Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE

DALAM MENGURANGI DISMENORE PADA


MAHASISWA PUTRI TINGKAT IIB
DI AKPER YAKPERMAS

PRPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

HEBAT RAHMAWATI 10.062

IIN IMAS SUDARYATI 10.063

AKADEMI KEPERAWATAN YAKPERMAS BANYUMAS

PROGAM DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK

2010/2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan
seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai
dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial (F.J Monks,
Koers,Haditomo,2002).
Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan secara biologis. Salah satu tanda
keremajaan secara biologi yaitu mulainya remaja mengalami menstruasi. Menstruasi dimulai
saat pubertas dan kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak atau masa reproduksi.
Menstruasi biasanya dimulai antara usia 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor,
termasuk kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi,
diantaranya nyeri haid/dismenore (Sumudarsono,1998).
Nyeri haid/dismenore adalah ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah
sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya
dismenore pada beberapa wanita. Wanita pernah mengalami dismenore sebanyak 90%.
Masalah ini setidaknya mengganggu 50% wanita masa reproduksi dan 60-85% pada usia
remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada
umumnya 50-60% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi
masalah dismenore ini (Annathayakheisha,2009).
Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore.
Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan
menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang.
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga
menimbulkan rasa nyaman (Harry,2007).

Dari hasil penelitian ternyata dismenore lebih sedikit terjadi pada olahragawati dibandingkan
wanita yang tidak melakukan olahraga/senam (Sumudarsono,1998).
Dari uraian diatas dan mengingat sering timbulnya masalah dismenore pada remaja
yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar maka perlu adanya penelitian untuk
mencari alternative terapi yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya untuk
mencegah dan mengatasi masalah dismenore tersebut dengan senam dismenore dalam
mengurangi maupun mengatasi masalah nyeri haid ini.
B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

Adakah pengaruh efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada


mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
H1 adalah terdapat pengaruh efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore
pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
H0 adalah tidak terdapat pengaruh efektifitas senam dismenore dalam mengurangi
dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum : untuk mengetahui efektifitas senam dismenore dalam mengurangi
dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas.
Tujuan khusus :
1. Tingkat penurunan kualitas nyeri yang dialami mahasiswa putri tingkat IIB
Akper Yakpermas saat menstruasi

2. Mengukur perbedaan tingkatan nyeri mahasiswa saat mengalami dismenore


sebelum dan setelah melakukan senam dismenore.

3. Prosentase keberhasilan senam dismenore terhadap penurunan nyeri

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan kami lakukan mengenai efektifitas senam dismenore dalam
mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas dapat
memberikan manfaat bagi :
a. Mahasiswa
Dapat membantu remaja yang mengalami dismenore dalam mengurangi dan
mencegah nyeri saat menstruasi sehingga dapat mengikuti pembelajaran dari
awal hingga akhir mata perkuliahan
b. Institusi
Sebagai informasi bagi institusi pendidikan bahwa senam merupakan salah
satu alternatif terapi untuk mengatasi dan mengurangi mahasiswa-mahasiswa
yang mengalami dismenore sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi dalam
mengikuti proses pembelajaran dan dapat mengajarkan gerakan senam
tersebut kepada mahasiswa-mahasiswanya
c. Ilmu Keperawatan
Dapat menjadikan senam sebagai salah satu alternatif terapi ke dalam
intervensi yang diterapkan perawat untuk memberikan pelayanan asuhan
keperawatan bagi masalah dismenore yang sering dialami remaja
d. Peneliti
Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dan
dapat mengetahui keefektifan terapi senam secara langsung dalam menangani
masalah dismenore remaja dan mengaplikasikan teori yang telah didapat
untuk mengatasi masalah dismenore pada peneliti sendiri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Dismenore adalah menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri ( William F. Rayburn,


M.D., 2001 ). Keadaan ini mengenai 60-70% dari wanita yang mengalami menstruasi.
Dismenore timbul menjelang dan selama menstruasi, ditandai dengan gejala kram pada
abdomen bagian bawah.

Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa Yunani. Kata dys yang berarti
sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran.

Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat
mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa
sakit di daerah perut maupun panggul.

B. Klasifikasi

Dismenore dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan
atau sebab yang dapat diamati.

Berdasarkan jenis nyeri adalah:

1. Dismenore Spasmodik.

Dismenore spasmodik adalah nyeri yang dirasakan di bagian


bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai.
Dismenore spasmodik dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita
berusia 40 tahun ke atas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore
spasmodik, tidak dapat melakukan aktivitas.

Tanda dismenore spasmodik, antara lain:

- Pingsan.
- Mual.

- Muntah.

- Dismenore spasmodik dapat diobati atau dikurangi dengan


melahirkan bayi pertama, walaupun tidak semua wanita mengalami
hal tersebut.

2. Dismenore Kongestif.

Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum haid


datang. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari sampai
kurang dari 2 minggu. Pada saat haid datang, tidak terlalu
menimbulkan nyeri. Bahkan setelah hari pertama haid, penderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik.

Gejala yang ditimbulkan pada dismenore kongestif, antara lain:

- Pegal (pegal pada paha).

- Sakit pada payudara.

- Lelah.

- Mudah tersinggung.

- Kehilangan keseimbangan.

- Ceroboh.

- Gangguan tidur.

- Timbul memar di paha dan lengan atas.

Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati adalah:
1. Dismenore primer ( jika tidak ditemukan penyebab yang
mendasarinya )

Dismenore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50%


wanita. Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari kontraksi
rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin
hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim
melewati serviks (leher rahim), terutama jika saluran serviksnya sempit.
Faktor lainnya yang bisa memperburuk dismenore adalah:

- rahim yang menghadap ke belakang (retroversi)

- kurang berolah raga

- stres psikis atau stres sosial

Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan


menghilangnya dismenore primer. Hal ini diduga terjadi karena adanya
kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf

pada akhir kehamilan. Perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada


kadar prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenore memiliki
kadar prostaglandin yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita yang tidak mengalami dismenore.

Dismenore sangat mirip dengan nyeri yang dirasakan oleh wanita


hamil yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang
persalinan. Biasanya dismenore primer timbul pada masa remaja, yaitu
sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.

2. Dismenore sekunder (jika penyebabnya adalah kelainan kandungan)

Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25%


wanita yang mengalami dismenore.

Penyebab dari dismenore sekunder adalah:


- Endometriosis

- Fibroid

- Adenomiosis

- Peradangan tuba falopii

- Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut

- Pemakaian IUD

Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.

C. Gejala

Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke
punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul
atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.

Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering
berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.

D. Penatalaksanaan

Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid
(misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika
mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.

Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:

- istirahat yang cukup

- olah raga yang teratur (terutama berjalan)

- pemijatan
- yoga

- orgasme pada aktivitas seksual

- kompres hangat di daerah perut.

Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan
muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.
Gejala juga bisa dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur.

Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan
pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan
medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah
ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang
selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka
dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika dismenore sangat berat
bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar
atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung
kepada penyebabnya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin


diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan ( Notoatmodjo ).

Kerangka konsep penelitian yang berjudul “ efektifitas senam dismenore dalam


mengurangi dismenore pada mahasiswa putri tingkat IIB di Akper Yakpermas” dapat
digambarkan :
Variabel independen variabel dependen
Dismenore -nyeri saat menstuasi
sebelum melakukan senam
-nyeri saat menstuasi setelah
melakukan senam

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah menyususn pengertian untuk suatu variabel dan


menggambarkan aktivitas yang diperlukan untuk mengukurnya.

1. Variabel Independen

Senam Dismenore

a) Definisi Operasional
Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik dalam memberikan
kondisi yang nyaman dan rileks pada remaja saat mengalami
dismenore dengan melakukan senam dismenore gerakan sederhana
minimal selama 3 hari sebelum menstruasi setiap pagi dan atau
sore hari. Diharapkan senam tersebut memberikan efek dalam
mengurangi dan mencegah dismenore. Karena senam dapat
menyebabkan tubuh menjadi relaks dengan menghasilkan hormon
endorphin.

b) Alat ukur
Berupa gerakan senam sederhana yang dilakukan minimal 3 hari
sebelum menstruasi pada pagi dan atau sore hari.
2. Variabel Dependen

- Nyeri saat menstruasi sebelum melakukan senam

a) Definisi Operasional

Perasaan tidak nyaman yang dirasakan remaja saat menstruasi


akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik
relaksasi dengan senam gerakan sederhana.

b) Alat Ukur

Lembar skala nyeri Universal Pain Assessment Tool yang


menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang
ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih
mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore
(Kristiono,2007).

- Nyeri saat menstruasi setelah melakukan senam

a) Definisi Operasional
Perasaan tidak nyaman yang dirasakan remaja saat menstruasi
akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik
relaksasi dengan senam gerakan sederhana.

b) Alat Ukur

Lembar skala nyeri Universal Pain Assessment Tool yang


menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang
ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih
mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore
(Kristiono,2007).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dalam satu kelompok (one group
pre test – post test design). Karena rancangan ini merupakan bentuk desain eksperimen
yang lebih baik validitas internalnya dari pada pre eksperimen namun lebih lemah dari
true eksperimen. Dengan mengobservasi sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan. Kelompok diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian
diobservasi kembali setelah intervensi di lain

waktu yang telah ditentukan (Setiadi,2007). Di sini peneliti mengukur pengalaman skala
nyeri remaja yang mengalami dismenore pada bulan lalu sebelum melakukan senam
dismenore, kemudian diukur skala nyeri kembali setelah melakukan senam dismenore
saat siklus menstruasi bulan berikutnya.

D. Waktu dan Lokasi Penelitian

a) Waktu

 Persiapan : Oktober 2011

 Pelaksanaan : November 2011

 Penyusunan Laporan : Desember 2011


b) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian akan dilaksanakan di ruang kelas IIB Akper


Yakpermas karena sampel untuk penelitian dari mahasiswa putri tingkat
IIB Akper Yakpermas.

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh kelompok yang terdiri dari manusia atau benda yang
memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh peniliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu
semua mahasiswa putri tingkat IIB Akper Yakpermas yang mengalami dismenore.

Sampel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian
atau faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Pengambilan
sampel dilakukan secara purposive sampling dimana purposive sampling didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, dengan ciri dan syarat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo,2005). Berdasarkan kriteria inklusi yang
telah ditetapkan oleh peneliti maka populasi yang telah ditetapkan untuk diambil sampel
adalah 24 mahasiswa yang mengalami dismenore saat menstruasi.

F. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara eksperiman langsung pada mahasiswa


putri tingkat IIB Akper Yakpermas yaitu dengan melakukan senam dismenore.

G. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data dengan


langkah-langkah sebagai berikut :

1) Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan pada data yang telah
terkumpul, jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
pengumpulan data akan diperbaiki dengan pemeriksaan dan
dilakukan pendataan ulang terhadap responden.

2) Coding

Pemberian kode dalam bentuk angka pada setiap data yang


telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan data ke
dalam tabel.

3) Memasukkan data ke komputer

H. Analisa Data

Dalam penelitian ini, data yang didapat diolah dengan menggunakan komputer.
Peneliti akan menganalisa perubahan sebelum melakukan senam dismenore dan sesudah
melakukan senam dismenore pada mahasiswa tingkat IIB Akper Yakpermas. Selain itu
juga untuk mengetahui prosentase keberhasilan senam dismenore terhadap penurunan
nyeri.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R . 2002. Psikologi Perkembangan : Pengantar


dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
2. Sumodarsono,S. 1998. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga.
Jakarta : PT.Gramedia.
3. Annathayakeishka. Nyeri haid. 2009. Available at
http://forum.dudung.net/index.php?action=printpage;topic=14042.0. Diposkan
tanggal 10 Januari 2009.
4. Harry. Mekanisme endorphin dalam tubuh. 2007. Available at
Http:/klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc + endorphin + dalam + tubuh.
Diposkan tanggal 10 Januari 2009
5. Notoadmojo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
6. Dempsey, Patricia Ann dan Arthur. 2002. Riset Keperawatan Buku Ajar dan
Latihan. Alih bahasa : Palupi Widiastuti. Edisi 4. Jakarta : EGC.
7. Kristiono. Perkembangan psikologi remaja. 2007. Available at Http ://
Kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-psikologi-remaja/. April
23,2008. Diposkan tanggal 10 Januari 2009.
8. Wiknjosastro.H . 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
9. Adil, S. Tingkatan nyeri. 2007. Available at
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/tingkatan-nyeri.html. Diposkan
tanggal 25 Desember 2008.
10. Handrawan.H. 1999. Ilmu kandungan. Jakarta : Yayasan bina pustaka.

Anda mungkin juga menyukai