Anda di halaman 1dari 26

JOURNAL READING

Dismenore Primer: Patofisiologi, Diagnosis, dan Pembaruan


Pengobatan
Primary Dysmenorrhea: Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment
Updates

Chrisia Jullia Kakisina


202284045

Pembimbing:

dr. Danny Taliak, Sp.OG


Daftar Pembahasan

01 Abstrak 05 Patofisiologi

02 Pendahuluan 06 Dampak & gejala

03 Epidemiologi 07 Diagnosis

Dampak pada kualitas


04 hidup 08 Kesimpulan
Abstrak
Dismenore primer (DP) adalah keluhan yang umum, diabaikan, kurang terdiagnosis, dan tidak diobati secara
memadai pada wanita muda dan dewasa. Hal ini ditandai dengan kram yang menyakitkan di perut bagian bawah,
yang dimulai sesaat sebelum atau saat menstruasi dan dapat berlangsung selama 3 hari.
Secara khusus, DP berdampak negatif terhadap kualitas hidup (KL) perempuan muda dan merupakan alasan utama
dibalik ketidakhadiran mereka di sekolah atau tempat kerja.

Diperkirakan bahwa peningkatan sekresi prostaglandin F2α dan E2 intrauterin bertanggung jawab terhadap nyeri
pelvik yang terkait dengan gangguan ini. Gejala-gejala yang menyertainya bersifat fisik dan/atau psikologis.

Gejala fisiknya meliputi sakit kepala, lesu, gangguan tidur, payudara terasa nyeri, berbagai nyeri tubuh, nafsu
makan terganggu, mual, muntah, sembelit atau diare, dan peningkatan buang air kecil, sedangkan gejala
psikologisya meliputi gangguan suasana hati, seperti cemas, depresi, dan mudah tersinggung.

Meskipun diagnosisnya didasarkan pada riwayat, gejala, dan pemeriksaan fisik pasien, pengobatannya bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup melalui pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid, kontrasepsi hormonal,
dan/atau penggunaan alat bantu non-farmakologis (misalnya, aplikasi topikal panas dan olahraga).

Pasien harus dipantau untuk mengukur respons mereka terhadap pengobatan, menilai kepatuhan mereka, mengamati
efek samping yang mungkin terjadi, dan melakukan penyelidikan lebih lanjut, jika diperlukan.

Kata kunci: Dismenore; Ulasan; Diagnosis: Terapi: Agen Anti-Inflamasi Non-Steroid; Kontrasepsi Oral Kombinasi
Pendahuluan ●

Kurang terdiagnosis
Kebanykan wanita
Gangguan ginekologi yang tidak mencari
paling umum pada wanita pertolongan medis
usia subur

Kram spasmodik dan nyeri


perut bagian bawah yang
Sesuai patofisiologinya; dimulai sesaat sebelum atau
Dismenore dismenore primer (DP) dan pada saat menstruasi tanpa
Kram menstruasi yang dismenore sekunder (DS) adanya kelainan panggul.
terasa nyeri pada uterus.

Pola nyeri jelas dan siklik, Salah satu keluhan yang


biasanya parah pada hari paling sering terjadi pada Onset terutama terjadi pada
wanita muda dan dewasa masa remaja dalam waktu 6-
pertama menstruasi dan
24 bulan setelah menstruasi
berlangsung hingga 72
jam
Pendahuluan
Penyedia layanan kesehatan
Memalukan dan tabu
primer

Meskipun prevalensinya tinggi dan Umumnya menemui perempuan dengan keluhan


berdampak pada aktivitas sehari-hari, dismenore → berperan mendiagnosis,
namun sering kali tidak ditangani secara mengedukasi, meyakinkan, dan memberikan terapi
memadai dan bahkan diabaikan, karena yang diperlukan untuk mengoptimalkan hasil
banyak perempuan muda lebih memilih pengobatan DP.
diam, tanpa mencari pertolongan medis.
Tinjauan ini bertujuan untuk menyediakan penyedia
Juga menganggap rasa sakit sebagai respon layanan kesehatan primer, dengan perspektif berbasis
yang tidak terelakkan terhadap menstruasi bukti yang diperbarui mengenai diagnosis dan
yang harus ditoleransi. modalitas pengobatan yang direkomendasikan untuk
penanganan DP.
Dismenore Sekunder

A Berasal dari kelainan patologis.

Nyeri yang berbeda atau konstan,


B tidak selalu terjadi saat menstruasi,
biasanya pada wanita yang lebih tua
(>24 tahun) tanpa riwayat dismenore.

C Gejala klinis: uterus yang besar, nyeri


saat berhubungan seksual, dan
Endometriosis • Penyebab paling umum.
• Diagnosis, pengobatan
resistensi terhadap pengobatan yang → ditentukan
efektif. berdasarkan patologi
pelvik yang mendasari.
Epidemiologi
Prevalensi DP diseluruh dunia
→ 45% - 95% (wanita usia
reproduksi), 25% - 29%
mengalami nyeri parah.

Variasi angka → perbedaan


metodologi untuk menilai DP
(populasi yang dipilih, kel.usia,
etnis, dan perbedaan persepsi
nyeri).

Prevalensi yang lebih besar


(70% - 90%) → perempuan
muda (< 24 thn).
Dampak pada kualitas hidup
Penelitian sebelumnya di AS → DP dianggap sebagai salah satu
Selain kesehatan fisik, penyebab utama ketidakhadiran di sekolah atau tempat kerja, yang
dismenore juga mengganggu mengakibatkan hilangnya 600 juta jam per tahun, dengan kerugian
kualitas hidup dan produktivitas tahunan sebesar 2 miliar dolar. Selama periode menstruasi,
dari perempuan muda. kehadiran di kelas dilaporkan menurun 29% hingga 50%.

Palestina Hong Kong Turki


Lebih dari setengah mahasiswi Wanita muda dengan DP Persepsi kualitas hidup yang
dengan dismenore cenderung memiliki skor kualitas hidup lebih rendah daripada wanita
membolos kuliah karena nyeri terendah dalam domain nyeri. dewasa
haid.
Patofisiologi ↓ Progesteron →
peluruhan endometrium, Prostaglandin →
perdarahan menstruasi, hipersensitivitas
Progesteron mencapai pelepasan enzim lisosom serabut nyeri → kram
puncaknya pada fase → produski menstruasi, dan
luteal. prostaglandin intensitas nyeri

01 02 03 04 05
Pe↑ sekresi PGF2α
Tidak terjadi pembuahan dan PGE2 dalam
→ degenerasi korpus uterus selama
luteum → Progesteron ↓ peluruhan
endometrium
Gejala sistemik

Karakteristik dan gejala Sakit kepala, lesu,


kelelahan, mengantuk/tidak
bisa tidus, payudara terasa
01 sakit, perut bawah tidak
Nyeri perut bagian 04
nyaman, sakit punggung,
bawah/panggul 1-2
lutut dan paha bagian dalam
hari sebelum/setelah
terasa nyeri, mialgia,
haid (8-72 jam)
atralgia, dan kaki bengkak.
Gejala umum →
gejala fisik dan Gejala GIT
psikologis Pe↑/pe↓ nafsu makan, mual,
muntah, dan kembung
Gejala fisik yang 02
05 Gejala eliminasi
sering dialami; gejala
Sembelit, diare, sering
sistemik, gejala GIT, 03 buang air kecil, dan
dan yang
berkeringat
berhubungan dengan Gejala psikolgis
eliminasi 06
Kecemasan, depresi,
iritabilitas, dan gugup
Diagnosis Perempuan dengan gejala khas DP dapat didiagnosis
hanya berdasarkan informasi medis, tanpa
pemeriksaan fisik atau pelvik, pengobatan empiris,
• Usia menarke termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
dan/atau kontrasepsi oral harus dimulai.
• Keteraturan dan durasi perdarahan Wanita yang aktif secara seksual yang mengalami
menstruasi
gejala penyakit menular seksual atau penyakit radang
• Keputihan yang tidak normal pelvik, atau mereka yang mengalami dismenore yang
Anamnesi parah → Pemeriksaan panggul
s
• Lokasi nyeri
DS dicurigai → timbulnya dismenore yang segera atau
• Gejala sistemik yang terkait
tidak segera setelah menarke; gejala yang parah yang
• Aktivitas seksual dan riwayat penyakit berhubungan dengan perdarahan menstruasi yang tidak
menular seksual normal; ketidakteraturan dan perburukan gejala;
dispareunia, riwayat keluarga dengan endometriosis;
atau kegagalan respons terapi konvensional →
Pemeriksaan pelvik, USG, MRI
Algoritma diagnosis dan
pengobatan dismenore primer
(DP).
Pengobatan

Memberikan pereda Meningkatkan kualitas Mengurangi


nyeri yang memadai hidup ketidakhadir-an di
tempat kerja dan
akademis
Pengobatan
• American Academy of Family Physicians didukung oleh American College of
Obstetricians and Gynecologists dan the Society of Obstetricians and Gynecologists
of Canada → Terapi empirik lini pertama NSAID dan kontrasepsi hormonal.
• Jika pengobatan dengan satu modalitas gagal atau terbukti tidak memadai setelah
jangka waktu 3 hingga 6 bulan, kepatuhan pasien terhadap terapi harus dinilai
sebelum beralih ke modalitas lainnya.
• Kombinasi NSAID dan kontrasepsi hormonal dapat dilakukan, hanya jika pasien
tetap bergejala dengan salah satu golongan obat saja.
Terapi Farmakologis
NSAID
• NSAID → Landasan dalam pengelolaan dismenore, karena menghambat aksi
COX sehingga menghambat produski prostaglandin.
• Berdasarkan bukti yang ada, tidak ada formulasi NSAID tertentu yang lebih
unggul daripada yang lain, tetapi berbagai NSAID memiliki kemanjuran dan
keamanan yang sebanding dalam mengelola DP.

• Tinjauan sistemik terhadap 80 uji coba terkontrol, 5.820 perempuan untuk menentukan
kemanjuran dan keamanan NSAID pada DP.
• Disimpulkan bahwa NSAID 4.5 kali lebih efektif daripada placebo untuk meredakan nyeri,
lebih dari dua kali lebih efektif daripada paracetamol, dan tidak lebih unggul dalam
meredakan nyeri.
Terapi Farmakologis
NSAID
• NSAID dikaitkan dengan efek samping, termasuk efek GIT dan efek neurologis.
• Kemanjuran dan keamanan pengobatan yang tepat waktu →
1. NSAID dimulai 1-2 hari sebelum menstruasi diperkirakan
2. Diberikan bersama makanan untuk meng(-) efek GIT
3. Pengaturan dosis yang teratur dan dilanjutkan 2-3 hari pertama perdarahan

• Jika pasien tidak membaik dengan NSAID tertentu, penggantiannya dengan NSAID dari kelas
yang berbeda merupakan pilihan terapi alternatif.
• Meskipun sebagian besar perempuan berespon dengan baik terhadap terapi NSAID,
dilaporkan bahwa 18% tidak merespon secara memadai terhadapnya.
• Wanita yang tidak responsif terhadap NSAID dapat dialihkan ke pengobatan berbasis hormon
dan/atau terapi non-farmakologis.
Terapi Farmakologis
Kontrasepsi hormonal
• Kontrasepsi hormonal → Lini pertama untuk dismenore, kecuali jika ada
kontrasepsi.
• Biasanya direkomendasikan untuk wanita dismenore yang membutuhkan
kontrasepsi, yang penggunaan kontrasepsinya dapat diterima, atau bagi mereka
yang tidak dapat mentoleransi atau tidak responsif terhadap NSAID.

• Kontrasepsi hormonal terbukti dapat menekan ovulasi dan proliferase endometrium, sehingga
menghalangi produksi progesterone.
• Terapi hormonal yang digunakan dalam menangani DP meliputi metode seperti kontrasepsi
oral kombinasi (KOK), kontrasepsi transdermal patch atau cincin vagina, sistem intrauterine
levonorgestrel, dan subkutan depot medroksiprogesteron asetat.
Terapi Farmakologis
Kontrasepsi hormonal
• Kontrasepsi oral kombinasi dengan estrogen-progestron → Metode paling umum
digunakan oleh wanita dismenore.
• Dalam sebuah studi epidemiologi longitudinal, kontrasepsi oral kombinasi
terbukti secara signifikan menurunkan tingkat keparahan DP.

• Namun, tingkat penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dalam kelompok perempuan


dismenore belum diketahui, meskipun sebuah penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
perempuan menggunakan kontrasepsi oral kombinasi untuk pencegahan kehamilan, dan hanya
14% yang menggunakannya untuk alasan non-kontrasepsi, termasuk jerawat, serta prima dan
DP.
Terapi Farmakologis
Asetaminofen (Paracetamol)
• Asetaminofen → analgesik farmakologis untuk pasien dismenore yang tidak
menginginkan kontrasepsi hormonal dan tidak dapat menoleransi NSAID untuk
efek samping gangguan GIT.
• Beberapa penelitian yang mempelajari keefektifan berbagai terapi dalam
pengelolaan DP telah mengungkapkan bahwa asetaminofen memiliki
kemanjuran yang lebih rendah dibandingkan dengan NSAID dan kontrasepsi
hormonal. Oleh karena itu, obat ini hanya disukai untuk nyeri dismenore yang
ringan hingga sedang.
Terapi Non-Farmakologis
Intervensi non-farmakologis → hal umum di kalangan wanita dismenore.
• Sebuah meta analisis : 12.526 wanita dismenore, didapatkan 51.8%
menggunakan intervensi non-farmakologis untuk mengatasi nyeri haid.
• Beberapa intervensi non-farmakologis direkomendasikan, hanya dapat
digunakan sebagai terapi alternatif atau dikombinasikan dengan NSAID
atau kontrasepsi oral kombinasi.
Intervensi non-farmakologis → masih kontroversial
• Aplikasi heat topical (topikal panas) dan latihan fisik terbukti secara signifikan
mengurangi nyeri haid, dan efektivitasnya sebanding dengan NSAID.
• Penggunaan bantal pemanas dan latihan fisik secara teratur, baik sebagai terapi
alternatif atau terapi pelengkap telah terbukti efektivitasnya, jarang
menimbulkan efek sampung, dan biaya rendah.
• Suplemen makanan (seperti vit.B, D, dan E, atau omega-3), akupuntur, yoga,
pijat, dan pengobatan herbal, tidak ada bukti yang cukup untuk keefetivitasan
penggunaannya.
Transcutaneous electrical nerve
stimulation (TENS)

Perangkat portable kecil Dua mekanisme ; TENS terutama terdiri dari Beberapa penelitian telah
yang dioperasikan dengan 1) Peningkatan ambang TENS frekuensi tinggi mengonfirmasi keefektifan
baterai yang ditempelkan sensorik nyeri uterus (<50 Hz) atau TENS dan keamanan TENS pada
pada permukaan kulit 2) Induksi pelepasan frekuensi rendah (2-5 Hz). DP,→ direkomendasikan
pelvik melalui elektroda endorfin oleh saraf tepi sebagai terapi tambahan
perekat yang yang melakibatkan atau terapi alternatif.
menghantarkan arus listrik. pelemahan nyeri.

• Ketidaknyamanan dan efek samping yang minimal : Pasien mungkin mengalami kekencangan atau getaran otot, parestesia
yang tidak nyeri pada dermatom nyeri, serta sedikit kemerahan pada kulit setelah penggunaannya.
• Efek samping yang tidak dilaporkan termasuk peningkatan aliran darah menstruasi.
Intervensi
Bedah
• Intervensi bedah → kasus yang jarang terjadi (pasien dengan dismenore
berat), yang tidak merespon modalitas pengobatan konvensional.

1. LUNA (Laparoscopic uterosacral nerve ablation)


2. PSN (Presacrak neurectomy)
3. Histerektomi

• LUNA dan PSN → tidak ada bukti cukup untuk memastikan kemanjuran
dan keamanan intervensi ini, maka tidak direkomendasikan.
• Histerektomi → pilihan terakhir pada kasus-kasus berat yang refrakter,
tapi harus dihindari pada remaja dan wanita muda, dan mereka yang ingin
hamil.
Follow Up
Respon terhadap pengobatan empiris untuk DP harus
dipantau. Baik skala penilaian analog visual maupun
numerik dianggap sebagai alat yang dapat diandalkan,
valid, dan sederhana untuk menilai tingkat keparahan
dismenore pada presentasi awal serta tahap respon
pengobatan. Perempuan yang tidak atau kurang mengalami
perbaikan klinis setelah 6 bulan pengobatan empiris harus
dinilai kepatuhannya terhadap terapi dan pemberian
rejimen. Untuk pasien yang gejalanya tetap ada meskipun
sudah patuh, evaluasi ginekologi lebih lanjut dianjurkan.
Hal ini dapat mencakup laparoskopi uterus diagnostik atau
MRI untuk memeriksa penyebab sekunder dari dismenore.
Kesimpulan
DP adalah gangguan yang umum terjadi pada
wanita usia reproduksi, yang mungkin kurang
terdiagnosis atau tidak ditangani secara memadai,
karena berbagai pertimbangan mulai dari yang
bersifat sekunder hingga kultural. Kondisi ini
berdampak negatif pada kualitas hidup, yang
menyebabkan penurunan kehadiran di tempat
kerja dan sekolah, karena berbagai macam gejala
fisik dan psikologis. Pengobatan kondisi ini
terutama didasarkan pada pereda nyeri baik
secara farmakologis maupun dengan
menggunakan modalitas alternatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai