TESIS
DEWI ASTUTI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
ii
Tesis
Sebagai Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
DEWI ASTUTI
Kepada
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Makassar, 25 Mei 2015
Yang menyatakan
DEWI ASTUTI
v
PRAKATA
Segala puji bagi Allah, atas segala rahmat dan dilapangkannya jalan
Insiden yang tidak diharapkan masih jauh dari standar pelayanan minimal
kendala yang dihadapi, namun karena Pertolongan dan izin Allah serta
1. Prof. Dr. Dr. Abdul Kadir, Sp.THT-KL(K)., MARS., Ph.D dan Dr. Ria
Mrdiana Y., SE., M.SE selaku Pembimbing I dan pembimbing II, atas
mengarahkan penulis mulai dari awal hingga akhir penulisan tesis ini.
2. Prof. Dr. dr. H. M. Alimin Maidin, MPH, Dr. dr. H. Noer Bahry Noor,
Tersayang Bastu sebagai single parents yang begitu tegar, kuat, Gigih
Bid. Tina, K Bid. Eny, K Bid. Putri, Bid. Chece’, Bid. Hasni, Bid. Irma,
Bid. Adry dan Bid. Fitri Syukron Jazakillah Khaer atas segala Do’a
Inna’, Fika, Indah, Emy, dan Dewi. Syukron Jazakillah Khaer atas
viii
bermulazamah
setiap kami membutuhkan dan semua pihak yang tidak dapat disebut
satu per satu yang telah membantu penulis menyelesaikan tesis ini,
tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu semua saran dan kritik
kerendahan hati. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan kiranya
Amin.
Dewi Astuti
ix
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
HALAMAN
PRAKATA ......................………………………………………… iv
ABSTRACT .............................................................................. ix
A. LatarBelakang ………………………………………… 1
D. Tujuanpenelitian ………………………………………… 25
a. Pendahuluan ...................................................................... 98
c. Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Rumah Sakit ............... 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Laporan Insiden Pasien safety menurut tipe insiden di RSUP
DR. Wahidin Sudirohusodo 2011-2012 ............................. 11
Tabel 1.3 Tabel 1.2 Laporan Insiden Pasien safety menurut tipe insiden di
RSUP DR. Wahidin Sudirohusodo 2013 13
Tabel 4.9 Angka Kejadian di Ruang Perawatan Palem RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo 2015 ........................................................... 125
xvi
Tabel 4.13 Penerapan Operan Jaga di Instalasi Rawat Inap Palem RSUP
dr. Wahidin Sudirohusodo 2015 ......................................... 132
Tabel 4.14 Pelaksanaan Ronde Keperawatan di Instalasi Rawat Inap
Palem RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo 2015 ................ 134
Tabel 4.36 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................. 163
Tabel 4.37 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t) .................... 164
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
I. Lampiran Kuesioner
professional
j. KS : Kejadian Sentinel
BAB I
PENDAHULUAN
2011).
(Sitorus, 2011).
2
puluh persen (60 %) tenaga kesehatan adalah perawat yang bekerja pada
klien.
(15%), kategori cukup puas (44,1%) dan kategori kurang puas (40,9%).
kategori cukup puas (25,3%) dan kategori kurang puas (1,7%). Dari hasil
penerapan timbang terima pasien oleh responden ada 36,7% dan kategori
baik ada 63,3%. Data pada penerapan keselamatan pasien, ada 28,3%
responden yang termasuk pada kategori kurang baik dan ada 71,7%
kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap (p= 0,004 =0,05),
system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang
1691/MENKES/PER/VIII/2011)
kesehatan itu sendiri. Lebih dari 10 tahun terakhir, patient safety menjadi
sebagai bagian dari pelayanan kepada pasien. Hal ini paling tidak telah
telah dilakukan oleh the Harvard Medical Practice yang melibatkan lebih
dari 30.000 pasien yang dipilih secara acak dari 51 rumah sakit di New
disebut kejadian yang tidak diharapkan (KTD). AEs yang disebabkan lebih
Korban AEs bervariasi dari yang ringan seperti mual, gatal-gatal dan diare
sehingga harus dirawat lebih lama sampai pada akibat yang fatal seperti
misalnya cacat seumur hidup dan bahkan meninggal. AEs jelas merugikan
8
suatu kesalahan namun juga kesehatan fisik dan juga jiwa mereka turut
Menurut penelitian IOM dalam buku “To Err is Human”, jika hasil
pada persentase AEs yang menjadi penyebab kematian dari 33.6 juta
rawat inap di Amerika (tahun 1997) maka dapat diprediksi bahwa sekitar
dan AIDS (16.516 orang). Dari angka kematian akibat AEs tersebut, lebih
Utah pada tahun 1992, menunjukkan bahwa AEs terjadi 2.9 % dari jumlah
pasien yang dirawat; 6.6 % dari korban AEs tersebut meninggal; padahal
sejumlah RS di New York lebih parah; AEs terjadi 3,7 % dari pasien yang
dirawat; 58% dari jumlah tersebut adalah preventable dan 13,6 % dari
tinggi. Ada berbagai macam AEs, antara lain salah memberi obat, salah
ruang keperawatan.
ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim,
adekuat.
dalam jajaran direktorat medik dan keperawatan yang memiliki peran dan
keperawatan.
keperawatan.
sempurna (lihat tabel 1.1) dan masih didapatkan banyak insiden yang
tidak diharapkan (lihat tabel 1.2 dan 1.3), hal ini dikarenakan Implementasi
11
yang diharapkan.
yang kami dapatkan dari bulan januari-mei 2013 99,7 % (standar 100 %),
dengan procedure read back 65% (standar 100%) , IPSG III manajemen
Presentase
SPM
JUMLAH
Jumlah
Jumlah
N TIPE K K 129
K
O INSIDEN T N Th.2008
S
D C
1 Pasien 100%
Jatuh 8 8,89 11 13,3 19 - - 19 tidak
terjadi
2 Kesalahan 100%
Apotik 12 13,3 10 12,1 22 - 22 tidak
memberi terjadi
12
Presentase
Presentase
SPM
JUMLAH
Jumlah
Jumlah
N TIPE K K 129
K
O INSIDEN T N Th.2008
S
D C
kan obat
3 Hasil 100%
Laboratori- tidak
1 1,11 1 1,20 - 2 - 2
um terjadi
tertukar
4 Salah 100%
melakukan 3 3,33 2 2,41 4 1 - 5 tidak
tindakan terjadi
6 Salah area 100%
operasi 0 0 1 1,20 1 - - 1 tidak
terjadi
7 Salah 100%
Melak tidak
0 0 3 3,61 - 3 - 3
sanakan terjadi
Instruksi
Sumber : Laporan Tim KPRS.WS Tahun 2011-2012
kejadian KTD, KNC tahun 2011 dan 2012. Kejadian Pasien Jatuh dengan
jumlah kasus 19, berdasarkan SPM Kepmenkes 129 tahun 2008 100%
penurunan, yaitu tahun 2008: 3,10%, 2009: 1,22% dan 0% pada tahun
hasil foto, sebagai faktor yang melatar belakangi insiden tersebut adanya
Tahun 2011-2012).
pengaman tempat tidur yang rusak dan lantai licin berdasarkan spm 129
tahun 2008 seharusnya 100% tidak terjadi pasien jatuh. Assesmen resiko
alert resiko jatuh pada gelang identitas dan tempat tidur pasien
terjadi di Rumah Sakit, yakni sebesar 10,9% berdasarkan spm 129 tahun
Instalasi rawat inap Palem dan Lontara II, berdasarkan data yang
2012, KNC 1, KTD 4 orang, dan tahun 2013, KNC : tidak ada, KTD 6
orang sedangkan insiden di instalasi RI Lontara II, KNC : tidak ada, KTD 1
orang, 2012, KNC 3 orang, KTD 13 orang, dan tahun 2013, KNC : 2
orang, KTD 5 orang. Menurut salah satu bagian penjaminan mutu RSUP
2012)
perawatan yaitu: VIP, Kelas I, Kelas II dan III, serta dibedakan atas
dan Pendidikan)
menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra RS. Semua itu
safety pada bagian instalasi rawat inap RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo.
B. Kajian Masalah
Asuhan Kepuasan
Pelaksanaan
Perawat Keperawatan
Pasien Safety
Pasien dan
Profesional Petugas
Conference
Operan Jaga
Orientasi
Pasien Baru
Ronde
Keperawatan
17
pasien di suatu rumah sakit, staf dan pasien pada khususnya karena
dkk. 2013).
yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai
18
kunci dalam informasi kesehatan ini. Hal ini ditopang oleh kenyataan
perawat.
unit ruang rawat di rumah sakit. SP2KP ini merupakan suatu system
besar dalam kategori baik yaitu 46 orang (92%). Ada hubungan yang
21
Timbang terima pasien adalah suatu cara dalam memberikan laporan dari
perawat setiap shift sebelumnya baik itu shift pagi, siang ataupun malam
ada 36,7% dan kategori baik ada 63,3%. Data pada penerapan
kurang baik dan ada 71,7% responden yang termasuk pada kategori baik.
ketika pasien baru masuk rumah sakit sehingga pasien patuh terhadap
tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap. hasil penelitian lain
C. Rumusan Masalah
didapatinya insiden yang tidak diharapkan (lihat tabel I dan II), dan
pelaksanaan
rendah (data sekunder bagian Penjaminan Mutu dan Kualitas. RSUP dr.
safety.
bagian instalasi Rawat Inap Palem dan Lontara II RSUP dr. Wahidin
Sudirohusodo 2014
II ?
II ?
25
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
pelaksanaan pasien safety pada bagian instalasi rawat inap PALEM dan
2. Tujuan kusus
Lontara II ?
Lontara II ?
Lontara II ?
26
Lontara II ?
Lontara II ?
E. Kegunaan Penelitian
implementasi pasien safety pada bagian instalasi rawat inap RSUP dr.
Wahidin Sudirohusodo.
pasient safety.
BAB I :
BAB II :
operasional
28
BAB III :
penelitian, populasi dan tehnik sampel, Jenis dan Sumber Data, instrumen
BAB VI :
Pembahasan
BAB V :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang merupakan focus atau inti dari keperawatan, mutu bersifat relative
untuk setiap klien, bersifat dinamis dan selalu berubah dari waktu ke
dan dipenuhi oleh keperawatan (Depkes RI, 2008). Tanggung jawab mutu
keperawatan.
responsive dan memberikan perhatian. Faktor yang lain yang juga dapat
atau transformasi dari sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
a. Kepuasan pelanggan
waktu.
individu yang memiliki bakat dan kreativitas tersendiri yang unik. Dengan
perasaan (Feeling). Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hat ini.
perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang
itu, dengan menggunakan data dan informasi maka manajemen dan tim
d. Perbaikan berkesinambungan
unit ruang rawat di rumah sakit. SP2KP ini merupakan suatu system
setiap unit ruang rawat di rumah sakit. Komponennya terdiri dari: perawat,
yang sederhana dan tidak berisiko, Ners dapat bekerja sama dengan
www.hpeq.dikti.go.id)
sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
selama tiga puluh lima tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan
pasien , Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan
1. Metode Fungsional
penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak
pasien.
dan dipilih perawat yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulu
yang paling tua yang dilaksanakan oleh perawat dan berkembang pada
Kelebihan :
baik
Kelemahan :
pekerjaan.
ketrampilan saja
Kepala Ruang
Pasien
2. Metode Tim
dengan menggunakan tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat.
anggota group / tim. Selain itu ketua group bertugas memberi pengarahan
Penugasan terhadap pasien dibuat untuk tim yang terdiri dari ketua tim
dan anggota tim. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
tanggung jawab perawat yang tinggi. Setiap anggota tim akan merasakan
setiap anggota tim saling melengkapi menjadi suatu kekuatan yang dapat
apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Perawat yang berperan
perawatan klien. Tugas ketua tim meliputi: mengkaji anggota tim, memberi
bagi
klien, laporan untuk dan dari pemimpin tim, pentemuan tim untuk
anggota tim. :
c. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar.
diberikan
dipertanggungjawabkan
bertugas
c. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
asuhan keperawatan.
kepemimpinan.
ruangannya,
ruangannya,
lainnya,
keperawatan.
ruangan,
asuhan keperawatan,
h. Menyelenggarakan konferensi
timnya,
f. Memberikan laporan
47
Kepala Ruang
3. Metode Primer.
klien dan sejak klien masuk rumah sakit sampai pasien dinyatakan pulang.
secara total untuk klien. Ketika perawat primer tidak sedang bertugas,
sebagainya.
48
primer adalah :
49
Kelebihan :
hospitalisasi.
ilmu pengetahuan.
50
keadaan kliennya.
supervisi dan lebih banyak waktu untuk aktivitas langsung kepada klien.
Kelemahan :
yang sama.
Perawat Primer
Huston, 1998)
komprehensif
52
sosial dimasyarakat
4. Metode Kasus
terhadap pasien tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk
Kelebihan :
b. Sistem evaluasi da
Kekurangan :
yang sama
53
asuhan keperawatan
Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil- hasil riset dalam
satu orang untuk 10 perawat primer pada area spesialisnya. Disamping itu
merupakan tahap awal untuk menuju model PKP. Model ini mampu
pasien , Usia, Diagnosa atau masalah kesehatan yang dialami pasien dan
55
pada akhir shift atau telah melakukan askep atau mencatat dibuku laporan
2. Orientasi pasien
berlaku di rumah sakit yang diberikan kepada pasien yang baru masuk.
lingkungan baru
3. Operan jaga
setiap shiftnya.
4. Ronde keperawatan
a. Indikator PMK :
1. Gaya kepemimpinan
dengan harapan staff dari cara dan pendekatan kayan menjalin hubungan
keperawatan pada waktu yang tidak melewati batas 10 hari dari bulan
berjalan
3. Penilaian tupoksi
Tupoksi kayan adalah tugas, pokok, dan fungsi sebagai kayan yang
4. Penilaian kinerja
meliputi :
1) Indicator SP2KP
58
2) Indicator PMK
perbaikan.
Kejadian tidak diharapkan menurun. peta KTD selalu ada dan terkini,
a. Latar Belakang
mutu pada 3 (tiga) elemen yaitu struktur, proses dan outcome dengan
proses maupun outcome namun masih saja ada terjadi adverse event
yang tidak jarang berakhir dengan tuntutan hukum. Oleh sebab itu perlu
2008)
personal yang sering muncul dalam penerapan patient safety ini, yaitu (1)
visi institusi mengenai keselamatan pasien tidak jelas, (2) takut hokum, (3)
masing staf yang terlalu kompleks, dan (5) teamwork yang tidak adekuat
seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi
pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
rencana yang salah dalam mencapai tujuan. Accidental injury juga akibat
“Safe care is not an option. It is the right of every patient who entrusts their
care to our health care system” yaitu pelayanan kesehatan yang aman
bagi pasien bukan sebuah pilihan akan tetapi merupakan hak pasien
pelayanan kesehatan.
diamana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yan gmeliputi
dari insiden dan tindak lanjut selanjutnya serta implementasi solusi untuk
Saety Solution dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh
Maksud ganda dari sasaran ini adalah : pertama, untuk dengan cara yang
tersebut.
darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk
pasien) dengan bar-code, atau cara lain. Nomor kamar atau lokasi pasien
atau pelayanan rawat jalan yang lain, unit gawat darurat, atau kamar
bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibacakan ulang adalah akurat.
Alert Medications)
yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau lebih besar
magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih pekat]. Kesalahan ini bisa
terjadi bila staf tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit asuhan
Operasi
66
adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara
lokasi (site marking), dan tidak ada prosedur untuk memverifikasi lokasi
sering terjadi.
Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint
tanda yang segera dapat dikenali. Tanda itu harus digunakan secara
konsisten di seluruh rumah sakit; dan harus dibuat oleh orang yang akan
melakukan tindakan; harus dibuat saat pasien terjaga dan sadar; jika
struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang
belakang).
dipampang;
infeksi saluran kemih-terkait kateter, infeksi aliran darah (blood stream infections)
Pokok dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan
(hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene yang berlaku secara
intemasional.
yang diterima secara umum untuk implementasi pedoman itu di rumah sakit.
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah
dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.
jatuh. Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat penghalang aau
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
seharusnya diambil.
Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera (PMK No. 1691 ttg
G. Kerangka Teori
Bentuk Komunikasi
Gambar 2.4 : kerangka teori (Sumber dari modifikasi Keliat, 2006 dan
Nursalam, 2007 & Nining, 2008
71
H. Kerangka Konsep
sebagai berikut:
mencari solusi.
pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketu tim atau penanggung jawab ti,
jika yang dinas pada shift tersebut hanya satu orang, maka pre
72
(rencana harian), dan tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung
jawab tim yang akan dillaksanakan pada shift tersebut (Keliat 2006).
antara ketua tim dan perawat pelaksana, identifikasi masalah dan mencari
harian) dan tambahan rencana dari katim atau penanggung jawab tim. Pre
efektif.
sangat Setuju :5
setuju :4
Ragu-ragu :3
Tidak Setuju :2
73
Jumlah pertanyaan : 4
system (Billings & Judith, 1999). Proses diskusi pada post conference
tim pada akhir shift atau telah melakukan askep atau mencatat dibuku
74
sangat Setuju :5
setuju :4
Ragu-ragu :3
Tidak Setuju :2
Jumlah pertanyaan : 4
Praktik orientasi dilakukan saat pertama kali pasien datang (24 jam
pasien.
dari keadaan cemas kea rah kondisi yang lebih konstruktif dalam
menghadapi masalahnya.
76
oleh rumah sakit. Informasi adalah pesan atau isi berita yang ingin
tersebut mengetahui dan mengerti akan maksud dan tujuan dari isi pesan
berlaku di rumah sakit yang diberikan kepada pasien yang yang baru
sangat Setuju :5
setuju :4
77
Ragu-ragu :3
Tidak Setuju :2
Jumlah pertanyaan : 4
terima shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi
dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh penanggung jawab shift
validitasi data
setiap shiftnya.
selanjutnya
sangat Setuju :5
setuju :4
Ragu-ragu :3
Tidak Setuju :2
Jumlah pertanyaan : 4
prosedur.
sangat Setuju :5
setuju :4
Ragu-ragu :3
Tidak Setuju :2
Jumlah pertanyaan : 4
I. Identifikasi pasien
memastikan intruksi lisan diterima dengan tepat dan sesuai pesan yang
menggunakan kode “Alfabet Fonetik dari ICAO” bahwa apa yang sudah
V. Pencegahan infeksi :
b. Penggunaan APD
evaluasi
sangat Setuju :5
setuju :4
Ragu-ragu :3
Tidak Setuju :2
Jumlah pertanyaan : 18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi.
1. Populasi
kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
Sumber daya perawat yang dimiliki instalasi Rawat Inap Palem (55 orang)
dan Lontara II (67 orang), jadi jumlah populasi keseluruha adalah 122
orang
2. Sampel
( )
Dimana :
s = jumlah sampel
(3,841)
N = Jumlah populasi
( )
a. Data primer
sedemikian rupa oleh peneliti yang langsug dari sumber utama. Untuk
kuesioner bagi para pekerja dan atasan dibagian packing yang berisi
sumbernya dan dicatat oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini
b. Data sekunder
dari sumbernya, tetapi melalui pihak kedua. Dalam hal ini peneliti
safety
primer dan data sekunder. Menurut Umar, dari primer merupakan data
yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan
Sedangkan data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh
ini adalah :
b. Kuesioner (Questionnaire)
kuesioner.
2003).
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak setuju (STS) 1
2. Studi pustaka
responden dan sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
a. Uji Validitas
b. Uji Reabilitas
2. Analisis Kualitatif
pasien safety.
3. Analisis Kuantitatif
a. Uji Hipotesis
sama/serempak)
ii. Jika t hitung > t tabel atau < t tabel maka Ho di tolak
klasik. Uji asumsi klasik dibutuhkan untuk mengetahui sah atau tidaknya
suatu model regresi yang akan dipakai sebagai model regresi yang akan
dipakai sebagai model penjelas bagi pengaruh antar variabel. Uji syarat
a. Uji Multikolineritas
jika terjadi korelasi yang tinggi, maka terjadi kolineritas. Dalam model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara
dapat dilihat dari (1) Nilai toleransi dan lawannya, (2). Varince inflation
facktor (VIF). Jika nilai toleransi besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari
b. Uji Heteroskedastisitas
grafik untuk melihat pola dari variabel yang ada berupa sebaran data.
95
terlalu menyolok.
variance of u dan kombinasi dari keduanya. Selain itu juga dapat dilihat
normalitas dan tidak ada yang berpencar maka dapat dikatakan tidak
c. Uji Normalitas
model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati
d. Uji Linearitas
e. Uji Autokorelasi
yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data time series) atau
Maka :
d<dL : menolak Ho
d>4-dL : menolak Ho
97
dU<d<4-dU : menerima Ho
5. Koefisien Determinasi ( )
variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X)
variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X)
semakin rendah.
98
BAB VI
a. Pendahuluan
organisasi.
Cikal bakal RSWS dimulai pada tahun 1947 didirikan rumah sakit
dengan meminjam dua bangsal RS Jiwa yang telah berdiri sejak tahun
1925 sebagai bangsal bedah dan penyakit dalam yang merupakan cikal
bakal berdirinya RSU Dadi. Kemudian pada tahun 1957 dikenal dengan
nama Rumah Sakit Umum Dadi yang berlokasi di Jalan Lanto Dg.
tidur 500 buah dan yang tersedia sebanyak 472 tempat tidur. Dengan
b. Letak Geografis
2. Misi
3. Nilai
perjalanan panjang tersebut akan terhenti dan gagal untuk mencapai visi
jika mereka memiliki keyakinan dasar yang kuat melalui nilai-nilai yang
4. Motto
mencapai visi yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu motto yang
dengan hati “
5. Tujuan
rawat Inap Palem dan Lontara III untuk melihat Hubungan Peneparan
diteliti
Internasional.
103
Misi :
dan terintegrasi
b. Profil Lontara II
seperti dalam penulisan huruf lontara pada helai daun pohon lontara.
104
terdiri atas empat yaitu : Bedah Urologi, Orthopedi, Bedah Digestif dan
rujukan dari dokter praktek, rumah sakit perujuk lainnya tanpa membeda-
bedakan dalam kemampuan cara bayar pasien baik secara Umum, Askes,
Daerah.
Misi :
Produktif
2. Nilai
3. Motto
mencapai visi yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu motto yang
4. Keadaan Geografis
luas 2.838 m². Instalasi ini terdiri dari 4 ruang pelayanan yaitu : Lontara
2. Tenaga Keperawatan
Jumlah Tenaga
NO Tenaga
RUANGAN Tempat Medis
Keperawatan
Tidur (DPJP)
1 Lontara 2 Bawah Depan
32 4 15
(Bedah Urologi)
2 Lontara 2 Bawah Belakang
39 3 17
(Orthopedi)
3 Lontara 2 Atas Depan
32 6 17
(Bedah Digestif)
4 Lontara 2 Atas Belakang
41 7 18
(Bedah Tumor)
JUMLAH 144 19 67
Sumber : Profil Lontara II
107
a. Verifikator Ruangan
b. Sekretaris Instalasi
c. Cleaning Service
Tumor
Keperawatan.
Perawat.
dilandasi aspek etik legal dan peka budaya untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi peneliti.
dan atau kolaborasi oleh tim Keperawatan (Perawat Ahli Madya, Ners dan
Perawat.
kesehatan lain.
c. Peran Perawat
kehidupan.
profesi.
sesuai dengan hasil evaluasi dan monitoring serta tujuan yang telah
113
bermartabat.
yang sederhana dan tidak berisiko, Ners dapat bekerja sama dengan
perawat vokasi.
114
Perawat ahli madya, Ners dan Ners Spesialis, perawat juga berperan
budaya
pengelolaannya
asuhan keperawatan
keperawatan
keperawatan
116
profesi
( Ali, 2002).
unit ruang rawat di rumah sakit. SP2KP ini merupakan suatu system
yang sederhana dan tidak berisiko, Ners dapat bekerja sama dengan
www.hpeq.dikti.go.id)
sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
D. Hasil Penelitian
sebagai berikut :
riset ditemukan bahwa ada hubungan positif antara usia dan kepuasan
et al., 1994, Griffin, 1984, Herzberg et al., 1957, Nestor & Leary, 2000
Dewasa 26- 45 tahun, Masa Lansia 46- 65 tahun dan Masa Manula 65 -
sampai atas.
sebagai berikut :
Palem Lonta II
Umur
Frek. (N) % Frek. (N) (%)
17-25 6 20,0 7 23,3
26-45 22 73,3 20 66,7
46-65 2 6,7 3 10,0
Total 30 100,0 30 100,0
Sumber : Data Primer
orang responden (23,3 %) dan kelompok usia paling sedikit 46-65 tahun
data dapat dilihat bahwa Petugas perawat di Instalasi Rawat Inap Palem
4.3 berikut :
121
Palem Lontara II
Jenis Kelamin
Frek. (N) (%) Frek. (N) (%)
Laki-laki 4 13,3 5 16,7
Perempuan 26 86,7 25 83,3
Total 30 100,0 30 100,0
Sumber : Data Primer
(36,7%) dan Sarjana (S1) sebanyak 18 orang responden (60%), dan SPK
Dari data pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah Petugas
Dari data pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa jumlah
Inap Ruang Palem RSUP dr. Wahidin sudirohusodo yang sudah kawin
Palem Lontara II
Masa Kerja
Frek. (N) (%) Frek. (N) (%)
<5 tahun 6 20 17 56,7
≥5 tahun 24 80 13 43,3
Total 30 100 30 100
Sumber : data primer
Dari data pada tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa jumlah
Ruang Palem RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo yang masa kerja <5 tahun
Rawat Inap Ruang Lontara II yang masa kerja <5 tahun tahun sebanyak
Palem Lontara II
Masa Kerja
Frek. (N) (%) Frek. (N) (%)
Kepala Pelayanan 0 0 1 3,3
Ketua Tim 4 13,3 4 13,3
Anggota Tim 26 86,7 25 83,4
Total 30 100,0 30 100.0
Sumber : Data Primer
Dari data pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa jumlah
Ketua Tim sebanyak 4 orang (13,3%), dan jumlah Anggota Tim sebanyak
Ketua Tim sebanyak 4 orang (13.3 %), dan jumlah Anggota Tim sebanyak
25 orang (83,4%)
ruang perawatan yang menerima semua jenis penyakit non infeksi dengan
jumlah tenaga perawat sebanyak 26 orang dan Pav. Palem Bawah juga
125
membuat pasien nyaman dan tidak terjadi kejadian yang tidak diharapkan.
yang tidak diharapkan, hal ini dapat kita lihat pada tabel 4.9
Profesional.
mencari solusi.
pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketu tim atau penanggung jawab ti,
jika yang dinas pada shift tersebut hanya satu orangm, maka pre
(rencana harian), dan tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung
jawab tim yang akan dillaksanakan pada shift tersebut (Keliat 2006).
SS ST RG TS
No. Pre Conference
5 4 3 2
Pertemuan katim dan
8 22
1 anggota tim setelah
(26,7%) (73,3%)
operan
Tim melakukan 8 20 1 1
2
identifikasi masalah (26,7%) (66,7%) (3,3%) (3,3%)
Tim merencanakan 8 20 1 1
3
kegiatan askep harian (26,7%) (66,7%) (3,3%) (3,3%)
Pembagian tugas tim 11 19
4
keperawatan (36,7%) (63,3%)
Sumber : Data Primer
orang (63,3%).
system (Billings & Judith, 1999). Proses diskusi pada post conference
tim pada akhir shift atau telah melakukan askep atau mencatat dibuku
SS ST RG TS
No. Post Conference
5 4 3 2
Pertemuan katim dan
12 15 2 1
1. anggota tim sebelum
(40%) (50%) (6,7%) (3,3%)
operan
1
Mencatat askep yang 13 16
2. (3,3%)
telah dilakukan (43,3%) (54,%)
Memperjelas hasil
12 18
3. askep yang telah
(40%) (60%)
dilakukan
Evaluasi pembagian 11 19
4.
tugas tim keperawatan (36,7%) (63,3%)
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.11 diatas dapat kita lihat bahwa pelaksanaan post
(50%), ragu sebanyak 2 orang (6,7%) dan tidak setuju sebanyak 1 orang
responden >10 Kurang jika skor jawaban responden <10, untuk lebih
instalasi rawat inap Palem, dikatakan Cukup baik apabila skor jawaban
oleh rumah sakit. Informasi adalah pesan atau isi berita yang ingin
tersebut mengetahui dan mengerti akan maksud dan tujuan dari isi pesan
berlaku di rumah sakit yang diberikan kepada pasien yang baru masuk.
lingkungan baru
SS ST
Orientasi Pasien Baru 5 4
1 11 19
Petugas memperkenalkan tim
(36,7%) (63,3%)
2 Memahamkan hak dan 16 14
kewajiban pasien dan keluarga (53,3%) (46,7%)
3 Memahamkan aturan-aturan
12 18
rumah sakit kepada pasien dan
(40%) (60%)
keluarga
4 Memperkenalkan lingkungan 11 19
fisik ruang perawatan (36,7%) (63,3%)
Sumber : Data Primer
Pasien Baru petugas perawat di instalasi rawat inap palem yaitu, Petugas
dan keluarga, yang menyatakan sangat setuju 12 orang (40%) dan setuju
131
Cukup baik apabila skor jawaban responden>12,5 dan Kurang Baik jika
setiap shiftnya.
SS ST RG
Operan Jaga
5 4 3
1 menyampaikan informasi
perkembangan pasien 14 14 2
pada shift berikutnya (46,7%) (46,7%) (6,6%)
2 Tim menyampaikan
16 14
tindakan yang telah
(53,3%) (46,7%)
diberikan
3 Tim menyampaikan
informasi mengenai 12 18
tindakan yang belum (40%) (60%)
diberikan
4 Tim menyusun rencana
yang akan di informasikan 11 19
kepada shift selanjutnya (36,7%) (63,3%)
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.13 dapat kita lihat bahwa Pelaksanaan Operan Jaga
jaga petugas perawat ruang palem. dikatakan Cukup baik apabila skor
perawat (Aitken et al., 2010). Selain itu ronde keperawatan juga berguna
pasien terhadap kondisi yang mereka alami (Close & Castledine, 2005).
yang dilakukan.
SS ST TS
Ronde Keperawatan 5 4 2
1 Tim Perawat/perawat
konsulen melakukan ronde 6 23 1
keperawatan pada pasien (20%) (76,7%) (3,3%)
2 Tim Perawat/perawat
konsulen mendiskusikan 4 25 1
sistem dalam menangani (13,3%) (83,4%) (3,3%)
masalah medis pasien
3 Tim Perawat/perawat
konsulen menjamin 4 25 1
pelaksanaan tindakan (13,3%) (83,4%) (3,3%)
sesuai dengan prosedur
4 Tim Perawat/perawat
konsulen melakukan 5 24 1
edukasi perawatan pada (16,7%) (80%) (3,3%)
pasien
Sumber : data Primer
seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini
(DepKes,2006).
Safety Solution dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh
a. Identifikasi Pasien
SS ST
No. Identifikasi Pasien
5 4
SS ST
Peningkatan Komunikasi
Yang Efektif 5 4
dan via telpon, atau hasil tes dicatat si penerima, yang meyatakan sangat
Perintah lengkap, lisan dan via telpon, atau hasil tes dibaca ulang si
c. Manajemen Pengobatan
SS
Manajemen pengobatan ST
5 4
Memberikan obat sesuai
17 13
1 dengan prosedur yang
(56,7%) (43,3%)
diterapkan
Obat yang disimpan di unit 16 14
2
perawatan diberi label jelas (53,3%) (46,7%)
Memperhatikan tindakan
15 15
3 pemberian obat yang telah
(50%) (50%)
diberikan
Sumber : data primer
15 orang (50%).
SS ST
Manajemen Asuhan Perioperatif
5 4
Menggunakan tanda yang 16 14
1
langsung dikenali untuk (53,3%) (46,7%)
139
SS ST
Manajemen Asuhan Perioperatif
5 4
mengidentifikasi lokasi
pembedahan
Melibatkan pasien dalam proses
17 13
2 pemberian tanda lokasi
(56,7%) (44,3%)
pembedahan
Memverifikasi kembali dipastikan
16 14
3 lokasi benar, pasien sudah benar ,
(53,3%) (46,7%)
prosedur benar
Sumber : data primer
e. Pencegahan Infeksi
SS ST RG TS
Pencegahan Infeksi
5 4 3 2
Menggunakan APD setiap
14 15 1
1 melakukan kontak
(46,7%) (50%) (3,3%)
langsung dengan pasien
Melakukan cuci tangan
17 13
2 sebelum dan setelah
(56,7%) (43,3%)
memberikan tindakan
140
SS ST RG TS
Pencegahan Infeksi
5 4 3 2
Memperhatikan kebersihan 16 14
3
dalam melakukan tindakan (53,3%) (46,7%)
Sumber : data primer
Penilaian ulang pasien bila terlihat adanya perubahan kondisi atau obat-
baik apabila skor jawaban responden>54 dan Kurang Baik jika skor
sebagai berikut :
142
variabel :
1. Variabel X1
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
2. Variabel X2
kecil dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
3. Variabel X3
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
4. Variabel X4
kecil dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
5. Variabel X5
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
terdiri atas empat yaitu : Bedah Urologi, Orthopedi, Bedah Digestif dan
Bedah Tumor.
rujukan dari dokter praktek, rumah sakit perujuk lainnya tanpa membeda-
bedakan dalam kemampuan cara bayar pasien baik secara Umum, Askes,
kadang tidak tergantung dari jumlah petugas shift perawat, namun disisi
kualitas pelayanan
Pada tabel berikut dapat kita lihat angka kejadian yang tidak
Ruang Lontara II
KTD KTC KPC KNC KS
2013 2 5 - - -
2014 4 1 1
Sumber : data sekunder
Dari data di atas dapat kita lihat masih ada beberapa angka kejadian yang
Profesional.
mencari solusi.
pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketu tim atau penanggung jawab ti,
jika yang dinas pada shift tersebut hanya satu orangm, maka pre
(rencana harian), dan tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung
jawab tim yang akan dillaksanakan pada shift tersebut (Keliat 2006).
N SS ST TS
Pre Conference
o. 5 4 2
Pertemuan katim dan
18 12
1 anggota tim setelah
(60%) (40%)
operan
Tim melakukan 19 11
2 (63,3%)
identifikasi masalah (36,7%)
Tim merencanakan 16 14
3
kegiatan askep harian (53,3%) (46,7%)
Pembagian tugas tim 17 12 1
4
keperawatan (56,7%) (40%) (3,3%)
Sumber : Data Primer
system (Billings & Judith, 1999). Proses diskusi pada post conference
pada akhir shift atau telah melakukan askep atau mencatat dibuku laporan
148
SS ST RG TS
No. Post Conference
5 4 3 2
Pertemuan katim
19 10 1
1. dan anggota tim
(63,3%) (33,3%) (3,3%)
sebelum operan
Mencatat askep 21 8 1
2.
yang telah dilakukan (70%) (26,7%) (3,3%)
Memperjelas hasil
21 19
3. askep yang telah
(70%) (30%)
dilakukan
Evaluasi pembagian
19 11
4. tugas tim
(63,3%) (36,7%)
keperawatan
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.25 diatas dapat kita lihat bahwa pelaksanaan post
(50%), ragu sebanyak 2 orang (6,7%) dan tidak setuju sebanyak 1 orang
instalasi rawat inap Palem, dikatakan Cukup baik apabila skor jawaban
149
oleh rumah sakit. Informasi adalah pesan atau isi berita yang ingin
tersebut mengetahui dan mengerti akan maksud dan tujuan dari isi pesan
berlaku di rumah sakit yang diberikan kepada pasien yang baru masuk.
lingkungan baru.
SS ST RG
Orientasi Pasien Baru 5 4 3
1 Petugas memperkenalkan tim 14 15 1
(46,7%) (50%) (3,3%)
2 Memahamkan hak dan
17 13
kewajiban pasien dan
(56,7%) (43,3%)
keluarga
3 Memahamkan aturan-aturan
17 13
rumah sakit kepada pasien
(56,7%) (43,3%)
dan keluarga
4 Memperkenalkan lingkungan 18 12
fisik ruang perawatan (60%) (40%)
Sumber : data primer
Dari tabel 4.26 dapat kita lihat bahwa Pelaksanaan Orientasi Pasien
Baru petugas perawat di instalasi rawat inap palem yaitu, Petugas yang
(46,7%) dan setuju sebanyak 15 orang (50%) dan ragu 1 orang (3,3%).
12 orang (40%).
Cukup baik apabila skor jawaban responden>12,5 dan Kurang Baik jika
setiap shiftnya.
SS ST TS
Operan Jaga
5 4 2
1 menyampaikan informasi
perkembangan pasien 19 11
pada shift berikutnya (63,3%) (36,7%)
2 Tim menyampaikan
18 11 1
tindakan yang telah
(60%) (36,7%) (3,3%)
diberikan
152
SS ST TS
Operan Jaga
5 4 2
3 Tim menyampaikan
informasi mengenai 19 11
tindakan yang belum (63,3%) (36,7%)
diberikan
4 Tim menyusun rencana
yang akan di informasikan 19 11
kepada shift selanjutnya (63,3%) (36,7%)
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.27 dapat kita lihat bahwa Pelaksanaan Operan Jaga
18 orang (60%) dan setuju sebanyak 11 orang (36,7%) dan ragu sebanyk
jaga petugas perawat ruang palem. dikatakan Cukup baik apabila skor
perawat (Aitken et al., 2010). Selain itu ronde keperawatan juga berguna
pasien terhadap kondisi yang mereka alami (Close & Castledine, 2005).
yang dilakukan.
SS ST
Ronde Keperawatan
5 4
1 Tim Perawat/perawat konsulen
melakukan ronde keperawatan pada 14 16
pasien (46,7%) (53,3%)
2 Tim Perawat/perawat konsulen
16 14
mendiskusikan sistem dalam
(53,3%) (46,7%)
menangani masalah medis pasien
154
SS ST
Ronde Keperawatan
5 4
3 Tim Perawat/perawat konsulen
menjamin pelaksanaan tindakan 17 13
sesuai dengan prosedur (56,7%) (43,3%)
4 Tim Perawat/perawat konsulen
melakukan edukasi perawatan pada 16 14
pasien (53,3%) (46,7%)
Sumber : data Primer
SS ST
No. Identifikasi Pasien
5 4
Pasien diidentifikasi dengan
menggunakan dua
21 9
1 pengidentifikasi pasien, seperti
(70%) (30%)
nama pasien/tanggal
lahir/nomor identifikasi
Pasien diidentifikasi setiap 22 8
2
memberikan tindakan (73,3%) (26,7%)
Pasien diidentifikasi sebelum 22 8
3
diberikan perawatan (73,3%) (26,7%)
Sumber : data primer
(26,7%).
156
SS ST TS
Peningkatan Komunikasi
Yang Efektif 5 4 2
dan via telpon, atau hasil tes dicatat si penerima, yang meyatakan sangat
Perintah lengkap, lisan dan via telpon, atau hasil tes dibaca ulang si
Manajemen SS ST
Pengobatan 5 4
Memberikan obat sesuai
18 12
1 dengan prosedur yang
(60%) (40%)
diterapkan
Obat yang disimpan di unit 18 12
2
perawatan diberi label jelas (60%) (40%)
Memperhatikan tindakan
17 13
3 pemberian obat yang telah
(56,7%) (43,3%)
diberikan
Sumber : data primer
Manajemen Asuhan SS ST TS
Perioperatif
5 4 2
Menggunakan tanda yang
langsung dikenali untuk 15 15
1
mengidentifikasi lokasi (50%) (50%)
pembedahan
Melibatkan pasien dalam proses
15 14 1
2 pemberian tanda lokasi
(50%) (46,7%) (3,3%)
pembedahan
Memverifikasi kembali dipastikan
16 14
3 lokasi benar, pasien sudah benar
(53,3%) (46,7%)
, prosedur benar
Sumber : data primer
SS ST
Pencegahan Infeksi
5 4
Menggunakan APD setiap
19 11
1 melakukan kontak langsung
(63,3%) (36,7%)
dengan pasien
Melakukan cuci tangan sebelum 20 10
2
dan setelah memberikan tindakan (66,7%) (33,3%)
Memperhatikan kebersihan dalam 19 11
3
melakukan tindakan (63,3%) (36,7%)
Sumber : data primer
SS ST
Pencegahan Pasien Jatuh
5 4
Penilaian awal pasien akan 18 12
1
resikonya terjatuh (60%) (40%)
Penilaian ulang pasien bila terlihat
18 12
2 adanya perubahan kondisi atau
(60%) (40%)
obat-obatan
Melakukan pemantauan terhadap 18 12
3
perkembangan kondisi pasien (60%) (40%)
Sumber : data primer
Penilaian ulang pasien bila terlihat adanya perubahan kondisi atau obat-
baik apabila skor jawaban responden>54 dan Kurang Baik jika skor
161
variabel:
1. Variabel X1
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
2. Variabel X2
kecil dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
3. Variabel X3
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
4. Variabel X4
163
kecil dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
5. Variabel X5
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
berikut:
Tabel 4.36
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regressi
1888.178 5 377.636 11.213 .000b
on
Residual 1818.672 54 33.679
Total 3706.850 59
164
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regressi
1888.178 5 377.636 11.213 .000b
on
Residual 1818.672 54 33.679
Total 3706.850 59
a. Predictors: (Constant), X1, X2, X3, X4, X5
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.37
Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji t)
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.943 8.269 3.017 .004
X1 .247 .708 .062 .348 .729
X2 1.578 .657 .391 2.402 .020
X3 -.103 .706 -.024 -.146 .885
X4 1.475 .667 .359 2.212 .031
X5 -.026 .486 -.007 -.054 .957
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Data Primer, 2015
165
variabel:
1. Variabel X1
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
2. Variabel X2
kecil dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
3. Variabel X3
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
4. Variabel X4
kecil dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
5. Variabel X5
besar dari 0.05, maka dapat diketahui bahwa hipotesis yang menyatakan
E. PEMBAHASAN
pasien di suatu rumah sakit, staf dan pasien pada khususnya karena
pelayanan keperawatan.
palem dan lontara II (lihat tabel 4.10 – tabel 4.15) pada umumnya
168
Orientasi Pasien baru, Operan Jaga dan ronde keperawatan yang memiliki
hanya pelaksanaan Pre Conference hal ini dapat di lihat pada tabel 4.37
dimana tingkat significan 0,019 > dari 0,005. Variabel yang lain tidak
pengaruh terhadap pelaksanaan pasien safety hal ini dapat di lihat pada
tidak dilaksanakan, hal ini disebabkan oleh adanya kendala jumlah sdm
setiap shiftnya (hasil observasi 2014), dan pada tahun 2015 pelaksanaan
dengan baik.
hasil analis pada tabel 4.37, yang memiliki pengaruh adalah post
Pre dan Post Conference merupakan salah satu upaya yang dapat
0,05).
Hal ini juga dapat di lihat pada hasil penelitian yang lain bahwa Pada
melihat keadaan pasien dan klarifikasi data. Karena pada pernyataan ini
hanya 37 responden yang menjawab selalu atau ada 61,7%. Nilai dari
pasien akan lebih akurat. Pelaksanaan timbang terima pasien hal yang
komunikasi dan interaksi antar anggota yang lebih baik dari tim kesehatan
adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
hasil yang sedikit. Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti
(Depkes, 2006).
rumah sakit. Hal ini sejalan dengan hasil observasi yang dilakukan
yang tidak melakukan timbang terima pasien sesuai dengan SOP, yaitu
supaya tidak terjadi hal yang membuat pasien dirugikan terkait dengan
pasien.
pasien. Semua komponen yang ada pada SOP timbang terima antar shift,
maupun diterima dapat lebih akurat, dan hubungan baik pun akan terjalin
yang tersumbat. Hasil observasi yang dilakukan pada 3 ruangan yang ada
176
ketika pasien baru masuk rumah sakit sehingga pasien patuh terhadap
tingkat kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap. hasil penelitian lain
BAB V
A. Kesimpulan
rumah sakit
179
B. Saran
keperawatan profesional.
180
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hendriksen, K., et. Al (2008). Patien Safety and Quality : an evidence base
handbook
http://jokoblitar.gretha.web.id/?p=265