,
2) Kolisistektomi
9
atau kolisistektomi formal. Operasi ini dilakukan melalui
3) Splenektomi
4) Gasterektomi
10
terapi pembedahan ini antara lain : disfungsi lambung,
5) Herniotomi
dari hal umum ini adalah hernia dengan leher lebar dan kantung
6) Hemoroidektomi
tersebut.
b. Bedah Kandungan
1) Seksio Sesarea
11
distress pada janin. Kelainan yang sering memicu tindakan ini
ketuban pecah dini bila persalinan tidak secara spontan lebih dari
2) Histerektomi
12
pascapartum mungkin dapat menyelamatkan nyawa. Operasi
13
memenuhi kebutuhan makan, minum dan mencegah diri mereka dari
trauma dan untuk memenuhi kebutuhan dasar lain (Berman et al, 2009)
dilakukan secara bebas dari dari satu tempat ke tempat lain. Mobilisasi
kanan, dan latihan duduk di tempat tidur yang dilakukan tiap 2 jam
pasien. Sedangkan, ambulasi dini yaitu turun dari tempat tidur dan
14
Adapun Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk
a. Mobilitas penuh
b. Mobilitas sebagian
area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah
15
disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang irreversible,
2. Lingkup Mobilisasi
a. Pengaturan posisi
adalah posisi semi fowler yaitu, kepala dan tubuh ditinggikan 45-60
derajat. Klien berada pada posisi fowler rendah bila kepala dan
kepala dan tubuh klien ditinggikan 60-90 derajat. Pada posisi ini,
al, 2009)
16
2) Telentang
klien berbaring miring dengan kaki atas fleksi pada panggul dan
b. Ambulasi
tempat tidur secepat mungkin. Hal ini ditentukan oleh kestabilan sistem
17
Atelekatasis dan pneumonia hipostatik secara relatif tidak sering terjadi
lebih cepat bila ambulasi dilakukan lebih dini. Eviserasi pasca operasi
rawat inap di rumah sakit akan memendek dan lebih murah. Ambulasi
18
pusing hilang. Posisi ini dapat dicapai dengan menaikkan bagian
tidur.
tempat tidur.
Bila telah terbiasa dengan posisi tegak, pasien dapat mulai untuk
pada jenis prosedur bedah dan kondisi fisik serta usia pasien. (Smeltzer &
Bare, 2002)
19
c. Range of motion (ROM) Exercise
5) Selama latihan ROM, klien dibantu untuk melangkah agar sendi yang
Tabel 2.1 Posisi dan deskripsi gerakan Range of motion : (Timby, 2009)
Posisi Deskripsi
Hyperekstensi Menambah sudut yang dibentuk oleh dua tulang yang saling
20
berdampingan melebihi 180 derajat.
Rotasi Memutar anggota tubuh dari satu sisi ke sisi yang lain.
eksternal
Dorsal flexi Mengarahkan kaki ke arah dorsum atau sisi depan (anterior).
1. Definisi
21
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
2. Tingkatan Pengetahuan
kognitif, yaitu :
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comperehension)
22
c. Aplikasi (Application)
materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi real
d. Analisis (Analysis)
dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
e. Sintesis (Shynthesis)
ada.
23
f. Evaluasi (Evaluation)
ada.
a. Faktor internal
1) Pendidikan
menerima informasi.
2) Pekerjaan
3) Umur
24
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan
atau kelompok.
2) Sosial Budaya
(Nursalam, 2003).
4. Pengukuran Pengetahuan
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
5. Pengetahuan perawat
25
Sawitri (2008) mengenai tingkat pengetahuan perawat tentang
1. Definisi
penting dan perlu dipahami secara baik. Hal ini disebabkan karena
komponen yaitu, sikap mental dan tingkah laku (attitude). Sikap atau
Perbuatan tertentu ini dapat bersifat positif dapat pula negatif. Perlu
26
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
umumnya dapat diamati oleh orang lain. Namun ada pula perilaku
yang tidak dapat diamati orang lain atau bisa disebut internal activities
Artini, 2001)
27
2. Bentuk Perilaku
terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu
tersebut.
dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap
menjadi akseptor.
3. Perilaku Perawat
28
mengenai perilaku perawat dalam pencegahan penularan dari klien
29
BAB III
A. KERANGKA KONSEP
-Tingkat
Pendidikan
-Lama Bekerja
Keterangan :
30
B. HIPOTESIS
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
yang dilakukan pada satu saat. Data variabel independen yang meliputi
yaitu perilaku perawat dalam mobilisasi dini pada paien post laparatomi
dinilai secara simultan pada satu saat. (Sastroasmoro & Ismael, 2008)
1. Populasi
2. Sampel
Makassar.
32
3. Estimasi dan Besar Sampel
a. Kriteria inklusi
Lontara IV Kebidanan.
b. Kriteria eksklusi
3) Kepala Ruangan.
33
D. Alur Penelitian
Populasi
Seluruh perawat yang bekerja di RS. Dr. Wahidin
Sudirohusodo
34
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
a. Pengetahuan perawat
nilai 1.
2) Kriteria objektif
dengan nilai ≤ 21
35
b. Perilaku perawat
2) Kriteria ojektif
F. Instrumen Penelitian
kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti dan mengacu pada kepustakaan
yang terkait.
36
validitas dan realibilitas kepada 16 perawat yang merawat pasien pasca
1. Seleksi
kategori.
2. Editing
3. Koding
37
4. Tabulasi Data
5. Analisa Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
I. Masalah Etika
38
1. Informed consent
subjek menolak, maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap
2. Anonymity
3. Confidentiality
39
BAB V
A. Hasil Penelitian
Akan tetapi, sesuai dengan kriteria eksklusi maka kepala ruangan pada
itu, sesuai dengan kriteria eksklusi maka satu orang perawat yang masa
orang.
40
Hasil penelitian dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden
Di ruang perawatan Lontara II Digestif dan Lontara IV Kebidanan
RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Tahun 2011
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 14,8
Perempuan 23 85,2
Pendidikan
DIII 21 77,8
DIV 3 11,1
S1 3 11,1
Lama Kerja
<2 4 14,9
2 - 10 13 48,1
> 10 10 37,0
Total 27 100
41
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.1 di atas maka diperoleh
melaksanakan tugasnya.
persentase yang sama yakni 11, 1 %. Hal ini memberikan informasi bahwa
pengetahuan.
10 tahun dan telah lebih dari 10 tahun memiliki persentase yang hampir
banyak perawat yang telah bekerja belasan tahun dan berarti telah
keperawatan.
42
II. Analisis Univariat
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan responden
Di ruang perawatan Lontara II Digestif dan Lontara IV Kebidanan
RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Tahun 2011
Kurang 9 33,3
Total 27 100
tingkat pengetahuan yang baik mengenai mobilisasi dini pada pasien post
laparatomi.
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi berdasarkan perilaku responden
Di ruang perawatan Lontara II Digestif dan Lontara IV Kebidanan
RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Tahun 2011
Kurang 18 66,7
Total 27 100
43
III. Analisis Bivariat
Tabel 5.4
Hubungan antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku
responden
Di ruang perawatan Lontara II Digestif dan Lontara IV Kebidanan
RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Tahun 2011
Kurang 0 9 9 r = 0,500
Total 9 18 27
44
Pada penelitian ini digunakan uji komparatif kategorik tidak
square. Akan tetapi, pada data penelitian ini tidak memenuhi syarat untuk
expected kurang dari 5 yang dimana syarat untuk uji Chi-square adalah sel
sel. Jiak syarat uji Chi-square tidak terpenuhi maka dipakai uji
0,012 untuk 2-sided (two tail). Karena nilai p < 0,05, maka dapat diambil
dengan perilaku perawat dalam mobilisasi dini pada pasien post laparatomi
yang berarti hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
45
B. Pembahasan
tingkat pengetahuan.
dipahami secara baik. Hal ini disebabkan karena perilaku mausia terdapat
2001)
perilaku baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Bastable (2002)
46
melakukan perbuatan itu berulang kali secara akurat dan terkoordinasi dan
perilaku yang baik pula pada pelaksanaan mobilisasi dini pasien post
adanya suatu dorongan berupa motivasi yang dapat timbul dari dalam diri
pada pasien post laparatomi. Hal ini menurut Sunaryo (2004) merupakan
nyata.
47
perilaku itu sendiri. Tetapi, kecendrungan untuk berperilaku baik lebih
perilaku perawat pada mobilisasi dini pasien post laparatomi digunakan uji
adalah 0,012 untuk 2-sided (two tail). Karena nilai p < 0,05, maka
dan hipotesis nol (H0) ditolak. Berarti, ada hubungan antara tingkat
hubungan anatara kedua variabel dan diperoleh nilai r adalah 0,500 yang
48
dengan perilaku cuci tangan di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta yang
pasien pasca bedah dengan general anastesi di ruang Al-Fajr dan Al-Hajji
mobilisasi dini.
C. Keterbatasan Penelitian
49
Selain itu, penelitian ini merupakan pengalaman pertama bagi peneliti,
50
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
51
observasi untuk mengetahui pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca
52
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M., Dayrit, MW. & Siswadi, J. (2008). Prinsip dan praktik
keperawatan perioperatif. EGC : Jakarta.
Bastable, Susan. (2002). Perawat sebagai pendidik. EGC : Jakarta.
Behtash N, Zarchi K, Ganjoei, A. (2006). Uterine involvement in advanced
epithelial ovarian cancer. Eur J Gynaecol, vol 31 (1), p 99.
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B. & Erb, G. (2009). Buku ajar praktik
keperawatan klinis Kozier Erb. EGC : Jakarta.
Craven, RF. & Hirnle, CJ. (2000). Fundamentals of nursing : Concepts, process,
and practice, ed 5. Wesley Publishing Company : California.
Dahlan, Sopiyudin. (2009). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, ed 4.
Salemba medika : Jakarta.
Departemen Kesehatan Indonesia. (2008). Paparan menteri kesehatan R.I. dalam
rangka ratas bidang kesehatan dengan presiden dan wakil presiden,
diakses tanggal 5 Desember 2010,
<http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/538/1/RATA
S%2019%20FEB2008%20FINAL.pdf>
Dinas Kesehatan Sulsel. (2008). Presiden pimpin rapat terbatas dinas kesehatan,
diakses tanggal 10 November 2010, <http://dinkes-
sulsel.go.id/view.php?id=426&jenis=Berita>
Eliastam, M., Sternbach, George L. & Bresler, MJ. (1998). Penuntun kedaruratan
medis. EGC : Jakarta.
Gruendemann, BJ & Fernsebner, B. (2005). Buku ajar keperawatan perioperatif
vol.2 praktik. EGC : Jakarta.
Herjulianti, E., Indriani, TS. & Artini, S. (2001). Pendidikan kesehatan gigi. EGC
: Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul & Uliyah, Musrifatul. (2008). Ketrampilan dasar praktik
klinik kebidanan, ed 2. Salemba Medika : Jakarta.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah, ed
2. Salemba Medika : Jakarta.
Johnson, JY., Temple, JS. & Carr, P. (2005). Prosedur perawatan di rumah :
Pedoman untuk perawat. EGC : Jakarta.
Laurens, Joyce M (2005). Arsitektur dan perilaku manusia. Grasindo : Jakarta.
53
Leahy, sJulia M & Kizilay, P. (1998). Foundation of nursing practice (A nursing
approach). WB Sounders Company : USA.
Leveno, Kenneth J, et al. (2009). Obstetri Williams : Panduan ringkas, ed 21.
EGC : Jakarta.
Mahardini, Fina. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan
perilaku pencegahan penularan dari klien HIV-AIDS di ruang Melati
RSUD Dr. Mawardi Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nashrulloh, Muhammad. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat
dengan tindakan keperawatan dalam penanganan pasien pasca bedah
dengan general anastesi di Ruang Al Fajr dan Al Hajji RS. Islam
Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nasution, Evi S. (2010). Pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini pasca
persalinan normal pervaginam di dusun IX desa Bandar Klippa Kec.
Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2010. Karya tulis tidak
diterbitkan. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Medan.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Rineke Cipta
: Jakarta.
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian dan
keperawatan. Salemba medika : Jakarta.
Okwerita. (2008). Pengaruh penyuluhan terhadap pelaksanaan mobilisasi dini
pasien paska bedah sesar di ruangan kebidanan RSUD Sungai Dareh
2008. Skripsi tidak diterbitkan. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang.
Proudman, CJ.,Smith, JE., Edwards, GB, & French, NP. (2002). Patterns of
mortality and morbidity surgical colic cases. Equine vet J, vol 34 (5), p
432.
Sastrawinata, Sulaiman. (2004). Ilmu kesehatan reproduksi : Obstetri patologi, ed
2. EGC : Jakarta.
Sastroasmoro, S & Ismael , S. (2008). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis,
ed 3. Sagung Seto : Jakarta.
Sawitri, Kuning. (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat tentang
Mobilisasi dengan Perilaku Perawat dalam Mobilisasi Dini pada Pasien
Decompensasi Cordis di Ruang ICU-ICCU RS Islam Kustati Surakarta.
Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
54
Schwartz, Seymour I. (2000). Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. EGC : Jakarta.
Setiyawan. (2008). Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dengan perilaku
perawat dalam upaya pencegahan dekubitus di RS. Cakra Husada Klaten.
Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sjamsuhidajat & Jong. (2005). Buku ajar ilmu bedah. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal-
bedah Brunner & Suddarth, ed 8. EGC : Jakarta.
Suhartatik. (2002). Gambaran tingkat pengetahuan pasien post operasi
laparatomi tentang mobilisasi di instalasi rawat inap BRSD Kabupaten
Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. EGC : Jakarta.
Suratun., Heryati., Manurung, S. & Raenah, Een. (2008). Seri asuhan
keperawatan : Klien gangguan sistem muskuloskeletal. EGC : Jakarta.
Vogin, Gary. (2004). Laparascopy can decrease need for open procedurs in
trauma. Medscape medical news.
Wiyono, Narko & Arifah, Siti. (2008). Pengaruh ambulasi dini terhadap
pemulihan peristaltik usus pasien paska operasi fraktur femur dengan
anastesi umum di RS Kustati Surakarta. Journal news in nursing, vol. 1(2),
p. 57-62.
Wulandari, Wahyu. (2010). Hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang
pencegahan infeksi nosokomial dengan perilaku cuci tangan di RSUD. Dr.
Moewardi Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yagnik, Vipul. (2007). Fundamentals of operative surgery. BI Publications Prt
Ltd : New Delhi.
55
LAMPIRAN
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
lamakerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
perilaku
Kurang Count 0 9 9
Total Count 9 18 27
pengetahuan * perilaku Crosstabulation
perilaku
Kurang Count 0 9 9
Total Count 9 18 27
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 27
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.
N of Valid Cases 27
a. Not assuming the null hypothesis.
Makassar,………..
Peneliti
Andi Jumriatna K
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi bagi peneliti dan tidak merugikan saya
Dalam penelitian ini, saya akan bekerjasama dengan baik dan memberikan
Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari pihak
Responden
( ………………………..)
LEMBAR KUESIONER
I. Petunjuk Umum
dianggap sesuai.
1. Inisial :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Pendidikan terakhir :
5. Lama bekerja :
6. Unit Kerja :
sejak?
a. 5 jam setelah operasi
3. Setiap berapa jam latihan duduk di tempat tidur dilakukan bagi pasien?
a. 2 jam
b. 5 jam
c. 8 jam
d. 10 jam
4. Tujuan dari posisi fowler pada pasien post laparatomi adalah, kecuali…
b. Mencegah aspirasi
c. Meningkatkan kenyamanan
a. 15 – 30 derajat
b. 45 – 60 derajat
c. 75 – 85 derajat
d. 90 derajat
a. Telungkup
b. Telentang
c. Posisi miring / lateral
d. Litotomi
a. Telungkup
b. Telentang
d. Litotomi
a. Menurunkan ventilasi
d. Mencegah tromboflebitis
a. Menambah nyeri
11. Yang bukan merupakan tujuan Range of motion pada pasien post
laparatomi adalah..
12. Sudut yang dibentuk oleh sendi saat ekstensi pada mobilisasi pasien post
laparatomi adalah…
a. 45 derajat
b. 90 derajat
c. 150 derajat
d. 180 derajat
13. Memutar anggota tubuh dari satu sisi ke sisi yang lain pada mobilisasi
a. Abduksi
b. Dorsal Flexi
c. Rotasi
d. Eversi
14. Deskripsi gerakan inverse pada mobilisasi pasien post laparatomi adalah…
Pernah
laparatomi.
laparatomi.
tempat tidur.