Anda di halaman 1dari 28

Pemberdayaan Individu, Keluarga,

Masyarakat Dalam Kesiapsiagaan


Menghadapi Dan Saat Bencana

Hastoro Dwinantoaji, S.Kep., Ns., Ph.D.


Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Padang, Sumatera Barat
DEFINISI BENCANA
• UN-ISDR (2000)
"Suatu gangguan serius thd keberfungsian masyarakat,
sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pd kehidupan
manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan, dan
gangguan itu melampaui kemampuan masyarakat ybs utk
mengatasi dgn menggunakan sumberdaya mereka sendiri."

• Undang-undang 24 Tahun 2007:


"Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yg
disebabkan, baik faktor alam, non alam maupun manusia, shg
menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis."
MANAGEMENT
SUPPORT
COLLAPSE

FUNCTIONAL PERMASALAHAN STRUCTURAL


COLLAPSE BENCANA COLLAPSE

MEDICAL SUPPORT
COLLAPSE
PERGESERAN PARADIGMA
PENANGANAN BENCANA (2007)
❑ EVENT-based → RISK-based
❑ REACTIVE → PROACTIVE
❑ SINGLE-hazard → ALL-hazards
❑ HAZARD-focus → VULNERABILITY and CAPACITY -
focus
❑ Disaster RESPONSE → Disaster RISK REDUCTION
❑ EMERGENCY management → DISASTER RISK
management
❑ Planning FOR communities → Planning WITH
communities
1. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat,
mempunyai ikatan baik secara biologis psikologis, sosial; shg
mempunyai nilai strategis didalam upaya pembangunan
kesehatan masyarakat pada umumnya

2. Dalam keluarga, masalah dari satu anggota keluarga,


merupakan masalah bagi anggota keluarga lainnya

3. Potensi yang dimiliki masing-masing anggotanya merupakan


potensi dari keluarga

4. Hakekat Pemberdayaan Masyarakat adalah meningkatkan


potensi dari keluarga agar dapat memecahkan masalahnya
secara mandiri
MENGAPA DIMULAI DARI KELUARGA
 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat.
 Keluarga merupakan Subyek dan Obyek terdepan
dalam kesiapsiagaan bencana
Konsep Pengurangan Risiko Bencana

Pengurangan risiko bencana adalah konsep dan praktek


mengurangi risiko bencana melalui upaya sistematis untuk
menganalisa dan mengurangi faktor-faktor penyebab
bencana, yaitu dengan mengurangi paparan terhadap
ancaman/bahaya, mengurangi kerentanan manusia dan
properti, dan meningkatkan kapasitas dengan optimalisasi
kesiapan terhadap dampak bencana dan manajemen yang
tepat terhadap pengelolaan lingkungan (ISDR, 2004 dalam
MPBI, 2007).
Prinsip-prinsip Pemberdayaan

▪ Tumbuh kembangkan kemampuan kelg &


masy
▪ Tumbuh kembangkan keterlibatan & peran
serta kelg & masy
▪ Kembangkan semangat gotong royong
▪ Bekerja bersama keluarga & masy
▪ Galang kemitraan dg berbagai pihak
▪ Memberikan kewenangan secara proporsional
dalam pengambilan keputusan pd kelg & masy
POTENSI UTK PEMBERDAYAAN
Potensi yang dimiliki keluarga:
• SDM dlm keluarga (pendidikan, pekerjaan, dll)
• Nilai dan fungsi serta hubungan dalam keluarga.
• Prasarana, Sarana, dana yang dimiliki keluarga
• Pengetahuan dan tehnologi yang dimiliki keluarga
• Kegiatan atau perilaku dalam keluarga

Potensi yang dimiliki masy:


• Tokoh masy, kader, tokoh agama
• Organisasi kemasyarakatan
• Dana, sarana dan material yang dimiliki masy
• Pengetahuan dan teknologi yang dimiliki masy
• Kegiatan dan sistem yang berkembang di masy
Kaderisasi

• Kader Desa = Tenaga sukarela yg terdidik & terlatih dlm


bidang tertentu, yg tumbuh di tengah masy & merasa
berkewajiban utk melaksanakan, meningkatkan,
membina kesejahteraan masy dg ikhlas tanpa pamrih &
didasari panggilan utk melaksanakan tugas kemanusiaan.
• Kader Desa = wakil dari masy yg akan merumuskan
segala hal yg jadi kebuuhan masy & melakukan usaha2
utk memenuhi kebutuhan tsb
• Kader Desa → ”agent of change” yg akan membawa
norma2 baru yg sesuai dg nilai tradisional & yg akan
menggali segi2 positif norma2 tradisional masy mereka.
PARTISIPASI MASYARAKAT
Definisi:
Keikutsertaan seluruh anggota masy (individu, kelp), utk
bersama2 ambil tanggungjawab, mengembangkan
kemandirian, menggerakkan & melaksanakan upaya kes

Berupa:
• Tindakan, Inisiatif dari keluarga/masyarakat
• Dibimbing oleh cara/ pola pikir sendiri
• Ada sarana/wahana/aturan partisipasi
• Ada mekanisme/ proses
• Anggota dpt mengontrol thd peran, sarana & proses

Tolok Ukur Partisipasi Masy:


Ada penerimaan Masy thd program yg dilaksanakan
Partisipasi dapat terwujud dg syarat :
• Saling percaya antar anggota masy
• Ada ajakan & kesempatan berperan aktif
• Ada manfaat yg dapat & segera dapat dirasakan oleh
masy
• Ada contoh & teladan dari tokoh/ pemimpin masy

Pendekatan partisipasi
1. Pendekatan dari atas ke bawah (Top-Down)
2. Pengembangan dari bawah ke atas (Bottom-Up)
3. Pengarahan dari atas disertai pengembangan dari
bawah
Pendekatan dari Atas ke Bawah (Top-Down)
Kelemahan: Keuntungan:
• Tidak beri kesempatan pd • segera dapat dinikmati hasil
masy utk ambil inisiatif, krn fisiknya, krn proses berjalan
sudah diambil alih oleh sesuai rencana & mudah
petugas sejak awal dikoordinasikan

Kondisi2 yg hrs diciptakan utk


Motivasi Maslow
mendukung:
Motivasi (terus-menerus) utk aktualisasi
sadarkan masy adanya
dihargai
masalah & mampu
merumuskan upaya yg diakui
akan dicapai keamanan
fisiologis
Pengembangan dari Bawah ke Atas (Bottom-Up)
Keuntungan: Kerugian:
• diperoleh kesesuaian antara isi dg • proses berjalan lama &
masalah yg dirasa masy →partisipasi hasil fisik tidak segera
masy tinggi, kelangsungan program dapat dinikmati
terjamin

→ berisiko proses perlu waktu lama, ketekunan petugas, hrs


berorientasi pd PROSES bukan hasil.
Kondisi2 yang diperlukan dari bawah ke atas :
1. Banyak orang yg merasakan kebutuhan secara bersama2
2. Masy menyadari kebutuhan hanya dpt dipenuhi oleh masy
sendiri
3. Masy harus yakin pengetahuan, sikap, ketrampilan sendiri
mampu utk memenuhi kebutuhan mereka
AKSI INKLUSI 1: IDENTIFIKASI TERPILAH

Identifikasi siapa saja Identifikasi siapa saja yang memiliki


yang memiliki kesulitan kesulitan melakukan tindakan
menerima dan memahami pelindungan diri dan untuk memenuhi
informasi? kebutuhan dasar?
AKSI INKLUSI 2: AKSESIBILITAS

Subtitle

Akses informasi: Akses bertindak:


mudah diterima, mudah dilakukan sesuai
dibaca, dipahami dengan kemampuan
tersedia dengan tersedia sarana untuk
bermacam metode mempermudah aksi
AKSI INKLUSI 3: KETERLIBATAN

Keterlibatan keluarga termasuk kelompok berisiko tinggi, pendamping


dan jaringan kelompoknya dalam penyebaran informasi edukasi dan
bantuan mandiri kelompok masyarakat (self-help group)
AKSI INKLUSI 4: PENINGKATAN KAPASITAS

Peningkatan kapasitas pengetahuan, sarana edukasi, sarana


kebersihan dan perlindungan diri, termasuk untuk para pendamping
kelompok berisiko tinggi, relawan
Kelompok Rentan Dalam Bencana
Anak-anak dan
Penyandang Disabilitas
Konsep Keperawatan Bencana Berbasis Masyarakat

(Dwinantoaji et al, 2020)


KOMPONEN KESIAPSIAGAAN BENCANA
KOMPONEN KESIAPSIAGAAN BENCANA
KOMPONEN KESIAPSIAGAAN BENCANA
Peran Perawat Di Komunitas Untuk Penanganan COVID-19
2. Pembatasan 3. Sistem Kesehatan dalam
1. Transmisi COVID- Mendeteksi, Melacak,
Bertahap & Menangani, dan
19 Dikendalikan
Dievaluasi Mengisolasi Kontak
• Terus melakukan • Mengedukasi • Melakukan
promkes PHBS anggota keluarga pelacakan kasus
kepada keluarga dg agar membatasi COVID-19
sering cuci tangan, keluar rumah jika khususnya klien dg
memakkai masker, tidak sangat kontak erat
jaga jara aman, penting, • Memastikan dan
menjaga daya tahan menggunakan memantau keluarga
tubuh masker bagi yg yg dilakukan isolasi
• Memantau status sakit mandiri sesuai
kesehatan anggota • Memantau protokol Kesehatan
keluarga yg
keberadaan • Penyediaan layanan
berstatus Kasus
Suspek, Kasus
keluarga risti Call Center utk
Probable, Kasus COVID-19 selama menerima keluhan
Konfirmasi, Kontak masa transisi & laporan dari
Erat keluarga
4. Risiko Penularan 5. Tempat-Tempat 6. Masyarakat Sepenuhnya
Dididik, Dilibatkan, dan
Diminimalkan di Menetapkan Diberdayakan Hidup di Masa
Tempat Rentan Langkah Pencegahan Adaptasi Kebiasaan Baru

• Menyarankan • Berkoordinasi dg • Peningkatan


keluarga tidak Gugus Tugas komunikasi risiko
berkunjung ke Tingkat pemberdayaan
tempat rentan Desa/RW/Kampun masyarakat (KRPM)
penularan COVID- g utk memastikan • Bekerjasama dg
19 kecuali tempat-tempat lintas program dan
mendesak dg umum sektoral utk terus
protokol kesehatan memberlakukan melakukan
• Melaporkan protokol kesehatan promkes PHBS
kepada Gugus kepada anggota
Tugas apabila keluarga dg sering
menjumpai cuci tangan,
kerumunan orang memakai masker,
yg mengabaikan jaga jarak aman,
protokol kesehatan menjaga daya
tahan tubuh
7. Setiap Langkah Menuju Transisi
Adaptasi Kebiasaan Baru Harus
Dipantau

• Mengevaluasi kepatuhan keluarga


dalam menjalani protokol kesehatan
selama masa adaptasi kebiasaan baru
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai