Anda di halaman 1dari 6

Faridah Alatas dan TA Larasati| Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja

Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja

Faridah Alatas1, TA Larasati2


1Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Dismenore (nyeri haid) adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Dismenore terdiri dari
dismenore primer dan sekunder. Sebanyak 90% dari remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid dan lebih
dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari
kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis. Dismenore
primer terjadi karena peningkatan prostaglandin (PG) F2-alfa yang merupakan suatu siklooksigenase (COX-2) yang
mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri pada bagian bawah
perut. Bentuk dismenore yang banyak dialami oleh remaja adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut. Rasanya
sangat tidak nyaman sehingga menyebabkan mudah marah, gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan berat badan,
perut kembung, punggung terasa nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang, lesu, dan depresi. Terdapat beberapa faktor
risiko yang memengaruhi terjadinya dismenore. Dalam beberapa literatur faktor risiko yang sering berkaitan dengan
dismenore yaitu menarke usia dini, riwayat keluarga dengan keluhan dismenore, indeks masa tubuh yang tidak normal,
kebiasaan memakan makanan cepat saji, durasi perdarahan saat haid, terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan alexythimia.

Kata kunci: dismenore primer, faktor risiko, remaja

Primary Dysmenorrhea and Risk Factor of Primary Dysmenorrhea in


Adolescent
Abstract
Dysmenorrhea is abdominal pain that comes from uterine cramps that occur during menstruation. Dysmenorrhea consists
of primary and secondary dysmenorrhea. As many as 90% of young women around the world experience problems during
menstruation and more than 50% of menstruating women experience primary dysmenorrhea. Primary dysmenorrhea is
menstrual pain that is not based on pathological conditions, whereas secondary dysmenorrhea is menstrual pain that is
constituted with a pathological condition. Primary dysmenorrhea occurs due to increased prostaglandin (PG) F2-alpha,
which is a cyclooxygenase (COX-2) which resulted hypertonus and vasoconstriction in the myometrium resulting in ischemia
and pain in the lower abdomen. Dysmenorrhea characteristics experienced by many teenagers are stiffness or spasms at
the bottom of the stomach. It felt very uncomfortable, causing irritability, irritable, nausea, vomiting, weight gain, bloating,
back pain, headaches, acne arises, tension, fatigue and depression. There are several risk factors that affect the occurrence
of dysmenorrhea. In some literature risk factors often associated with dysmenorrhea, namely menarche early age, a family
history of complaints of dysmenorrhea, body mass index that is not normal, the habit of eating fast food, duration of
bleeding during menstruation, exposure to cigarette smoke, the consumption of coffee and alexythimia.

Keywords: adolescent, primary dysmenorrhea, risk factors

Korespondensi: Faridah Alatas, alamat: Jl. Abdul Muis 8 Gd. Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung, No. HP: 08986131754, e-
mail: faridahalatas@gmail.com

Pendahuluan merupakan proses keluarnya darah dari rahim


Masa remaja merupakan masa peralihan melalui vagina setiap bulan selama masa usia
dari pubertas ke dewasa, yaitu pada umur 11- subur. 1,2
20 tahun. Pada masa peralihan tersebut Haid pertama kali yang dialami oleh
individu matang secara fisiologik, psikologik, seorang wanita disebut menarke, yang pada
mental, emosional, dan sosial. Masa remaja umumnya terjadi pada usia 14 tahun. Menarke
ditandai dengan munculnya karakteristik seks merupakan pertanda berakhirnya masa
primer, hal tersebut dipengaruhi oleh mulai pubertas, masa peralihan dari masa anak
bekerjanya kelenjar reproduksi. Kejadian yang menuju dewasa.3 Haid yang dialami para
muncul saat pubertas adalah pertumbuhan wanita remaja dapat menimbulkan masalah,
badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin salah satunya adalah dismenore atau nyeri
sekunder, menarke, dan perubahan psikis. haid. Dismenore merupakan masalah
Pada wanita, pubertas ditandai dengan ginekologis yang paling umum dialami wanita
terjadinya haid atau menstruasi. Haid baik remaja maupun dewasa.4

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |79


Faridah Alatas dan TA Larasati| Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja

Dismenore menjadi suatu kondisi yang Dismenore primer terjadi karena


merugikan bagi banyak wanita dan memiliki peningkatan prostaglandin (PG) F2-alfa yang
dampak besar pada kualitas hidup terkait merupakan suatu siklooksigenase (COX-2) yang
kesehatan. Akibatnya, dismenore juga mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi
memegang tanggung jawab atas kerugian pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan
ekonomi yang cukup besar karena biaya obat, nyeri pada bagian bawah perut. Adanya
perawatan medis, dan penurunan kontraksi yang kuat dan lama pada dinding
produktivitas. Pada beberapa literatur rahim, hormon prostaglandin yang tinggi dan
dilaporkan terdapat variasi prevalensi secara pelebaran dinding rahim saat mengeluarkan
substansial. Dismenore membuat wanita tidak darah haid sehingga terjadilah nyeri saat haid.2
dapat beraktifitas secara normal, sebagai Bentuk dismenore yang banyak dialami
contoh siswi yang mengalami dismenore oleh remaja adalah kekakuan atau kejang di
primer tidak dapat berkonsentrasi dalam bagian bawah perut. Rasanya sangat tidak
belajar dan motivasi belajar menurun karena nyaman sehingga menyebabkan mudah marah,
nyeri yang dirasakan. 5,6 gampang tersinggung, mual, muntah, kenaikan
Sebanyak 90% dari remaja wanita di berat badan, perut kembung, punggung terasa
seluruh dunia mengalami masalah saat haid nyeri, sakit kepala, timbul jerawat, tegang,
dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami lesu, dan depresi. Gejala ini datang sehari
dismenore primer dengan 10-20% dari mereka sebelum haid dan berlangsung 2 hari sampai
mengalami gejala yang cukup parah.7 berakhirnya masa haid.2 Berdasarkan
Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar penelitian Parker MA et al. terdapat beberapa
64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore gangguan psikologi yakni dilaporkan 73%
primer dan 9,36% dismenore sekunder. merasa ingin marah-marah, 65% depresi, 52%
Dismenore primer dialami oleh 60-75% remaja, merasa sangat sedih, 32% merasa kewalahan,
dengan tiga perempat dari jumlah remaja dan 25% merasa ingin bersembunyi.6
tersebut mengalami nyeri ringan sampai berat Dismenore sering di klasifikasikan
dan seperempat lagi mengalami nyeri berat. Di sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan
Surabaya didapatkan sebesar 1,07-1,31% dari intensitas relatif nyeri. Nyeri tersebut dapat
jumlah kunjungan ke bagian kebidanan adalah berdampak pada kemampuan untuk
penderita dismenore.4 Dilaporkan 30-60% melakukan aktivitas sehari-hari. Intensitas
remaja wanita yang mengalami dismenore, nyeri menurut Multidimensional Scoring of
sebanyak 7-15% tidak pergi ke sekolah atau Andersch and Milsom mengklasifikasikan nyeri
bekerja.4 dismenore sebagai berikut.
Dismenore adalah nyeri perut yang a) Dismenore ringan didefinisikan sebagai
berasal dari kram rahim yang terjadi selama nyeri haid tanpa adanya pembatasan
haid. Rasa nyeri timbul bersamaan dengan aktifitas, tidak diperlukan penggunaan
permulaan haid dan berlangsung beberapa jam analgetik dan tidak ada keluhan sistemik.
hingga beberapa hari hingga mencapai puncak b) Dismenore sedang didefinisikan sebagai
nyeri. Dismenore terbagi menjadi dismenore nyeri haid yang memengaruhi aktifitas
primer dan sekunder.8 Dismenore primer sehari-hari, dengan kebutuhan analgetik
merupakan nyeri haid yang tidak didasari untuk menghilangkan rasa sakit dan
kondisi patologis, sedangkan dismenore terdapat beberapa keluhan sistemik.
sekunder merupakan nyeri haid yang didasari c) Dismenore berat didefinisikan sebagai
dengan kondisi patologis seperti ditemukannya nyeri haid dengan keterbatasan parah
endometriosis atau kista ovarium. Onset awal pada aktifitas sehari-hari, respon analgetik
dismenore primer biasanya terjadi dalam untuk menghilangkan rasa sakit minimal,
waktu 6 sampai 12 bulan setelah menarke dan adanya keluhan sistemik seperti
dengan durasi nyeri umumnya 8 sampai 72 muntah, pingsan dan lain sebagainya.10
jam.9 Dismenore primer berkaitan dengan Untuk mengatasi nyeri haid ini dapat
kontraksi otot uterus (miometrium) dan sekresi digunakan obat anti inflamasi non-steroid
prostaglandin, sedangkan dismenore sekunder untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.
disebabkan adanya masalah patologis di Penanganan dismenore dapat dilakukan
rongga panggul.4 dengan dua cara, yaitu dengan terapi

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |80


Faridah Alatas dan TA Larasati| Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja

farmakologis dan terapi non-farmakologis. merupakan faktor risiko penting terjadinya


Terapi farmakologis dasar dapat dengan dismenore primer. Wanita dengan menarke
pemberian obat anti inflamasi non-steroid dini memiliki konsentrasi hormon estradiol
(NSAID). Sedangkan untuk terapi non- serum lebih tinggi tetapi hormon testosteron
farmakologis terdapat beberapa cara yaitu dan dehidroepiandosteron dalam konsentrasi
dengan kompres air hangat, olah raga, dan yang lebih rendah.14 Peningkatan hormon
tidur cukup.11 estradiol tersebut yang memiliki peran dalam
Berbagai faktor risiko dismenore primer mengatur onset pubertas pada wanita.
telah diidentifikasi dalam berbagai literatur Peningkatan produksi hormon estradiol oleh
dengan hasil prevalensi yang sangat beragam. tubuh dapat dipicu oleh tingginya asupan
Faktor risiko ini berhubungan dengan daging maupun susu dari sapi yang disuntikkan
meningkatnya tingkat kejadian dismenore hormon pertumbuhan untuk meningkatkan
primer. Faktor risiko tersebut antara lain 1) produksi susu.15
menarke usia dini, 2) riwayat keluarga dengan Laporan penelitian Charu et al.
keluhan dismenore, 3) Indeks Masa Tubuh mengemukakan bahwa 39,46% wanita yang
yang tidak normal, 4) kebiasaan memakan menderita dismenore memiliki keluarga
makanan cepat saji, 5) durasi perdarahan saat dengan keluhan dismenore seperti ibu atau
haid, 6) terpapar asap rokok, 7) konsumsi kopi, saudara kandung. Maka terdapat korelasi yang
dan 8) alexythimia. kuat antara predisposisi familial dengan
dismenore. Hal ini disebabkan adanya faktor
Isi genetik yang memperngaruhi sehingga apabila
Haid yang pertama kali yang dialami oleh ada keluarga yang mengalami dismenore
seorang wanita adalah menarke. Menarke cenderung mempengaruhi psikis wanita
merupakan indeks dari pematangan fisik dari tersebut.13 Pada penelitian Mool Raj et al.
organ reproduksi seorang wanita. Pada pada wanita dengan riwayat anggota keluarga
penelitian Charu et al. disebutkan bahwa rata- (ibu atau saudara) dengan keluhan dismenore
rata usia menarke umumnya pada umur 12-14 memiliki 3 kali kesempatan lebih besar
tahun. Berdasarkan survai nasional, rata-rata mengalami dismenore dibandingkan wanita
usia menarke remaja putri di Indonesia adalah tanpa riwayat keluarga dismenore. 16
12,96 tahun dengan prevalensi menarke dini Kejadian dismenore berhubungan
sebesar 10,3 % dan menarke terlambat sebesar dengan status gizi seorang wanita. Salah satu
8,8%. Namun usia menarke pada sebagian pengukuran status gizi yaitu berdasarkan
besar negara maju mengalami penurunan indeks masa tubuh (IMT).17 Wanita dengan
dengan variasi 0,5 tahun. Beberapa teori indeks masa tubuh (IMT) kurang dari berat
mengatakan penurunan tersebut terjadi badan normal dan kelebihan berat badan
dikarenakan berat badan dan hipotesis lemak (overweight) lebih mungkin untuk menderita
yang memicu timbulnya menarke. Perbedaan dismenore jika dibandingkan dengan wanita
usia menarke dan pola siklus menstruasi dapat dengan IMT normal.13 Pada penelitian Manorek
dijelaskan oleh perbedaan status sosial dan et al. di salah satu Sekolah Menengah Atas di
demografis.12 Menarke usia dini memiliki kaitan Manado di temukan dari 23% siswi dengan
dengan beberapa komplikasi kesehatan status gizi tidak normal (gemuk dan kurus),
termasuk penyakit ginekologi. Wanita dengan 75,8% diantaranya mengalami dismenore.
usia menarke dibawah 12 tahun atau menarke Sehingga dapat disimpulkan bahwa status gizi
dini memiliki 23% lebih tinggi kesempatan berkaitan erat dengan tingkat kejadian
terjadi dismenore dibandingkan dengan wanita dismenore. Pada wanita dengan IMT kurang
dengan menarke pada usia 12-14 tahun. Pada dari berat normal dapat menjadi salah satu
penelitian ini dijelaskan bahwa pada anak faktor konstitusi yang dapat menyebabkan
wanita yang mengalami menarke dini kurangnya daya tahan tubuh terhadap rasa
mengalami paparan prostaglandin yang lebih nyeri sehingga dapat terjadi dismenore. Selain
lama sehingga menyebabkan kram dan nyeri itu pada pasien dengan berat badan kurang
pada perut.2,13 dari normal ditemukan adanya kekurangan
Hubungan antara menarke dini dengan energi kronis yang dapat menyebabkan
pola hormonal dari siklus menstruasi penurunan daya tahan tubuh. Sedangkan pada

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |81


Faridah Alatas dan TA Larasati| Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja

wanita dengan kelebihan berat badan sekresi memproduksi hormone prostaglandin


cenderung memiliki lemak yang berlebih yang yang lebih tinggi. Semakin lama durasi haid,
dapat memicu timbulnya hormon yang dapat maka semakin sering uterus berkontraksi
mengganggu sistem reproduksi pada saat haid akibatnya semakin banyak pula prostaglandin
sehingga dapat menimbulkan nyeri.17 yang dikeluarkan sehingga timbul rasa nyeri
Ditemukan bahwa kelebihan berat badan saat haid. 16
memiliki frekuensi dismenore primer dua kali Pada studi epidemiologi menunjukan
lebih besar dibandingkan dengan kekurangan adanya hubungan antara dismenore dengan
berat badan dan memungkinkan mengalami beberapa faktor risiko lingkungan, termasuk
nyeri yang lebih lama.10 merokok dan konsumsi kopi. Pada penelitian
Menurut Singh et al. dalam hasil Chen et al. pada 165 wanita yang terpapar
penelitiannya, dari total wanita yang mengisi asap rokok dan mengkonsumsi kopi, 13,3% di
kuisioner didapatkan 79,43% memiliki antaranya menderita dismenore. Sebuah
kebiasaan memakan makanan cepat saji (junk penelitian menunjukkan adanya hubungan
food) didapatkan 16,82% di antaranya antara dismenore dengan wanita yang terkena
menderita dismenore.18 Makanan cepat saji asap rokok secara pasif. Dilaporkan pada
memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang wanita yang terpapar asap rokok secara pasif
yaitu tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi gula, dan menderita dismenore dengan waktu yang lebih
rendah serat.19 Kandungan asam lemak yang lama dibandingkan yang tidak tepapar.
terdapat di dalam makanan cepat saji dapat Pengaruh merokok pasif pada dismenore
mengganggu metabolisme progesteron pada diamati terjadi peningkatan sebesar 30%
fase luteal dari siklus menstruasi. Akibatnya dibandingkan dengan yang tidak merokok
terjadi peningkatan kadar prostaglandin yang pasif. Mekanisme biologis yang mempengaruhi
akan menyebabkan rasa nyeri pada saat kejadian dismenore diakibatkan dari nikotin
dismenore. Prostaglandin terbentuk dari asam yang bersifat vasokonstriktor sehingga
lemak yang ada dalam tubuh. Setelah ovulasi mengakibatkan berkurangnya aliran darah
terjadi penumpukan asam lemak pada bagian yang menuju endometrium. Selain itu, asap
fospolipid pada sel membran. Pada saat kadar rokok juga dipercaya memiliki sifat anti
progesteron menurun sebelum haid, asam estrogenik.21
lemak yaitu asam arakidonat dilepaskan dan Kemampuan individu untuk
mengalami reaksi berantai menjadi mengkonversi metabolit beracun asap rokok ke
prostaglandin yang dapat menimbulkan rasa gugus yang kurang berbahaya penting untuk
nyeri saat haid. Selain dismenore, kebiasaan meminimalkan efek kesehatan yang merugikan
mengkonsumsi makanan cepat saji juga dapat dari senyawa-senyawa yang terkandung di
menimbulkan oligomenore, hipermenore, dan dalam rokok. Gen yang berperan dalam
sindrom pre-menstruasi. 20 detoksifikasi senyawa berbahaya ini adalah gen
Durasi pendarahan saat haid normalnya CYP1A1. Dan dilaporkan bahwa gen CYP1A1
empat sampai dengan 5 hari. Pada penelitian memiliki kecenderungan menurunkan risiko
Kural et al. dilaporkan dari 100 wanita yang dismenore.22 Mengkonsumsi kopi juga dapat
menderita dismenore didapatkan 20% wanita mecetuskan nyeri saat haid, hal tersebut
tersebut memiliki durasi perdarahan lebih dari dikarenakan kafein yang terkandung dalam
5 sampai 7 hari. Dengan analisis tersebut kopi bersifat vasonkonstriksi terhadap
menggambarkan wanita dengan perdarahan permbuluh darah sehingga menyebabkan
durasi lebih dari 5 sampai 7 hari memiliki 1,9 aliran darah ke uterus berkurang dan
kali lebih banyak kesempatan untuk menderita menyebabkan kram. Namun belum ditemukan
dismenore. Lama durasi haid dapat disebabkan penelitian mengenai kadar kafein yang dapat
oleh faktor psikologis maupun fisiologis. Secara mengakibatkan dismenore.23
psikologis biasanya berkaitan dengan tingkat Pada penelitian Faramarzi et al. dari 360
emosional wanita yang labil ketika akan haid. siswi yang berpartisipasi 178 (49,4%) siswi di
Sementara secara fisiologi lebih kepada antaranya memperlihatkan ciri-ciri alexithymia.
kontraksi otot uterus yang berlebihan atau Secara psikologis didapatkan hubungan antara
dapat dikatakan sangat sensitive terhadap alexithymia dengan keadaan dismenore
hormone, akibatnya endometrium dalam fase primer. Alexythimia didefinisikan sebagai

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |82


Faridah Alatas dan TA Larasati| Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja

seseorang dengan kesulitan mengidentifikasi Edisi Ke-3. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
perasaan dan sulit untuk membedakan antara Prawiroharjo; 2011. hlm 92-109.S
perasaan dengan sensasi tubuh dari 2. Marlina E. Pengaruh minuman kunyit
rangsangan emosional. Pada pasien terhadap tingkat nyeri dismenore primer
alexithymia sulit untuk menggambarkan dan pada remaja putri di SMA Negeri 1
menghargai perasaan orang lain, yang diduga Tanjung Mutiara Kabupaten Agam
menyebabkan kurang empati terhadap orang [disertasi]. Padang: Universitas Andalas;
lain. Faktor risiko dismenore 3,3 kali lebih 2012.
tinggi pada wanita dengan alexythimia. Pada 3. Samsulhadi. Haid dan siklusnya. Dalam:
penderita didapatkan ciri-ciri sindrom Anwar M, Baziad A, Prabowo RP, Editor.
pramenstruasi yang sangat menonjol. Gejala Ilmu Kandungan. Edisi Ke-3. Jakarta: Bina
pramenstruasi dialami oleh wanita reproduksi Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 2011. hlm
terjadi pada akhir fase luteal dari siklus haid. 73-89.
Gejala pramenstruasi mencakup psikologis dan 4. Ningsih R. Efektivitas paket pereda
fisik. Gejala psikologis dapat berupa terhadap intensitas nyeri pada remaja
kecemasan, gangguan tidur serta peningkatan dengan dismenore di SMAN kecamatan
ambang nyeri. Sedangkan secara fisik berupa curup [tesis]. Jakarta: Universitas
nyeri punggung, sakit kepala, payudara Indonesia; 2012.
membengkak, perut kembung dan muntah.13,23 5. Ju H, Jones M, Mishra G. The prevalence
and risk of dysmenorrhea. Oxford
Ringkasan University Press [internet]. 2013. [diakses
Sebanyak 90% dari remaja wanita di tanggal 25 Oktober 2015]; 36(1):104-13.
seluruh dunia mengalami masalah saat haid Tersedia dari:
dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami http://epirev.oxfordjournals.org/
dismenore primer. Dismenore adalah nyeri 6. Parker MA, Sneddon AE, Arbon P. The
perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi menstrual disorder of teenagers (MDOT)
selama haid. Dismenore dibagi menjadi study: determining typical menstrual
dismenore primer dan dismenore sekunder. patterns and menstrual disturbance in a
Dismenore primer merupakan nyeri haid yang large population based study of Australian
tidak didasari kondisi patologis, sedangkan teenagers. BJOG. 2010; 1(17):185-92.
dismenore sekunder merupakan nyeri haid 7. Berkley KJ. Primary dysmenorrhea: an
yang didasari dengan kondisi patologis seperti urgent mandate. International Association
ditemukannya endometriosis atau kista for the Study of Pain. 2013; 21(3):1-8.
ovarium. Dalam beberapa literatur faktor risiko 8. Noor MS, Yasmina A, Hanggarawati CD.
yang sering berkaitan dengan dismenore yaitu Perbandingan kejadian dismenore pada
menarke usia dini, riwayat keluarga dengan akseptor pil kb dengan akseptor suntik kb
keluhan dismenore, indeks masa tubuh yang 1 bulan di wilayah kerja Puskesmas
tidak normal, kebiasaan memakan makanan Pasayangan. Media Kesehatan Masyarakat
cepat saji, durasi perdarahan saat haid, Indonesia. 2010; 9(1):14-17.
terpapar asap rokok, konsumsi kopi dan 9. Latthe P, Champaneris R, Khan K.
alexythimia. Dysmenorrhea. American Family
Physician. 2012; 85(4):386-7.
Simpulan 10. Madhubala C, Jyoti K. Relation between
Terdapat beberapa faktor risiko dismenorrhea and body index in
terjadinya dismenore pada remaja yang dapat adolescents with rural versus urban
meningkatkan kejadian dismenore primer atau variation. The Journal of Obstetrics and
keluhan nyeri saat haid. Gynecology of India. 2012; 62(4):442-5.
11. Tu F. Dysmenorrhea: contemporary
Daftar Pustaka perspectives. International Association fot
1. Noerpramana NP. Wanita dalam berbagai the Study of Pain. 2007; 15(8):1-4.
masa kehidupan. Dalam: Anwar M, Baziad 12. Ali AAA, Rayis DA, Mamoun M, Adam
A, Prabowo RP, editor. Ilmu Kandungan. Ishag. Age at menarche and menstrual
cycle pattern among schoolgirls in Kassa, a

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |83


Faridah Alatas dan TA Larasati| Dismenore Primer dan Faktor Risiko Dismenore Primer pada Remaja

in Eastern Sudan. Journal of Public Health 18. Singh A, Kiran D, Singh H. Prevalence and
and Epidemiology. 2011; 3(3) :111-4. severity of dismenorrhea: a problem
13. Charu S, Amita R, Sujoy R, Thomas GA. related to menstruation, among first and
Menstrual characteristics and prevalence second year female medical students.
and effect of dysmenorrhea on quality of Indian J Physiol Pharmacol. 2008;
life of medical students. International 52(4):389-397.
Journal of Collaborative Research on 19. Astuti ND. Hubungan frekuensi konsumsi
Internal Medicine & Public Health. 2012; fast food dan status gizi dengan usia
4(4):276-94. menarche dini pada siswi sekolah dasar di
14. Apter D. Early menarche, a risk factor for Surakarta [skripsi]. Surakarta: Universitas
breast cancer, indicates early onset of Muhammadiyah Surakarta; 2014.
ovulatory cycles [internet]. Department of 20. Lakkawar NJ, Jayavani R.L, Arthi PN,
Medical Chemistry: University of Helsinki. Alaganandam P, Vanajakshi N. A study of
[diakses tanggal 18 November 2015]. menstrual disorder in medical students
Tersedia dari: http://press.endocrine.org/ and its correlation with biological
15. Daniel E, Balog LF. Early female puberty: a variables. SJAMS. 2014; 2(6E): 3165-75.
review of research on etiology and 21. Chen C, Cho S, Damokosh AI, Chen A, Li G,
implication. The Health Educator. 2009; Wang X, et al. Prospective study of
41(2):47-53. exposure to environmental tobbaco
16. Kural MR, Noor NN, Pandit D, Joshi T, Patil smoke and dysmenorrhea. Environmental
A. Menstrual characteristics and Health Perspectives. 2000; 108(11):1019-
prevalence of dysmenorrhea in college 22.
going girls. J Family Med Prim Care 22. Li N, Liu H, Chen C, Yang F, Li Z, Fang Z, et
[Internet]. 2015 [diakses tanggal 27 al. CYP1A1 gene polymorphisms in
Oktober 2015]; 4(3):426431. Tersedia modifying association between passive
dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ smoking and primary dysmenorrhea.
17. Manorek R, Purba RB, Malonda NSH. National Institutes of Health Public Access.
Hubungan antara status gizi dengan 2009; 17(11):882-8.
kejadian dismenore pada siswi kelas XI 23. Faramarzi M, Salmalian H. Association of
SMA Negeri 1 Kawangkoan [Karya Tulis psychologic and nonpsychologic factor
Ilmiah]. Kawangkoan: FKM Universitas with primary dysmenorrhea. Iran Red
Sam Ratulangi; 2014. Crescent Med J. 2014; 16(8):16307.

Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 |84

Anda mungkin juga menyukai