Anda di halaman 1dari 15

DISMENOREA

DEFINISI
• Dismenore adalah perasaan nyeri
pada waktu haid dapat berupa
kram ringan pada bagian
kemaluan sampai terjadi
gangguan dalam tugas sehari-hari.

• Dismenore (nyeri haid)


merupakan gejala yang timbul
menjelang dan selama mentruasi
ditandai dengan gejala kram pada
abdomen bagian bawah
(Djuanda, Adhi.dkk,2008).
KLASIFIKASI
Dismenore Primer Dismenore Sekunder
• Nyeri yang dirasakan • Nyeri yang terjadi di luar
biasanya berada pada siklus menstruasi yang
panggul yang dirasakan diakibatkan faktor lain
selama menstruasi. selain prostaglandin alami.
• Umumnya terjadi pada Biasanya terjadi sebelum
remaja yang baru menstruasi dimulai. Anda
mengalami menstruasi. akan merasakan nyeri yang
Selain itu, seiring nya semakin luar biasa selama
bertambah usia akan haid dan akan menghilang
semakin berkurang. setelah selesai menstruasi.
Etiologi Laurel D Edmundson (2006)
1.Faktor Risiko Dismenorea Primer:
Penyebab Dismenorea Primer a. Usia saat menstruasi pertama <12
•Faktor endokrin tahun
b. Nulliparity (belum pernah melahirkan
•Kelainan organic anak)
•Faktor kejiwaan atau gangguan c. Haid memanjang (heavy or prolonged
psikis menstrual flow)
d. Merokok
•Faktor konstitusi
e. Riwayat keluarga positif
•Faktor alergi f. Kegemukan
2. Faktor Risiko Dismenorea Sekunder:
Menurut Harlow (1996), a. Endometriosis
1. Menstruasi pertama pada usia amat b. Adenomyosis
dini (earlier age at menarche) c. Leiomyomata (fibroid)
2. Periode menstruasi yang lama (long d. Intrauterine device (IUD)
e. Pelvic inflammatory disease
menstrual periods) f. Kanker endometrium (endometrial
3. Aliran menstruasi yang hebat (heavy carcinoma)
menstrual flow) g. Kista ovarium (ovarian cysts)
4. Merokok (smoking) h. Congenital pelvic malformationsi.
5. Riwayat keluarga yang positif (positive i. Cervical stenosis
family history)
Patofisiologi

Dismenorea Primer (primary


dysmenorrhea)
Biasanya terjadi dalam 6-12 bulan
pertama setelah menarche (haid pertama)
segera setelah siklus ovulasi teratur • Dismenorea Sekunder
(regular ovulatory cycle) (secondary dysmenorrhea)
ditetapkan/ditentukan.
Dapat terjadi kapan saja setelah
menarche (haid pertama),
namun paling sering muncul di
usia 20-an atau 30-an, setelah
tahun-tahun normal, siklus
tanpa nyeri
Manifestasi Klinis
Menurut Arif Mansjoer (2000 : 373)

Dimenore primer Dismenore sekunder

 Usia lebih muda, maksimal usia 15-25 tahun  Usia lebih tua, jarang sebelum usia 25
 Timbul setelah terjadinya siklus haid yang tahun
teratur  Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus
 Sering terjadi pada nulipara haid teratur
 Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan  Tidak berhubngan dengan siklus paritas
spastic
 Nyeri sering terasa terus menerus dan
 Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat
tumpul
pada hari pertama atau kedua haid
 Nyeri dimulai saat haid dan meningkat
 Tidak dijumpai keadaan patologi pelvic
bersamaan dengan keluarnya darah
 Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik
 Berhubungan dengan kelainan pelvic
  Sering memberikan respon terhadap
pengobatan medikamentosa  Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi
  Pemeriksaan pelvik normal  Seringkali memerlukan tindakan operatif
 Sering disertai nausea, muntah, diare,  Terdapat kelainan pelvik
kelelahan, nyeri kepala
Pemeriksaan Penunjang

– Cervical culture untuk menyingkirkan sexually transmitted diseases.  


– Hitung leukosit untuk menyingkirkan infeksi.
– Kadar human chorionic gonadotropin untuk menyingkirkan kehamilan
ektopik.
– Sedimentation rate.
– Cancer antigen 125 (CA-125) assay: ini memiliki nilai klinis yang terbatas
dalam mengevaluasi wanita dengan dismenorea karena nilai prediktif
negatifnya yang relatif rendah.
– Laparoscopy
– Hysteroscopy 
– Dilatation
– Curettage
– Biopsi Endomentrium
Penatalaksanaan
Keperawatan
• Kompres bagian bawah abdomen dengan botol berisi air Cara mengurangi nyeri pada
panas atau bantal pemanas khusus untuk meredakan
nyeri penderita gangguan
• Minum banyak air, hindari konsumsi garam dan
minuman yang berkafein untuk mencegah menstruasi (dismenore)
pembengkakan dan retensi air
• Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu yaitu:
mengurasi dismenore karena akan memicu keluarnya
hormon endorfin yang dinilai sebagai pembunuh alamiah
untuk rasa nyeri
• Olahraga
• Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat besi,
kalsium, dan vitamin B kompleks. Jangan mengurangi
• Berendam
• Istirahat cukup
jadwal makan
• Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan
nyeri
• Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stres, misalnya • Relaksasi
pijat,yoga, atau meditasi, untuk membantu
meminimalkan rasa nyeri
• Pada saat berbaring terlentang, tinggikan posisi pinggul
melebihi posisi bahu untuk  membantu meredakan
gejala dismenore
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
• Biodata
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
• Keluhan utama  :
Merasakan nyeri yang berlebihan ketika haid pada bagian perut disertai dengan
mual muntah, pusing dan merasakan badan lemas.
• Riwayat haid
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
• Riwayat Obstetris
Berapa kali dilakukan pemeriksaan, hasil laboraturium : USG , darah, urine,
keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang diperoleh.
Diagnosa keperawatan
• Nyeri
• Intoleransi Aktivitas
• Ansietas
Dx : nyeri
INTERVENSI
1. Manajemen Nyeri :
Meringankan atau mengurangi
nyeri sampai pada tingkat
TUJUAN DAN KH kenyamanan yang dapat
Setelah dilakukan keperawatan selama .... diterima oleh pasien
masalah nyeri teratasi, dengan Criteria 2. Pemberian Analgesik :
hasil : Penggunaan agens farmakologis
1. Tingkat Kenyamanan : Tingkat Persepsi untuk meredakan atau
positif terhadap kemudahan fisik dan menghilangkan nyeri
psikologis 3. Peningkatan Koping :
2. Pengendalian Nyeri : Tindakan individu Membantu pasien untuk
untuk mengendalikan nyeri beradaptasi dengan persepsi
3. Tingkat Nyeri : Keparahann nyeri yang stressor, perubahan, atau
dapat diamati atau dilaporkan ancaman yang menghambat
pemenuhan tuntutan dan peran
hidup.
Dx : intoleransi aktivitas
TUJUAN DAN KH INTERVENSI
Setelah melakukan keperawatan ..... jam 1. Toleransi Aktifitas : Respon fisiologis
masalah Klien mampu beraktivitas terhadap gerakan yang memakan
mandiri energi dalam aktivitas sehari-hari
1. Berpartisipasi pada aktivitas yang 2. Kebugaran fisik: Pelaksanaan
diinginkan, memenuhi kebutuhan aktivitas fisik yang penuh vitalitas
perawatan diri sendiri 3. Manajemen Energi : Atur
2. Mencapai peningkatan toleransi penggunaan energi untuk mengatasi
aktivitas yang dapat diukur. atau mencegah kelelahan dan
3. Mentoleransi aktivitas yang biasa mengoptimalkan fungsi
dilakukan , yang dibuktikan oleh
toleransi aktivitas
Dx: ansietas
INTERVENSI
1. Penurunan Ansietas :
TUJUAN DAN KH Meminimalkan kekhawatiran,
Setelah melakukan perasaan tidak tenang yang
keperawatan ..... jam berhubungan dengan sumber
masalah Ansietas teratasi bahaya.
Dengan Kriteria Hasil : 2. Peningkatan Koping :
Ansietas berkurang, Membantu pasien untuk
dibuktikan oleh bukti beradaptasi dengan persepsi
Tingkat Ansietas hanya stressor
ringan sampai sedang, dan 3. Dukungan Emosi :
selalu menunjukkan Memberikan penenangan,
Pengendalian-Diri terhadap penerimaan, dan bantuan/
Ansietas, Konsentrasi, dan dukungan selama masa stres.
koping  
Kolaboratif : Berikan obat untuk
menurunkan ansietas, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai